Anda di halaman 1dari 33

NASKAH PERBAIKAN SISTEM PERUBAHAN STATUS HUKUM ITB DALAM SUDUT PANDANG SISTEM ORGANISASI KEMAHASISWAAN ITB

Disusun oleh : Gilang Permata Khusuma (13708050 / Senator Teknik Material)

KOMISI PERBAIKAN SISTEM KONGRES KELUARGA MAHASISWA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG BANDUNG 2011

I. 1. 1.1. Latar belakang

PENDAHULUAN

Landasan Hukum Pengelolaan Perguruan Tinggi Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945) telah

mengamanatkan bahwa tujuan utama Pendidikan Nasional bukanlah semata-mata mentransfer ilmu pengetahuan dan teknologi, melainkan lebih dari itu tujuan utama pendidikan adalah mentransfer nilai-nilai luhur bangsa, menanamkan semangat kebangsaan, menanamkan identitas bangsa, dan melestarikan serta mengembangkan budaya bangsa. Sehingga pendidikan selalu dipandang sebagai salah satu tugas utama Negara selain kesehatan, pelayanan publik, dan penciptaan kesejahteraan umum. Peran pendidikan tinggi menjadi kunci bagi kemajuan bangsa melalui lulusannya yang berkarakter, cerdas, dan terampil memajukan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni menjadi sumber inovasi dan solusi bagi pertumbuhan dan pengembangan bangsa serta

mempertahankan pertumbuhan ekonominya. Perguruan tinggi perlu didorong untuk menjalankan peran kunci tersebut sehingga dapat secara optimal merespon perubahan dengan cepat dan dapat menggunakan sumberdayanya secara efisien dan efektif. Tidak dapat dipungkiri bahwa pendidikan merupakan isu sentral dalam mengantarkan perubahan sistem sosial masyarakat Indonesia menuju masyarakat pengetahuan yang maju, dan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi akan merupakan kata kunci untuk meningkatkan daya saing dalam interaksi global. Upaya yang sungguh-sungguh perlu dilakukan untuk membangun perguruan tinggi yang sehat, bermutu, mandiri, dan maju.

Demi Tuhan, Bangsa, dan Almamater

Page 2

1.2.

Pola pikir Kemahasiswaan Mahasiswa adalah bagian dari perguruan tinggi yang mempunyai karakter yang berbeda

dengan sivitas akademika lainnya dalam ITB. Satu hal yang menyamakan dari kesemuaanya adalah amamah yang diberikan dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi. Dalam proses pendidikan, mahasiswa tidak serta merta menjadi objek tetapi bersama-sama dengan sivitas akademika yang lain belajar dan mengembangkan dirinya. Semua proses yang diberikan diharapkan mampu mendukung terciptanya seorang insan akademis. Untuk memaksimalkan peran insan akademis tersebut maka dasar-dasar kebutuhan mahasiswa harus dipenuhi. Didasari kebutuhan mahasiswa yang beragam, dibutuhkan bentuk organisasi kemahasiswaan yang dapat menjawab kebutuhan tersebut. Mahasiswa tidak akan lepas kaitan kebutuhannya dengan institusi itu sendiri maka diperlukan suatu saran yang dapat menampung kepentingan berdasar kebutuhan mahasiswa.

2. 2.1.

Rumusan Masalah Sudut Pandang Mahasiswa terhadap Tata Kelola Perguruan Tinggi dalam Sistem

Pendidikan Nasional Pendidikan Tinggi adalah jenjang pendidikan pada jalur pendidikan formal setelah pendidikan menengah yang merupakan kesatuan upaya pembudayaan dan pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan pembelajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat, dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa, sehingga mampu menghasilkan sumber daya manusia yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, kompeten, dan berbudaya, serta mampu menghasilkan karya dalam bidang ilmu, teknologi, dan/atau seni yang
Demi Tuhan, Bangsa, dan Almamater Page 3

bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat, kemajuan bangsa dan Negara, peradaban, dan kemashlahatan umat manusia. Sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional diperlukan suatu tata kelola yang baik setelah UU BHP dibatalkan oleh keputusan Mahkamah Konstitusi. Atas dasar tersebut, dibentuk rancangan undang-undang perguruan tinggi yang mengatur tata kelola pendidikan tinggi. 2.2. Tinggi Sebagai bagian dari ITB mahasiswa diharapkan dapat berkontribusi sesuai dengan kemampuan, minat dan bakatnya. Maka dalam hal ini perlu pemahaman yang lebih tentang ruang lingkup mahasiswa secara keseluruhan dan hubungan yang mengatur didalamnya. Dengan jelasnya tiap definisi yang diberikan maka dalam pencapaian proses pendidikan mahasiswa dapat secara sadar mengembangkan dirinya demi terwujudnya insan akademis. Posisi, Potensi, dan Peran Mahasiswa sebagai Bagian Sivitas Akademika Perguruan

3. 3.1

Tujuan Perbaikan Sistem dalam Keluarga Mahasiswa ITB Setiap rumusan masalah memberikan dampak terhadap kemahasiwaan secara sistemik.

Melihat keadaan ini diperlukan suatu perbaikan sistem yang dapat menjawab masalah yang ada. 3.2 Pandangan Mahasiswa terhadap Tata Kelola ITB Sebagai bentuk kontribusi, mahasiswa peduli dengan keadaan ITB secara menyeluruh. Bentuk kepedulian ini diwujudkan dalam pandangan mahasiswa terkait tata kelola yang mampu menjawab permasalahan peruruan tinggi.
Demi Tuhan, Bangsa, dan Almamater Page 4

II. 1.

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG SEBAGAI BAGIAN SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL Sistem Pendidikan Nasional Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan merupakan usaha

agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran dan/atau cara lain yang dikenal dan diakui oleh masyarakat. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 31 ayat (1) menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak mendapat pendidikan, dan ayat (3) menegaskan bahwa Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang. Untuk itu, seluruh komponen bangsa wajib mencerdaskan kehidupan bangsa yang merupakan salah satu tujuan negara Indonesia. Maka pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Gerakan reformasi di Indonesia secara umum menuntut diterapkannya prinsip demokrasi, desentralisasi, keadilan, dan menjunjung tinggi hak asasi manusia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dalam hubungannya dengan pendidikan, prinsip-prinsip tersebut akan memberikan dampak yang mendasar pada kandungan, proses, dan manajemen sistem pendidikan. Selain itu, ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat dan memunculkan tuntutan baru dalam segala aspek kehidupan, termasuk dalam sistem pendidikan. Tuntutan tersebut menyangkut pembaharuan sistem pendidikan, di antaranya pembaharuan kurikulum,
Demi Tuhan, Bangsa, dan Almamater Page 5

