Anda di halaman 1dari 125

RINGKASAN EKSEKUTIF

RENCANA AKSI REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI WILAYAH PASCABENCANA BANJIR BANDANG WASIOR DI KABUPATEN TELUK WONDAMA PROVINSI PAPUA BARAT, 4 OKTOBER 2010 turunnya hujan deras sejak 3 Oktober 2010 sampai dengan 4 Oktober 2010 yang mengakibatkan 3 sungai di Kabupaten Wondama meluap (Kali Sanduai, Kali Anggris, dan Kali Manggurai) dan menyebabkan banjir bandang yang membawa lumpur, kayu serta bebatuan. Wondamawi) serta Desa Wondiboy di Kecamatan Wondiboy. Bencana Banjir bandang tersebut menyebabkan korban jiwa serta kerusakan dan kerugian di Berdasarkan data dan informasi dari posko BNPB wilayah 2 kecamatan di Kabupaten Teluk Wondama yang meliputi Kecamatan Wasior (Desa Kejadian bencana banjir bandang di Kabupaten Teluk Wondama terjadi akibat

Wasior I, Desa Wasior II, Desa Rado, Desa Moru, Desa Maniwak, DesaManggurai dan Desa bencana banjir bandang tersebut telah mengakibatkan 161 korban meninggal dunia, 97 orang keluar dari wilayah Provinsi Papua Barat.

yang berada di Kabupaten Teluk Wondama maupun di luar kabupaten atau bahkan ada yang jumlah rumah yang mengalami kerusakan sebanyak 1.634 unit rumah dengan rincian kerusakan meliputi 977 unit rumah rusak berat, 378 unit rumah rusak sedang dan 279 unit gedung/perkantoran keuangan dan perbankan. pemerintahan, fasilitas kesehatan, fasilitas pendidikan, fasilitas perdagangan, hotel dan 107,43 milyar. Sektor infrastruktur mengalami kerusakan dan kerugian mencapai Rp. . 101,47 Selain itu, sesuai hasil pemutakhiran data terakhir pada tanggal 22 Oktober 2010, total

mengalami luka berat, dan 3.374 orang mengalami luka ringan serta sejumlah pengungsi, baik

per tanggal 22 Oktober 2010,

rumah rusak ringan.. Dampak bencana juga mengakibatkan kerusakan sejumlah gedung terparah terjadi pada komponen perumahan dengan nilai kerusakan dan kerugian mencapai Rp. miliar, sektor sosial Rp. 11,96 miliar, sektor ekonomi Rp. 14,11 miliar yang sebagaian besar Pengkajian kebutuhan pemulihan dilakukan melalui koordinasi dengan pemerintah i Sesuai hasil penilaian kerusakan dan kerugian, bahwa kerusakan dan kerugian

daerah, BNPB dan Kementerian/Lembaga terkait. Dengan memperhatikan rekomendasi

kerusakan dan kerugian tercatat Rp 280,58 miliar termasuk dampak terhadap kemanusiaan.

terjadi pada sub sector perdagangan, dan lintas sektor (sub-sektor pemerintahan dan

lingkungan) menderita kerusakan dan kerugian sebesar Rp. 29,88 miliar; sehingga total nilai

masukan dari sektoral dan kondisi geografis wilayah terkena bencana, maka perlu dilakukan relokasi permukiman di wilayah-wilayah yang termasuk kedalam wilayah rawan bencana, sehingga penilaian kebutuhan dilaksanakan berdasarkan 2 skema kebijakan pemulihan yaitu mencapai Rp. 370 milyar. penilaian kebutuhan rehabilitasi dan rekonstruksi in-situ dengan total kebutuhan Rp 230 milyar kebutuhan pemulihan wilayah pasca bencana banjir bandang di Kabupaten Teluk Wondama Potensi bencana alam di wilayah Kabupaten Teluk Wondama antara lain adalah serta penilaian kebutuhan relokasi sebesar Rp. 140 milyar. Sehingga total keseluruhan gempa bumi, tsunami, banjir, dan gerakan tanah/longsor. Sehingga pengembangan permukiman tidak layak bagi pengembangan perkotaan, dan melakukan pendekatan pengembangan kawasan secara terbatas dalam rancangan rencana tata ruang wilayah Kabupaten Teluk

dalam rangka rehabilitasi dan rekonstruksi pada lokasi Distrik Wasior, Distrik Wondiboy dan Distrik Rasiey perlu dilaksanakan kajian peta risiko bencana untuk menetapkan desa-desa yang peristiwa ini adalah belum tersedianya sistem peringatan dini dan pengenalan terhadap faktorWondama. Selain itu, pembelajaran untuk Kabupaten Teluk Wondama yang dapat diambil dari

penanggulangan bencana di daerah.

faktor penyebab risiko bencana; kurangnya pengetahuan dan kesiapsiagaan masyarakat dalam

menghadapi bencana; dan belum tersedianya kerangka kebijakan dan kelembagaan Kerangka kerja rehabilitasi dan rekonstruksi di wilayah Kabupaten Teluk

perumahan, prasarana publik yang terdiri dari sub-komponen transportasi jalan raya, sektor sosial yang terdiri dari sub-komponen pendidikan, kesehatan dan agama; perekonomian masyarakat dan; lintas sektor yang terdiri dari sub-komponen lingkungan hidup, pemerintahan,

Wondama. Berdasarkan perkiraan kerusakan dan kerugian serta pengkajian kebutuhan

transportasi laut, transportasi udara, energi, air dan sanitasi, infrastruktur sumber daya air;

pemulihan pascabencana di wilayah Kabupaten Teluk Wondama, maka strategi pemulihannya

adalah: (1) Rehabilitasi dan rekonstruksi in-situ, dengan ruang lingkup pemulihan, meliputi:

memperhatikan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Papua Barat dan Kabupaten Teluk Wondama. Sebagai lokasi permukiman baru, harus memenuhi persyaratan Standar Pelayanan Minimal sebagaimana diatur dalam Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor 534/KPTS/M/2001 tentang Pedoman Standar Pelayanan Minimal bidang Penataan merupakan kesepakatan bersama Pemerintah Daerah Kabupaten Teluk Wondama bersama masyarakat dan pihak terkait yang tertuang dalam Keputusan Bupati Kabupaten Teluk Ruang, Perumahan dan Permukiman dan Pekerjaan Umum. Penetapan lokasi permukiman baru

ketertiban dan keamanan, serta keuangan dan perbankan (2) Relokasi permukiman, dengan

ii

Wondama No. 55 Tahun 2010 tentang Penetapan Lokasi Permukiman Baru Kabupaten Teluk dimulai dengan persiapan pada triwulan IV tahun anggaran 2010, selama tahun anggaran 2011 dan berakhir pada tahun anggaran 2012. terpisahkan dari sistem perencanaan pembangunan nasional yang diatur dalam Undang Undang Nomor 25 Tahun 2004. Pendanaan penanggulangan bencana sebagaimana di atur dalam rehabilitasi dan rekonstruksi direncanakan akan berlangsung selama 2 tahun anggaran; yaitu Wondama. Dengan pertimbangan skala dan dampak kerusakan yang ditimbulkan, pelaksanaan

Peraturan Pemerintah nomor 22 Tahun 2008 tentang Pendanaan dan Pengelolaan Bantuan Bencana, dana penanggulangan bencana adalah dana yang digunakan bagi penanggulangan bencana pada tahap prabencana, saat tanggap darurat dan/atau pascabencana yang bencana rekonstruksi bersumber dari APBN, APBD Provinsi dan APBD Kota/Kabupaten dan masyarakat.

Perencanaan kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi merupakan bagian yang tidak

berasal dari: a) APBN, b) APBD; dan/atau c) Masyarakat. Pendanaan kegiatan rehabilitasi dan perencanaan dan penganggaran pembangunan tahunan, Rencana Aksi Rehabilitasi dan dengan mekanisme dalam peraturan dan perundang-undangan. Pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi. Rencana aksi rehabilitasi dan rekonstruksi Rencana Aksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi merupakan kebijakan yang di-integrasikan dalam sistem perencanaan pembangunan nasional dan daerah. Dalam kaitannya dengan mekanisme

Rekonstruksi dituangkan dalam Rencana Kerja Pemerintah untuk penyusunan RAPBN, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota untuk penyusunan RAPBD, sesuai disusun melalui koordinasi dengan Pemerintah Daerah dan BNPB Dengan pertimbangan bahwa fungsi pemerintah daerah tidak terpengaruh oleh kejadian bencana banjir bandang ini, maka Kabupaten Teluk Wondama, berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana

dilaksanakan secara efektif dan efisien serta sesuai dengan ketentuan yang berlaku. dalam rangka pencapaian standar minimum pelayanan dan

rekonstruksi dilakukan secara sistematis, terpadu dan terkoordinasi sehingga kebutuhan untuk perbaikan maupun pembangunan kembali sarana dan parasarana di setiap sektor dapat Pemantauan penyelenggaraan rehabilitasi dan rekonstruksi dilakukan sebagai upaya peningkatan kinerja

pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi di wilayah Wasior dilaksanakan oleh Pemerintah

dan Kementerian / Lembaga terkait lainnnya. Penyelenggaraan kegiatan rehabilitasi dan

pengendalian proses rehabilitasi dan rekonstruksi, sedangkan evaluasi pelaksanaan dilakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi yang bersumber dari APBN iii dilaksanakan oleh Pemerintah dalam hal ini Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan

penanggulangan bencana serta sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan. Kegiatan

pemantauan dan evaluasi pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi dilaksanakan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah.

Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional dan Badan Penanggulangan Bencana

Nasional. Untuk sumber pendanaan APBD Provinsi dan APBD Kabaupaten/Kota maka kegiatan

siklus perencanaan dan penganggaran guna memastikan kesinambungan operasi dan pemeliharaan asset rehabilitasi dan rekonstruksi sesuai kewenangan lembaga berdasarkan peraturan dan perundang-undangan. menuju pembangunan yang lebih baik berkelanjutan (Build Back Better) dilaksanakan melalui integrasi pengurangan risiko bencana ke dalam kerangka perencanaan pembangunan daerah jangka menengah dan panjang serta reformasi kelembagaan penanggulangan bencana sesuai Untuk memastikan kesinambungan pemulihan pasca rehabilitasi dan rekonstruksi

Pengakhiran masa tugas pelaksana rehabilitasi dan rekonstruksi disusun sesuai dengan

amanat Undang Undang Nomor 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana.

iv

Daftar Isi

Ringkasan Eksekutif Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar I.1 I.2 I.3

BAB I PENDAHULUAN

BAB II KONDISI UMUM WILAYAH BENCANA

BAB III PENANGANAN PASCA BENCANA

BAB IV PRINSIP, KEBIJAKAN DAN STRATEGI REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI IV-1


IV.1 Prinsip Dasar dan Kebijakan Rehabilitasi dan Rekonstruksi IV.2 Pertimbangan Perencanaan Pemulihan Wilayah Pasca Bencana di Wasiot IV.3 Ruang Lingkup Rehabilitasi dan Rekonstruksi Wilayah Pasca Bencana di Wasior IV.4 Rehabilitasi dan Rekonstruksi in-situ IV.4.1 Perumahan IV.4.2 Prasarana Publik IV.4.3 Sosial IV.4.4 Ekonomi IV.4.5 Lintas Sektor IV.4.6 Pendanaan Rehabilitasi dan Rekonstruksi in-situ IV.5 Relokasi Permukiman IV.6 Jadwal pelaksanaan pemulihan pasca bencana banjir bandang Wasior V.1 V.2 V.3 V.4 V.5 V.6 IV-1 IV-2

III.1 Tanggap Darurat III.2 Penilaian Kerusakan, Kerugian, dan Dampak Bencana III.3 Penilaian Kebutuhan Rehabilitasi dan Rekonstruksi III.3.1 Penilaian Kebutuhan In-Situ Rehabilitasi dan Rekonstruksi III.3.2 Penilaian Kebutuhan Relokasi Pasca Bencana III.4 Pemulihan Awal

II.1 II.2 II.3 II.4

Kondisi Perumahan, Sarana Dan Prasarana Publik Kondisi Sosial Budaya Kondisi Perekonomian Potensi Bencana Alam Dan Tata Ruang Wilayah

Kejadian Bencana Maksud dan Tujuan Sistematika Penulisan Rencana Aksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi

I-1

i v vii viii

III-1

III-1 III-8 III-15 III-17 III-18 III-19

II-5 II-6 II-8 II-11

II-1

I-1 I-3 I-4

BAB V PENYELENGGARAAN REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI BERBASIS PENGURANGAN RISIKO BENCANA V-1

Pendanaan Pelaksanaan Rehabilitasi dan Rekonstruksi In-Situ V-1 Mekanisme dan Kelembagaan Rehabilitasi dan Rekonstruksi In-Situ V-3 Pemulihan Ekonomi Masyarakat Korban Bencana V-5 Pemantauan dan Evaluasi Pelaksanaan Rehabilitasi dan Rekonstruksi In-Situ V-6 Penyelenggaraan Rencana Relokasi Permukiman V-8 Kesinambungan Pemulihan Pasca Rehabilitasi dan Rekonstruksidengan Kebijakan Pengurangan Risiko Bencana V-9 v

IV-7 IV-8 IV-8 IV-8 IV-8 IV-9 IV-10 IV-10 IV-11 IV-16

BAB VI PENUTUP

VI.1 Aspek Legal Rencana Aksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi VI.2 Jangka Waktu Rencana Aksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi VI.3 Aspek Akuntabilitas Pelaksanaan Rencana Aksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi

VI-1

VI-1 VI-2 VI-2

LAMPIRAN

vi

Daftar Tabel
Tabel II. 3 Tabel II. 4 Tabel II. 5 Tabel II. 6 Tabel II. 2 Tabel II. 1 Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Teluk Wondama Tahun 2009 Jumlah Sekolah, Murid dan Guru di Kabupaten Teluk Wondama Tahun 2009. Distribusi Sekolah Di Kabupaten Teluk Wondama Tahun 2009. Fasilitas Kesehatan di Kabupaten Teluk Wondama Tahun 2009. Sebaran Fasilitas Peribadatan di Kabupaten Teluk Wondama. PDRB Kabupaten Teluk Wondama Atas Dasar Harga Konstan 2000 Dirinci Menurut Lapangan Usaha Tahun 2004 2008 (Juta Rupiah) II-6 II-7 II-7 II-8 II-4

Tabel III. 1 Tabel III. 2 Tabel III. 3 Tabel III. 6 Tabel III. 7 Tabel III. 8 Tabel IV. 3 Tabel IV. 4 Tabel III. 4 Tabel III. 5

Tabel IV. 1 Tabel IV. 2

Data Korban Bencana Banjir di Kabupaten Teluk Wondama Ikhtisar Rekapitulasi Kerusakan dan Kerugian (Rp. Juta) Rekapitulasi Penilaian Kebutuhan In-Situ Rehabilitasi dan Rekonstruksi dan Penilaian Kebutuhan Relokasi (Rp. Juta) Rekapitulasi Penilaian Kebutuhan Pemulihan Kemanusiaan (Rp. Juta) Rekapitulasi Penilaian Kebutuhan In-Situ Rehabilitasi dan Rekonstruksi (Rp. Juta) Rekapitulasi Penilaian Kebutuhan Relokasi (Rp. Juta) Rekapitulasi Penilaian Kebutuhan Relokasi (Rp. Juta) Rekapitulasi Kebutuhan Pemulihan Awal Rekomendasi UKP4 tentang Penanganan Pasca Banjir Bandang Wasior Ikhtisar Kerusakan dan Kerugian per Sektor Akibat Banjir Bandang 4 Oktober 2010 Ikhtisar Kerusakan Sektor Perumahan Akibat Banjir Bandang 4 Oktober 2010 Strategi pemulihan pasca bencana Wasior dengan pendekatan permukiman Jumlah penduduk daerah terdampak setelah relokasi Indikasi kebutuhan biaya relokasi permukiman ke Distrik Rasisiey dan Naikere Indikasi kebutuhan biaya relokasi permukiman dan penyediaan sarana pelayanan perkotaan di Distrik Rasisiey dan Naikere Jadwal pelaksanaan Rehabilitasi dan Rekonstruksi in-situ dan Relokasi Jadwal pelaksanaan Rehabilitasi dan Rekonstruksi in-situ dan Relokasi Skim Pendanaan Rehabilitasi dan Rekonstruksi In-Situ Mekanisme Pelaporan Pemantauan dan Evaluasi Sumber Dana APBN Penyelenggaraan Rencana Pelaksanaan Relokasi Permukiman

II-10 III-15 III-16

III-8 III-9

III-17 III-18 III-19 III-21 IV-1 IV-3 IV-4

Tabel IV. 5 Tabel IV. 6 Tabel IV. 7 Tabel V. 1 Tabel V. 2 Tabel V. 3

Tabel IV. 8 Tabel IV. 9

IV-11

IV-15 IV-15 VI-17

IV-4 IV-7

V-2 V-7 V-9

vii

Daftar Gambar
Gambar I. 1 Gambar I. 2 Gambar II. 1 Gambar II. 2 Gambar II. 3 Gambar II. 4 Gambar II. 5 Gambar II. 6 Gambar II. 7 Peta Wilayah Terkena Bencana Gambaran Curah Hujan dari Foto Satelit Cuaca Kochii Peta Geologi Kabupaten Teluk Wondama Peta Topografi Kabupaten Teluk Wondama Peta Rawan Bencana Gempa Banjir dan Gempa Pemanfaatan Lahan di Kabupaten Teluk Wondama Peta Indeks Risiko Bencana Gerakan Tanah di Provinsi Papua Barat. Rencana Tata Ruang Kabupaten Teluk Wondama 2007-2027 Sketsa Tata Ruang Kawasan Perkebunan Kelapa Sawit Kabupaten Teluk Wondama II-3 II-3 II-11 II-12 II-13 II-14 I-1 I-2

Gambar III. 1 Gambar III. 2 Gambar III. 3 Gambar III. 4 Gambar III. 5 Gambar III. 6 Gambar III. 7

Gambar V. 1 Kerangka Umum Mekanisme Penyelenggaraan Rehabilitasi dan Rekonstruksi In-situ Gambar V. 2 Mekanisme Rehabilitasi dan Rekonstruksi Non-bantuan Langsung Masyarakat. Gambar V. 3 Mekanisme Pelaksanaan Rehabilitasi dan Rekonstruksi In-Situ untuk Pembangunan Gedung Milik Pemerintah, Prasaran dan Infrastruktur (Kontraktual) Gambar V. 4 Kerangka Koordinasi Perencanaan Penanggulangan Bencana dengan Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah Gambar V. 5 Permodelan Pembangunan Rumah Kayu Tahan Gempa Kementerian Pekerjaan Umum Gambar V. 6 Permodelan Pembangunan Rumah Tahan Gempa Kementerian Riset dan Teknologi Gambar V. 7 Permodelan Pembangunan Rumah Ramah Bencana Kementerian Kelautan dan Perikanan Gambar V. 8 Permodelan Pembangunan Rumah Tembok Tahan Gempa Kementerian Pekerjaan Umum

Gambar IV. 1 Peta Daerah Tangkapan Air Sungai Gambar IV. 2 Pengembangan Pusat Pertumbuhan Wilayah/ Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) antar Kabupaten/Kota Gambar IV. 3 Usulan Relokasi Baru ke Dataran Inyore Naikere Gambar IV. 4 Usulan Rencana Struktur Ruang Gambar IV. 5 Rancangan Rencana Induk Wondama Agropolitan

Informasi Pembangunan Hunian Sementara Zona Terdampak Bencana Citra Satelit Wilayah Terdampak Bencana Citra Satelit Wilayah Terdampak Bencana Peta Sebaran Kerusakan Sektor Perumahan Peta Sebaran Kerusakan Fasilitas Sosial Peta Sebaran Kerusakan Lintas Sektor

III-3 III-5 III-6 III-7 III-10 III-12 III-14

II-15

IV-12 IV-13 IV-14 IV-14

IV-6

V-3

V-4 V-5

V-12 V-16

V-14 V-15

V-17

viii

BABI

PENDAHULUAN

BABI PENDAHULUAN
I.1 KejadianBencana
Bencana banjir bandang di Kabupaten Teluk Wondama terjadi akibat turunnya hujan deras sejak 3 Oktober 2010 sampai dengan 4 Oktober 2010 yang mengakibatkan 3 sungai di Kabupaten Wondama meluap (Kali Sanduai, Kali Anggris, dan Kali Manggurai) menyebabkan banjirbandangyangmembawalumpur,kayusertabebatuan.BencanaBanjirbandangtersebut menyebabkankorbanjiwasertakerusakandankerugiandiwilayah2kecamatandiKabupaten Teluk Wondama yang meliputi Kecamatan Wasior (Desa Wasior I, Desa Wasior II, Desa Rado, Desa Moru, Desa Maniwak, DesaManggurai dan Desa Wondamawi) serta Desa Wondiboy di KecamatanWondiboy. GambarI.1 PetaWilayahTerkenaBencana

Sumber:BadanNasionalPenanggulanganBencana,2010

Analisa awal yang dilakukan oleh Kementerian Lingkungan Hidup adalah akibat tingginya curah hujan yang memicu terjadinya longsor, yang kemudian menghanyutkan I1

material seperti batu dan pohon beserta akarnya. Analisa awal Kementerian Kehutanan yang disampaikan pada rapat koordinasi Kementerian/Lembaga pada 15 Oktober 2010, adalah terbawanya pohon beserta akarnya yang tercabut secara utuh tersebut dikarenakan kondisi lahan disekitar perbukitan di Wasior memiliki lapisan tanah permukaan yang dangkal dan didominasiolehbebatuandanpasir. GambarI.2 GambaranCurahHujandariFotoSatelitCuacaKochii

BoxI.1 PemberitaanMediaDetikCom10Oktober2010 WasiorLanggananBanjirBandang,DetikCom JakartaKawasanWasior,KabupatenTelukWondama,


Papua Barat, memang dikenal sebagai daerah yang rawan banjir bandang. Tercatat tiga kali banjir bandang berkekuatanbesarmenghempaspemukimanpendudukdidistrikitu. "Yangpalingbesarpadatahun1955dan2008pernahterjadibanjirbandangsepertiini,tapitidakseparahyangbaru sajaterjadiditahun2010,"ujarKomandanSatuanPenanggulanganDaruratPemprovPapuaBarat,Sawaki,kepada wartawan di posko penampungan pengungsi di Manokwari, Minggu (10/10/2010). "Banjir kemarin itu sangat dahsyat,karenasebelumnyatidakadakorbanjiwakarenapenduduknyasedikit,"ujarSawaki. Sementara itu, Kepala Dinas Pertambangan Pemerintah Provinsi Papua Barat, Robert Karma, mengaku belum menemukanindikasibanjirbandangkarenaadanyapembalakanliar.Menurutnya,musibahdiWasiormurnikarena faktor alam saja. Menurut Karma, hutan di kawasan Wasior adalah hutan cagar alam. Perizinan untuk memotong pohonpunsangatsulitdiperoleh."Belumlagikalaudilihatdarikeadaangeografisnyasangatsulitmemasukkanalat beratkesana,"ujarnya.

