(suatu referensi) Hari ini Gereja mulai merayakan minggu Trinitas.Perayaan ini dimulai pada minggu I sesudah Pentakosta untuk menyaksikan Allah Tritunggal:Bapa,Anak dan Roh Kudus.Majelis Sinode menetapkan tema untuk perayaan minggu Trinitas I hari ini adalah:menyaksikan Yesus sebagai sumber hidup.Tema ini akan menuntun kita dalam merenungkan I Yoh 5:6-12.Dalam perkpektif biologis manusia dikatakan hidup jika manusia bernafas sedangkan menurut pandangan sosiologis manusia dikatakan hidup kalau berinteraksi dan berelasi dengan sesama. Dalam pandangan teologis,tidak cukup untuk dikatakan bahwa manusia yang bernafas dan berinteraksi adalah sosok yang hidup.Menurut Alkitab manusia yang hidup adalah manusia yang memiliki Yesus.Dengan memiliki Yesus membuat kita memiliki hidup yang kekal.Yesus adalah sumber dan tujuan hidup kita Dalam teks kita dikatakan bahwa barang siapa memiliki Yesus,ia memiliki hidup sebaliknya barang siapa tidak memiliki Yesus,ia tidak memiliki hidup (ay.12).Ini mau menegaskan bahwa diluar Yesus tidak ada hidup.Hidup itu hanya ada di dalam Dia.Kita hidup karena kita memiliki Yesus.Yesus tidak boleh hanya menjadi milik pribadi kita dalam tugas dan aktivitas bersama orang lain.Kita harus mampu memberi kesaksian kepada dunia tentang Yesus Anak Allah yang hidup. Yesus yang hidup datang dengan air dan darah perlu disaksikan kepada yang lain dalam aktivitas keseharian kita.Kata air menunjuk pada dua hal:Pertama,Yesus sebagai sumber kehidupan dan kedua air mengacu pada baptisan.Dalam percakapan-Nya dengan perempuan Samaria di sumur Yakub perempuan itu menyebut Yesus sebagai air hidup (Yoh 4:11b),sebaliknya Yesus menegaskan kepada perempuan itu bahwa barang siapa minum air yang Ku-diberikan kepadanya ia tidak akan haus untuk selama-lamanya(Yoh 4:14).Air menunjuk pada baptisan.Yesus dibaptis bukan karena Ia berdosa.Yesus dibaptis karena Ia ingin menyamakan diri-Nya dengan manusia berdosa secara utuh.Jadi Yesus adalah air kehidupan yang ingin menyamakan diri dengan manusia berdosa walau Ia sendiri tidak berdosa untuk menyelamatkan manusia dari kutuk dosa dan maut.Ia solider dengan kondisi manusia supaya dapat menyelamatkan manusia.Kata darah menunjuk pada kehidupan.Yesus mencurahkan darah-Nya atau hidup-Nya,supaya kita yang percaya kepada-Nya memperoleh hidup yang kekal. Kita harus bersaksi kepada dunia bahwa Yesus telah datang dengan air dan darah sebagai lambang kehidupan.Kesaksian kita didasari pada otoritas Roh Allah yang menjadi kebenaran kesaksian tentang Anak Allah.Kesaksian kita menjadi kuat dan benar,karena Allah yang lebih dahulu bersaksi tentang Yesus bahwa Ia adalah hidup itu sendiri.Tugas dan tanggung jawab kita sebagi orang yang telah memiliki hidup dalam Kristus adalah terus bersaksi bahwa Allah telah mengaruniakan hidup kekal kepada kita dan hidup itu ada di dalam Anak-Nya Yesus Kristus. Merenungkan firman Tuhan ini maka dengan tegas kita katakan bahwa apa pun yang kita kerjakan,jadikan itu sebagai kesaksian hidup kita kepada dunia.Kita harus selalu menjadi saluran berkat,teladan,garam dan terang,supaya dunia melihat dan memahami Allah sebagai Bapa kita. Jangan kita menjadi batu sandungan dan membawa malapetaka bagi yang lain,sebab kita memiliki tugas untuk bersaksi tentang Yesus Anak Allah.Kita harus bersaksi kepada yang lain bahwa Yesus adalah sumber hidup kita bukan hanya di dunia ini tetapi Ia adalah sumber kehidupan abadi.Di dalam Dia ada hidup kekal (Yoh 3:16).Allah mengaruniakan hidup yang kekal kepada kita dan hidup kekal itu ada di dalam Anak-Nya (ay.11b-12).Itulah kesaksian tentang Yesus yang telah disampaikan oleh Yohanes kepada kita.Kita wajib meneruskan kesaksian itu.Menurut Yohanes Yesus adalah Tuhan.Kesaksian yang Yohanes bukan pada apa yang Yesus lakukan tetapi kesaksiannya diarahkan pada siapakah Yesus itu?Menurut Alkitab Yesus adalah Allah yang memberi jaminan keselamatan karena Dia adalah keselamatan itu sendiri.Yesus adalah satu- satunnya jalan kebenaran dan hidup,tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa kalau tidak melalui-Nya (Yoh 14:6).Itu berarti tidak ada kehidupan kekal di luar Yesus.Hidup