yaitu diversifikasi kurikulum untuk melayani peserta didik dan potensi daerah yang beragam, diversifikasi jenis pendidikan yang dilakukan secara profesional, penyusunan standar kompetensi tamatan yang berlaku secara nasional dan daerah menyesuaikan dengan kondisi setempat; penyusunan standar kualifikasi pendidik yang sesuai dengan tuntutan pelaksanaan tugas secara profesional; penyusunan standar pendanaan pendidikan untuk setiap satuan pendidikan sesuai prinsip-prinsip pemerataan dan keadilan; pelaksanaan manajemen pendidikan berbasis sekolah dan otonomi perguruan tinggi; serta penyelenggaraan pendidikan dengan sistem terbuka dan multimakna. Pembaharuan sistem pendidikan juga meliputi penghapusan diskriminasi antara pendidikan yang dikelola pemerintah dan pendidikan yang dikelola masyarakat, serta pembedaan antara pendidikan keagamaan dan pendidikan umum. Pembaharuan sistem pendidikan nasional dilakukan untuk memperbaharui visi, misi, dan strategi pembangunan pendidikan nasional. Pendidikan nasional mempunyai visi terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah. Dengan visi pendidikan tersebut, pendidikan nasional mempunyai misi sebagai berikut: 1. mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang

bermutu bagi seluruh rakyat Indonesia; 2. membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara utuh sejak

usia dini sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat belajar; 3. meningkatkan kesiapan masukan dan kualitas proses pendidikan untuk mengoptimalkan

pembentukan kepribadian yang bermoral;


Demi Tuhan, Bangsa, dan Almamater Page 6

4.

meningkatkan keprofesionalan dan akuntabilitas lembaga pendidikan sebagai pusat

pembudayaan ilmu pengetahuan, keterampilan, pengalaman, sikap, dan nilai berdasarkan standar nasional dan global; dan 5. memberdayakan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan

berdasarkan prinsip otonomi dalam konteks Negara Kesatuan RI. Berdasarkan visi dan misi pendidikan nasional tersebut, pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 2. Visi dan Misi ITB Insitut Teknologi Bandung sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional mempunyai visi sebagai arah masa depan yang diharapkan memberikan arti dan dampak kepada seluruh anggota ITB dan memberikan rasa bangga, menumbuhkan semangat untuk meraih sesuatu yang lebih besar dan lebih bermakna berdasarkan kondisi bangsa. Visi itu adalah menjadi Perguruan Tinggi yang unggul, bermartabat, mandiri, dan diakui dunia serta memandu perubahan yang mampu meningkatkan kesejahteraan bangsa Indonesia dan dunia. Memperhatikan visi ITB seperti diuraikan di atas dan mandat yang diembannya untuk melaksanakan tri darma perguruan tinggi, dan juga memperhatikan tuntutan pemanfaatan aspek inovasi, dan entrepreneurial masa mendatang serta tuntutan tatanan pengembangan SDM yang lebih terintegrasi, ITB merumuskan misinya sebagai berikut: Menciptakan, berbagi
Demi Tuhan, Bangsa, dan Almamater Page 7

dan menerapkan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan kemanusiaan serta menghasilkan sumber daya insani yang unggul untuk menjadikan Indonesia dan dunia lebih baik. Di dalam nilai-nilai Visi dan Misi ITB harus mencerminkan kualitas yang berasal dari segala bentuk partisipasi aktif seluruh stakeholders institusi yang dapat menjamin terjadinya pengelolaan wawasan institusi pendidikan secara menyeluruh, berbasiskan nilai-nilai luhur yang harus dijunjung tinggi dengan memperhatikan budaya bangsa Indonesia. Inti nilai luhur berdasar Pembukaan UUD 1945 dan secara terintegrasi menyatu dengan Pancasila sebagai dasar Negara yaitu ber-Ketuhanan, berperikemanusiaan, berkebangsaannasionalistik, kerakyatan dan keadilan serta kesejahteraan sosial. Nilai-nilai luhur tersebut adalah menghayati, menjunjung tinggi dan mengamalkan nilai kemanusiaan bagi mencapai keunggulan potensial Indonesia Raya meliputi keunggulan natural, keunggulan kualitas manusia, keunggulan sosiokultural, keunggulan historis, keunggulan sistem kenegaraan Pancasila (NKRI) melalui pendidikan tinggi nasional. Melalui proses pendidikan tinggi di ITB dengan tridarma perguruan tinggi perwujudan nilai luhur pada hakekatnya memperhatikan hal-hal berikut: a. In harmonia progressio dengan semangat ingin maju dan mengutamakan moral dan etika. b. c. d. e. f. Menjaga aspek kolegial dan berkomitmen untuk prestasi unggul Memunculkan jiwa kepeloporan yang mencerminkan kebebasan berpikir Demokratisasi kebebasan akademik dengan integritas dan komitmen yang tinggi Berkeadilan Transparan dan akuntabel.
Page 8

Demi Tuhan, Bangsa, dan Almamater

Maka dalam rangka membentuk proses pendidikan sesuai dengan cita-cita bangsa maka ITB diharapkan mampu menampung kepentingan dari segenap lapisan masyarakat Indonesia, termasuk segenap masyarakat ITB yang ada. Dasar kepentingan tersebut direpresentasikan dalam suatu organ konsultatif tertinggi sebagai penentu arah kebijakan ITB. Peraturan Pemerintah Nomor 155 tahun 2000 menghasilkan suatu organ pengelolaan ITB dengan MWA sebagai lembaga yang menampung segala kepentingan tersebut. Pada tanggal 31 Maret 2010 Mahkamah Konstitusi melalui Putusan Nomor 11-14-21126-136/PUU-VII/2009 telah menyatakan bahwa Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2009 Tentang Badan Hukum Pendidikan tidak mengikat secara hukum. Putusan tersebut telah mengakibatkan ketiadaan ketentuan yang mengatur tentang penyelenggara dan tata kelola satuan pendidikan, karena pengaturan tentang hal tersebut telah diatur di dalam UndangUndang Nomor 9 Tahun 2009 Tentang Badan Hukum Pendidikan. Oleh karena itu, Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan yang ditetapkan pada tanggal 28 Januari 2010 tidak mengatur tentang penyelenggara dan tata kelola satuan pendidikan. Sementara itu, peraturan perundangan yang telah ada sebelum Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan yang mengatur penyelenggara dan tata kelola satuan pendidikan, telah dicabut oleh Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010. Sehubungan dengan hal tersebut, dan sebagai upaya untuk memberikan landasan hukum dalam pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan perlu diatur materi atau substansi mengenai tata kelola satuan pendidikan dalam Peraturan Pemerintah ini. Pengaturan mengenai tata kelola satuan pendidikan dalam Peraturan Pemerintah ini
Demi Tuhan, Bangsa, dan Almamater Page 9

dimaksudkan agar satuan pendidikan dapat tetap menjalankan kegiatannya, maka dipandang perlu untuk segera melakukan perubahan terhadap Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan berupa Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010. Segala bentuk peraturan yang telah dibuat diharapkan mampu mengoptimalkan proses pendidikan yang merepresentasikan kepentingan bangsa.