I2

BoxI.2 PemberitaanMediaDetikCom8Oktober2010 SBY:PenyebabBanjirWasiorSementaraBukankarenaPembalakanLiar,DetikCom


Jakarta Banjir besar yang menyebabkan banyaknya korban nyawa di Wasior, Papua Barat, bukan karena pembalakan liar. Melainkan karena curah hujan yang berlebih di kawasan tersebut. "Laporan dari Pak Syamsul Muarif(KepalaBNPB),sementaratidakadakaitannyadenganpembalakanliar,ataupunilegallogging,yangdisebut sebutbeberapakalangan,"kataPresidenSBYsaatjumpapersdiKantorPresiden,JlMedanMerdekaUtara,Jakarta, Jumat(8/10/2010).PadaHariMinggu(10/10/2010),PresidenSBYakanberkunjunglangsungkelokasibanjir,untuk lebihmemastikanpenyebabbanjiritu. "Minggu besok akan saya lihat langsung, apakah ada kaitannya dengan ilegal logging. Saya akan lihat sendiri, kita analisis,ataumemangadakaitannyadengankondisihutandisituyangkatanyaadapembalakanliarnya,"imbuhSBY. Sebelumnya Institut Hijau Indonesia mengatakan bencana di Wasior masuk kategori bencana ekologis. Pemicunya adalahkerusakandanperubahanfungsifungsilingkunganhidupyangtelahberlangsungbeberapatahunterakhirdi wilayahitu. Analisacitrasatelittahun2005hingga2009menunjukkantelahterjadideforestasiataualihfungsihutanseluaslebih dari1jutahektaratauberkisarsekitar250hektarpertahundiPapuaBarat.Salahsatunyadisebabkanpemerintah pusatyangtelahmemberikanizinbagi20perusahanuntukmendapatkanhakpenguasaanhutan(HPH)denganluas total3,5jutahektardiPapuaBarat. Pemerintahan SBY sendiri sudah berkomitmen untuk mengurangi deforestasi. Salah satunya kerjasama RI dengan Norwegia. Melalui Presiden SBY dan PM Norwegia Jens Stoltenberg berkomitmen untuk bekerja sama mengatasi perubahan iklim. Kerjasama konkret dengan penandatanganan Letter of Intent (LoI) REDD Plus, untuk konservasi kehutanansenilaiUS$1miliar. PenandatangananLoIitudilakukanolehMenteriLuarNegeriMartyNatalegawadanMenteriLingkunganHidupdan PembangunanInternasionalNorwegiaErikSolheimdiOslo,Norwegiapada27Mei2010lalu. BerdasarkanLoIitumakaPemerintahNorwegiaakanmemberikanbantuanUS$1miliarjikaPemerintahIndonesia mampumemenuhi3tahapyangtercantumdalamLoI.Pertama,prosespersiapanataupembangunankapasitasyang antara lain dilakukan melalui pembentukan lembaga yang memiliki kewenangan dalam pelaksanaan program tersebut.(anw/ndr)

I.2

MaksuddanTujuan

BukuRencanaAksiRehabilitasidanRekonstruksiWilayahPascabencanadiKabupaten Teluk Wondama, Provinsi Papua Barat ini disusun sebagai rencana program dan kegiatan untuk: 1. Membangun kesepahaman dan komitmen antara pemerintah pusat, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten, dunia usaha, masyarakat, perguruan tinggi/akademisi, dan lembaga swadaya masyarakat, dalam membangun kembali seluruh sendi kehidupan masyarakat yang terkena dampak bencana di Kabupaten TelukWondama; 2. Menyelaraskan seluruh kegiatan perencanaan rehabilitasi pascabencana yang disusun oleh pemerintah pusat, dalam hal ini adalah kementerian/lembaga, dan pemerintahdaerahprovinsidanpemerintahKabupatenTelukWondama; 3. Menyesuaikanperencanaanyangdilakukanpemerintahpusat,pemerintahprovinsi dan pemerintah kabupaten/kota dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah(RPJMD); 4. Memaduserasikanperencanaanrehabilitasidanrekonstruksipascabencanadengan perencanaan tahunan pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupatenyangdituangkankedalamRencanaKerjaPemerintah,PusatdanDaerah;

I3

5. Memberikan gambaran yang jelas kepada pemangku kepentingan (stakeholders) lainnyamengenaipelaksanaanrehabilitasidanrekonstruksipascabencana,sehingga tidakterjaditumpangtindihkegiatanrehabilitasidanrekonstruksi; 6. Mengembangkan sistem dan mekanisme mobilisasi pendanaan dari sumber APBN, APBD Provinsi, dan APBD Kabupaten dan masyarakat secara efisien, efektif, transparan, partisipatif dan akuntabel, sesuai dengan prinsip tata pemerintahan yangbaik(goodgovernance). Sedangkan tujuan diterbitkannya Buku Rencana Aksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi WilayahPascabencanadiKabupatenTelukWondama,ProvinsiPapuaBaratiniadalah: 1. Terbentuknya saling pengertian antara pemerintah pusat dan daerah serta unsur unsur swasta, masyarakat nasional dan daerah agar pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksipascabencanadapatberlangsungdenganbaik; 2. Perencanaan program dan kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana sesuaidenganSistemPerencanaanPembangunanNasional; 3. Perencanaan dan penganggaran program dan kegiatan, sesuai dan selaras dengan dokumenperencanaannasionaldandaerah; 4. Perencanaandanpenganggaranyangpartisipatifdankonsultatif,yakniprogramdan kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana telah dikonsultasikan dan memuatmasukandaridankepadaseluruhpemangkukepentingan(stakeholders); 5. Memudahkan dilakukannya pemantauan dan pengendalian atas kegiatan rehabilitasidanrekonstruksipascabencana; 6. Penggunaan dan pengelolaan sumber dana untuk kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana yang mematuhi prinsip "prudent" (kehatihatian) dan "accountable"(bertanggungjawab).

I.3

SistematikaPenulisanRencanaAksiRehabilitasidan Rekonstruksi

Ruanglingkuppenyusunanrencanaaksi rehabilitasidan rekonstruksiinimeliputi:(1) Sektorperumahandanprasaranalingkunganpermukiman;(2)Sektorinfrastruktur;(3)Sektor sosial; (4) Sektor ekonomi produktif; dan (5) Lintas sektor, yang diuraikan dalam masing masingBabsebagaiberikut: BabPertamaBukuRencanaAksiRehabilitasidanRekonstruksiWilayahPascabencana diKabupatenTelukWondama,ProvinsiPapuaBaratiniberisikan latar belakang,maksuddan tujuan,sertaruanglingkup. Bab Kedua berisi gambaran singkat terhadap karakteristik wilayah sebelum kejadian bencana, yang ditinjau dari: (1) kondisi perumahan, sarana dan prasarana; (2) kondisi sosial dan budaya; dan (3) kondisi perkonomian serta (4) potensi bencana dan rencana tata ruang wilayah. Bab Ketiga memaparkan dampak yang ditimbulkan akibat kejadian bencana dalam bentuk: (1) hasil penilaian kerusakan dan kerugian; (2) hasil penilaian kebutuhan pemulihan; serta (3) ringkasan kajian dan rekomendasi yang dilaksanakan oleh Kementerian/Lembaga terhadaprencanapelaksanaanpemulihan. Bab Keempat berisikan prinsip dasar, ruang lingkup pemulihan, kebijakan, strategi, scenario,sertapentahapanpelaksanaanpemulihan.

I4

Bab Kelima berisikan tentang proses perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, pendanaan, kelembagaan pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi, serta kesinambungan pemulihanpascapelaksanaanrehabilitasidanrekonstruksi. Bab Keenam merupakan bagian penutup yang berisikan tentang regulasi, tanggungjawabdanjangkawaktupelaksanaanrehabilitasidanrekonstruksi.

I5

BABII KONDISIUMUMWILAYAH BENCANA

BABII KONDISIUMUMWILAYAHBENCANA
Kabupaten Teluk Wondama berada pada daerah leher kepala burung Pulau Papua denganletakgeografi:0O153O25LSdan132O35134O45BTdenganluaswilayahsebesar 14.953,8 km2. Wilayah Kabupaten Teluk Wondama semula merupakan bagian dari Kabupaten Manokwaridanuntukmempercepatpembangunandikawasantersebut,makapadatahun2002 dilakukan pemekaran terhadap Kabupaten Manokwari berdasarkan UU No. 26 Tahun 2002. Berdasarkan UU tersebut, Kabupaten Manokwari dimekarkan menjadi tiga kabupaten, yaitu: KabupatenManokwari,KabupatenTelukBintuni,danKabupatenTelukWondama. Kabupaten Teluk Wondama diresmikan dan memperoleh status otonom pada tanggal 12April2003denganbatasbatasadministrasisebagaiberikut: Sebelah utara berbatasan dengan Distrik Ransiki Kabupaten Manokwari dan Teluk Cendrawasih; SebelahselatanberbatasandenganDistrikYaurKabupatenNabire; SebelahbaratberbatasandenganDistrikKuridanIdoorKabupatenTelukBintuni; SebelahtimurberbatasandenganDistrikYaurKabupatenNabire.

Tahunpertamasetelahpembentukannya merupakantahuntransisidimanabelumada kelembagaan eksekutif maupun legislatif di Kabupaten Teluk Wondama, demikian halnya dengan peraturan daerah pun belum ada, sehingga masih mengacu kepada peraturan yang berlakudikabupateninduk.Selainitu,saranadanprasaranaperkantoranpunmasihjauhdari memadaisehinggabanyakkegiatanyangmasihharusdilakukandarikotaManokwari. Kabupaten Teluk Wondama yang merupakan wilayah pemekaran dari Kabupaten Manolwari, pada awal pendiriannya terdiri dari 7 pemerintahan distrik/kecamatan dan 56 kampung. Seiring dengan perkembangannya, pada tahun 2008 wilayah administrasi pemerintahan Kabupaten Teluk Wondama dibagi menjadi 13 distrik, yaitu: Distrik Wasior, Distrik Wondiboy, Distrik Naikere, Distrik Raisei, Distrik Kuri Wamesa, Distrik Duairi, Distrik Roon, Distrik Windesi, Distrik Nikiwar, Distrik Wamesa, Distrik Roswar, Distrik Rumberpon, dan Distrik Soug Jaya dengan ibukota kabupaten, yaitu Rasiei, yang berada dalam wilayah DistrikWasior. Seluruhnyaterdapat75KampungdiKabupatenTelukWondamayangtersebardiketiga belas distrik tersebut. Berdasarkan klasifikasi tingkat perkembangan kampung/desa, ke 75 kampungtersebutseluruhnyatermasukdalamkategoriKampungSwadaya. Secara garis besar, Kabupaten Teluk Wondama mempunyai bentuk permukaan yang bervariasi dengan ketinggian permukaan tanah berkisar 0 2.239 meter di atas permukaan laut, dimana sebagian besar wilayahnya berupa perbukitan dan pegunungan dengan puncak tertinggiyaituGunungWondiboy.

II1

GambarII.1 PetaGeologiKabupatenTelukWondama

II2

GambarII.2 PetaTopografiKabupatenTelukWondama

II3

Berdasarkan ketinggian permukaan, wilayah Kabupaten Teluk Wondama dapat diklasifikasikansebagaiberikut: 1. Ketinggian0100mdpl:Merupakandataranrendahyangsebagianbesarberadadi arealpesisirpantai. 2. Ketinggian 100 1.000 m dpl: Kawasan ini merupakan kawasan perbukitan yang hampir terdapat di seluruh wilayah distrik dalam wilayah Kabupaten Teluk Wondama. 3. Ketinggian di atas 1.000 mdpl: Wilayah dengan ketinggianini merupakandataran tinggipegunungansepertipegununganWondiboy. WilayahKabupatenTelukWondamaberiklimtropikabasahyangbercirikancurahhujan tinggidenganpenyebaranmeratasepanjangtahundengansuhuudaraberkisarantara22,933O C.Curahhujandiwilayahiniberkisarantara14004900mmpertahun.Curahhujantertinggi terjadi pada bulan Februari mencapai 412 mm. Sedangkan curah hujan terendah terjadi pada bulanDesembermencapai162mm. SebagaianbesarsukuyangmendiamiwilayahKabupatenTelukWondamaadalahsuku Wamesa. Selain itu terdapat suku asli lainnya, yaitu suku Sough. Adapun suku pendatang di wilayahiniberasalbaikdariPapuamupunluarPapua,antaralaindariBiak,Sorong,Merauke, Serui, Key, Bugis Makassar, Manado, dan Jawa. Berdasarkan data tahun 2008, jumlah suku pendatangdiKabupatenTelukWondamamencapai90%darikeseluruhanjumlahpenduduk. Pada tahun 2009, jumlah penduduk Kabupaten Teluk Wondama tercatat 26.311 jiwa dan kepadatan penduduk ratarata 1,76 jiwa per km2, dimana kepadatan penduduk tertinggi berada di Distrik Wasior, yaitu 9,97 per km2. Dibawah ini adalah tabel persebaran ratarata pendudukdiKabupatenTelukWondamamenurutdistrik. TabelII.1 JumlahdanKepadatanPendudukKabupatenTelukWondamaTahun2009
JumlahJiwa No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Distrik Wasior Windesi TelukDuairi Raisei Wamesa Rumberpon Naikere Wondiboy SaugJaya KuriWamesa Nikiwar Roswar Roon Jumlah L 6,488 726 867 1,383 327 848 362 771 310 695 397 305 714 14,193 P 5,058 655 806 1,221 301 774 342 715 322 566 356 309 693 12,118 Jumlah 11,546 1,381 1,673 2,604 628 1,622 704 1,486 632 1,261 753 614 1,407 26,311 Luas Wilayah (km2) 1,158.2 594.0 1,152.0 1,041.0 792.0 2,984.2 1,772.2 233.1 1,081.0 678.0 476.1 1,099.0 1,890.0 14,950.8 Kepadatan (jiwa/km2) 9.97 2.32 1.45 2.50 0.79 0.54 0.40 6.37 0.58 1.86 1.58 0.56 0.74 1.76

Sumber:KabupatenTelukWondamadalamAngka2009.

II4

II.1

KondisiPerumahan,SaranaDanPrasaranaPublik

Sebagaian besar wilayah Kabupaten Teluk Wondama sebagaimana wilayahwilayah lainnyadiProvinsiPapuaBaratmasihdidominasiolehlahanhutansebesar86,20%daritotal luas wilayahnya. Adapun penggunaan lahan di Kabupaten Tuluk Wondama terdiri dari permukiman,lading/tegalan,semakbelukar,hutan,danrawa.Penggunaanlahanpermukiman di Kabupaten Teluk Wondama secara garis besar terkonsentrasi di pusatpusat pertumbuhan seperti Distrik Wasior dan Windesi yang berada di sekitar pesisir pantai dengan luas permukiman 19.253 ha. Berikut ini rincian penggunaan lahan (ha) di Kabupaten Teluk Wondama: Tegalan : : : : : 29.751 9.875 19.253 386.226 197 2.800 Semakbelukar Hutan Jalan Rawa

Pemukiman/pekarangan :

Pemanfaatan lahan untuk permukiman di Kabupaten Teluk Wondama pengembangannya menuju bagian selatan dan utara serta sebagian kecil ke arah timur yang merupakanwilayahpengununganWondiboydankawasanhutankonservasi. 1. Transportasi Transportasi merupakan kebutuhan sarana dan prasarana yang sangat penting dalam menunjang perkembangan suatu daerah. Transportasi memegang peranan penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi suatu daerah, termasuk menunjang kelancaran interaksi antar daerah, perdagangan dan jasa pelayanan. Sistem transportasi yang dimaksud adalah transportasidarat(jaringanjalanraya),transportasilautdantransportasiudara. Sejauh ini, KabupatenTeluk Wondama hanya dapat di jangkau dengan menggunakan transportasilautdanudara. A. TransportasiDarat Berdasarkan data tahun 2008, panjang jaringan jalan raya di Kabupaten Teluk Wondama adalah 432, 95 km, dengan jenis permukaan jalan yakni, jalan aspal 42 km, jalan kerikil75,3km,jalantanah43,65km.1 B. TransportasiUdara Di Kabupaten Teluk Wondama hanya terdapat satu lapangan terbang, yaitu lapangan terbang perintis yang terletak di Wasior. Bandar udara Wasior ini berada pada ketinggian 16 meterdiataspermukaanlautdanmemilikilandasan(runway)denganpanjang900meterdan lebar30meter.LapanganterbanginidapatdidaratipesawatjenisTwinOtter. C. TransportasiLaut Di Kabupaten Teluk Wondama terdapat dua pelabuhan laut, yaitu di Wasior dan di Windesi. Dermaga Wasior berukuran70 x 8 meter, konstruksi beton/kayu, kedalaman 10,5 meterdankapasitas1.500DWT.AdapunDermagaWindesiberukuran73x8meter,konstruksi
1Sumber:KabupatenTelukWondamadalamAngkaTahun2009.

II5

betondanberkapasitas1.500DWT.Keduapelabuhaninidirencanakanuntukditingkatkanagar dapatdisandariolehkapaldenganbobotlebihbesarsepertikapalpenumpangPelni. Untuk peningkatan lalu lintas antar daerah, direncanakan akan dibangun jalan trans Wasior Windesi Manokwari. Panjang ruas yang telah dikerjakan 92 km dan diarahkan melaluikawasanpermukimandanwilayahpotensial.Selainitujugadirencanakanpeningkatan ruas jalan Wasior Tandia (wilayah selatan) dan Wasior Wasior Utara (wilayah utara). PemerintahKabupatenjugamemandangpentingrencanapembangunanjaringanjalanWindesi Nabire, FakFak, Kaimana karena akan menghubungkan daerahdaerah potensial di KabupatenTelukWondama,FakFak,Kaimana,danNabire. 2. Energi UnitpembangkitlistrikPLNyangterpasanghinggatahun2008adalahsebanyak3unit, (2 unit di Wasior dan 1 unit di Windesi) dengan total kapasitas terpasang 540 KW. Tenaga listrikyangdiproduksisepanjangtahun2008sekitar467.110KWH.Jumlahpelanggantercatat 616pelanggan. Banyak kampungkampung di Kabupaten Teluk Wondama masih menggunakan diesel (genset) sebagai pembangkit tenaga listrik dengan daya ratarata 2.500 Watt. Pada kampung kampung yang berukuran relatif besar, daya ini tidak mencukupi sehingga masih banyak kampungkampungdiKabupatenTelukWondamayangbelumtersentuhpeneranganlistrik. 3. PosdanTelekomunikasi Di Kabupaten Teluk Wondama terdapat 1 (satu) Kantor Pos dan Giro Pembantu yang beradadiDistrikWasiordan1(satu)KantorPosDesayangterdapatdiWindesi.Sejauhinijalur komunikasi dilayani oleh penyedia layanan telepon selular yang terbatas di Wasior dan sekitarnya.SedangkanuntukSSB,dari11unityangada,7unitdiantaranyatersebardidistrik distrik(tiapdistrik1unit)dan5unitlainnyapadainstansi/Dinas.