kekal bukan hanya pada masa kini,pada masa depan,bukan juga hanya pada hari tua tetapi hidup kekal itu sampai kehidupan setelah kematian.Banyak orang ingin memiliki hidup kekal tetapi apakah mereka mau hidup dalam Yesus atau tidak?Zaman sekarang,banyak orang merasa nyaman dan aman dengan apa yang dimilikikekuasaan, kekayaan,pekerjaan,makan minum dan lain sebagainya. Ada yang berpikir asal bisa makan tiap hari itu sudah cukup.Asal kenyang maka pikiran tenang. Hidup bukan hanya soal kenyang dan tenang tapi juga soal iman.Ada yang berpikir merasa nyaman dan aman karena kekuasaan,kekayaan dan sederet prestasi.Hidup yang kekal bukan hanya soal mempunyai tapi juga soal memberi arti dan makna bagi hidup itu sendiri. Banyak orang yang mengejar kekayaan,kekuasaan,pangkat dan kedudukan,masa depan dan berbagai jaminan dunia lainnya lalu melupakan Tuhan yang memberi jaminan kehidupan yang kekal.Pertanyaan penting bagi kita adalah:Siapakah Yesus bagi hidup kita?Apakah Dia adalah jaminan hidup kita ataukah Yesus hanya seperti pemamdam kebakaran yang kita butuhkan saat ada kebakaran atau saat dibutuhkan.Orang percaya membutuhkan Yesus setiap saat baik dalam keadaan senang maupun keadaan susah.Yesus tidak dapat kita pisahkan dari hidup kita dalam segala keadaan hidup.Penyertaan dan kasih-Nya sempurna bagi kita. Ada kisah pilu raja Alexander Agung saat dalam keadaan kritis dan hampir meninggal dunia. Ia berkata kepada dokter pribadi yang merawatnya:Ambillah setengah dari kekayaanku jika dokter dapat mengantarku untuk menemui ibuku sebentar saja.Dokter menjawab,jangankan separuh, seluruh kekayaan baginda raja diberikan kepada hamba semua,hamba tidak dapat menambah satu tarikan nafas bagi tuan rajaku.Mendengar jawaban itu,air mata raja berlinang sambil berkata: seandainya saya tahu begitu berharganya satu tarikan nafas,maka saya tidak akan menyia-nyiakan waktu untuk hanya mengejar kekuasaan dan kekayaan karena kekuasaan dan kekayaan tidak menjamin hidup kekal saya.Kemudian raja berpesan,nanti waktu saya mangkat dan diarak menuju tempat penguburan,jangan lupa kedua tangan saya dikeluarkan dari peti mati supaya setiap rakyat dapat melihat bahwa Alexander Agung yang hebat,yang mampu menguasai wilayah tersebesar sepanjang sejarah manusia ternyata harus “pulang” dengan tangan kosong.Tidak membawa apa- apa saat mati dan pulang dengan tangan hampa sudah disaksikan Ayub jauh sebelum Alexander Agung hidup.Ayub berkata: “dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku,dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya.Terpujilah nama Tuhan (Ayub 1:21)”. Fokus hidup manusia umumnya diarahkan pada pencapaian atas kekayaan,kekuasaan, prestasi dan hal-hal yang menunjukkan eksistensi diri pada dunia.Kerapkali masyarakat lebih menghargai orang yang berprestasi,berhasil dalam kemampuan finansial dan menduduki jabatan penting dalam masyarakat.Kita boleh mengejar ambisi dan sesuatu yang ingin kita miliki di dunia ini asal saja tidak melupakan Tuhan pemberi hidup kekal.Yesus menderita, mati dan bangkit untuk menebus dosa-dosa kita dan membebaskan kita.Dengan begitu kita memiliki akses menuju surga rumah Bapa.Dalam Yesus jalan itu terbuka bagi kita. Orang yang percaya Yesus Kristus hidupnya berpusat pada Allah dan setia mengiring Yesus dan hidup seturut kehendak-Nya.Bersaksi tentang Dia bahwa di dalam Dia tersedia hidup kekal bagi yang percaya kepada-Nya.Hidup berpusat pada Allah berarti tidak mencari kepentingan diri sendiri dan tidak mencari kesenangan diri sendiri tetapi melakukan apa yang menyenangkan hati Tuhan.Hidup berpusat pada Kristus berarti rela diubah oleh Yesus dan rela menjadi apa saja yang Yesus mau atas diri kita.Kita harus taat dan tunduk pada apa yang menjadi kehendak Tuhan.Hidup berpusat pada Yesus berarti tidak berpikir bagaimana dunia melihat kita dalam melakukan pelayanan tapi bagaimana kita menyenangkan hati Tuhan dalam pelayanan.”Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku:Tuhan,Tuhan yang akan masuk surga,melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di surga (Mat 7:21)”.Allah Bapa,Anak dan Roh Kudus memberkati kita semua.