Demi Tuhan, Bangsa, dan Almamater

Page 10

III. 1.

KONSEPSI KELUARGA MAHASISWA ITB

Falsafah Dasar Organisasi Mahasiswa Pola pikir kemahasiswaan sebagai entitas yang ada dalam perguruan tetinggi adalah

membentuk insan akademis. Insan akademis yang dimaksud di sini adalah insan selalu mengembangkan diri sehingga menjadi generasi yang tanggap dan mampu menghadapi tantangan masa depan serta selalu mencari dan membela kebenaran ilmiah sebagai watak ilmu. Dengan selalu mengikuti watak ilmu ini maka insan akademis mengemban peran untuk selalu mengkritisi kondisi kehidupan masyarakatnya di masa kini dan selalu berupaya membentuk tatanan masyarakat masa depan yang benar dengan dasar kebenaran ilmiah. Selain itu pendidikan juga ditujukan untuk membantu mahasiswa menentukan visinya tentang tatanan masyarakat masa depan yang baik menurut kaidah ilmiah. Yang dimaksud visi insan akademis sebenarnya adalah pola pandang tentang bentuk atau tatanan seluruh aspek kehidupan masa depan yang baik dan benar menurut kaidah ilmiah. Sementara itu tantangan adalah tatanan kehidupan yang berkembang sekarang dan nanti yang harus ditanggapi. Oleh karena itu tujuan proses pendidikan adalah membantu dan memberi alat bagi mahasiswa untuk menghadapi fungsinya nanti. Pola pandang kemahasiswaan melihat tatanan masyarakat ideal dan bersifat universal sebagai bentuk tanggung jawab memberikan mahasiswa suatu rumusan tatanan kehidupan masyarakat masa depan yang ideal dan bersifat universal. Tatanan masyarakat masa depan yang ideal adalah tatanan masyarakat yang memiliki nilai partisipatif, aspiratif, mandiri, nonhegemonik, dan beretika. Artinya adalah : Setiap anggota masyarakat bersama-sama aktif menentukan perjalanan budaya sistem
Page 11

Demi Tuhan, Bangsa, dan Almamater

masyarakatnya. Setiap anggota masyarakat memiliki dan menjalankan kewajiban serta haknya secara proporsional dan mandiri sesuai dengan fungsi dan tanggung jawabnya dalam struktur masyarakat Setiap anggota masyarakat memiliki hubungan saling ketergantungan yang positif, tidak terdapat struktur subyek-obyek dalam tatanan masyarakat Roda aktivitas masyarakat selalu dilandasi oleh nilai etik yang disepakati bersama. Dengan nilai-nilai seperti di atas maka kehidupan ekonomi, politik, hukum, dan sebagainya akan berjalan bagus. Masyarakat seperti ini adalah masyarakat yang cerdas, kokoh, dan sangat tanggap serta adaptif terhadap setiap perubahan

sehingga mampu survive dalam segala kondisi. Untuk tetap menjamin keberadaan nilai-nilai di atas dalam kehidupan masyarakat maka perlu diberlakukan sistem demokrasi. Tatanan masyarakat seperti ini kita sebut sebagai tatanan masyarakat madani (civil society). Tantangan masa depan berawal dari Revolusi Informasi yang membuat sistem informasi tanpa batas muncul di dunia. Sistem informasi tanpa batas ini membawa akibat pada terbentuk tatanan komunitas masyarakat yang kita sebut sebagai tatanan desa global (Global Village), yang berarti sebagai tatanan dunia tanpa sekat. Proses yang berlangsung dari revolusi informasi sampai ke terbentuknya desa global ini biasa kita sebut sebagai proses globalisasi. Proses ini membawa implikasi nyata berupa : Kompetisi tinggi di segala bidang. Perubahan atau pergeseran budaya/nilai masyarakat yang ditandai oleh

Demi Tuhan, Bangsa, dan Almamater

Page 12

hancurnya institusi tradisional (pemerintahan, desa, kota, keluarga) dan munculnya institusi global berupa kapitalisme uang (finance kapitalism) sebagai kekuatan utama yang mendominasi seluruh gerak kehidupan. Untuk menjawab seluruh visi dan tantangan di atas, proses pendidikan harus mampu menghasilkan manusia yang tangguh menghadapi tantangan masa depan dan mampu mengupayakan terwujudnya visi masa depannya. Dari pola pikir diatas dibentuk suatu tujuan dari organisasi kemahasiswaan ITB sebagai bagian dari perguruan tinggi yang menjawab visi dan tantangan kehidupan bangsa, 1. Ikut serta mengusahakan tujuan pendidikan untuk membentuk sarjana yang berbudi pekerti, cakap, mandiri, berwawasan luas, demokratis, dan bertanggung jawab. 2. Memberikan dorongan kepada mahasiswa untuk menjadi pemimpin dan penggerak dalam kehidupanberbangsa. 3. 4. Ikut serta menyumbangkan karya dan pikiran dalam penataan kehidupan bangsa. Memupuk dan membina rasa persaudaraan dan kekeluargaan di lingkungan civitas akademika. 5. Mengusahakan kesejahteraan material dan spiritual serta memperjuangkan

kepentingan mahasiswa di lingkungan kampus.

2.

Kebutuhan Mahasiswa Mahasiswa merupakan salah satu komunitas kampus yang memiliki karakteristik

tersendiri. Keberadaannya di kampus tergabung dengan komponen masyarakat kampus lain, yaitu dosen dan karyawan, yang memiliki tugas dan peran tersendiri. Satu hal yang
Demi Tuhan, Bangsa, dan Almamater Page 13

menyatukan komponen-komponen itu sebagai civitas akademika adalah kesamaannya dalam mengemban misi Tridharma Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Sementara itu di sisi lain mahasiswa dalam identitas insan akademisnya dituntut untuk berperan dalam dua fungsi. Pertama, mahasiswa dituntut untuk terus berupaya mengembangkan diri menjadi lapisan masyarakat masa depan yang berkualitas atau dengan kata lain mahasiswa berfungsi sebagai calon sarjana. Kedua, dengan berlandaskan nilai ilmiah dan moralitas, mahasiswa dituntut untuk aktif bergerak ikut menata kehidupan bangsanya. Berangkat dari upaya untuk mewujudkan peran itu, tercipta berbagai kebutuhan dasar mahasiswa berupa pendidikan, kesejahteraan, dan aktualisasi. Kebutuhan dasar ini diperlukan untuk mengantar mahasiswa mewujudkan peran utuhnya. Kebutuhan mahasiswa memiliki banyak tingkatan. Ada yang merupakan kebutuhan invidual, kebutuhan sekelompok mahasiswa, dan ada juga yang merupakan kebutuhan seluruh mahasiswa. Seluruh kebutuhan itu harus terpenuhi. Kebutuhan yang bersifat individual pemenuhannya mungkin tidak perlu diorganisir, tetapi kebutuhan beberapa orang yang cukup besar memerlukan pengorganisasian, apalagi bila menyangkut kebutuhan seluruh mahasiswa. Untuk itu maka perlu adanya lembaga yang bertugas untuk memenuhi dan melaksanakan masing-masing tingkatan kebutuhan itu. Seluruh lembaga untuk pemenuhan kebutuhan mahasiswa harus terintegrasi secara utuh dan terkoordinasi dengan baik sehingga tidak terjadi tumpang-tindih dalam aktivitas pemenuhan kebutuhan mahasiswa. Tidak ada kebutuhan individual maupun kelompok yang dijalankan oleh lembaga sentral dan tidak ada kebutuhan yang merupakan kebutuhan seluruh mahasiswa yang dijalankan oleh himpunan maupun unit.
Demi Tuhan, Bangsa, dan Almamater Page 14

Hal ini diperlukan untuk menghindari inefisiensi. Perlunya koordinasi tugas dan wewenang melahirkan konsekuensi logis bahwa harus terkait satu sama lain secara utuh.