II.2

KondisiSosialBudaya

1. Pendidikan Padatahun2008,diKabupatenTelukWondamaterdapat54sekolahyangterdiridari4 TamanKanakKanak,41SekolahDasar,6SekolahMenengahPertama,2SekolahLanjutanAtas dan2SekolahKejuruan.Jumlahtenagapengajar291orangyangterdiridari1orangguruTK, 166orangguruSD,41orangguruSMP,27orangguruSMUdan10orangguruSMK. TabelII.2 JumlahSekolah,MuriddanGurudiKabupatenTelukWondamaTahun2009.


Jumlah No. JenjangPendidikan Sekolah (Unit) 1. 2. 3. 4. 5.

Jumlah Murid (Orang) 134 4.758 983 310 105 6.290

Jumlah Guru (Orang) 1 166 41 27 10 245

TK SD SLTP SMU SMK Jumlah

4 41 6 2 2 55

Sumber:KabupatenTelukWondamaDalamAngka2009

II6

TabelII.3 DistribusiSekolahDiKabupatenTelukWondamaTahun2009.
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Distrik Wasior Windesi TelukDuairi Raisei Wamesa Rumberpon Naikere Wondiboy SaugJaya KuriWamesa Nikiwar Roswar Roon Jumlah TK 3 1 4 SD 6 3 3 3 3 5 1 2 3 4 3 2 3 41 SLTP 2 1 1 1 1 6 SMU/SMK 2.0 1.0 3

Sumber:KabupatenTelukWondamaDalamAngka2009.

PembangunandibidangpendidikanmenjadisalahsatuprioritasPemerintahKabupaten Teluk Wondama mengingat masih banyaknya permasalahan di bidang ini, baik dari segi kuantitasmaupunkualitas.Permasalahanyangdihadapiantaralain: Tidak adanya SLTP di sejumlah distrik sehingga banyak lulusan SD yang tidak melanjutkandanterhambatnyapelaksanaanPendidikanDasar9tahun. Keterbatasan ruang pada banyak SD, misal: banyak SD yang hanya mempunyai 3 ruangataudibawahkebutuhandantidakmemilikiruangguru. Keterbatasan tenaga guru. Pada beberapa tempat hal ini telah menyebabkan terhentinya kegiatan belajarmengajar hingga berbulanbulan atau satu guru mengajarbeberapakelassekaligus.

2. Kesehatan Salah satu indicator keberhasilan pembangunan adalah adanya peningkatan layanan bidang kesehatan, untuk itu pemerintah Kabupaten Teluk Wondama terus meningkatkan pembangunanpadasectortersebut.Padatahun2008,jumlahpuskesmasdiKabupatenTeluk Wondamaberjumlah6unitdanpuskesmaspembantu(pustu)berjumlah29unityangtersebar didistrikdankampung,69unitposyandudan15unitposkeskam. Untuktenagamedis,padatahun2008tercatat27dokterumum,72orangperawat,26 orangparamedisnonperawat TabelII.4 FasilitasKesehatandiKabupatenTelukWondamaTahun2009.
No. 1 2 3 Distrik Wasior Windesi TelukDuairi Puskesmas 1 1 1 Pustu 4 2 4 Posyandu 12 7 5 II7

No. 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

Distrik Raisei Wamesa Rumberpon Naikere Wondiboy SaugJaya KuriWamesa Nikiwar Roswar Roon Jumlah

Puskesmas 1 1 1 6

Pustu 3 1 5 1 1 1 2 2 2 1 29

Posyandu 6 3 10 8 6 3 2 2 2 3 69

Sumber:KabupatenTelukWondamaDalamAngka2009.

3. Agama Penduduk Kabupaten Teluk Wondama sebagian besar beragama Kristen Protestan. SaranaibadahyangterdapatdiKabupateninisecarakeseluruhanterdiridariGerejaProtestan (63unit),GerejaKatolik(1unit),danMesjid(2unit). TabelII.5 SebaranFasilitasPeribadatandiKabupatenTelukWondama.
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Distrik Wasior Windesi TelukDuairi Raisei Wamesa Rumberpon Naikere Wondiboy SaugJaya KuriWamesa Nikiwar Roswar Roon Jumlah Masjid 1 1 2 Gereja Gereja Protestan Katolik 15 1 4 3 4 3 6 8 2 5 3 3 2 5 63 1

Sumber:KabupatenTelukWondamaDalamAngka2004.

II.3

KondisiPerekonomian

Kabupaten Teluk Wondama memiliki iklim dan lahan yang potensial untuk pengembangan pertanian tanaman pangan. Namun, potensi ini belum dimanfaatkan secara optimal.Usahataniyangadaumumnyamasihberupausahatanisederhanaataubelumintensif sehinggaproduktivitasnyapunmasihrelatifrendah.

II8

Dalam memenuhi kebutuhan hidup seharihari, masyarakat setempat masih banyak bergantung pada alam sekitarnya. Mereka memanfaatkan hutan dan laut sekitar untuk memenuhi kebutuhan pangan, sandang, maupun perumahan. Umumnya mereka mengambil ataumemanfaatkansumberdayaalamsekitarseperlunyasaja. SebagianbesarpendudukdikampungkampungdiKabupatenTelukWondamabermata pencaharian sebagai nelayan dan peramu yang diselingi dengan bertani dan berburu. Sebagai nelayan, peralatan yang dipergunakan umumnya sederhana, yaitu perahu tradisional yang memilikikapasitasdankemampuanjelajahsangatrendahdisertaipancingdanalatpenikam. Sedangkan dalam bertani umumnya yang dilakukan adalah usaha tani sederhana dimanapemeliharaandanpemupukanjarangdilakukan.Jenistanamanyangditanambiasanya terbataspadatanamanpangan,seperti:singkong,ubijalar,dankeladi. 1. PertanianTanamanPangandanHortikultura Jenis tanaman yang diusahakan oleh masyarakat, antara lain: ubiubian, padi sawah, jagung, kacang tanah, kacang hijau, sayuran, dan buahbuahan. Diantaranya, produksi yang menonjoladalahubikayu,ubijalar,jagung,dankacangkacangan. ProduksipertanianyangmenonjoldiKabupatenTelukWondamaadalahubikayu.Pada tahun2008angkaproduksiubikayumencapai18.912tondenganluaslahan178ha,produksi keladimencapai4.571tondenganluaslahan60ha,produksijagung2.460tondarilahanseluas 151 ha. Untuk produksi perkebunan rakyat lebih di dominasi oleh perkebunan kakao dan kelapa,denganproduksikakaosebesar244tondarilahanseluas431hadanproduksikelapa sebesar187tondariluaslahan431,6ha. 2. Peternakan Komoditasternakyang dikembangkanolehmasyarakatdi KabupatenTelukWondama adalahsapi,kambing,babidanunggas.Padatahun2008terdapatpeningkatanpopulasiternak babimenjadi369ekordimanapadatahunsebelumnyaberjumlah344ekor.Peningkatanyang signifikan terjadi pada populasi ternak sapi dan kambing, dimana untuk sapi terjadi peningkatanmenjadi201ekorpadatahun2008dimanapadatahun2007berjumlah120ekor. Sementarauntukternakkambingmeningkatdari132ekorpadatahun2007menjadi289ekor ditahun2008. 3. Perikanan Wilayah perairan Kabupaten Teluk Wondama memiliki potensi perikanan laut yang cukup besar. Sektor perikanan di Kabupaten Teluk Wondama terus mengalami peningkatan dimanapadatahun2008produksiperikananmencapai131.159,4ton. Secara umum, kondisi perekonomian Kabupaten Teluk Wondama terus menunjukkan pertumbuhan yang positif dari tahun ke tahun. Pada tahun 2008, PDRB Kabupaten Teluk Wondama Atas Dasar Harga Konstan 2000 mencapai Rp 162 milyar, mengalami peningkatan daritahun2007yangbesarnyaRp138,5milyar,dimanasebagianbesarbertumpupadasektor pertaniandengankontribusimencapai77,9%.

II9

TabelII.6 PDRBKabupatenTelukWondamaAtasDasarHargaKonstan2000DirinciMenurut LapanganUsahaTahun20042008(JutaRupiah)


NO LAPANGANUSAHA 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Pertanian Pertambangandan Penggalian IndustriPengolahan ListrikdanAirBersih Bangunan Perdagangan,Hotel danRestoran Pengangkutandan Komunikasi Keuangan,Persewaan danJasaPerusahaan JasaJasa PDRB 2004 79,312.35 185.29 769.66 58.76 2,544.37 4,839.30 899.47 1,441.30 2,112.80 92,163.30 2005 83,100.75 248.15 857.49 63.46 3,306.15 4,634.53 997.97 1,430.23 2,627.04 2006* 94,151.22 403.73 1,087.24 72.58 6,811.90 5,762.47 1,791.69 1,672.62 3,962.36 2007** 109,748.33 653.33 1,420.96 86.04 10,588.76 7,138.24 1,994.43 1,919.74 5,019.85 2008*** 126,260.01 890.56 1,718.77 103.59 14,088.34 8,435.50 2,311.86 2,184.47 6,001.44 77.94% 0.55% 1.06% 0.06% 8.70% 5.21% 1.43% 1.35% 3.70% 100%

97,265.77 115,715.81 138,569.68 161,994.54

Catatan:*Angkayangdiperbaiki **AngkaSementara ***AngkaSangatSementara Sumber:BadanPusatStatistikKabupatenTelukWondama

Sektor pertanian di Kabupaten Teluk Womdana didominasi dari subsektor kehutanan dan perikanan mampu memberikan sumbangan nilai tambah yang cukup besar bagi perekonomiannya.Hasilsektorpertaniansangatbesarpengaruhnyaterhadappenciptaannilai tambah PDRB Kabupaten Teluk Wondama, walaupun sejak tahun 2004 peranannya terus mengalamipenurunanhinggasebesar8,12persenpadatahun2008. Sektor bangunan menempati urutan kedua dalam sumbangannya terhadap perekonomianKabupatenTelukWondamasebesar8.70persen. Sektor perdagangan, hotel dan restoran menempati urutan ketiga pembentuk PDRB Provinsi Kabupaten Teluk Wondama dengan peranan sebesar 5,21 persen, mengalami peningkatan apabila dibandingkan pada tahun 2007 sebesar 5,15 persen.Sub sektor perdagangan yang sangat berpengaruh terhadap naik turunnya peranan sektor perdagangan, hoteldanrestoran,memilikiperanantertinggidibandingkandengansubsektorlainnya. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Teluk Wondama dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan, hal ini juga didukung dengan potensi kekayaan alam yang dimiliki daerah ini. Potensi yang besar untuk dikembangkan antara lain: perikanan laut, pariwisata, pertanian (kehutanan dan perkebunan). Di wilayah ini terdapat lahan potensial seluas 40.000 hektar yang diarahkan bagi pengembangan perikanan laut, budi daya tambak, pertanian, perkebunanskalakecildanskalabesardenganpolaperkebunanintirakyat(PIR).Potensihasil hutanKabupatenTelukWondamaadalahkayubulatterutamajenis merbaudanmatoa.Selain kehutanan,perikananjugamenjadisalahsatuandalandengankeuntunganletakgeografisyang berada di antara Teluk Cendrawasih dan Teluk Bintuni, dengan potensi laut yang kaya akan berbagai jenis ikan seperti tuna, ikan pelagis, demersal, teripang dan lobster yang hingga kini masihbelumdikelolasecaraoptimal.

II10

Sektor perkebunan di wilayah ini sangat potensial untuk pengembangan komoditi perkebunan kelapa, kopi robusta, cengkeh, dan kakao. Selain itu, Kabupaten Teluk Wondama juga memiliki iklim dan lahan yang potensial untuk pengembangan tanaman pangan seperti padi, jagung, kacangkacangan, sayuran dan buahbuahan serta budidaya ikan air tawar dan tambakudang. Potensi pariwisata juga sangat potensial untuk dikembangkan di Kabupaten Teluk Wondama, dengan keanekaragaman flora dan fauna, pemandangan alam khas Papua, baik di lautmaupundidaratmerupakannilailebihuntukdijadikanobyekobyekwisata.Selainitujuga terdapat Taman Laut Nasional Teluk Cendrawasih dan Cagar Alam Pegunungan Wondiboy dengankekayaanfloradanfauna.

II.4

PotensiBencanaAlamDanTataRuangWilayah

Kejadian bencana banjir bandang yang melanda Distrik Wasior bukan terjadi yang pertamakali,kejadianserupasudahpernahmelandawilayahtersebutpadatahuntahun1955 dan2008.DilihatdaripetaindeksrisikobencanaProvinsiPapuaBaratdibawah(Gambar2.1), terlihat bahwa wilayah Kabupaten Teluk Wondama memiliki tingkat risiko yang tinggi untuk bencana longsor dan rawan akan bencana banjir pada daerah rawa. Hal ini juga dipengaruhi oleh letak geografis wilayah Kabupaten Teluk Wondama sebagian besar berupa pegunungan danperbukitandengankemiringanlereng0O70Odanketinggianpermukaanberkisar02340m diataspermukaanlaut(dpl).Wilayahbencana,DistrikWasiordanWondiboyterletakdidaerah pedatarandanperbukitandengankemiringanlereng<3O45O,danketinggianwilayah0100m dpl,diindikasikanmerupakanwilayahyangrawanakangerakantanah. GambarII.3 PetaRawanBencanaGempaBanjirdanGempa

Sumber:KementerianPekerjaanUmum,19November2010 II11

Pada awal pendiriannya, Kabupaten Teluk Wondama belum memiliki Rencana Tata Ruang Wilayah. Cara yang ditempuh Pemerintah Kabupaten Teluk Wondama untuk mempercepat pertumbuhan dan proses pembangunan di wilayah ini adalah dengan membaginya kedalam empat Wilayah Pembangunan (WP). Pembagian WP serta pola dan kegiatan pengembangan pada masingmasing WP didasarkan pada karakteristik, potensi dan kondisi umum wilayah. Pembagian wilayah ini juga untuk mewujudkan keterkaitan antar kegiatanyangsesuaidengankebijakandanperaturanpemanfaatanruangyangberlaku. Untukmemberikanarahanpemanfaatanruangdanpengembanganwilayahyangsesuai kebijakan dan peraturan, Pemerintah Kabupaten Teluk Wondama sedang menyusun Rencana Tata Ruang Wilayah 20072027, antara lain mengenai kawasan khusus/perlindungan, budidaya, permukiman, sarana dan prasarana umum. Berdasarkan peta rencana tata ruang Kabupaten Teluk Wondama (Gambar 2.2) dan sketsa rencana pengembangan perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Teluk Wondama (Gambar 2.3), bahwa wilayah Distrik Wasior dan DistrikWondiboyyangdilandabencanabanjirbandang4Oktober 2010yanglalu,merupakan wilayahyanglebihdiperuntukkanuntukkawasanpelestarianalam/kawasansuakaalam. GambarII.4 PemanfaatanLahandiKabupatenTelukWondama

Sumber:KementerianPekerjaanUmum,19November2010

II12

PetaIndeksRisikoBencanaGerakanTanahdiProvinsiPapuaBarat.

GambarII.5

II13

RencanaTataRuangKabupatenTelukWondama20072027

GambarII.6


Sumber:BadanKoordinasiPenataanRuangNasional(BKPRN)

II14

GambarII.7 SketsaTataRuangKawasanPerkebunanKelapaSawitKabupatenTelukWondama

II15

BABIII PENANGANANPASCA BENCANA

BABIII PENANGANANPASCABENCANA
III.1 TanggapDarurat
PelaksanaankegiatantanggapdaruratpascabencanabanjirbandandiKabupatenTeluk Wondama dikoordinasikan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana dengan dukungan Kementerian/Lembaga, TNI dan Kepolisian Republik Indonesia, pemerintah provinsi, serta pemerintahKabupatenTelukWondama. Badan Nasional Penanggulangan Bencana menyediakan alokasi pendanaan tanggap daruratsenilaiRp.13,5milyaruntukpenanganankorbandanpengungsi,pembangunanhunian sementara, serta dukungan kebutuhan tanggap darurat lainnya. Alokasi pendanaan tanggap darurat tersebut disalurkan melalui pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten, TNI, serta kementerian/lembagaterkaitlainnyayangpelaksanaannyadikoordinasikanolehBNPBsebagai penanggungjawab pelaksanaan tanggap darurat. Selanjutnya beberapa kegiatan terkait pelaksaantanggapdaruratsecararincisebagaiberikut: 1. Pada hari Kamis, 14 Oktober 2010 Presiden RI beserta rombongan telah tiba di Wasior, Provinsi Papua Barat untuk memimpin langsung proses penanganan daruratpascabencana. 2. BNPB mengirimkan bantuanberupa tendakeluarga 80 unit,velbeth60 unit,tenda pleton 3 unit, tenda gulung 200 lembar, sandang 278 paket, sandang 222 paket, kidsware 150 paket, family kit 150 paket, selimut 100 lembar, tikar 100 lembar, makanansiapsaji2250paket. 3. Pemberangkatan bantuan bahan bangunan untuk pembangunan hunian sementara menggunakanKMMahkota. 4. PerusahaanListrikNegaraPLN) - TimPemulihanKelistrikanPLNdiWasiortelahmemperbaiki5(lima)unittrafo distribusi,sertaJaringanTeganganRendahke400pelanggan. - PLN wilayah Papua telah mengoperasikan pembangkit listrik tenaga disel sebanyakduaunitukuran(2x400kw)diWasior. - PLN cabang Biak telah berhasil memasang 48 unit PLTS, di mana pemasangan PLTSdiprioritaskanpadabangunanrumahyangmasihutuhberdiridandidiami wargamasyarakatyangbelummengungsi. - Tim PLN Papua telah pemulihan kondisi kelistrikan di kawasan daerah yang terkenabanjirWasior,PapuaBarat,mencapai60%. 5. Pada hari Jumat, 15 Oktober 2010 BNPB mengirim bantuan berupa kayu 4 ton, selimutdankelambu140kg. 6. PadahariJumat,15Oktober2010MabesTNImengirimkanbantuanberupahanduk harian12 koli (700kg),handuk lap tangan 2koli(200kg), sleepeping bag 14 koli (350kg),jaket1150kg,sepatukaret20kg,matras15kg,pakaian,sarungdankapas 2040kg. 7. Pada hari Jumat, 15 Oktober 2010 Kementerian PU mengirimkan bantuan berupa pipaPVC2800kg,pipaspiralplastic100kg,genset1,5KVA2buah,pompaalkon21 buah,hidranumum20buahdanjerigenair300buah. 8. TimSARgabungansampaisaatinimasihmelakukanevakuasipencariankorban.