3.

Posisi Organisasi Mahasiswa dalam Sistem ITB Organisasi kemahasiswaan ITB berada di dalam sistem ITB, akan tetapi secara struktural

tidak berada di bawah rektor dan memiliki otonomi penuh untuk menentukan kehidupan organisasinya. Di sisi lain, organisasi mahasiswa mengakui bahwa rektor adalah pemimpin sistem ITB. Keseluruhan pernyataan ini memberi arti bahwa organisasi kemahasiswaan merupakan bagian dari masyarakat kampus yang demokratis, yang masing-masing memiliki wewenang penuh untuk menjalankan aktivitasnya di dalam fungsi dan bidang masing-masing. Oleh karena itu tanggung jawab aktivitas kemahasiswaan yang diselenggarakan oleh organisasi kemahasiswaan tetap berada di tangan organisasi kemahasiswaan sendiri. Hal yang perlu mendapat penekanan adalah hubungan antara rektor dengan organisasi kemahasiswaan. Hubungan antara keduanya merupakan suatu hubungan yang demokratis dan saling menghormati posisi masing-masing sehingga organisasi kemahasiswaan tetap memiliki wewenang penuh untuk menentukan keseluruhan arah kebijakan dan sistem

keorganisasiannya. Dengan posisi ini maka organisasi kemahasiswaan tidak akan tercerabut dari akar aktivitasnya, yaitu intelektualitas, kemandirian, dan kebenaran ilmiah.

4.

Majelis Wali Amanah Wakil Mahasiswa Sistem Badan hukum terdahulu (PP 155 Tahun 2000-red) melahirkan konsekuensi

perubahan struktur di dalam tubuh ITB menjadi lebih bebas dan mandiri. Salah satu bentuk
Demi Tuhan, Bangsa, dan Almamater Page 15

nyatanya adalah dengan adanya lembaga bernama Majelis Wali Amanat Institut Teknologi Bandung (MWA ITB). Dengan keterwakilan mahasiswa di MWA ITB sebagai salah salah satu elemennya diharapkan dapat berperan dalam merumuskan dan menentukan kebijakankebijakan ITB. Majelis Wali Amanah Institut Teknologi Bandung (MWA ITB) adalah pemegang kekuasaan tertinggi di ITB yang anggotanya merupakan perwakilan-perwakilan seluruh stakeholder ITB, dimana salah satu elemennya adalah mahasiswa. Tujuan dari adanya wakil mahasiswa di MWA yaitu : 1. 2. 3. 4. Ikut berperan aktif, mewakili, dan didukung aktif pula oleh seluruh mahasiswa ITB Sebagai penyalur perjuangan aspirasi mahasiswa yang legal formal dan efektif Sumber informasi kebijakan strategis ITB yang bermanfaat bagi pengembangan KM ITB Meningkatkan daya tawar serta kemudahan birokrasi dalam advokasi permasalahan kemahasiswaan. Dengan harapan inilah, dari tahun 2001 sampai sepuluh tahun terakhir, KM ITB masih mengirimkan wakilnya di MWA ITB, yaitu: Ryan IF97 Indra FT98 (periode 2001-2002); (periode 2002-2003);

Fantri MS99 (periode 2003-2004); Anas EL00 Anam EL01 Dwi TK02 (periode 2004-2005); (periode 2005-2006); (periode 2006-2007);

Zulkaida FI03 (periode 2007-2008); Bagus PL04 (periode 2008-2009);


Page 16

Demi Tuhan, Bangsa, dan Almamater

Benny EL05

(periode 2009-2010);

Syakur EL06 (periode 2010-2011); Fikri EL07 (periode 2011).

Pada periode 2001-2004, MWA Wakil Mahasiswa dijabat oleh mahasiswa independen, sedangkan pada periode 2004-2008 dijabat oleh Presiden Kabinet KM ITB (rangkap jabatan). Selanjutnya, mulai periode 2008-2011 lalu, tugas MWA Wakil Mahasiswa tidak lagi diemban oleh Presiden Kabinet KM ITB, melainkan kembali diamanahkan kepada seorang mahasiswa independen yang juga dipilih melalui Pemilu Raya KM ITB. Dengan berubahnya dasar hukum ITB, Kongres KM ITB 2011-2012 sebagai representasi tertinggi seluruh mahasiswa S1 ITB mengambil keputusan untuk mentiadakan pemilihan MWA Wakil Mahasiswa melalui Pemilu Raya KM ITB. Mengambil peran sebagai seorang anggota MWA Wakil Mahasiswa memang menjadi tantangan tersendiri. Peran yang masih belum populer di kemahasiswaan ITB dan nasional meski sudah ada sejak tahun 2001 ini harus diangkat dulu kepermukaan tentang peran strategis dalam pergerakan kemahasiswaan. Selain itu belum adanya model ideal dalam menjalankan peran ini juga sehingga membuat gambaran kerja yang diberikan belum secara optimal memenuhi tujuan diadakannya MWA. Selama keberjalan MWA Wakil Mahasiswa sepuluh tahun ini pula tidak sedikit apa yang telah diberikan MWA Wakil Mahasiswa terkait kebijakan institut. Hal seperti diharapkan nantinya dapat dijadikan suatu bentuk contoh peran insitut dalam menampung segala kebutuhan mahasiswa.

Demi Tuhan, Bangsa, dan Almamater

Page 17

IV.

PEMBINAAN KEMAHASISWAAN SEBAGAI BAGIAN PENGEMBANGAN KARAKTER Mahasiswa adalah peserta didik yang merupakan bagian dari subyek tanggung jawab

akademik di ITB untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, serta ilmu sosial dan kemanusiaan, yang antara lain bertujuan menjadikan karakter lulusan ITB yang dicitacitakan oleh visi serta misi ITB. Mahasiswa ITB adalah insan terpilih yang mempunyai potensi turut serta mengambil bagian dalam proses pembangunan masyarakat Indonesia menuju citacita kemerdekaan Indonesia. Dengan demikian, jiwa kepeloporan dan kebangsaan mahasiswa ITB perlu dibina serta terus dibangun sejak dini sehingga seluruh potensi positif yang ada pada jiwanya menjelma menjadi karakter insan sosial yang berbudi luhur, penuh dengan keikhlasan, ketulusan, dan kejujuran untuk berkarya bagi nusa dan bangsa Indonesia.Pada hakekatnya pengayaan dan pembentukan karakter insan sosial lulusan ITB sebagaimana yang dicita-citakan tidak mungkin diperoleh seluruhnya dari kegiatankegiatan akademik atau kurikuler yang terprogram dan terjadwal dari mahasiswa di dalam kelas. Sebaliknya, sebagian besar keterampilan sosial, bahkan keterampilan akademik yang terkait diperoleh dari berbagai bentuk interaksi sosial yang bersangkutan di luar kelas. Interaksi aktif ini ikut serta membentuk watak, sikap serta keterampilan, dan kepekaan sosial yang bersangkutan kelak dalam mensintesakan keterampilan akademiknya di masyarakat. Pembinaan kemahasiswaan mempunyai peran penting dalam memberdayakan dan mempersiapkan mahasiswa untuk menjadi insan sosial yang dicita-citakan oleh tujuan pendidikan. Melalui berbagai bentuk organisasi sosial dan kemanusiaan, mahasiswa mendapatkan wahana aktif dan efektif untuk mengembangkan diri dan mengasah kepekaan terhadap realita sosial dan kemanusiaan yang dihadapi oleh masyarakat di sekitarnya dan
Demi Tuhan, Bangsa, dan Almamater Page 18