III1

9. Peralatanyangdikerahkanberupa8unitexcavator,1unitloader,3unitbulldozer,2 unitgrader,10unitdumptruck,1unittraktor,1unittankiBBMdanIunitMTA. 10. Personil yang terlibat di Wasior yaitu : BNPB 3 orang, BPBD Prov. Papua Barat 2 orang,Depdagri1orang,BadanGeologi1orang,TNIAD126orang,TNIAL14orang, PORI55orang,SatpolPP13orang,tenagamedis55orang,SAR103orang,Tagana 10orang,UNIPA7orang,KKPB5orang,PTPIIMedan20orang,KKP5orang,PMI 14orangdan5RAPI18orang. 11. Tenagakesehatanyangdikerahkansebanyak74orang:Kemenkes12orang,Dinkes Prov.PapuaBarat17orang,PPKSubRegionalPapua16orang,PPKManokwari11 orang,DinkesKab.Manokwari10orangdanDinkesKab.Nabire8orang. Sampai dengan 17 Nopember 2010, proses pembangunan hunian sementara masih terus dilaksanakan dengan target pembangunan hunian sementara mencapai 93 unit serta dilengkapidengansaranadanprasaranahuniansementara. 1. 17baraksdh100%(2diDinasperikanan,3diMaimare,5diKaibi,2diRado,3di AtasBandara,2diBappeda) 2. 2barakdalampemasanganpintu&jendela(1Bappeda,1diKaibi) 3. 12barakdalampemasangandinding(2dibalaiperikanan,2Bappeda,2dirado,1di Kaibi,1dispenda,4diIriati) 4. 10 barak dalam proses pengerjaan atap dan lantai (2 di balai perikanan, 1 di Bappeda,2diRado,2diIriati,3diKaibi) 5. 4barakdiIriatidalampemasanganlantai 6. 5barakdalampemasanganbloklantai 7. 2barakdiPolresdalampemasangangording 8. 25baraksudahpemasangankerangkabangunan 9. 5gedungserbagunatelahselesai 10. 12MCKdanDapurumumtelahselesaidibangun

III2

GambarIII.1 InformasiPembangunanHunianSementara

Sumber:KementerianPekerjaanUmum;2010

III3

BoxIII.1 PemberitaanMediaDetikCom,8Oktober2010 TanggapDaruratBanjirdiWasiorDuaMinggu,DetikCom


JakartaPemerintahmenetapkantanggapdaruratuntukbencanabanjirdiWasior,PapuaBaratselamaduaminggu. Setelahitu,barumemasukitahaprekonstruksidanrehabilitasi."Tanggapdaruratselamaduaminggu.Nantisetelah keadaantanggapdaruratselesai,dibersihkan,lalukemudiantahaprehabilitasidanrekonstruksi,"kataMenkoKesra AgungLaksonodiIstanaNegara,JlVeteran,Jakarta,Rabu(6/10/2010). Dalammasatanggapdaruratini,GubernurPapuaBaratdilaranguntukbepergiankeluardaerahdemimemastikan penanganan korban banjir dapat berlangsung secara maksimal. "Gubernur kita instruksikan tidak boleh kemana mana,danhariiniKepalaBNPBakanberusahamasuklokasidenganhelikopter.SayaakankesanakalauenggakSabtu Minggu,setelahdiharapkanrunwaynyabersih,darisitukemudiankitalihatkemungkinanPresidendatang,"ujarnya. Dalam dua minggu tanggap darurat tersebut, telah disiapkan sejumlah dana untuk bantuan awal. Selebihnya, akan disalurkan menyusul dan disesuaikan dengan kebutuhan. "Yang sudah dikirim Rp 300 juta, dan hari ini akan ditambah lagi oleh Kepala BNPB, mungkin sekitar Rp500 juta, juga tentunya bantuan dari Pemprov sendiri dan bantuanbarangbarangyangbisadipakai." "Kalauuangsajadisanabisabelanjaapa.SekarangbagaimanapengangkutanbantuandariJakartakesanatermasuk bantuandariPresiden,yangmungkinlebihbesar,"imbuhpolitisiPartaiGolkarini. Setelahselesaitanggapdarurat,baruakanhitungapasajakebutuhankebutuhanuntukrekonstruksidanrehabilitasi. Agung menambahkan, untuk seluruh biaya perawatan korban semua ditanggung pemerintah. Sementara santunan untukyangmeninggalsampaisaatinimasihdipikirkanangkanyaberapa."Yangmeninggaltentukamiakanpikirkan, tapisayabelumbisamenyebutkanangkanya.Kitapikirkanangkanya,"tutupAgung.(anw/gun)

III4

GambarIII.2 ZonaTerdampakBencana

Sumber:KementerianPekerjaanUmum;2010

III5

GambarIII.3 CitraSatelitWilayahTerdampakBencana


Sumber:LAPAN;2010

III6

GambarIII.4 CitraSatelitWilayahTerdampakBencana

Sumber:LAPAN;2010

III7

III.2

PenilaianKerusakan,Kerugian,danDampakBencana

Kejadian banjir bandang di Kabupaten Teluk Wondama pada tanggal 4 Oktober 2010 yang melanda wilayah wilayah 2 kecamatan di Kabupaten Teluk Wondama yang meliputi Kecamatan Wasior (Desa Wasior I, Desa Wasior II, Desa Rado, Desa Moru, Desa Maniwak, DesaManggurai dan Desa Wondamawi) serta Desa Wondiboy di Kecamatan Wondiboy telah mengakibatkan jatuhnya korban jiwa dan juga kerusakan serta kerugian diberbagai sektor pembangunan. Sampai dengan tanggal 22 Oktober 2010 berdasarkan data dan informasi dari posko BNPB, bahwa akibat kejadian bencana banjir bandang tersebut telah mengakibatkan 161 korban meninggal dunia, 97 orang mengalami luka berat, dan 3.374 orang mengalami luka ringan. Selain itu, kejadian bencana tersebut juga menimbulkan terjadinya pengungsian baik yang masih berada di Kabupaten Teluk Wondama maupun pengungsi yang keluar dari kabupatenbahkankeluardariwilayahProvinsiPapuaBarat. TabelIII.1 DataKorbanBencanaBanjirdiKabupatenTelukWondama
No 1 2 Korban Pengungsi TelukWondama Kab.Manokwari Kab.Nabire LuarwilayahProv.PapuaBarat Sorong Serui Jayapura Total Sumber:PoskoBNPB,22Oktober2010 Lokasi Meninggal 161 161 LukaLuka Berat 91 91 Ringan 3.374 3.374 Hilang 146 146 Pengungsi Jiwa 2.147 4.996 754 1.065 48 5 1 9.016

HasilpenilaiankerusakandankerugiandenganmenggunakanmetodepenilaianECLAC dengansumberdatayangdiperolehdariBNPBsampaidengantanggal26Oktober2010,bahwa akibat bencana alam banjir bandang di Kabupaten Teluk Wondama 4 Oktober 2010 menimbulkan kerusakan dan kerugian mencapai Rp. 280,54 milyar, yang didominasi oleh sektorperumahansenilaiRp.107,43milyardansektorinfrastruktursenilaiRp.101,47milyar. Selainkeduasektortersebutpenilaiankerusakandankerugianjugamemperhitungkandampak kerusakandankerugian3sektorlainnyasesuaidenganpengelompokansektordalammetode penilaianyangdigunakan,yaitu:sektorsosial,sektorekonomiproduktifdanlintassektor,serta memisahkannya kedalam pembagian kepemilikan pemerintah dan non pemerintah, seperti padatable3.2berikut.

III8

TabelIII.2 IkhtisarRekapitulasiKerusakandanKerugian (Rp.Juta)


No Sektor/Subsektor 1 2 3 4 5 Perumahan Infrastruktur Sosial Ekonomi LintasSektor Nilai Kerusakan 100.616,77 83.545,00 10.604,64 17.342,00 25.307,00 Nilai Kerugian 6.818,10 17.925,00 681,40 13.170,40 4.574,20 Total Kerusakan dan Kerugian 107.434,87 101.470,00 11.286,04 30.512,40 29.881,20 280.584,51 Kepemilikan Pemerintah 85.970,00 11.286,04 25.706,70 122.962,74 Non Pemerintah 107.434,87 15.500,00 30.512,40 4.174,50 157.621,77

Total 237.415,41 43.169,10 Sumber:PenilaianKerusakandanKerugianBNPB;2010

Hasil penilaian kerusakan dan kerugian akibat banjir bandang di Kabupaten Teluk Wondama4Oktober2010disajikandalamtabellengkapdalamlampirandokumenrencanaaksi rehabilitasidanrekonstruksiini. A. PerumahandanPermukiman Berdasarkan data potensi desa tahun 2008 menunjukkan terdapat tiga tipe rumah di wilayahyangterkenadampakbencanadiKabupatenTelukWondamayaitu:rumahpermanen, rumah semi permanen dan rumah non permanen dengan perbandingan secara berturutturut adalah24%;25%dan51%.Datapotensidesatersebutyangkemudianmenjadisalahsatudasar penilaiankerusakandankerugiansektorperumahanyangmencapai1.634unitrumahdengan rinciankerusakanmeliputi977unitrumahrusakberat,378unitrumahrusaksedangdan279 unitrumahrusakringan. Selanjutnyadenganasumsihargasatuantertinggipembangunangedungyangmerujuk padabantuanrumahyangdisampaikanDinasSosialProvinsiPapuaBarattahun2009dengan ukuran 6 meter x 7 meter dan harga senilai Rp. 150 juta maka diperoleh nilai satuan pembangunanperm2adalahsenilaiRp.3,5juta/m2sertapersentasetiperumahyangterdapat diKabupatenTelukWondama,makanilaikerusakandankerugianmencapaiRp.107,43milyar. Nilai kerusakan dan kerugian sektor perumahan merupakan sektor terbesar yang terkena dampakbencanabanjirbandangdiKabupatenTelukWondamasebesar38,28%daritotalnilai kerusakandankerugianyangmencapaiRp.280,58milyar.

III9

GambarIII.5 PetaSebaranKerusakanSektorPerumahan

III10

Banjir bandang juga mengakibatkan dampak terhadap masyarakat akibat kerusakan rumah, sebagian masyarakat harus mengungsi, baik mengungsi disekitar lokasi bencana maupun yang mengungsi ke wilayah kabupaten/kota disekitar Teluk Wondama seperti di NabiredanManokwari,bahkansebagianmasyarakatpendatangmengungsikeluardariwilayah ProvinsiPapuaBaratuntukkembalikekampunghalamanmerekamasingmasing. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kabupaten Teluk Wondama (Oktober 2010), bahwasebelumkejadianbencanajumlahrumahdiwilayahdistrikterdampaksebelumbencana berjumlah3.012unitrumahyangdihuni3.034rumahtangga.Denganmemperhatikanjumlah kerusakan rumah akibat bencana yang mencapai 1.634 unit rumah atau sekitar 54% dari jumlah rumah sebelum kejadian bencana, menunjukkan bahwa sebagian besar rumah tangga mengalami ganguan akses terhadap tempat tinggal, termasuk dampak terhadap rusaknya struktursosialkemasyarakatan. Menunjukkan bahwa di ketiga distrik terdampak, terdapat 3.012 rumah dan terdapat 3.034 rumah tangga. Kerusakan rumah berdampak pada terhenti atau terganggunya akses manusia terhadap naungan atau hunian. Kerusakan rumah mencapai 1.634 (lihat data kerusakan dan kerugian), maka kerusakan rumah mencapai sekitar 54% dari seluruh rumah yang ada di ketiga distrik terdampak. Artinya terdapat sekitar 1.627 Rumah Tangga yang terhentiatautergangguaksesnyaterhadaphunian. B. Infrastruktur Kerusakan sektor infrastruktur akibat bencana banjir bandang meliputi sub sektor transportasi jalan dan jembatan kabupaten serta lingkungan, sub sektor energi ketenaga listrikan yang dikelola olen PT. PLN Persero; prasarana air dan sanitasi berupa instalasi air bersih,sertasubsektorsumbedayaairyangberupatanggulsungai. Sub sektor transportasi, kerusakan dan kerugian yang ditimbulkan meliputi jalan dan jembatan kabupaten serta jalan dan jembatan lingkungan permukiman, juga hilang atau rusaknya alatalat berat yang dioperasikan oleh perusahaan swasta. Nilai kerusakan dan kerugiansubsektortransportasimencapaiRp.82,12milyar. Sub sektor energi, adalah rusaknya jaringan distribusi ketenagalistrikan yang dioperasikanolehPT.PLNPerserosenilaiRp.7,45milyar. Sub sektor air dan sanitasi, kerusakannya meliputi jaringan instalasi air bersih dan jaringan distribusi air bersih yang selama ini dioperasikan secara gratis kepada masyarakat. Kerusalan jaringan tersebut mengakibatkat terhentinya kegiatan produksi dan distribusi dengannilaikerusakanyangmencapaiRp.8,05milyar. Infrastruktur sumberdaya air, adalah kerusakan pada tanggul sungai yang mencapai 1.100meterdengannilaikerusakansebesarRp.3,85milyar. Sehingga total nilai kerusakan dan kerugian yang ditimbulkan akibat bencana pada sektorinfrastrukturmencapaiRp.101,47milyaratausetara36,16%daritotalnilaikerusakan dan kerugian, dengan rincian Rp. 83,54 milyar merupakan nilai kerusakan serta Rp. 17,92 milyar sebagai perkiraan kerugian yang timbul akibat potensi hilangnya pendapatan atau adanya penambahan biaya yang timbul akibat tidak dapat dioperasikannya prasarana infrastrukturyangmengalamikerusakan. C. SosialdanBudaya Prasarana pendidikan, kesehatan dan prasarana keagamaan adalah sub sektor yang terkenadampakbencanabanjirbandapada4Oktober2010.Totalnilaikerusakandankerugian

III11

padasektorinimencapaiRp.11,96milyar,merupakansektoryangpalingkecilterkenadampak bencana atau setara dengan 4,02%. Namun demikian, hal tersebut terjadi juga karena jumlah prasaranasosialdanbudayayangjumlahmemangrelatifsedikit,yangberadadiwilayahyang terkena bencana. Akibat kerusakan sarana dan prasarana sektor sosial dan budaya tersebut berdampakpadaterhentinyaaksesmasyarakatterhadaplayanankesehatan,pendidikan,serta melaksanakankegiatansosialdanperibadatan. GambarIII.6 PetaSebaranKerusakanFasilitasSosial

III12

D. EkonomiProduktif Kejadian bencana akan selalu berdampak kepada terganggunya kegiatan ekonomi produktif masyarakat dan daerah. Hal yang sama terjadi di wilayah pasca bencana banjir bandangdiKabupatenTelukWondama.KerusakandankerugianakibatbencanadiKabupaten Teluk Wondama di dominasi oleh sub sektor perdagangan akibat rusaknya bangunan perdagangan serta hilang atau rusaknya prasarana kegiatan ekonomi masyarakat berupa barangmodalusaha.Nilaikerusakandankerugiansektorekonomiproduktifdidominasioleh sub sektor perdagangan yang mencapai Rp. 14,11 milyar dan sub sektor ekonomi bidang transportasiangkutanrodadua(ojek)yangmencapaiRp.8,8milyar.Totalperkiraankerusakan dan kerugian di sektor ekonomi mencapai Rp. 30,51 milyar, setara dengan 10,87% dari nilai totalkerusakandankerugian. Terkait dengan kondisi ekonomi lokal, akibat bencana banjir bandang 4 Oktober 2010 dampak ekonomi yang paling terasa adalah kegiatan perekonomian masyarakat yang terhenti dikarenakanhilangnyatempatusahadanbarangmodalyangdimilikirusakatauhilangakibat bencana. Secara umum akibat bencana ini tidak berdampak signifikan terhadap kegiatan perekonomiantingkatProvinsiPapuaBarat. E. LintasSektor Prasarana yang masuk kedalam pengelompokan lintas sektor meliputi pemerintahan, keuangan perbankan, keamanan dan ketertiban, serta lingkungan hidup. Pada sektor ini menyumbangkannilaikerusakandankerugiansebesar10,64%atausenilaiRp.29,88milyar. Subsektorpemerintahan,meliputikerusakanbangunankantorpemerintahsertabangun rumahdinaspemerintahsenilaiRp.15,83milyar.Dampakyangtimbulakibatkerusakansarana dan prasarana pemerintahan adalah terhentinya/terganggunya fungsi penyelenggaraan pemerintahankhususnyadalampelayananadministrasipemerintahan,jasa,danjugapelayanan keamanandanketertiban. Subsektorkeuanganperbankan,terdapatprasaranainstitusikeuanganperbankanyang mengalami kerusakan yaitu Bank BRI dan Bank Papua dengan nilai kerusakan mencapai Rp. 2,55 milyar dan potensi kerugian akibat tidak beroperasinya kegiatan kedua bank tersebut mencapaiRp.720,5juta. Subsektorkeamanandanketertiban,adapaunprasaranayangterkenadampakbencana banjir bandang 4 Oktober 2010 adalah kantor kepolisian sektor dan rumah dinas kepolisian dengannilaikerusakanRp.4,17milyar. Sub sektor lingkungan hidup, akibat bencana banjir bandang telah mengakibatkan rusaknyaDASSobeiseluas546hektardanaliransungaiBatangSalaiseluar12hektardengan nilaikerusakandankerugianmencapaiRp.6,59milyar.

III13

GambarIII.7 PetaSebaranKerusakanLintasSektor

III14

Dengan memperhatikan rekomendasi sektoral dan kondisi geografis wilayah terkena bencana, maka terdapat kebutuhan untuk melaksanakan relokasi permukiman wilayah-wilayah yang termasuk kedalam wilayah rawan bencana, sehingga penilaian kebutuhan dilaksanakan berdasarkan 2 skema kebijakan pemulihan yaitu penilaian kebutuhan in-situ rehabilitasi dan rekonstruksi serta penilaian kebutuhan relokasi. Total keseluruhan kebutuhan pemulihan wilayah pasca bencana banjir bandang di Kabupaten Teluk Wondama mencapai Rp. 370,35 milyar. Tabel III.3 Rekapitulasi Penilaian Kebutuhan In-Situ Rehabilitasi dan Rekonstruksi dan Penilaian Kebutuhan Relokasi (Rp. Juta)
No Sektor/Sub-sektor In-Situ Relokasi (Rp. Juta) 1 2 3 4 5 Perumahan Infrastruktur Sosial Ekonomi Lintas Sektor Total 14,735.44 94,987.50 8,910.44 14,321.79 7,974.24 163,264.10 56,000.00 4,722.82 4,897.20 540.00 177,999.54 150,987.50 13,633.26 19,218.99 8,514.24 Total Kebutuhan

Penilaian kebutuhan rehabilitasi dan rekonstruksi dilakukan melalui verifikasi dan validasi data kerusakan. Terkait dengan kebutuhan pendanaan rehabilitasi dan rekonstruksi didasarkan kepada pembagian kewenangan dan tanggungjawab yang meliputi pendanaan APBN, APBD Provinsi, APBD Kabupaten, serta pembiayaan oleh swasta dan masyarakat, sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, bahwa kegiatan penanggulangan bencana merupakan tanggung jawab bersama antara Pemerintah, pemerintah daerah, serta swasta dan masyarakat.

III.3. Penilaian Kebutuhan Rehabilitasi dan Rekonstruksi

140,929.42

229,424.12

370,353.54

Sumber: Penilaian Kebutuhan Rehabilitasi dan Rekonstruksi BNPB; 2010

III.16

Sedangkan dari sisi kebutuhan kemanusiaan, dari hasil Pengkajian Kebutuhan PemulihanManusiadiperolehbahwatotalkebutuhanpemulihanbagikehidupanmasyarakatdi wilayahyangterkenadampakbencanasebesarRp.4,81milyar.Penilaiankebutuhanpemulihan aspek kemanusiaan tersebut selanjutnya telah terintegrasi ke dalam kebutuhan pemulihan persektordalamrekapitulasipenilaiankebutuhanrehabilitasidanrekonstruksipascabencana banjirbandangdiKabupatenTelukWondama. TabelIII.4 RekapitulasiPenilaianKebutuhanPemulihanKemanusiaan (Rp.Juta)
No A 1 B 1 2 3 4 C 1 2 3 D 1 2 Sektor SEKTORPERUMAHAN Perumahan SEKTORSOSIAL Kesehatan Pendidikan Agama LembagaSosial SEKTOREKONOMI Pertanian Perikanan Industri LINTASSEKTOR Pemerintahan Lingkungan Penyediaan 92,05 92,05 1.407,92 538,50 336,92 532,50 462,74 306,52 156,22 338,20 388,20 Pemfungsian 302,44 302,44 605,53 263,27 289,66 53 310,66 88,24 44,97 177,45 444,40 394,00 50,40 Pengurangan Risiko 92,05 92,05 267,74 32,93 72,32 162,49 25,55 25,55 470,69 234,00 236,69 856,03 Total 486,54 486,54 2.281,19 834,69 698.90 52,60 695,00 798,94 394,76 201,19 203,00 1.253,29 966,20 287,09 4.819,97

TOTAL 2.300,91 1.663,03 Sumber:PenilaianKebutuhanPemulihanKemanusiaanBNPB;2010

Kebutuhan pemulihan kemanusian timbul akibat dampak dari adanya kerusakan dan kerugian dimana masyarakat korban bencana mengalami kehilangan akses baik terhadap tempat tinggal, kehidupan sosial kemasyarakatan maupun terhadap akses layanan kebutuhan dasarseharihari.Secaraumumbahwatidaksemuadampakbencanayangditimbulkanakibat bencana dapat dihitung dan dinilai secara ekonomis. Namun demikian kebutuhan terhadap gambaran dampak dan kebutuhan pemulihan kemanusian secara optimal perlu dilaksanakan. Focus utama dari kebutuhan pemulihan kemanusiaan diantaranya meliputi pemulihan psikologis korban bencana, pemulihan layanan dasar pendidikan melalui penyediaan tempat penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar sementara termasuk penyediaan peralatan dan perlengkapannya, serta pemulihan layanan kesehatan melalui penyediaan tempat pelayanan kesehatandantenagakesehatan.Selainitukebutuhanlaindaripemulihankemanusiaanadalah bagaimana masyarakat korban bencana banjir bandang di Kabupaten Teluk Wondama dapat kembalimelakukanekonomisepertisebelumkejadianbencana.