bangsa Indonesia pada umumnya. Organisasi kemahasiswaan di dalam kampus ITB memberikan kesempatan bagi para mahasiswa untuk mengembangkan kemampuan diri terutama dalam wawasan non-akademis melalui kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan profesi, budaya, hobi, olahraga, sosial, politik, ekonomi, dan pengabdian masyarakat. Untuk memfasilitasi

terbentuknya karakter lulusan ITB yang tangguh dan bertanggung jawab serta memberikan suatu pengalaman pembelajaran intelektual yang mencerdaskan, namun mempunyai kepekaan sosial yang amat tinggi, maka diperlukan kebijakan dasar pembinaan kemahasiswaan di lingkungan Institut Teknologi Bandung. Kebijakan pembinaan kemahasiswaan pada Institut Teknologi Bandung menjamin peningkatan peran serta mahasiswa untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya melalui keseluruhan proses pembelajaran yang dijalaninya. Selama berada di ITB, para mahasiswa dijamin memperoleh kesempatan untuk melatih diri dalam mencapai prestasi akademik yang sangat tinggi secara efektif dan efisien, yang mendukung sikap percaya diri yang tinggi untuk kelak menjadi duta ITB di masyarakat melalui karir profesional, profesi, akademik maupun sosial yang berguna bagi lingkungan dan bangsanya. Kebijakan pembinaan kemahasiswaan di atas tidak terlepas dari kesadaran akan pentingnya sumbangsih ITB dalam pembangunan masa depan bangsa Indonesia yang berdaya saing. Organisasi kemahasiswaan di ITB diselenggarakan dalam kerangka dari, oleh, dan untuk mahasiswa dengan mengacu kepada peraturan di lingkungan ITB. Dalam hal ini mahasiswa adalah peserta didik yang sedang berkembang menuju kematangan karakter, dan oleh karena itu diberikan kesempatan untuk bertanggung jawab yang besar dalam mengelola setiap ide, inisiatif, dan cita-citanya. Karena mahasiswa adalah bagian dari sivitas akademika, maka kehadiran organisasi kemahasiswaan di ITB terikat dengan misi, arah dan pengembangan ITB
Demi Tuhan, Bangsa, dan Almamater Page 19

secara keseluruhan. Walaupun demikian, organisasi kemahasiswaan mempunyai kemandirian dan kebebasan akademik dalam berekspresi, berkarya dan berkiprah secara bertanggung jawab di dalam kesatuan gerak langkah pengembangan ITB untuk membangun nusa dan bangsa Indonesia. Organisasi kemahasiswaan di ITB berfungsi sebagai wahana dan sarana pengembangan diri serta aspirasi mahasiswa ke arah perluasan wawasan dan peningkatan kecendekiawanan serta integritas kepribadian menjadi insan yang berguna bagi lingkungannya dengan berprinsip pada sinergi dalam keterpaduan, membangun budaya akademik yang bermakna, komitmen bersama, pemberdayaan yang bertanggung jawab, dan apresiasi terhadap karya yang bernilai tambah. Kegiatan organisasi kemahasiswaan dikembangkan dalam kerangka melaksanakan misi mewujudkan visi ITB dan bertumpu pada nilai-nilai inti ITB. Ruang lingkup organisasi kemahasiswaan di ITB dapat berupa kegiatan pengembangan diri atau pendidikan karakter, pelatihan berorganisasi dan kepemimpinan, peningkatan kreativitas dan penalaran, kegiatan berwirausaha, pelestarian kebudayaan, kegiatan presentasi pemikiran kritis, pengembangan komunitas, pengabdian kepada masyarakat, dan pengembangan kerohanian yang bermakna dan bermanfaat bagi kehidupan. Organisasi kemahasiswaan diselenggarakan dalam usaha turut menciptakan kolaborasi yang saling melengkapi baik dengan organisasi kemahasiswaan lainnya ataupun dengan unit akademik di lingkungan ITB. Kolaborasi ditujukan untuk menangkap peluang baru yang bersifat terobosan baik dalam pengembangan karakter dan perluasan wawasan para anggotanya maupun pencarian solusi-solusi alternatif terhadap permasalahan yang sedang dihadapi sebagai bagian dari usaha mencapai tujuan pendidikan di ITB.

Demi Tuhan, Bangsa, dan Almamater

Page 20

Institut Teknologi Bandung mengakui keberadaan yang bertanggung jawab dari setiap organisasi kemahasiswaan di ITB. Organisasi kemahasiswaan yang dimaksud dapat dikembangkan oleh mahasiswa baik pada tingkat program sarjana maupun pascasarjana (program studi magister dan doktor). Munculnya permasalahan status hukum ITB sekali lagi menimbulkan suatu bentuk pengembangan karakter mahasiswa dengan ketidaksesuaian dengan apa yang menjadi dasar di dalam lingkungan ITB. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010, disebutkan bidang kemahasiswaan meliputi norma dan kebijakan kemahasiswaan; kegiatan kemahasiswaan intrakurikuler dan ekstrakurikuler; organisasi kemahasiswaan; dan pembinaan bakat dan minat mahasiswa berada dalam otonomi perguruan tinggi sebagai wewenang rektor. Diharapkan dalam rencana undang-undang perguruan tinggi segala bentuk permasalahan kemahasiwaan ini dapat kembali sesuai dengan nilai-nilai yang telah disepakati bersama.

Demi Tuhan, Bangsa, dan Almamater

Page 21

V.

MAHASISWA, KEMAHASISWAAN, KADERISASI, DAN POLA HUBUNGAN INSTITUSIKEMAHASISWAAN

1.