III16

III.3.1

PenilaianKebutuhanInSituRehabilitasidanRekonstruksi

Kebutuhan pemulihan insitu rehabilitasi dan rekonstruksi dilaksanakan dengan mempertimbangkan bahwa masih terdapat kawasan pasca bencana yang dapat direhabilitasi dan rekonstruksi dengan mengintergrasikan upaya pengurangan risiko bencana dalam proses pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi. Hasil penilaian kebutuhan insitu rehabilitasi dan rekonstruksipascabencanabanjirbandangWasior,KabupatenTelukWondamamencapaiRp. 149, 92 milyar. dengan kebutuhan pemulihan terbesar pada sektor infrastruktur transportasi darat,lautdanudarayangmencapaiRp.75,63milyaratausekitar53,67%daritotalkebutuhan pemulihaninsitu. TabelIII.5 RekapitulasiPenilaianKebutuhanInSituRehabilitasidanRekonstruksi (Rp.Juta)
No Sektor/Subsektor 1 2 3 4 5 Perumahan Infrastruktur Sosial Ekonomi LintasSektor Nilai Kebutuhan 14.735,44 94.987,50 8.910,44 7.974,24 14.321,79 SumberPendanaan APBN 14.735,44 24.742,50 8.190.44 5.891,24 11.130,09 APBDProv APBD Kab/Kota 54.745,00 966,20 55.711,20 Non Pemerintah 15.500,00 720,00 2.083.00 2.225,50 20.528,50

Total 140.929,42 64.689,72 Sumber:PenilaianKebutuhanRehabilitasidanRekonstruksiBNPB;2010

Kebutuhanpemulihansektorperumahan(insitu)dilaksanakanterhadappermukiman yang merupakan permukiman penduduk asli Kabupaten Teluk Wondama, dengan memperhatikanupayapenguranganrisikobencanadimasayangakandatangmelaluikegiatan sosialisasiupayapenguranganrisikobencanasertarevitalisaipemanfaatanruangdesaberbasis masyarakat.Totalrumahyangakandirehabilitasidandirekonstruksimelaluibantuanstimulant perumahan berjumlah 191 unit rumah dengan tingkat kerusakan berat, sedang dan ringan. melalui BNPB, Pemerintah berencana memberikan bantuan berupa stimulan bagi rehabilitasi dan rekonstruksi perumahan dalam bentuk bantuan rumah semi permanen tipe 36 dengan hargasatuanpembangunansenilaiRp.2,5juta/m2. Kebutuhan pemulihan sektor infrastruktur meliputi transportasi, energi, air dan sanitasi, serta infrastruktur sumberdaya air dengan total kebutuhan pendanaan pemulihan mencapai Rp. 94,98 milyar dengan rincian transportasi darat jalan dan jembatan senilai Rp. 54,74 milyar yang menjadi tanggung jawab Pemerintah Kabupaten Teluk Wondama. Namun demikianmasih diperlukanupaya koordinasi dan konsultasisehubungandengan kemampuan pendanaan pemerintah kabupaten. Untuk infrastruktur transportasi laut dan udara, Kementerian Perhubungan berencana melaksanakan rehabilitasi dan rekonstruksi terhadap infrastrukturpelabuhandanbandaradiKabupatenTelukWondamapadatahun2011.

III17

Rehabilitasidanrekonstruksisektorinfrastrukturlainnyameliputiinfrastrukturenergi dengan nilai kebutuhan pemulihan mencapai Rp. 7,45 milyar yang meliputi perbaikan pembangkit listrik mikro hidro dan jaringan distribusi, rehabilitasi infarstruktur air bersih, sertarehabilitasitanggulsungaisepanjang1.100meter. Sektorekonomi,kebutuhanpendanaanmencapaiRp.7,97milyaryangdiprioritaskan bagipemulihansubsektorpertanianmelaluibantuansaranaproduksipertanian,perdagangan yang meliputi penyediaan infrastruktur sementara perdagangan dan rehabilitasi infrastruktur perdaganganberupapasar,sertarehabilitasiinfrastruktursubsektorperikananberupapasar higienis. Rehabilitasidanrekonstruksi sektorsosial, dibutuhkan alokasipendanaanpemulihan yangmencapaiRp.8,91milyardenganrincian:(1).rehabilitasidanrekonstruksiinfrastruktur kesehatanyangmeliputiposyandu,puskesmaspembantu,puskesmas,sertarumahsakitdengan kebutuhan pendanaan yang mencapai Rp. Rp. 1,45 milyar; (2). Rehabilitasi dan rekonstruksi infrastrukturpendidikanyangmeliputiruangkelasbelajartamankanakkanak,sekolahdasar, sekolah menengah pertama, serta sekolah menengah atas dengan kebutuhan pendanaan sebesarRp.6,73milyar. Yang perlu diperhatikan pada pemulihan lintas sektor adalah adanya kebutuhan pemulihan DAS Sobei seluas 546 hektar serta pembangunan sistem peringatan dini gerakan tanah berbasis masyarakat sebanyak 27 unit dengan asumsi kebutuhan per 100 hektar sebanyak 5 unit. Total kebutuhan pendanaan rehabilitasi dan rekonstruksi lintas sektor tersebut mencapai Rp. 14,32 milyar temasuk didalamnya pemulihan infrastruktur pemerintahan,keuanganperbankansertaketertibandankeamanan.

III.3.2

PenilaianKebutuhanRelokasiPascaBencana

Penilaian kebutuhan relokasi pasca bencana banjir bandang wasior di Kabupaten Wondama terutama meliputi (1). Relokasi permukiman masyarakat korban bencana; (2). Pembangunan infrastruktur transportasi darat; serta (3). Pembangunan fasilitas dasar sektor sosial kesehatan, pendidikan dan keagamaan. Total kebutuhan relokasi pasca bencana banjir bandang wasior mencapai Rp. 229,42 milyar dengan kebutuhan terbesar adalah untuk pelaksanaanrelokasipermukimanmasyarakat. TabelIII.6 RekapitulasiPenilaianKebutuhanRelokasi(Rp.Juta)
No Sektor/Subsektor 1 2 3 4 5 Perumahan Infrastruktur Sosial Ekonomi LintasSektor Nilai Kebutuhan 163.264,10 56.000,00 4.722,82 540,00 SumberPendanaan APBN 163.264,10 56.000,00 4.722,82 540,00 APBDProv APBD Kab/Kota Non Pemerintah

Total Sumber:PenilaianKebutuhanRehabilitasidanRekonstruksiBNPB;2010

4.897,20 3.931,00 966,20 229,424.12 228,457.92 966.20

III18

Rencana pelaksanaan relokasi permukiman pasca bencana banjir bandang wasior di Kabupaten Teluk Wondama meliputi: Distrik Wondiboy, Distrik Rasiei, dan Distrik Wasior dengannilaikebutuhanmencapaiRp.163milyardanmerupakankebutuhanterbesardaritotal kebutuhanrelokasipascabencanayangmencapaiRp.229,42milyar TabelIII.7 RekapitulasiPenilaianKebutuhanRelokasi(Rp.Juta)
No. 1. 2. 3. 4. 5. Kegiatan Pembangunanrumah Penyediaanprasaranalingkungan PenyediaanAirBersih Perencanaanteknis Pendampingan TotalBiaya Jumlah 1,510 15.00% 2.00% 1.00% 2.00% Satuan unitrumah paket paket paket paket Bantuan Stimulan(per unit) 90,00 Total 135,900 20,385 2,718 1,359 2,718 163,080

Sumber:PenilaianKebutuhanRehabilitasidanRekonstruksiBNPB;2010

Hasil penilaian kebutuhan pendanaan relokasi permukiman pasca bencana tersebut belum memperhitungkan: (1). Kebutuhan terhadap penyediaan lahan yang diasumsikan akan disediakanolehpemerintahdaerah;(2).Gantirugipemiliktanahdilokasisemula,pematangan lahan termasuk cut and fill, penyiapan kawasan dan lingkungan siap bangun, dan biaya pemindahan pengungsi ke lokasi baru. Kebutuhan relokasi permukiman tersebut masih harus didukung dengan kegiatan peningkatan kapasitas masyarakat utamanya terkait dengan sosialisasi pengurangan risiko bencana, dan kapasitas pembangunan perumahan melalui bantuankeahlian. Sektor infrastruktur, untuk mencapai lokasi relokasi permukiman dibutuhkan pembangunanjalanbarusepanjang56kmdariwasiordengankebutuhanpendanaanmencapai Rp.56milyardenganasumsipenilaiankebutuhanpembangunanperkilometerjalanmencapai Rp. 1 milyar. Sektor ekonomi, dibutuhkan pembangunan infrastruktur perdagangan pasar yangterdiridari30kiosdengankebutuhanpendanaanmencapaiRp.540juta. Dengandibangunnyapermukimanbarumakadiperlukanfasilitassektorsosiallayanan masyarakat berupa infrastruktur kesehatan meliputi balai kesehatan dan balai kesehatan ibu dan anak, infrastruktur pendidikan yang terdiri dari taman kanakkanak dan sekolah dasar, sertapembangunaninfrastruktursosialperibadatanberupamasjiddangereja.Totalkebutuhan pembangunan infrastrutur sosial di wilayah relokasi mencapai Rp. 4,72 milyar. kegiatan pembangunan infrastruktur sosial tersbut diikuti dengan kegiatan pendampingan terhadap masyarakatyangmeliputipendampingankonselingkesehatan,kesehatan,sertapendampingan masyarakatlainnyabidangsubsektorkesehatandanpendidikan. Lintas sektor, selain rencana relokasi infrastruktur lintas sektor, yang menjadi kebutuhan penting bidang lintas sektor adalah revitalisasi layanan administrasi kepemerintahan dan kependudukan serta penguatan kapasitas penanggulangan bencana daerah.

III.4

PemulihanAwal

Pada prinsipnya kegiatan pemulihan awal merupakan kegiatan penanganan pasca bencana transisi yang dilaksanakan setelah berakhirnya kegiatan tanggap darurat sebelum dimulainya kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi. Kegiatan pemulihan awal difokuskan pada pemulihanterhadapfungsidanlayanandasarmasyarakat.

III19

Dasar pelaksanaan pemulihan awal diantaranya adalah berdasarkan hasil kajian kebutuhanpemulihankemanusiaandanhasilpenilaiankebutuhanrehabilitasidanrekonstruksi yang prioritas mendesak untuk dilaksanakan. Untuk itu Badan Nasional Penanggulangan Bencana pada tahun 2010 telah merencanakan kegiatan dan alokasi pendanaan bagi pelaksanaanpemulihanawaldengantotalkebutuhanpendanaanmencapaiRp.12,9milyar. Sedangkan ruang lingkup pelaksanaan kegiatan pemulihan awal meliputi (1). Sektor perumahan,yangmeliputikegiatanpembersihanpuingdanlahanperumahandanpermukiman, pemulihanstruktursosialmasyarakat,sosialisasidanpendampinganketrampilanpertukangan, bantuanperalatandanperlengkapanpertukangan,sertasosialisasiterhadaprencanarelokasi; (2).SektorInfrastruktur,yangmeliputipembersihaninfarstruktursaranadanprasaranapublik, serta pembangunan infrastruktur sementara; (3). Sektor sosial, yang meliputi pemulihan layanan pendidikan dan layanan kesehatan melalui penyediaan infrastruktur layanan sementara, bantuan tenaga pelaksana layanan pendidikan dan kesehatan, serta kegiatan pemulihantraumakorbanbencana;(4).Sektorekonomiproduktif,melaluipemberianbantuan bagipemulihankegiatanekonomimasyarakatbidangkelautandanperikanan,peternakandan pertanian; (5). Lintas sektor, difokuskan pada pemulihan layanan pemerintahan dasar dan infrastrukturpemerintahan.

III20

TabelIII.8 RekapitulasiKebutuhanPemulihanAwal
No. 1 URAIANKEGIATAN PERUMAHAN Pematangandanpembersihanlahanpekarangan Pemulihankerukunansosial Sosialisasirencanarelokasi Fasilitasipengelolaanhuniansementara Pelatihanketrampilanmembangunrumah,MCK Peralatanpertukangan PengadaanKendaraanoperasional INFRASTRUKTUR Pembersihanjalan Jembatandarurat SOSIAL PENDIDIKAN TK(1guru) SD(166guru) SMP(41guru) SMA(37guru) Sekolahsementara TK SD SMA/SMK Perlengkapansekolah KESEHATAN(KorbanlukadanPengungsi) PembersihanLingkungan Fogging Desinfektan Penyuluh Puskesmas/Pustu(bangunansementara) Obatobatan PelayananKesehatan(tenagadokter) PelayananKesehatan(tenagaPerawat) PelayananKesehatan(tenaganonMedis) PeningkatanGizi(balitadanmanula) PendampinganPsikososial(konseling) EKONOMIPRODUKTIP PERTANIAN Pengembalianfungsilahanpertaniansawah Benih Pupuk Lahanpertanianladang Bibit Pupuk PeralatanPertanian Sosialisasiusahatani KELAUTAN PengadaanFeezer CoolBox TempatUsahasementara ModalUsaha Peralatantangkap(jaring,pancing,dll) peralatanpendukung Sosialisasiusahaperikanan PETERNAKAN Pengadaanbibitternak Pengadaanobathewan Pengadaanperalatankesehatanhewan Perbaikankandangternak Sosialisasiusahapeternakan KOPERASIDANUKM TempatUsahasementara ModalUsaha SosialisasiusahaKoperasidanUKM LINTASSEKTOR PenyusunanDEDperkantoranSKPD PENDAMPINGAN/KLINIKREHABILITASIDAN REKONSTRUKSISELURUHSEKTOR KegiatanPendampinganInstitusi KegiatanPendampinganPemberdayaanMasyarakat Kebutuhan Volume HARGASATUAN (Rp). TotalHarga (Rp). 4,483,465,000 3,268,000,000 35,065,000 92,050,000 92,050,000 92,050,000 204,250,000 700,000,000 3,500,000,000 3,000,000,000 500,000,000 2,069,220,000 1,152,000,000 2,000,000 332,000,000 82,000,000 74,000,000 20,000,000 360,000,000 120,000,000 162,000,000 917,220,000 50,000,000 10,000 1,000,000 10,000,000 50,000 2,000,000 1,000,000 750,000 4,500 100,000,000 150,000,000 16,340,000 2,000,000 10,000,000 11,200,000 48,000,000 28,000,000 10,500,000 441,180,000 200,000,000 2,552,200,000 654,700,000 88,000,000 11,000,000 77,000,000 134,000,000 33,500,000 234,500,000 26,700,000 50,000,000 707,500,000 100,000,000 30,000,000 250,000,000 25,000,000 250,000,000 2,500,000 50,000,000 590,000,000 480,000,000 15,000,000 20,000,000 25,000,000 50,000,000 600,000,000 250,000,000 250,000,000 100,000,000 200,000,000 200,000,000

1,634 1 1 1 1 82 2

unit pkt pkt pkt pkt pkt unit

2,000,000 35,065,000 92,050,000 92,050,000 92,050,000 2,500,000 350,000,000

10 1

Km unit

300,000,000 500,000,000

3 A

2 332 82 74 1 18 6 540

unit OB OB OB OB RBK RBK RBK pkt jiwa

1,000,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000 20,000,000 20,000,000 20,000,000 300,000

3 1,634 2 1 224 24 28 14 98,040 2

pkt pkt kali pkt pkt OB OB OB pkt pkt

4 A

22 550 7,700 67 1,675 23,450 89 1

ha kg/ha kg/ha ha kg/ha kg/ha pkt pkt

4,000,000 20,000 10,000 2,000,000 20,000 10,000 300,000 50,000,000

1 30 1 10 5 5 1

unit unit unit pkt pkt pkt unit

100,000,000 1,000,000 250,000,000 2,500,000 50,000,000 500,000 50,000,000

10 1 1 1 1

pkt pkt pkt pkt pkt

48,000,000 15,000,000 20,000,000 25,000,000 50,000,000

1 10 2

unit pkt pkt

250,000,000 25,000,000 50,000,000

pkt

50,000,000

1 1

pkt pkt

100,000,000 75,000,000

175,000,000 100,000,000 75,000,000 12,979,885,000

Sumber:PenilaianKebutuhanBNPB;2010

III21

BABIV PRINSIP,KEBIJAKANDAN STRATEGIREHABILITASI DANREKONSTRUKSI

BABIV PRINSIP,KEBIJAKANDANSTRATEGI REHABILITASIDANREKONSTRUKSI


IV.1 PrinsipDasardanKebijakanRehabilitasidanRekonstruksi
Sesuai arahan Wakil Presiden pada Rapat Terbatas Penanganan Papua, 12 Oktober 2010, penanganan pascabencana banjir bandang Wasior dilaksanakan melalui koordinasi Kementerian Koordinasi Kesesjahteraan Rakyat, untuk ditindaklanjuti dengan penyusunan RencanaAksiRehabilitasidanRekonstruksiolehBadanNasionalPenanggulanganBencanadan Bappenas, berdasarkan penilaian kerusakan dan kerugian. Beberapa isu dan rekomendasi langkah lanjut yang disampaikan oleh UNIT KERJA PRESIDEN Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan(UKP4)adalahsebagaiberikut: TabelIV.1 RekomendasiUKP4tentangPenangananPascaBanjirBandangWasior
ISU Deforestasi PERMASALAHAN Penebanganhutanbaik legalmaupunillegal Pembangunan infrastrukturtidak terencanadenganbaik Permukimanberadadi daerahdengan kemiringanekstremdan rawanbencana Terjadipenyempitan aliransungai Terkaitdenganperanan BNPBdananalisarisiko bencana LANGKAHLANJUT ReviewseluruhHPHpada kemiringanterjaldansanksi hukumbagipelakuillegal logging Reviewseluruhaktifitas pembangunaninfrastruktur Reviewdaerahpermukiman danmenyusunperencanaan kota Mengendalikanaliransungaidi daerahtangkapanair (bangunanairataupenguatan dindingsungai AmandemenUUsektoralagar mensyaratkananalisarisiko bencana INSTANSI TERKAIT Kementerian Kehutanan Kementerian PekerjaanUmum Kementerian PekerjaanUmum Kementerian PekerjaanUmum BNPB, Kementerian ESDM,TNI, Sekretariat Negara

Infrastrukturdan Permukiman

Sinkronisasi peraturan/perunda ngan

Sumber:RapatterbataspenangananPapua,12Oktober2010.

Arahan Presiden Republik Indonesia pada saat melaksanakan kunjungan langsung ke Wasior,KabupatenTelukWondamatanggal13Oktober2010yaitu: 1. Perubahan iklim menyebabkan bencana menjadi sering terjadi, oleh karena itu persiapanmenghadapibencanasangatpenting; 2. Pembangunan kembali daerah yang terkena bencana perlu dilakukan melalui kerjasamayangbaikantarapemerintahpusatdandaerah; Selarasdenganprinsippenguranganrisikopadakontekspascabencanaalam,termasuk didalamnyapembelajarandariperistiwabanjirbandang4Oktober2010diwilayahWasiordan

IV1

sekitarnya;sertaperubahanparadigmapenanggulanganbencanaberdasarkanUndangUndang No. 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana; maka dengan pertimbangan bahwa dampak kerusakan sangat dominan bagi kehidupan sosialekonomi masyarakat korban bencana, maka kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi di Kabupaten Teluk Wondama mengutamakan prinsip dasar yang ditetapkan dalam peraturan dan perundangundangan sebagaiberikut: 1. Dilaksanakan dengan memperhatikan UU nomor 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana pada tahappascabencana 2. Dilaksanakan dengan memperhatikan UU nomor 32 tahun 2009 tentang PerlindunganDanPengelolaanLingkunganHidupdalamperencanaan,pemanfaatan, pengendalian, pengawasan pemanfaatan sumber daya alam Taman Nasional Laut Teluk Cenderawasih dan Cagar Alam Pegunungan Wondiboy yang berlokasi di KabupatenTelukWondama 3. Dilaksanakan dengan memperhatikan Undang Undang nomor 26 tahun 2007 tentangPenataanRuangdalamprosesperencanaantataruang,prosespemanfaatan ruangdanprosespengendalianpemanfaatanruang; 4. Dilaksanakan dengan memperhatikan UU 27 tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir Dan PulauPulau Kecil dalam perencanaan, pemanfaatan, pengawasandanpengendaliansumberdayapesisirdanpulaupulaukecil; 5. Dilaksanakan dengan memperhatikan UndangUndang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah nomor 38 tahun 2007 tentangPembagianUrusanPemerintahanAntaraPemerintah,PemerintahanDaerah Provinsi,danPemerintahanDaerahKabupaten/Kota. 6. Dilaksanakan dengan memperhatikan Undang Undang Nomor 26 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kabupaten Sarmi, Kabupaten Keerom, Kabupaten Sorong Selatan, Kabupaten Raja Ampat, Kabupaten Pegunungan Bintang, Kabupaten Yahukimo, Kabupaten Tolikara, Kabupaten Waropen, Kabupaten Kaimana, Kabupaten Boven Digoel, Kabupaten Mappi, Kabupaten Asmat, Kabupaten Teluk Bintuni,danKabupatenTelukWondamaDiProvinsiPapua

IV.2

PertimbanganPerencanaanbagiPemulihanWilayahPasca BencanadiWasior

Kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana alam pada prinsipnya adalah upayamengembalikankondisidankehidupanmasyarakatdanlingkunganhidupyangterkena bencanapadasituasiyanglebihbaikdarisebelumnya.DenganmemperhatikanUndangUndang no. 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana pasal 32, Pemerintah dapat menetapkan daerah rawanbencana menjadi daerah terlarang untuk permukiman dan/atau mencabut atau mengurangi sebagian atau seluruh hak kepemilikan perorangan atas suatu benda sesuai peraturan dan perundangundangan. Beberapa pedoman mitigasi bencana yang mendasari rencanapemulihandaerahpascabencanadiWasiordiantaranyaadalah: 1. Peraturan Pemerintah nomor 64 tahun 2010 tentang Mitigasi Bencana di wilayah pesisirdanpulaupulaukecil; 2. KeputusanPresidenno.32tahun1990tentangPengelolaanKawasanLindung; 3. PeraturanMenteriPekerjaanUmumNomor:63/Prt/1993tentangGarisSempadan Sungai,DaerahManfaatSungai,DaerahPenguasaanSungaiDanBekasSungai;dan 4. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.35/MenhutII/2010 tentang Tata Cara PenyusunanRencanaTeknikRehabilitasiHutanDanLahanDaerahAliranSungai.