MAHASISWA KM ITB dibangun dengan seluruh mahasiswa S1 didalamnya dimana mahasiswa juga

menjadi bagian dari sistem pendidikan di ITB. Maka dalam hal ini mahasiswa merupakan bagian dari sivitas akademik yang tidak hanya menjadi objek pendidikan tetapi bersama dengan sivitas akademik yang lain belajar dan mengembangkan dirinya dengan proses pendidikan dan pembelajaran yang diberikan dalam institut demi mewujudkan cita-cita bangsa. Mahasiswa identik dengan semangat untuk terus menerus menentut ilmu. Hal ini memang sudah terepresentatifkan oleh nama mahasiswa itu sendiri. Kata maha berkonotasi dengan sesuatu yang tidak terbatas. Dan siswa berkonotasi dengan semangat untuk menuntut ilmu. Sebuah nama yang bisa menjadi beban bagi kita para mahasiswa karena para pendiri bangsa dan ahli bahasa menjadikan mahasiswa untuk menggantikan istilah seorang yang belajar di universitas. Jika menilik ke sejarah Indonesia, memang para pendiri negeri ini ketika menjadi mahasiswa bukan hanya sebagai mahasiswa biasa. Mereka yang khususnya berkuliah di luar negeri justru menjadi satu kesempatan untuk berkonsolidasi, menyerap ilmu dan dukungan sebanyak-banyaknya di negeri orang. Kesempatan belajar di universitas atau perguruan tinggi menjadi sebuah beban tersendiri bahwa mereka yang mendapat kesempatan ini adalah seorang yang harus bisa berkontribusi balik terhadap kemerdekaan dan pembangunan Indonesia. Mahasiswa yang paripurna, itu adalah sebutan bagi para mahasiswa yang benar benar menginternalisasi nilai kemahasiswaan itu dengan baik. Nilai nilai kemahasiswaan itu adalah
Demi Tuhan, Bangsa, dan Almamater Page 22

nilai perjuangan, kepeloporan, pengabdian, dan pendidikan. Sehingga semua proses bermahasiswa yang baik adalah ketika nilai nilai ini bisa diraih selama fase menjadi mahasiswa. Sehingga, semua ini mengakar menjadi sebuah idealisme kuat dan melekat di setiap inividu mahasiswa.

2.

KEMAHASISWAAN Kemahasiswaan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan aktifitas mahasiswa di

dalam kampus. Baik itu yang bersifat akademik dan non-akademik, kesemuanya adalah satu padu yang harus diperhatikan dengan baik. Mahasiswa dengan segala jenis kegiatan dan tipe mahasiswa itu sendiri memiliki banyak keunikan. Tentu segala hal ini butuh diperhatikan agar pendidikan di ITB mampu memfasilitasi mahasiswa mengembangkan karakternya. Bentuk kemahasiswaan yang bersifat akademik antara lain : 1. Kegiatan pendidikan (belajar) di kelas 2. Penelitian yang dilakukan di laboratorium 3. Tutorial dan asistensi 4. Diskursus tentang keprofesian dan disiplin keilmuan 5. Penelitian untuk wirausaha dan pengembangan masyarakat Bentuk kemahasiswaan yang bersifat non-akademik antara lain : 1. Pengembangan keprofesian, kewirausahaan dan pengabdian masyarakat 2. Pengembangan karakter mahasiswa dengan edukasi 3. Pengadaan kegiatan kesejahteraan mahasiswa seperti beasiswa, asrama, dan kantin 4. Kegiatan yang bersifat gerakan ekstraparlementer dengan berbasis politik nilai
Demi Tuhan, Bangsa, dan Almamater Page 23

5. Kegiatan yang bersifat mengembangan potensi, minat dan bakat Mahasiswa sangat berharap tentunya selama beberapa tahun di ITB, mahasiswa dapat menjalankan segala aktifitas ini dengan baik agar pada akhirnya akan membentuk mahasiswa yang paripurna ketika sudah meninggalkan kampus. Maka dalam hal ini, perlu diperhatikan: Penyediaan fasilitas fasilitas yang menunjang kegiatan Asrama TPB Dalam rangka meningkatkan kualitas mahasiswa mahasiswa TPB, kiranya perlu mahasiswa mahasiswa TPB dimasukkan ke dalam asrama. Dengan demikian, pembinaan terhadap mahasiswa mahasiswa dapat lebih terkendali. Jumlah mahasiswa TPB yang bermasalah secara akademik pun akan dapat ditekan. Pembinaan yang dilakukan terhadap mahasiswa TPB di Asrama TPB seharusnya adalah kolaborasi antara institusi dan KM ITB. Dengan kualitas prima dari mahasiswa mahasiswa yang telah lewat lulus TPB, lulusan ITB pun akan jauh lebih prima. Kantin Sehat Bersama dengan asrama, kantin yang dikelola dengan baik tampaknya selalu menjadi penyerta yang selalu ada di setiap universitas universitas yang bertitel World Class University. Melihat hal tersebut, ITB juga sudah selayaknya mempunyai kantin kantin yang dikelola dengan baik oleh ITB, sehingga kantin kantin di ITB menjadi kantin kantin yang sehat, bersih, nyaman, dan tentu saja murah. ITB perlu menetapkan standar bagi pihak pihak yang ingin mengisi kantin di ITB, termasuk bisa saja standar harga. Mahasiswa mahasiswa dapat membeli makanan dan minuman dengan harga murah karena hanya membeli harga pokoknya saja, sedangkan keuntungan bagi para penjual dibayar oleh ITB. Pada akhirnya kantin
Demi Tuhan, Bangsa, dan Almamater Page 24

kantin ini tidak hanya menjadi tempat makan saja, tetapi juga menjadi tempat bertemu oleh para mahasiswa, bahkan para dosen juga. Pengelolaan Beasiswa Selama ini jauh lebih banyak beasiswa ekonomi yang disalurkan oleh ITB. Melihat hal itu, perlu kiranya bentuk bentuk beasiswa di ITB ini dibuat lebih banyak variasinya. Beberapa bentuk beasiswa perlu kembali diaktifkan antara lain adalah sebagai berikut. Beasiswa mahasiswa unit berprestasi Agar unit unit kegiatan mahasiswa ITB lebih berprestasi, dapat dibuat khusus beasiswa untuk mahasiswa yang berprestasi sesuai dengan minat dan bakatnya. Beasiswa aktivis Beasiswa ini dapat menjadi salah satu trigger bagi mahasiswa mahasiswa untuk aktif juga di organisasi organisasi kemahasiswaan, tidak hanya belajar materi kuliah saja. Selain itu KM ITB perlu juga dilibatkan dalam pengelolaan beasiswa. Tentunya tidak dalam hal hal yang bersifat administrasi. Namun, KM ITB diharapkan dapat pula memberikan rekomendasi mengenai mahasiswa yang layak mendapat beasiswa. Hal lain yang bisa dilakukan KM ITB tentunya adalah sosialisasi mengenai beasiswa beasiswa yang ada. Pengelolaan Dana Kemahasiswaan Dana dana yang digunakan oleh mahasiswa selama ini hanyalah berasal dari dana yang dialokasikan oleh ITB yang mana dikelola oleh WRMA. Dana ini bersifat terbatas dan dalam pencairannya memerlukan tahapan yang cukup panjang. Untuk itu perlu dicari konsep pendanaan baru bagi mahasiswa. Salah satu konsep yang cukup sederhana adalah mahasiswa ikut mengisi Dana Abadi di SKD (Satuan Kekayaan dan Dana) ITB. Dengan demikian setiap
Demi Tuhan, Bangsa, dan Almamater Page 25

tahunnya mahasiswa dapat memperoleh sharing keuntungan, yang jumlahnya pasti. Sharing keuntungan inilah nantinya yang akan digunakan sendiri oleh mahasiswa membiayai kegiatan kegiatannya. Harapannya, mahasiswa dapat mengurangi beban ITB dalam hal pembiayaan kegiatan kegiatan mahasiswa. Pengadaan dan Perbaikan Fasilitas Fasilitas untuk Mahasiswa Fasilitas fasilitas yang dimaksud adalah fasilitas fasilitas akademik maupun nonakademik. Fasilitas akademik berkaitan dengan pengembangan keprofesian mahasiswa dan fasilitas fasilitas perkuliahan. Sedangkan fasilitas nonakademik berkaitan dengan kegiatan kegiatan kemahasiswaan. Mungkin benar bahwa selama ini mahasiswa ITB ternyata masih dapat beraktivitas walaupun fasilitas yang dimiliki terbatas dan kurang memadai. Namun, tentunya dengan fasilitas fasilitas yang lebih lengkap mahasiswa akan dapat mengeluarkan lebih banyak potensi potensi yang dimilikinya. Berbicara tentang fasilitas, masalah ruangan tidak dapat diabaikan. Ruangan yang dimiliki ITB memang terbatas. Oleh karena itu, yang diperlukan adalah pengkonsepan ulang ruang ruang untuk kegiatan kemahasiswaan. Beberapa ruangan yang harus ada dalam menunjang kegiatan kemahasiswaan adalah sebagai berikut. Student Lounge Ruang rapat bersama Sekretariat UKM dan Kepanitiaan Tempat latihan bersama Gudang (penyimpanan alat alat)

Demi Tuhan, Bangsa, dan Almamater

Page 26

Sebenarnya di ITB telah terdapat sarana yang memiliki potensi sebagai pusat kegiatan mahasiswa, yaitu Campus Center. Selayaknya Campus Center kembali menjadi Student Center. Desain dari Campus Center menunjukkan bahwa Campus Center ini pada awalnya ditujukan untuk kegiatan kegiatan kemahasiswaan. Pengelolaannya seharusnya melibatkan mahasiswa juga, dalam hal ini KM ITB, agar penggunaannya dapat lebih optimal. Sekretariat KM ITB (Kongres, Kabinet, MWA, Tim Beasiswa) dan sekretariat kepanitiaan kepanitiaan selayaknya dapat berada di Student Center. Ruang ruang rapat bersama dan ruang ruang diskusi di Student Center semestinya dapat digunakan dengan mudah oleh mahasiswa. Termasuk adanya ruang besar yang dapat menjadi tempat bagi mahasiswa untuk belajar bersama, mengerjakan tugas tugas, dan lain sebagainya. Dengan adanya tempat yang nyaman bagi mahasiswa untuk beraktivitas, tentunya mahasiswa akan dapat lebih mengembangkan potensi potensi yang dimilikinya.

3.

KADERISASI Kaderisasi adalah sebuah transformasi nilai-nilai dan sebuah proses pengoptimalan

potensi-potensi manusia. Jadi, kaderisasi disini identik dengan pendidikan. Pendidikan yang memang sejatinya mahasiswa jalankan di sebuah Kampus. Memaknai pendidikan pun juga harus dilihat secara integral, yang mana seseorang dituntut untuk memiliki hardskill, softskill dan lifeskill agar dirinya dapat menjadi seorang pribadi yang utuh secara karakter. Hardskill adalah hal-hal yang berkaitan dengan kompetensi akademik dan profesi. Kemampuan ini secara teori bisa didapat dikelas, dan secara aplikasi bisa dikembangkan di lapangan maupun diwadahi oleh lembaga kemahasiswaan. Softskill adalah hal-hal terkait
Demi Tuhan, Bangsa, dan Almamater Page 27

kemampuan intrapersonal seseorang yang bisa sangat berguna dalam menjalankan kehidupan sosial. Seperti kemampuan memimpin, bekerjasama, berbicara di depan umum, manajemen diri dan waktu. Untuk softskill ini bisa didapatkan melalui pengalaman. Peran lembaga kemahasiswaan adalah membuat wadah untuk para mahasiswa agar mereka bisa mengaktualisasikan dirinya, serta yang terakhir adalah lifeskill yang berkaitan dengan idealisme seseorang yang akan menjadikan landasan bagi dirinya dalam menjalankan aktifitasnya. Pentingnya idealisme dalam diri seseorang akan berdampak pada visi yang jelas dalam kehidupannya serta akan bermanfaat pula untuk lingkungan sekitar. Pada dasarnya setiap manusia memiliki potensi yang diberikan oleh Tuhan, dan karakter manusia sangat ditentukan oleh lingkungan. Karakter seseorang sangat dipengaruhi oleh masa lalu, teman sepermainan, kawan yang beraktifitas bersama, lingkungan akademik yang juga membentuk pola pikir. Sehingga bisa dikatakan lingkunganlah yang akan membuat seseorang menemukan karakternya. Konsep umum kaderisasi yang ingin kami bawa, adalah bagaimana kemahasiswaan ITB bisa menjadi sebuah lingkungan pendidikan yang utuh dimana lingkungan ini juga bisa membentuk karakter seseorang. Sebuah lingkungan dimana setiap mahasiswa memahami bahwa dirinya dalam waktu yang sama sedang di kaderisasi dan mengkaderisasi. Sebuah lingkungan yang dapat menstimulus anggotanya untuk dapat memahami esensi dan nilai dari setiap aktifitas. Sehingga kaderisasi dalam pandangan KM ITB bertujuan: 1. Mewujudkan Alumni KM ITB sebagai generasi yang memiliki karakter, mampu berpikir radikal sekaligus bertindak dan menyampaikan secara pragmatis, memiliki visi dan menjunjung tinggi kode etik keprofesian masing-masing

Demi Tuhan, Bangsa, dan Almamater

Page 28

2.

Memastikan regenerasi dan keberlangsungan nilai kemahasiswaan dan tercapainya tujuan pendidikan

3. 4. 5.

Perlunya capaian partisipan KM ITB dalam mengiringi demokratisasi kehidupan kampus Mewujudkan dinamisasi kehidupan kampus yang terintegrasi dan partisipatif. Mewujudkan potensi tertinggi yang mungkin dicapai mahasiswa dan KM ITB secara keseluruhan Pengembangan Karakter, atau oleh para mahasiswa lazim disebut Kaderisasi,

diharapkan tidak lagi menjadi momok yang menakutkan bagi Rektorat. Bagaimanapun juga kaderisasi ini sangat diperlukan oleh mahasiswa. Karakter karakter mahasiswa perlu terus dikembangkan agar mahasiswa ITB mempunyai kualitas prima tidak hanya di bidang akademik saja. Pada akhirnya ITB tidak hanya mencetak lulusan lulusan yang ahli di bidangnya masing masing, tetapi juga ITB mencetak lulusan lulusan yang mempunyai karakter kuat dan siap membangun bangsanya. Beberapa program terkait pengembangan karakter mahasiswa sebenarnya telah dilaksanakan sebelumnya, baik itu oleh Rektorat maupun oleh mahasiswa sendiri (KM ITB). Namun, jika dalam hal ini (pengembangan karakter mahasiswa) ada sinergi antara KM ITB dan Rektorat, program program tersebut dapat berjalan dengan lebih baik dan lebih efektif dalam mencapai tujuannya. Untuk itu, berikut ini disampaikan beberapa program pengembangan karakter mahasiswa, yang diharapkan berikutnya ada sinergisasi antara KM ITB dan Rektorat dalam pelaksanaannya : a. b. Penerimaan Mahasiswa Baru Kaderisasi Mahasiswa TPB
Page 29

Demi Tuhan, Bangsa, dan Almamater

c. d. e. f. g.