IV2

5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 06/PRT/M/2007 tentang Pedoman UmumRencanaTataBangunandanLingkungan BeberapapertimbangandankajianKementerian/Lembagaterhadappenyebabkejadian bencana sebagai dasar kebijakan pemulihan untuk menghindari berulangnya kejadian yang samaadalah: 1. Meskipun DAS Sobei dalam kondisi baik atau bukan daerah kritis dan tidak terpantau terjadinya perusakan hutan atau pengurangan tutupan lahan yang signifikan, namun permukiman padat penduduk tidak dianjurkan pada jalur tangkapanairmengingatanomalicurahhujandapatmenyebabkanjalurtangkapan airmenjadidaerahkritisbagiperkembanganpermukiman; 2. Daerah pegunungan Wondiboy adalah zona kerentanan gerakan tanah menengah sampai tinggi dan masih berpotensi terjadi banjir bandang di kemudian hari, sehingga daerah bencana tidak layak untuk permukiman padat penduduk dan bangunanvitalperkotaan. 3. Rekomendasi Pusat Lingkungan Geologi Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral bahwa relokasi dari wilayah Distrik Wasior dilakukan sebagiansajakarenasebagianlainnyamasihdapatdihunidandimanfaatkandengan pendekatanmitigasidanpenguranganrisikobencana 4. SituasitopografiwilayahKabupatenTelukWondamaberadapadaketinggianantara 02000m dpl, dengan kelerengan bervariasi mayoritas >40 %, sedangkan daerah datar terdapat di sekitar aliran sungai Wosimi (Distrik Wasior Barat dan Wasior Selatan)dandipesisirpantai; 5. SituasigeologiwilayahpantaibaratPapuaberasaldarilempengtektonikAustralia. Kepulauan Auri yang merupakan garis pertemuan antara lempeng Pasifik dan lempeng Australia, letak sesar Ransiki memanjang di bawah laut Teluk Cenderawasih mengikuti garis Kepulauan Auri dan ke arah sebelah Timur adalah zona sesar Wandamen, dengan jenis batuan alluvial, complex podsolik, dan red yellowpodsolik; 6. Daerah pesisir Kabupaten Teluk Wondama umumnya berada pada daerah tangkapan air sedang sehingga diperlukan pertimbangan seksama untuk memilih lokasiyangamanbagipermukimandanpusatpusatpertumbuhan; 7. Untuk mencegah terjadinya bencana serupa, relokasi sebagian permukiman perlu dipertimbangkandilokasilaindenganlahanyangmencukupiuntukpengembangan perkotaan jangka panjang yang aman dari potensi gempa bumi dan gerakan tanah sertamemilikiakseskejalanTransPapua. Berdasarkan penilaian kerusakan dan kerugian pada Bab III, diperoleh gambaran dampakbanjirbandang4Oktober2010pada,sebagaiberikut: TabelIV.2 IkhtisarKerusakandanKerugianperSektorAkibatBanjirBandang4Oktober2010
No 1 2 3 4 Sektor Perumahan Infrastruktur Sosial Ekonomi Kerusakan 100,616.77 83,545.00 10,604.64 17,342.00 Kerugian 6,818.10 17,925.00 681.40 13,170.40 Jumlah kerusakandan kerugian 107,434.87 101,470.00 11,286.04 30,512.40 %tase 38.29% 36.16% 4.02% 10.87%

IV3

No 5

Sektor Lintassektor Total

Kerusakan 25,307.00 237,415.41

Kerugian 4,574.20 43,169.10

Jumlah kerusakandan kerugian 29,881.20 280,584.51

%tase 10.65% 100.00%

Sumber:DataBNPB,25Oktober2010

Berdasarkan gambaran diatas, sektor perumahan, infrastruktur, ekonomi dan lintas sektormengalamikerusakanyangcukupsignifikandanmempengaruhikehidupanmasyarakat diKabupatenTelukWondama.Kerusakanpadasektorinfrastrukturdidominasiolehsubsektor transportasi darat dan laut; kerusakan pada sektor ekonomi didominasi oleh subsektor perdagangan, koperasi dan UKM; kerusakan pada sektor sosial didominasi oleh subsektor pendidikan;sedangkankerusakanpadalintassektordidominasiolehsubsektorpemerintahan, keamanan dan ketertiban. Pada sektor perumahan, kerusakan yang signifikan terdapat di KecamatanWasior,dengangambaransebagaiberikut: TabelIV.3 IkhtisarKerusakanSektorPerumahanAkibatBanjirBandang4Oktober2010
Kecamatan Wondiboy Rasiey Wasior Total Rusak Berat 57 4 916 977 %tase 5,83% 0,41% 93,76% 100% Rusak Sedang 54 6 318 378 %tase 14,29% 1,59% 84,13% 100% Rusak Ringan 26 17 236 279 %tase 9,32% 6,09% 84,59% 100%

Sumber:DataBNPB,25Oktober2010

Berdasarkan data kerusakan diatas, pengembangan permukiman padat penduduk di Kecamatan Wasior lebih rentan bahaya banjir dan longsor meskipun berlokasi pada daerah relative datar dibandingkan dengan lokasi lainnya. Untuk melaksanakan kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi pada lokasi Distrik Wasior, Distrik Wondiboy dan Distrik Rasiey maka PemerintahKabupatenTelukWondamaperlumelaksanakankajianpetarisikobencanauntuk menetapkan desadesa yang tidak layak bagi pengembangan perkotaan, dan melakukan pendekatan pengembangan kawasan secara terbatas dalam rancangan rencana tata ruang wilayahKabupatenTelukWondama. Berdasarkan data kerusakan serta dengan memperhatikan fungsi kawasan, kondisi geologidantopografiwilayahdanaspekkebencanaan,makastrategipemulihanpascabencana banjirbandangWasiordenganpendekatanpengembanganpermukimanadalahsebagaiberikut: TabelIV.4 StrategipemulihanpascabencanaWasiordenganpendekatanpermukiman
LOKASIPERMUKIMAN TERDAMPAK DistrikWondiboy,dengan fungsikonservasi DistrikRasiey,denganfungsi pemerintahan REHABILITASIdan REKONSTRUKSIinsitu RELOKASI DesaWondiboy53unitrumah, desaIsui59unitrumah,desa Kabuow25unitrumah,jumlah total137unitrumah.

LokasididesaSenderawoi, Tandia,Sasirai,Isei,Toreydan Nggatusejumlah5unitrumah

IV4

LOKASIPERMUKIMAN TERDAMPAK

REHABILITASIdan REKONSTRUKSIinsitu rusakberat,6unitrumahrusak sedangdan17unitrumahrusak ringan,jumlahtotal28unit rumah DesaManiwek,permukiman pendudukaslisejumlah54unit rusakberat,50unitrumahrusak rusaksedangdan60unitrumah rusakringan,jumlahtotal164 unitrumah

RELOKASI

DistrikWasior,terletakpada jalursungaiPurba,rawan banjirdanlongsor, dikembangkanuntuk permukimanterbatas

Rumaharsitekturkolonialdi desaWasior1(Wasiorkotatua) yangdiusulkanmenjadisitus bersejarahsejumlah15unit

DesaWasior1sejumlah520unit rumah,DesaWasior2sejumlah 287unitrumah,desaRado sejumlah114unitrumah,desa Iriatisejumlah29unitrumah, desaMorusejumlah423unit rumah,jumlahtotal1373unit rumah*)

Keterangan: *) Di lokasi desa Wasior 1 sudah termasuk rumah dinas guru dan pemda sejumlah 57 unit rumah dan di desa Wasior 2 termasuk rumah dinas guru dan pemda sejumlah 10 unit rumah, yang diusulkanuntukdirelokasikeDistrikRasieyyangdikembangkansebagaifungsipemerintahan.

IV5

GambarIV.1 PetaDaerahTangkapanAirSungai

Berdasarkan strategi tersebut diatas, maka fungsi distrik Wondiboy dikembalikan sebagaikawasankonservasi,distrikRasieysebagaikawasanpemerintahandandistrikWasior

IV6

sebagai satuan permukiman terbatas. Gambaran jumlah penduduk daerah terdampak setelah relokasiadalahsebagaiberikut: TabelIV.5 Jumlahpendudukdaerahterdampaksetelahrelokasi
Relokasi RRinsitu Jumlpddk Luas 2010 (km2) Jumlrmh Jumlpddk Jumlrmh Jumlpddk Wondiboy 632 233.10 137 632 Rasiey 2604 1,041.00 27 135 Wasior 11546 1,158.20 1,306 6,530 164 820 DariWasiorkeRasiey* 67 335 Total 14,782 2,432 1,510 7,162 191 955 %tase 48.45% 6.46% 8,575 Jumlahpendudukdaerahterdampaksetelahrelokasi Distrikterdampak

Asumsi perkiraan jumlah penduduk adalah 1 (satu) rumah sama dengan 1 (satu) KK terdiri dari 5 jiwa/KK. Dengan demikian, dalam strategi rehabilitasi dan rekonstruksi tetap diperlukan prasarana perkotaan untuk pelayanan penduduk sejumlah 8,575 jiwa di daerah terdampak bencana. Pemerintah Kabupaten Teluk Wondama perlu segera menyiapkan perangkat pengendalian dan penegakan hukum pemanfaatan ruang bagi kawasan yang tidak dibangun kembali untuk mencegah dan mengurangi risiko potensi bencana di kemudian hari, termasuk pertumbuhan penduduk dan permukiman baru di kawasan rawan bencana yang dipicuolehkebutuhanpendatangmelaluiberfungsinyapelabuhanlautdiWasior. Dalam rangka penyelenggaraan penatagunaan tanah, Pemerintah Kabupaten Teluk Wondama perlu segera melaksanakan kegiatan inventarisasi penguasaan, penggunaan dan pemanfaatan tanah; penetapan perimbangan antara ketersediaan dan kebutuhan penguasaan, penggunaandanpemanfaatantanahmenurutfungsikawasan;danpenetapanpolapenyesuaian penguasaan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah berpedoman pada Rencana Tata Ruang WilayahKabupatenTelukWondama.

IV.3

RuangLingkupRehabilitasidanRekonstruksiWilayahPasca BencanadiWasior

Berdasarkan pertimbangan perencanaan yang telah diuraikan sebelumnya, ruang lingkup rencana aksi rehabilitasi dan rekonstruksi dalam kerangka pemulihan kehidupan masyarakatyangterdampakbencanabanjirbandangdiWasioradalah: 1. Rehabilitasi dan rekonstruksi insitu yang dilaksanakan selama tahun anggaran 2011. 2. Relokasi permukiman yang dipersiapkan pada tahun anggaran 2011 dan dilaksanakanpadatahunanggaran2012. Dalam kerangka pemulihan kehidupan masyarakat Kabupaten Teluk Wondama pasca bencanabanjirbandang4Oktober2010,pendekatanpelaksanaanrehabilitasidanrekonstruksi adalahsebagaiberikut: 1. Menggunakan kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi untuk mewujudkan pemenuhan kebutuhan dasar manusia dan sarana pengembangan kapasitas masyarakatdalampeningkatankesiapsiagaandanpenguranganrisikobencana; 2. Menggunakan kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi untuk menstimulasi ekonomi masyarakat; dalam rangka mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan jangka menengahdanpanjang;

IV7

3. Menggunakan pendekatan mitigasi bencana dalam penataan ruang, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di Kabupaten Teluk Wondama bagi pengembanganpermukimaninsitudanrelokasi. 4. Rehabilitasi dan rekonstruksi dilaksanakan dengan pendekatan transparansi, dengan cara memberikan pedoman, bimbingan teknis dan informasi yang akurat mengenai hak dan kewajiban masyarakat korban dalam proses rehabilitasi dan rekonstruksiyangmengedepankanpenguranganrisikobencana;

IV.4

RehabilitasidanRekonstruksiinsitu

Ruang lingkup rehabilitasi dan rekonstruksi insitu dirumuskan berdasarkan data kerusakanyangterdiridarikomponen: 1. Perumahan; 2. Prasarana publik yang terdiri dari subkomponen transportasi jalan raya, transportasi laut, transportasi udara, energi, air dan sanitasi, infrastruktur sumber dayaair; 3. Sosialyangterdiridarisubkomponenpendidikan,kesehatandanagama; 4. Ekonomi yang terdiri dari subkomponen pertanian, peternakan, perikanan, perdagangan,pariwisatadanUsahaKecil/Menengah; 5. Lintas Sektor yang terdiri dasri subkomponen lingkungan hidup, pemerintahan, ketertibandankeamanan,sertakeuangandanperbankan; Strategi mitigasiterhadapsetiapkomponenkerusakan diuraikan padamatriksberikut ini:

IV.4.1
No 1 2 3 4

Perumahan
Lokasi DistrikWondiboy DistrikWasior (Rumahdinasguru danpemda) DistrikRasiey DistrikWasior Permukiman pendudukaslididesa Maniwek Strategimitigasi Dikembalikanfungsinyasebagaikawasan konservasi,permukimandirelokasike DistrikNaikere RelokasikeDistrikRasieysebagaifungsi pemerintahan Mempertimbangkananalisisrisiko bencanadalampenyusunanzonasi rentanterhadapgerakantanah Memperhatikanpedomangaris sempadansungai,daerahmanfaat sungai,daerahpenguasaansungai, daerahbekassungaidansempadan pantai RekonstruksiberdasarkanRencanaDetil KawasansebagaibagiandariRTRW KabupatenTelukWondama Memperkuatstruktur/konstruksi bangunanrumah,memperhatikanKDB danKLB

Komponen/Kerusakan Total 137 unit rumah, terdiridari57RB,54RS, 26RR Total 67 unit rumah, terdiri dari 62 RB dan 5 RR Total 28 unit rumah, terdiri dari 5 RB, 6 RS dan17RRrusakberat Total164unitrumah, terdiridari54RB,50RS dan60RR

IV.4.2
No 1

PrasaranaPublik
Strategimitigasi Mengkajiresikopembangunanjalan perkotaandanpadaareapemukiman yangsangatrentanbahayagerakan tanah Memperhatikanpedomangaris

Komponen/Kerusakan Lokasi Porosjalandan DistrikWondiboy jembatankabupaten DistrikWasior sertajalanlingkungan permukiman

IV8

No

Komponen/Kerusakan Lokasi

Fasilitaspelabuhan Wasior:ruangtunggu penumpang,kantor ADPELdanPELNI, causewaydermagadan rumahdinas

DistrikWasior

3 4 5 6

Fasilitaspelabuhan udaraWasior Energikelistrikan AirdanSanitasi InfrastrukturSDA

DistrikWasior Distrikterdampak Distrikterdampak DAS

Strategimitigasi sempadansungai,daerahmanfaat sungai,daerahpenguasaansungai, daerahbekassungaidansempadan pantai Menyediakanjalurevakuasi Memperhatikanpedomangaris sempadansungai,daerahmanfaat sungai,daerahpenguasaansungai, daerahbekassungaidansempadan pantai Penyusunanrencanatapakkawasan untukmengurangirisikotsunami Menyediakanjalurevakuasi Pengamananarealbandaradanpenguatan konstruksilandasanterhadappotensi gerakantanah PLN:perbaikanSUTM,Gardu/Trafo,SUTR MurnidanSUTRUB PerbaikansaranaMikrohidro Penggantianinstalasipengolahair NormalisasisungaiRado,Manggurai, Sanduay,danIsuidanrekonstruksitanggul sungai

IV.4.3
No 1 2 3 4

Sosial
Lokasi DistrikWasior DistrikWasior DistrikWasior DistrikWasior Strategimitigasi Mempertimbangkananalisisrisiko bencanadalampenyusunanzonasi rentanterhadapgerakantanah RekonstruksiberdasarkanRTBLsebagai bagiandariRTRWKabupatenTeluk Wondama Memperhatikanpedomangaris sempadansungai,daerahmanfaat sungai,daerahpenguasaansungai, daerahbekassungaidansempadan pantai Memperkuatstruktur/konstruksi bangunanrumah,memperhatikanKDB danKLB

Komponen/Kerusakan RumahSakit Puskesmas,Puskesmas PembantudanPosyandu TK,SD,SMP,SMA Fasilitasperibadatan

IV.4.4
No 1 2

Ekonomi
Lokasi Daerahterdampak Daerahterdampak Strategimitigasi Revitalisasilahandenganmemperhatikan fungsihutan Memperkuatstruktur/konstruksibangunan rumah,memperhatikanKDBdanKLB. Stimulaneknomi: Bagidebitur:menggunakanskim perbankan Baginondebiturmenggunakanskim bantuansosial Memperkuatstruktur/konstruksibangunan rumah,memperhatikanKDBdanKLB. Simulanekonomi: Bagidebitur:menggunakanskim

Komponen/Kerusakan Pertanian:lahansawah 22Hadantegalan78Ha Peternakan:230ternak sapidan160ternakbabi hilang

Perdagangan:246unit kiosdan35unitindustri kecilrusak

DistrikWasior

IV9

No

Komponen/Kerusakan Lokasi

Perikanan:1pasarikan rusakberat,60coolbox hilang

DistrikWasior

5 6

Pariwisata:1bangunan hotelrusakringan UKM:600kendaraan roda2untukojekhilang

DistrikWasior Distrikterdampak

Strategimitigasi perbankan Baginondebiturmenggunakanskim bantuansosialuntukmatapencaharian baru Memperkuatstruktur/konstruksi bangunanrumah,memperhatikanKDB danKLB Bantuansosialuntukpenggantiancool box Memperkuatstruktur/konstruksibangunan rumah,memperhatikanKDBdanKLB Stimulanekonomi: Bagidebitur:menggunakanskim perbankan Baginondebiturmenggunakanskim bantuansosialuntukmatapencaharian baru

IV.4.5
No 1

LintasSektor
Lokasi DistrikWasior Strategimitigasi DirelokasikeDistrikRasiey

2 3

Komponen/Kerusakan Pemerintahan: bangunankantorDinas Pertanian,AulaDinas Pertanian,KUKM,Dinas Perhubungan,KPU,Balai Desa,KantorDiknas Rumaharsitektur kolonialpeninggalan Belanda,15unitRB Keuangandan Perbankan:Kantor CabangPembantuBank PapuadanBRIrusak berat

DistrikWasior DistrikWasior

Ketertibandan DistrikRasiey Keamanan:KantorPolisi SektorKotadanKantor PolisiSATLANTASrusak berat,18unitrumah dinasPolsekrusakberat LingkunganHidup: Daerahterdampak kerusakanDASSobei 546Hadandaerah manfaatsungai12Ha

Rekonstruksisesuaidenganaslinya,dengan denganmemperkuatstruktur/konstruksi rumah Alternatif1:Rekonstruksiinsitu berdasarkanRencanaDetilKawasan sebagaibagiandariRTRWKabupaten TelukWondama,sertamemperkuat struktur/konstruksibangunanrumah, memperhatikanKDBdanKLB Alternatif2:direlokasikeDistrikRasiey Alternatif1:Memperkuat struktur/konstruksibangunanrumah, memperhatikanKDBdanKLB Alternatif2:direlokasikeDistrikRasiey PengendalianpemanfaatanruangDASSobei denganmemperhatikanpedomangaris sempadansungai,daerahmanfaatsungai, daerahpenguasaansungai,daerahbekas sungaidansempadanpantai

IV.4.6

PendanaanRehabilitasidanRekonstruksiinsitu

Berdasarkanskenariodiatas,makapendanaandanrancanganpelaksanaanrehabilitasi danrekonstruksiinsituadalah:

IV10

TabelIV.6 IndikasikebutuhanpendanaanRehabilitasidanRekonstruksiinsitu
Sumber Pendanaan NO 1 2 3 4 5 SEKTOR/ SUBSEKTOR PERUMAHAN INFRASTRUKTUR SOSIAL EKONOMI LINTAS SEKTOR TOTAL Nilai Kebutuhan APBN 14,735.44 24,742.50 8,190.44 5,891.24 11,130.09 64,689.72 APBD Prov (Rp Juta) 14,735.44 94,987.50 8,910.44 7,974.24 14,321.79 140,929.42 54,745.00 15,500.00 720.00 2,083.00 2,225.50 20,528.50 APBD Kab/Kota Non Pemerintah

966.20 55,711.20

RincianperkiraankebutuhanpendanaandapatdilihatpadatabelLampiran5.