Program Penerimaan Anggota Baru Unit Kegiatan Mahasiswa Kaderisasi Mahasiswa Program Studi Diklat Pascakampus Latihan Kepemimpinan dan program program lain, seperti training training pengembangan karakter. Secara konseptual, kaderisasi organisasi kemahasiswaan terpahami sebagai proses

pendidikan. Merupakan kegiatan berpikir, bepengalaman, sebagai kesatuan proses yang akhirnya membentuk karakter. Mahasiswa adalah sebuah subjek dengan sifat terpelajar dan usaha untuk terus lebih terpelajar. Seorang insan pendidikan yang berkeyakinan bahwa manusia adalah makhluk yang mampu menghasilkan pemikiran terukur dan berkelanjutan. Sebuah nilai yang diwujudkan dalam sikap yang konsisten, taat asas, dan loyalitas, baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Sebuah proses dalam organisasi kemahasiswaan yang akhirnya menghasilkan generasi berkarakter sebagai alumninya. Sebagai lulusan sebuah institusi pendidikan tinggi yang berke-Tuhan-an Yang Maha Esa, seorang alumni KM ITB diharapkan mencapai kondisi: Sadar dengan sifat alumni perguruan tinggi Bermoral, memiliki wawasan kebangsaan, humanis, demokratis, dan mampu berpegang pada kebenaran ilmiah. Sebagai seorang yang harus mampu memahami esensi hidupnya,

alumni Pendidikan Tinggi dituntut untuk memiliki moral yang baik sehingga benar-benar akan memanfaatkan ilmu yang dimilikinya untuk kemajuan kehidupan berbangsa. Kematangan emosi dan empati yang dimiliki akan menuntun pencarian kebenaran ilmiah yang objektif dan tidak egois.
Demi Tuhan, Bangsa, dan Almamater Page 30

Sadar kewajiban sebagai seorang sarjana program studi tertentu Cakap dan utuh dalam program studi yang telah diambil, sehingga kritis dan mampu

memberikan koreksi atau mengajukan praktek/aktivitas yang sesuai dengan nilai pendidikan Sebagai seorang yang telah melalu proses pendidikan Program Studi tertentu, kecakapan keilmuan merupakan modal yang harus mampu dimanfaatkan dengan bijak. Seorang Sarjana harus menguasai keilmuan tertentu sebagai konsekuensi pilihan yang telah diambil. Sadar akan kewajiban memahami realitas bangsa Menjadi terpelajar, insan pendidikan, intelektual, dan cendikiawan dalam sebuah masyarakat. Kritis, objektif, dan multi-disiplin. Mampu menerjemahkan realitas berdasarkan paradigma yang benar. Tanggungjawab yang dimiliki seorang sarjana menuntut kemampuan untuk menerjemahkan realitas dengan kritis dan objektif. Memahami potensi kehidupan dalam tatanan hidup bernegara. Sadar akan kewajiban menempatkan kesarjanaan ditengah realitas bangsa Dewasa, mandiri, dan mampu menempatkan diri. Mampu hidup, memberikan sumbangsih, dan bijak dalam menentukan pilihan-pilihan. Penerjemahan realitas bangsa yang objektif dan kesadaran sebagai alumni Pendidikan Tinggi menuntut kemampuan penempatan diri untuk kontribusi yang optimal. Sadar akan peran pendidikan Indonesia Insan pendidikan yang peduli dan memahami tentang berbagai kegiatan pendidikan yang sedang berlangsung. Kesadaran bahwa Pendidikan merupakan sebuah proses yang tidak boleh berhenti, mengharuskan seorang alumni Pendidikan Tinggi menaruh perhatian terhadap esensi dan praktek pendidikan yang terjadi di lingkungannya maupun yang sedang dialaminya.
Demi Tuhan, Bangsa, dan Almamater Page 31

4.

POLA HUBUNGAN Keluarga Mahasiswa ITB adalah satu entitas kemahasiswaan yang berada dalam satu

payung ITB. Dimana Keluarga Mahasiswa ITB adalah bagian dari keluarga besar ITB itu sendiri, dan Keluarga Mahasiswa ITB menjadi bagian yang sangat penting pula dalam membangun ITB menjadi Institusi yang lebih baik. Dalam konteks yang lebih detail adalah bagian kemahasiswaan itu sendiri. Hubungan yang diharapkan antara institusi dengan kemahasiswaan bersifat interdependensi yakni adanya hubungan kemitraan yang saling membutuhkan dan saling

menguntungkan. Sehingga tidak ada lagi istilah pihak rektorat dan pihak mahasiswa dalam istilah komunikasi yang dijalankan antara institusi dengan mahasiswa. Semua harus berkolaborasi dan memainkan nada nada harmonis agar semua tujuan bisa bergerak dengan baik. Harapan besar dengan adanya masukan ini akan menjadi sebuah hal yang bermanfaat bagi kemahasiswaan ITB kedepan, dan ITB kedepan yang lebih baik yang harmonis dan progresif.

Demi Tuhan, Bangsa, dan Almamater

Page 32

VI. -

DAFTAR PUSTAKA

Undang-undang Dasar 1945 Amandemen IV Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Peraturan Pemerintah Nomor 155 Tahun 2000 tentang Penetapan Insitut Teknologi Bandung sebagai Badan Hukum Milik Negara

Peraturan Pemerintah Nomer 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggraan Pendidikan

Peraturan Pemerintah Nomer 66 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomer 17 Tahun 2010 Pengelolaan dan Penyelenggraan Pendidikan

Anggaran Rumah Tangga Insitut Teknologi Bandung Badan Hukum Milik Negara Surat Keputusan Senat Akademik Nomor 09/SK/I1-SA/OT/2011 tentang Visi dan Misi Institut Teknologi Bandung

Surat Keputusan Senat Akademik Nomor 09/SK/K01-SA/2009 tentang Kode Etik Institut Teknologi Bandung

Surat Keputusan Senat Akademik Nomor 02/SK/K01-SA/2008 tentang Kebijakan Pembinaan Kemahasiswaan

Surat Keputusan Senat Akademik Nomor 023/SK/KO1-SA/2002 tentang Harkat Pendidikan

Konsepsi Keluarga Mahasiswa ITB Anggaran Dasar Anggaran Rumah Tangga Keluarga Mahasiswa ITB Rancangan Umum Kaderisasi Keluarga Mahasiswa ITB Rancangan Undang-undang Perguruan Tinggi
Page 33

Demi Tuhan, Bangsa, dan Almamater

Anda mungkin juga menyukai