IV.5

RelokasiPermukiman

Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Papua Barat, Kabupaten Teluk Wondama merupakan bagian dari Satuan Wilayah Pertumbuhan I: Kabupaten Manokwari, KabupatenTelukWondamadenganfungsiadministrasi,industri,pertanian,perikanantangkap& budidaya,&kehutanan,yangberpusatdiKabupatenManokwari. StrukturtataruangeksistingdiProvinsiPapuaBaratmeliputi sistemperkotaandalam lingkupprovinsidansistemjaringanprasaranayangdalamhaliniadalahjaringanjalan.Sebagai sebuah provinsi yang baru terbentuk, fungsi wilayah eksisting masih berkaitan dengan fungsi wilayahsebelumProvinsiPapuaBaratterbentuk.Dalamhalini,KotaSorongmerupakansimpul kegiatan yang memiliki simpul transportasi yang sangat strategis. Selain sebagai gerbang tranportasi Papua Barat, Kota Sorong juga merupakan pusat kegiatan jasa dan perdagangan, yang telah tumbuh sejak jaman pendudukan Belanda. Wilayah yang juga tergolong wilayah dengan tingkat layanan tinggi di Papua Barat adalah Manokwari, sebagai ibukota Provinsi PapuaBarat. DalamRencanaTataRuangWilayahProvinsiPapuaBarat,kawasankawasanKabupaten Manokwari (Pegunungan Tamrau & Arfak), Teluk Wondama (Taman Nasional Laut Teluk Cendrawasih), Kabupaten Bintuni (Mangrove) merupakan kawasan strategis provinsi dari sudutpandangkepentinganfungsilingkunganhidup,yangmemenuhikriteriasebagaiberikut: 1. Merupakantempatperlindungankeanekaragamanhayati 2. Merupakan aset berupa kawasan lindung yang ditetapkan bagi perlindungan ekosistem,florayanghampirpunahharusdilindungidan/ataudilestarikan 3. Memberikanperindunganterhadapkeseimbanganiklimmakrowilayah 4. Rawanbencanaalam 5. Sangatmenentukandalamperubahanronaalam(rentan)danmempunyaidampak luasterhadapkelangsungankehidupan. Kawasanrawanbencanaalamyangpotensialmengancamsejumlahkawasandiwilayah Provinsi Papua Barat adalah bencana gempa bumi dan tsunami di Kabupaten Manokwari dan Teluk Wondama, yang dapat menimbulkan kerusakan lingkungan. Berdasarkan data Bakosurtanal mengenai potensi tsunami di Indonesia, wilayah Kabupaten Sorong, Kabupaten Manokwari (Ransiki dan Oransbari) dan Teluk Wondama memiliki potensi tsunami yang tinggi, sedangkan di Kabupaten Raja Ampat dan Kota Sorong berada pada tingkat sedang, sedangkankabupatenlainmasukpadakategoritingkatkerawananrendah.

IV11

Dalammenetapkanlokasipermukimanbaru,kebijakanperencanaanyangdiperhatikan adalah: 1. Arahan peraturan zonasi untuk struktur ruang Provinsi Papua Barat yang ditetapkandengantujuan:a)menjaminberfungsinyasistemperkotaandanjaringan prasarana wilayah; b) terselenggaranya pemanfaatan ruang yang mendukung berfungsinya sistem perkotaan provinsi dan jaringan prasarana provinsi; dan c) membatasi intensitas pemanfaatan ruang agar tidak mengganggu fungsi sistem perkotaanprovinsidanjaringanprasaranaprovinsi; 2. ArahanperaturanzonasiuntukpolaruangProvinsiPapuaBaratyangterdiridari peraturan zonasi untuk kawasan lindung dan arahan peraturan zonasi untuk kawasan budidaya, yang disusun dengan tujuan: a) menjamin terciptanya keselamatanumumdenganmelakukanpembatasanterhadappemanfaatanruangdi kawasan rawan bencana alam dan pemanfaatan ruang lain yang memiliki potensi bahayabagimasyarakatsekitarnya,b)menjaminkelestarianlingkunganalamdan keanekaragaman hayati dengan melakukan pembatasan terhadap kegiatan yang mengubahbentangalamdanc)menjaminterciptanyakeberlanjutanpembangunan dan perbaikan kualitas lingkungan dengan menciptakan keserasian dan keterpaduanantarpemanfaatanruangyangberbeda; 3. Arahan peraturan zonasi sistem perkotaan di diantaranya untuk Pusat Kegiatan Nasional (PKN), Pusat Kegiatan Wilayah (PKW), Pusat Kegiatan Lokal (PKL) dan PusatKawasanStrategisNasional(PKSN); 4. RencanaindukdanRencanaAksiPercepatanPembangunanPapuadanPapuaBarat perlu didasarkan pada pendekatan cluster atau keterhubungan antar fungsi aktivitas, dengan mengacu pada Rencana Tata Ruang Pulau Papua dan RTRW Provinsi/Kabupaten/KotadiPapua danPapuaBarat,sebagaimanatercantumpada gambar IV.3. Pengembangan Pusat Pertumbuhan Wilayah/Pusat Kegiatan Wilayah (PKW)antarKabupaten/Kota. GambarIV.2 PengembanganPusatPertumbuhanWilayah/ PusatKegiatanWilayah(PKW)antarKabupaten/Kota

IV12

Berdasarkan Surat Keputusan Bupati Teluk Wondama nomor 55 tahun 2010 tentang PenetapanLokasiPermukimanBaruKabupatenTelukWondama,makalokasiyangtelahdipilih adalahsebagaiberikut: 1. Distrik Raisei tetap dipertahankan sebagai pusat pemerintahan yang dilengkapi dengan bangunan kantordan fasilitasnya, sertaperumahanpegawai yangtersebar kearahselatandiKampungRaiseidanKampungTandia 2. Lokasi permukiman baru dan pusat pengembangan perekonomian jangka panjang adalah Distrik Naikere, yaitu di kampung Naikere (13427 BT , 32 LS) 56 km kearahselatandariWasior,denganluas1,500Ha. Distrik Raisei terletak di rencana perlintasan ke Kaimana dan Nabire dan dari Manokwaridancukupluasuntukperkembanganperkotaan. GambarIV.3 UsulanRelokasiBarukeDataranInyoreNaikere

IV13

Konsep yang dikedepankan adalah membangun kota mandiri dengan konsep agropolitan, sebagaimana tercantum pada gambar IV.4. Usulan Rencana Struktur Ruang dan gambarIV.5.RancanganRencanaIndukWondamaAgropolitan.
UsulanRencanaStrukturRuang

GambarIV.4

GambarIV.5 RancanganRencanaIndukWondamaAgropolitan

IV14

Berdasarkan strategi pemulihan pasca bencana Wasior dengan pendekatan permukiman,makaperkiraankebutuhanbiayarelokasiadalah: TabelIV.7 IndikasikebutuhanbiayarelokasipermukimankeDistrikRasisieydanNaikere
Jumlpddk Luas Relokasi RRinsitu 2010 (km2) Jumlrmh Jumlpddk Jumlrmh Jumlpddk Wondiboy 632 233.10 137 632 Rasiey 2604 1,041.00 27 135 Wasior 11546 1,158.20 1,306 6,530 164 820 DariWasiorkeRasiey* 67 335 Total 14,782 2,432 1,510 7,162 191 955 %tase 48.45% 6.46% 8,575 Jumlahpendudukdaerahterdampaksetelahrelokasi Sebagai sebuah pusat permukiman baru, diperlukan fasilitas perkotaan lainnya untuk memberikan pelayanan kepada penduduk, berdasarkan Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor 534/KPTS/M/2001 tentang Pedoman Standar Pelayanan Minimal bidangPenataanRuang,PerumahandanPermukimandanPekerjaanUmumsebagaiberikut: Distrikterdampak

1. Akses jalan raya dari/ke Wasior dan ke pusat pertumbuhan lainnya dan jalan lingkungankebagiankotalainnya 2. Jaringanairlimbah,drainasedanpengendalianbanjir,sistempersampahan 3. Sarananiaga(pasar)minimaluntuk30,000penduduk 4. SaranapelayananpendidikanTKdanSD 5. SaranapelayanankesehatanBalaiPengobatandanBKIA/RumahBersalin 6. SaranapelayananumumKantorPolisi 7. Saranaruangterbukahijauberupatamanlingkunganper250jiwa 8. Saranasosialbudayaberupatempatibadah Berdasarkan kebutuhan tersebut, maka indikasi kebutuhan pendanaan bagi relokasi permukimandansaranapelayananperkotaanadalahsebagaiberikut: TabelIV.8 Indikasikebutuhanbiayarelokasipermukimandanpenyediaansaranapelayanan perkotaandiDistrikRasisieydanNaikere
NO 1 2 3 4 5 SEKTOR/ SUBSEKTOR PERUMAHAN INFRASTRUKTUR SOSIAL EKONOMI LINTAS SEKTOR TOTAL Nilai Kebutuhan Sumber Pendanaan APBN 163,264.10 56,000.00 4,722.82 540.00 3,931.00 228,457.92 APBD Prov (Rp Juta) 163,264.10 56,000.00 4,722.82 540.00 4,897.20 229,424.12 APBD Kab/Kota Non Pemerintah

966.20 966.20

Asumsiyangdigunakanuntukrelokasipermukimanadalah: 1. Perkiraan sasaran adalah : a) Pengungsi yang kembali ke Kabupaten Teluk Wondama,b)KKterdampakyangmenyatakankesediaandirelokasi;

IV15

2. StimulanpembangunanrumahdariPemerintahadalahuntukrumahsemipermanen 36m2denganhargasatuansebesarRp2,5juta/m2; 3. Lahan yang dibutuhkan untuk lokasi permukiman disediakan oleh pemerintah daerah; 4. Tidak memperhitungkan ganti rugi pemilik tanah di lokasi semula, pematangan lahan termasuk cut and fill, penyiapan kawasan dan lingkungan siap bangun, dan biayapemindahanpengungsikelokasibaru; Untuk perencanaan mitigasi bencana pada lokasi permukiman baru, maka perlu diperhatikan: 1. Pelestarian fungsi daerah cagar alam pegunungan Wondiboy yang ditetapkan berdasarkanSuratKeputusanMenteriKehutananNomor595/KptsII/1992. 2. Memperhatikangarissempadansungai,daerahmanfaatsungai,daerahpenguasaan sungai,dandaerahbekassungai 3. Menyusun analisis risiko bencana dalam penyusunan zonasi rentan terhadap gerakantanah,gempabumi,banjirdanlongsor 4. Menyusun Rencana Detil Kawasan bagi pembangunan permukiman baru yang merupakan bagian dari Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Teluk Wondama; yang menjadi pedoman peraturan daerah mengenai bangunan gedung dan pemberian IMB dalam penyelenggaraan pembangunan rumah, gedung dan lingkungan; Untuk pemberdayaan ekonomi di lokasi permukiman baru, perlu dipertimbangkan berbagaialternatiflapangankerjabarumelaluiberbagaiskimpendanaan.Masyarakatpeserta programrelokasiperludipersiapkanuntukmatapencaharianbarusesuaidengankarakteristik pengembangan kawasan. Dengan asumsi bahwa kawasan permukiman yang baru akan dikembangkan sebagai kota agropolitan, maka dalam kerangka penyediaan lapangan kerja di bidangpertaniansecaraluasperludiperhatikan: 1. UndangUndang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan dalam pemanfaatan hutandanpenggunaankawasanhutan 2. Pemilihan komoditi dengan masa tanam singkat agar supaya masyarakat dapat memenuhikebutuhanpokoknyasendiridalamjangkapendek 3. Menyediakanfasilitaspelatihandanpenelitianpertanianmaupunindustrikecil 4. MenyediakanberbagaiskimstimulanekonomiberupaBantuanLangsungTunaibagi kelompokmasyarakat,danmemfasilitasipenyelenggaraanskimperbankan

IV.6

Jadwalpelaksanaanpemulihanpascabencanabanjirbandang Wasior

Berdasarkan strategi pemulihan yang telah diuraikan sebelum ini, maka rancangan jadwalpelaksanaanpemulihanadalahsebagaiberikut:

IV16

TabelIV.9 JadwalpelaksanaanRehabilitasidanRekonstruksiinsitudanRelokasi
No I 1 2 3 4 5 6 7 8 II 9 10 11 12 13 14 15 Kegiatan REHABILITASIDANREKONSTRUKSIINSITU Pendataancalonpdkygdirelokasi PenyusunanRencanaDetilKawasan PenyusunanRTRWKabupaten&Perda PelaksanaanRRinsituperumahan PelaksanaanRRinsituprasaranapublik PelaksanaanRRinsitusosial PelaksanaanRRinsituekonomi PelaksanaanRRinsitulintassektor RELOKASI PenyusunanRencanaDetilKawasan Pematangantanahdilokasibaru Penyelenggaraanaspekpertanahan Konstruksidilokasibaru Pemindahanpendudukkelokasibaru Pemberdayaanekonomidilokasibaru Pembangunanfasilitasperkotaanlainnya 2010 Nov Des 2011 T2 T3 2012 T2 T3

T1

T4

T1

T4

IV17

BABIV BABI BABII BABIII

BABV

PENYELENGGARAAN PRINSIP,KEBIJAKANDAN REHABILITASIDAN PENDAHULUAN KONDISIUMUMWILAYAH PENANGANANPASCA STRATEGIREHABILITASI REKONSTRUKSIBERBASIS BENCANA BENCANA PENGURANGANRISIKOBENCANA DANREKONSTRUKSI

BABV PENYELENGGARAANREHABILITASI DANREKONSTRUKSIBERBASIS PENGURANGANRISIKOBENCANA


V.1 PendanaanPelaksanaanRehabilitasidanRekonstruksiInSitu
PendanaanpenanggulanganbencanasudahdiaturdalamPeraturanPemerintahnomor 22 Tahun 2008 tentang Pendanaan dan Pengelolaan Bantuan Bencana. Dana penanggulangan bencana adalah dana yang digunakan bagi penanggulangan bencana pada tahap prabencana, saattanggapdaruratdan/ataupascabencana.Danapenanggulanganbencanamenjaditanggung jawab bersama antara Pemerintah dan Pemerintah Daerah. Dana penanggulangan bencana berasal dari:a) APBN, b)APBD; dan/atau c) Masyarakat. Danapenanggulanganbencanayang bersumber dari APBN menyediakan juga dana kontijensi bencana, dana siap pakai dan dana bantuan sosial berpola hibah, dilaksanakan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, BNPB, dan/atau BPBD sesuai tugas pokok dan fungsinya. Sehubungan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2008, maka untuk pendanaan penanggulangan bencana dari sumber APBD (Provinsi/Kabupaten/Kota), baik sistem perencanaan dan penganggarannya maupun pelaksanaan, penata usahaan keuangan dan pertanggungjawabanya perlu disesuaikan dengan pengaturanmengenaipengelolaankeuangandaerah(APBD),yaitu: 1. Peraturan Pemerintah nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah; 2. PeraturanMenteriDalamNegerinomor13Tahun2006juntonomor59Tahun2007 tentangPedomanPengelolaanKeuanganDaerah; 3. Peraturan Menteri Dalam Negeri tentang Pedoman Penyusunan APBD (diterbitkan tiaptahunanggaran; 4. Peraturan lainnya yang terkait dengan sistem dan prosedur pengelolaan keuangan daerah. Pendanaan untuk pemulihan pascabencana gempa bumi di wilayah Kabupaten Teluk Wondanaditujukanbagikomponenpemulihansesuaikomponenkerusakandankerugianpada Penilaian Kerusakan dan Kerugian (Damages and Losses Assessment): a) Perumahan dan prasarana permukiman, b) Prasarana publik, c) Sosial, (d) Ekonomi Produktif, dan (e) Lintas Sektor.Pendanaanyangmenggunakanpendekatanstimulanberpolahibah,dilaksanakanuntuk bantuan perumahan masyarakat dan bantuan bagi ekonomi masyarakat; sedangkan untuk pemulihan infrastruktur dan bantuan teknis menggunakan pola pendanaan pembangunan sesuaiperaturandanperundangundangan. Berdasarkan hasil penilaian kebutuhan rehabilitasi dan rekonstruksi wilayah pasca bencanabanjirbandangdiKabupatenTelukWondamayangsudahdisampaikanpadaBabIII serta kebijakan dan strategi rehabilitasi dan rekonstruksi yang diuraikan pada Bab IV, maka disusundaftarkegiatanprioritas,instansipelaksanadanperiodewaktusebagaimanadiuraikan pada Matrik Pelaksanaan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Insitu pada akhir bab ini. Kebutuhan pendanaanpemulihanpascabencanabanjirbandangyaitusebagaiberikut:

V1

1. Indikasi kebutuhan pendanaan rehabilitasi rekonstruksi insitu sebagaimana pada Tabel IV.5 mencapai Rp. 140,92 miliar yang akan dianggarkan dari sumber APBN sebesar Rp. 64,68 miliar, APBD Kabupaten Rp. 55,71 miliar dan nonpemerintah, termasukdariBUMNdanatauBUMDsebesarRp.20.52miliar 2. BNPBtelahmengalokasikandanamelaluiAPBNtahunanggaran2010yaitusebesar Rp. 12.979.885.000, sebagaimana yang dicantumkan dalam Bab III di muka, untuk membiayai rehabilitasi dan rekonstruksi pemulihan bagi ke lima sektor dan biaya pendampingan.Sektorperumahanmerupakanprioritasyangsegeradilakukanpada tahun 2010 dengan alokasi sebesar Rp. 4,48 milyar yaitu untuk pembangunan rumah insitu beserta prasarana permukiman, selanjutnya diikuti dengan sector infrastruktur (Rp 3,50 milyar), sector social (Rp. 2,07 milyar) dan sector ekonomi produktif(Rp.2,55milyar). Skim pendanaanbagi rehabilitasi dan rekonstruksi berasal dari berbagai sumberyang itusebagaimanadiuaraikanpadatableberikut. TabelV.1 SkimPendanaanRehabilitasidanRekonstruksiInSitu
Korban Pemerintah Pusat Jaminanhidup padamasa tanggapdarurat Pemerintah Provinsi Pelayanan dasarbagi kelompok rentan, termasuk traumatic healing Pemerintah Kabupaten Pelayanan dasarbagi kelompok rentan, termasuk traumatic healing Swastadan Masyarakat Pelayanan dasarbagi kelompok rentan, termasuk traumatic healing Pelayanan dasarbagi kelompok rentan, termasuk traumatic healing. Stimulan pembangunan rumahRR Sosialisasi pedoman, pendampingan, edukasiPRB

Persiapan danmasa transisi

Penyediaan hunian sementara Cashforwork

Perumahan dan Prasarana Permukiman

Huntara Stimulan pembangunan rumahRB,RS, RR Bantuanteknis Transportasi laut Transportasi udara Infrastruktur SDA Sarana pendidikan, Sarana kesehatan, Lembagasosial

Stimulan pembangunan rumahRS

Infrastruktur

Prasaranaair bersih, Prasarana perikanan

Transportasi darat, Prasaranaair bersih

Pertanian, perkebunan danpeternakan

Sosial

Prasarana pendidikan, Prasarana kesehatan

Prasarana pendidikan, Prasarana kesehatan

Prasarana peribadatan, Prasarana pendidikan, Prasarana kesehatan

V2

Ekonomi

Pemerintah Pusat Stimulanekonomi pertanian, peternakan, perikanan, industrykecildan UKM Prasarana pemerintahan, Lingkungan hidup

Pemerintah Provinsi Prasarana perdagangan, Pariwisata

Pemerintah Kabupaten Prasarana perdagangan, Pariwisata

Swastadan Masyarakat Bantuanbagi industrikecil

LintasSektor

Prasarana pemerintahan

Prasarana pemerintahan

Lingkungan hidup

V.2

Mekanisme dan Kelembagaan Rehabilitasi dan Rekonstruksi InSitu

Segera setelah masa tanggap darurat diumumkan oleh Pemerintah, maka pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi segera dimulai. Dengan pertimbangan bahwa fungsi pemerintah daerah tidak terpengaruh oleh kejadian bencana banjir bandang ini, maka pelaksanaan rehabilitasidanrekonstruksidiwilayahWasiordilaksanakanolehPemerintahKabupatenTeluk Wondama,berkoordinasidenganBadanNasionalPenanggulanganBencanadanKementerian/ Lembagaterkaitlainnnya. Selama tahap rehabilitasi dan rekonstruksi, Pemerintah melalui Badan Nasional Penanggulangan bertugas memberikan arahan kebijakan secara umum, sedangkan sektor terkaitditingkatnasionalmemberikanarahandanbantuantekniskepadapemerintahProvinsi Papua Barat, dan Pemerintah Kabupaten Teluk Wondama bertugas melaksanakan rehabilitasi dan rekonstruksi sesuai pedoman operasional yang disusun. Secara umum kerangka mekanismepenyelenggaraanrehabilitasidanrekonstruksiadalahsebagaimanagambarberikut. Tim Pendukung Teknis Rehabilitasi dan Rekonstrusi (TPTRR) akan mempunyai peran dalam koordinasiperencanaansertapemantauandanevaluasisebagaimanayangdijelaskandiBabIV. GambarV.1 KerangkaUmumMekanismePenyelenggaraan RehabilitasidanRekonstruksiInsitu

V3

Berdasarkan jenis kegiatannya, maka secara garis besar penyelenggaraan rehabilitasi danrekonstruksidibedakanmenjadi: 1. Rehabilitasi Rekonstruksi nonbantuan langsung masyarakat, baik untuk kegiatan konstruksi maupun non konstruksi. Kegiatan konstruksi ini di utamakan untuk pembangunan perumahan dan prasarana permukiman penduduk, sedangkan non konstruksi lebih diutamakan untuk tujuan pemulihan ekonomi masyarakat. KegiataninidilaksanakandengankontraktualswakelolaolehSKPDterkait.Sumber pendanaan berasal dari APBN BNPB yang di berikan kepada Pemerintah Provinsi Papua Barat dan Pemerintah Kabupaten Teluk Wondana melalui mekanisme yang akanditetapkankemudianolehKepalaBNPB. GambarV.2 MekanismeRehabilitasidanRekonstruksi NonbantuanLangsungMasyarakat.

2. Pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi untuk gedung milik pemerintah, prasarana dan infrastruktur perkotaan yang dilakukan oleh SKPD terkait melalui kontrak dengan pihak ketiga (kontraktor). Sumber pendanaan berasal dari APBN BNPB BA999 sesuai dengan mekanisme yang akan ditetapkan kemudian oleh KepalaBNPB.

V4

untukPembangunanGedungMilikPemerintah,PrasarandanInfrastruktur(Kontraktual)

GambarV.3 MekanismePelaksanaanRehabilitasidanRekonstruksiInSitu

3. Pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi pembangunan, termasuk pembangunan di areal relokasi, yang bersumber dari kementerian / lembaga dilakukan dengan mekanisme yang ditetapkan oleh kementerian / lembaga terkait sesuai dengan peraturandanketentuanyangberlaku.

V.3

PemulihanEkonomiMasyarakatKorbanBencana

Sebagaimana perhitunganpenilaian kerusakan dan kerugianyang dijelaskanpada Bab III,makasektoryangterdampaklangsungyaitu:(a)peternakan(ternaksapidanbabi)dengan perkiraannilaikerugiansebesarRp2M;(b)perdagangan(kios,industrikecil)sebesarRp6,67 M; (c) perikanan (pasar higienis dan peralatan) sebesar Rp 225 juta; dan (d) pariwisata (bangunanhotel)sebesarRp920juta;dan(e)sektorUKMangkutanrodaduasebesarRp6,2M. Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia Nomor 8/15/PBI/2006, debitur korban bencana dapat memperoleh fasilitas restrukturisasi kredit setelah terjadinya bencana alam apabila diperkirakan akan mengalami kesulitan pembayaran pinjaman pokok dan/ataubungakredityangdisebabkandampakbencana,atasdasardatadankondisidebitur didaerahpascabencana.Fasilitasrestrukturisasikreditdapatberupa: 1. Tambahan kredit pokok dan kredit modal kerja dengan tenggang waktu pengembaliankreditselama3(tiga)tahun;danfasilitaslainnyaberupakeringanan bunga/subsidi bunga, dan penurunan pinjaman pokok (haircut), sesuai kebijakan bankpelaksana; 2. Fasilitas pemutihan kredit (writeoff) hanya dapat dilakukan setelah mempertimbangkan kesehatan neraca bank pelaksana yang bersangkutan dan kebijakanbankyangbersangkutan.

V5

Untuk melaksanakan skim perbankan ini, Bank Indonesia perlu melakukan pendataan debiturdiWasior,yangsaatinidiWasiorhanyaberoperasiBankPembangunanPapuaCabang PembantudanBRICabangPembantu,yangkantornyamengalamikerusakanberat. ProgramJaringPengamanEkonomiJangkaPendekmelaluiSkimCashforWork. Upayabantuanpemulihanekonomimasyarakatsecaracepatataujangkapendek,maka akan dilakukan melalui skim Cash for Work (CfW) yaitu menyediakan lapangan kerja bagi masyarakat secara cepat guna memberi stimulus bagi perekonomian lokal dan menyediakan peluangpeluang ekonomi produktif dengan mempromosikan pengambilan keputusan di tingkat komunitas dan individu. Agar tepat sasaran, maka pelaksanaan CfW perlu dilengkapi dengan: 1. Mekanisme monitoring untuk menjaga produktivitas kerja dan target kerja yang jelas; 2. Penentuan tingkat upah program yang tepat supaya tidak menjadi disinsentif bagi masyarakatyangsudahbekerjaataumasuknyapekerjadaridaerahnonbencanake dalamprogramCfW.DalamhalinimakaupahCfWsebaiknyaditetapkandibawah upahtingkatlokalyangada;dan 3. Kriteria kegiatan yang ditujukan untuk membangun infrastruktur sosial atau membangun keahlian (skill) komunitas dalam jangka panjang yang dapat meningkatkan pendapatan dan memperbaiki distribusi pendapatan, serta meningkatkanfleksibilitaspasartenagakerja.Misalnyapembangunaninfrastruktur publik, seperti rumah sakit, jembatan, sekolah, atau pasar, yang akan bermanfaat dalamjangkapanjang Sebagai tindak lanjut untuk pelaksanaan ini, maka perlu dilakukan pendataan mata pencaharian dan pendapatan calon penerima CfW, setelah semua pengungsi tertampung di huntara.

V.4

Pemantauan dan Evaluasi Pelaksanaan Rehabilitasi Dan RekonstruksiInSitu

Pemantauan penyelenggaraan penanggulangan bencana diperlukan sebagai upaya pengendalian proses rehabilitasi dan rekonstruksi, sedangkan evaluasi penyelenggaraan penanggulanganbencanadilakukandalamrangkapencapaianstandarminimumpelayanandan peningkatan kinerja penanggulangan bencana. Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional yang diamanatkan Undangundang nomor 25 tahun 2004 adalah satu kesatuan tata cara perencanaan pembangunan untuk menghasilkan rencanarencana pembangunan dalam perspektif jangka panjang, jangka menengah, dan tahunan yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggaranegaradanmasyarakatditingkatpusatdandaerah.Tahapperencanaanterdiri dari:a)penyusunanrencana,b)penetapanrencana,c)pengendalianpelaksanaanrencanadan d)evaluasikinerja. Untuk pembiayaan yang bersumber dari APBN, Peraturan Pemerintah no. 39 tahun 2006 telah mengatur tentang tata cara pengendalian dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan. Pelaporan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari mekanisme pemantauandanevaluasipelaksanaanrencanapembangunan,sepertidisampaikanpadatabel berikutini:

V6

TabelV.2 MekanismePelaporanPemantauandanEvaluasiSumberDanaAPBN
Jenis Laporan Laporan dalamrangka pelaksanaan rencana pembangunan K/L Periode Pelaporan Triwulan Pelapor a. Penganggungjawab Kegiatan(KepalaUnit Kerja) b. Penanggungjawab Program(KepalaUnit Organisasi) c. ParaMenteri/Pimpinan Lembaga a. PenerimaLaporan Penanggungjawab Program(Kepala UnitOrganisasi) b. Menteri/Pimpinan LPND c. Menteri Perencanaan, MenteriKeuangan, dan MenteriPAN a. Tembusan Kepala Bappeda dimana kegiatan berlokasi

laporandalam Triwulan rangka pelaksanaan Dana Dekonsentrasi diSKPD Provinsi

a. Penganggungjawab Kegiatan b. Penanggungjawab Program c. KepalaSKPD d. KepalaBappedaProvinsi

Penanggungjawab Program b. KepalaSKPD c. Menteri/Pimpinan LPNDdanKepala BappedaProvinsi d. Menteri Perencanaan, MenteriKeuangan, dan MenteriDalam Negeri a. Penanggungjawab Program b. KepalaSKPD c. Menteri/Kepala lembagaterkait danKepala BappedaKab/Kota d. KepalaBappeda Provinsi KepalaSKPD Provinsi dengan tugasdan kewenangan yangsama

laporandalam Triwulan rangka pelaksanaan Dana Pembantuan diSKPD Kabupaten/ Kota

a. Penganggungjawab Kegiatan b. Penanggungjawab Program c. KepalaSKPD d. KepalaBappeda Kabupaten/Kota

Sumber:PeraturanPemerintahno.8tahun2006

Untuk pembiayaan dengan sumber APBD, perlu dicermati Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 13 tahun 2006 tentang Keuangan Daerah dan Permendagri nomor 55 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penatausahaan dan Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Bendahara serta Penyampaiannya, yang berpedoman pada Peraturan Pemerintah nomor 8 tahun2006tentangPelaporanKeuangandanKinerjaInstansiPemerintahPasal31Ayat4yang berbunyi Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penatausahaan dan penyusunan laporan pertanggungjawaban bendahara serta penyampaiannya untuk tingkat pusat diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan dan untuk tingkat Pemda diatur dengan Peraturan Gubernur/Bupati/WalikotadenganmengacupadapedomanyangditetapkanolehMenteriDalam Negeri. Pelaporan kinerja keuangan dan instansi pemerintah diatur dalam Peraturan Pemerintah no. 8 tahun 2006, yang berpedoman pada Undangundang nomor 1 tahun 2004 tentangPerbendaharaanNegara,Undangundangnomor32tahun2004tentangPemerintahan Daerah dan Undangundang nomor 33 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah

V7

Pusat dan Pemerintah Daerah Daerah. Laporan Keuangan adalah bentuk pertanggungjawaban pengelolaan keuangan negara/daerah dalam satu periode, sedangkan Laporan Kinerja adalah ikhtisar yang menjelaskan secara ringkas dan lengkap tentang capaian kinerja berdasarkan rencana kerja yang ditetapkan dalam pelaksanaan APBN/APBD. Pada prinsipnya, Laporan Keuangan dan Laporan Kinerja harus menunjukkan konsistensi antara input (pengerahan sumberdayamanusia,peralatan,dana)dengankeluaran/ output(dalambentukbarang/jasa) dengan indikator kinerja yang terukur. Mekanisme Laporan Keuangan dan Laporan Kinerja Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota telah diatur dengan rinci dalam Peraturan Pemerintah nomor 8 tahun 2006 untuk dilaksanakan. Dalam peraturan ini terkandung upaya pengawasan dan pengendalian yang berpedoman pada peraturan dan perundangundanganyangberlaku. Dalam rangka melakukan pengendalian terhadap partisipasi masyarakat dunia usaha dan masyarakat international, penatausahaan akan berpedoman pada Peraturan Pemerintah nomor2tahun2006,PeraturanPemerintahnomor23tahun2008danperaturanpelaksanaan yangditerbitkanolehMenteriKeuangan. Untukmengevaluasipelaksanaanrehabilitasidanrekonstruksi,akandigunakan5(lima) indikatoryaitu: 1. Konsistensipelaksanaankebijakandanstrategipemulihan,kegiatanprioritas,dan pendanaandenganRencanaAksiRehabilitasidanRekonstruksi; 2. Koordinasi antara Pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat, yang menghasilkansinkronisasiperencanaandanpenganggaran; 3. Partisipasi melalui mekanisme konsultasi yang menjaring aspirasi masyarakat penerimamanfaat; 4. Kapasitaslembagapelaksanarehabilitasidanrekonstruksidalamperencanaandan pelaksanaan rehabilitasi melalui laporan keuangan dan laporan kinerja; serta kapasitas pemerintah dan masyarakat dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana; 5. Potensi keberlanjutan dalam kerangka pembangunan jangka menengah dan panjang. Kegiatan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi dilaksanakan oleh Pemerintah dalam hal ini Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional dan Badan Penanggulangan Bencana Nasional.

V.5

PenyelenggaraanRencanaRelokasiPermukiman

Kebijakan umum rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana banjir bandang Wasior juga mengatur permukiman kembali di lokasi Wasior (insitu) dan relokasi ke dataran Inyora Naikere sesuai Surat Keputusan Bupati Teluk Wondama nomor 55 Tahun 2010. Sebagaimana kebijakan yang di atur pada Bab IV di muka, maka lokasi relokasi ini akan ditujukan untuk menampung sekitar 1,510 kepala keluarga dengan total areal yang di cadangkan yaitu seluas 1.500Ha,termasukperuntukanpusatpengembanganperekonomianjangkapanjang.Kawasan relokasiinitermasukdalamrencanaKotaTerpaduMandiriWondamaAgropolitan,dimanasaat ini telah disusun rancangan rencana induk yang dikoordinasikan oleh Pemerintah Provinsi PapuaBaratdanPemerintahKabupatenWondama.

V8

TabelV.3 PenyelenggaraanRencanaPelaksanaanRelokasiPermukiman
No 1 Penanggung jawab Perencanaan Analisisrisikokawasan BPBD& BappedaKab RencanaRinciKawasan BappedaKab PenetapanKLBdan BappedaKab KDB Pengadaan dan Statustanah& KantorBPN pendataan Keadaantopografis tanah JumlahKKdanluas DinasPUKab yangakanditata Sosialisasi pengadaan KantorBPN tanah danDinasPU Kab Mekanisme Dinas PU dan penyelenggaraan SKPDterkait pembangunan Pembangunan Pematangantanah DinasPUKab perumahan Pengukurandan DinasPUKab danlingkungan pematokan permukiman Pembangunanrumah, DinasPUKab sertafasos&fasum(*) Prosespenyerahan DinasPUKab tanahdanrumah Pembangunan Pembangunanjalan DinasPU Prasarana aksesutamadan Provinsi Perkotaan(*) drainase Pembangunanjaringan PLN listrik Pembangunanjaringan Telkom telepon Pembangunan jaringan PDAM airminumdanlimbah SKPDterkait Aspek Kegiatan 2011
T1 T2 T3 T4 T1

2012
T2 T3 T4

Catatan: (*)BerdasarkanPedomanStandarPelayananMinimalBidangPenataanRuang,PerumahandanPermukimandan PekerjaanUmum,KeputusanMenteriPermukimandanPrasaranaWilayahNo.534/KPTS/M/2001

V.6

Kesinambungan Pemulihan Pasca Rehabilitasi dan RekonstruksidenganKebijakanPenguranganRisikoBencana

StrategipengakhiranmasatugasPelaksanaRehabilitasidanRekonstruksiharusdisusun sesuaidengansiklusperencanaandanpenganggarangunamemastikankesinambunganoperasi danpemeliharaanassetrehabilitasidanrekonstruksisesuaikewenanganlembagaberdasarkan peraturan dan perundangundangan. Sesuai amanat Undangundang nomor 24 tahun 2007, maka dalam situasi tidak terjadi bencana maupun pada situasi terdapat potensi terjadinya bencana,pemerintahdaerahdiamanatkanuntukmelaksanakan: 1. Perencanaan penanggulangan bencana, melalui pengenalan dan pengkajian ancaman bencana, melakukan kajian analisis risiko bencana, melakukan analisis kerentanandanKapasitasdaerahdanmasyarakatdalampenanggulanganbencana, identifikasi tindakan pengurangan risiko bencana dan penyusunan dokumen RPB danRADPRB;

V9

2. Pengurangan faktorfaktor penyebab risiko bencana, melalui pengendalian dan pelaksanaan penataan ruang melalui review tata ruang berbasis mitigasi bencana, pengarusutamaanpenguranganrisikobencanadalamRPJMD,RKPD,RKASKPDdan RTRW; 3. Penelitian, Pendidikan dan Pelatihan Penanggulangan Bencana dan Kesiapsiagaan melalui penyelenggaraan pendidikan pengurangan risiko bencana ke dalam sistem pendidikan formal dan informal dan penyelenggaraan penyuluhan dan pelatihan kepadamasyarakatdidaerahrawanbencana; 4. Membentuk Badan Penanggulangan Bencana Daerah di tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota yang rawan bencana, sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 46 tahun 2008 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah, dan Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana nomor 3 tahun 2008 tentang Pedoman Pembentukan BadanPenanggulanganBenacanaDaerah. 5. Mengalokasikan anggaran penanggulangan bencana dari sumber APBD secara memadai. 6. Berdasarkan potensi bencana, pencegahan dan pengurangan risko bencana, mengendalikan pemanfaatan ruang wilayah melalui mekanisme perijinan dan persyaratanteknispembangunansesuaikewenanganlembagayangterkait. Sehubungan dengan amanat tersebut di atas, maka jembatan yang akan memastikan adanya kesinambungan dari tahap rehabilitasi dan rekonstruksi menuju pembangunan yang lebihbaikberkelanjutan(BuildBackBetter)yaitumelaluiupayaPenguranganRisikoBencana. Beberapa aspek yang perlu disiapkan untuk menuju upaya Build Back Better adalah sebagaimanahalhalyangdisarankanberikut. 1. Aspek Peraturan dan Kelembagaan terkait Penanggulangan Bencana dan PenguranganRisikoBencana. Beberapa hal yang perlu disiapkan oleh Pemerintah Provinsi Papua Barat dan Pemerintah Kabupaten Teluk Wondama terkait aspek peraturan dan kebijakan sebagai dasar pelaksanaan Undangundang nomor 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana dan peraturanpemerintahyangterkaitlainnyayaitusebagaiberikut: a. ProvinsiPapuaBaratpadasaatinitelahmemilikiBPBDProvinsiPapuaBaratyang dibentuk berdasarkan Peraturan Gubernur Nomor 33 Tahun 2009 tanggal 23 Februari 2009. Selanjutnya BPBD Provinsi Papua Barat perlu segera menyusun Peraturan Daerah tentang Penanggulangan Bencana guna dapat menjalankan mandatnyadalampenanggulanganbencana. b. PemerintahKabupatenWondamaperlusegeramenyusunPeraturanDaerahtentang Penanggulanan Bencana dan Peraturan Daerah tentang Pembentukan BPBD. Guna dapat melakukan percepatan pembentukan BPBD, maka Pemerintah Kabupaten Teluk Wondama dapat menerbitkan Peraturan Bupati terkait Pembentukan BPBD denganmelakukanasistensikeBNPBdanDirektoratJenderalPemerintahanUmum KementerianDalamNegeri. c. PembentukanForumPRBmultipemangkukepentinganbaikditingkatprovinsidan kabupatenyangakanmempunyaiperanutamadalammembantupemerintahuntuk advokasiupayaupayapenguranganrisikobencana. 2. AspekPerencanaandanMitigasiBencana Salahsatuhalyangpentinguntukkepastianimplementasipenguranganrisikobencana (PRB) adalah pengarusutamaan PRB ke dalam sistem perencanaan pembangunan daerah. Beberapa hal yang harus dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Teluk Wondama melalui

V10

dukunganarahandanpedomandariBNBPdankementerian/lembagaterkaitditingkatpusat, yaitu: a. Penyusunan analisisi risiko bencana dan peta risiko bencana tingkat provinsi (provincialriskmap)dantingkatkabupatensesuaiancamanbencanayangada. b. Pengembangandatadaninformasibencanayangdiintegrasikandengansistemdata daninformasibencana(DIBI)BNPB. c. Melengkapi RTRW Provinsi Papua Barat 2008 2028 yang baru mengakomodasi kawasanrawanbencanatsunami,untukituperludilengkapidenganpetaancaman bencanatsunamidenganancamanbencanalainberdasarkananalisisdanpetarisiko bencana. d. Penyusunan RTRW Kabupaten Teluk Wondama yang berbasis mitigasi bencana, yang disusun dengan mempertimbangkan analisis risiko dan peta risiko bencana, termasukmempertimbangkanalursungaipurba. e. Penyusunan Rencana Penanggulangan Bencana (RPB) tingkat provinsi dan kabupaten. RPB disusun dengan dasar analisis risiko bencana guna dapat mengembangkan strategi, kebijakan dan pilihan tindakan pada tahap prabencana, saatterjadibencanadantahappascabencana.SebagaimanaUndangundangnomor 24 tahun 2007, RPB memiliki perioda waktu 5 (lima) tahun, dan ini harus sejalan denganRPJMD. f. PenyusunanRencanaAksiDaerahPenguranganRisikoBencana(RAD PRB)tingkat provinsi dan tingkat kabupaten. Peraturan Pemerintah nomor 21 tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana mengatur bahwa RAD PRB di susun juga berdasarkan pengkajian risiko bencana untuk periode waktu 3 (tiga) tahun. g. Penyusunan rencana mitigasi di kawasan pesisir Teluk Wondana yang terpadu denganRTRWdanRencanaPenanggulanganBencana,sesuaiPeraturanPemerintah nomor64tahun2010tentangMitigasiBencanadiwilayahpesisirdanpulaupulau kecil h. Penyusunan studi kelayakan pembangunan Pelabuhan Wasior di lokasi baru berdasarkan review RTRW berbasis mitigasi bencana dan kajian analisis risiko bencanauntukpembangunanpelabuhan 3. PengarusutamaanPBdanPRBkeDalamSistemPerencanaanPembangananDaerah Untuk menjamin keberlangsungan pengurangan risiko bencana sesuai kebijakan dan strategiyangdisusun,makaPemerintahProvinsiPapuaBaratdanPemerintahKabupatenTeluk WondamaharusmemastikanbahwaPBdanPRBinidiarusutamakandalamsistemperencanaan pembangunan daerah. Untuk itu, maka RPJMD harus mengakomodasi program dan kegiatan penanggulangan bencana dan pengurangan risiko bencana, yang selanjutnya diikuti dengan integrasi ke dalam rencana kerja SKPD terkait. Gambar berikut memperlihatkan kerangka koordinasi perencanaan penanggulangan bencana dengan sistem perencanaan pembangunan nasional/daerahsecaramenyeluruh.

V11

GambarV.4 KerangkaKoordinasiPerencanaanPenanggulanganBencana denganSistemPerencanaanPembangunanDaerah

KerangkaKoordinasiPerencanaan PenanggulanganBencana
R E NC ANAJ ANG K A P ANJ ANG (R P J P R T R W) R E NC ANAJ ANG K A ME NE NG AH (R P J M R P B ) R E NC ANA S T R AT E G IS S E K T O R AL R E NC ANAAK S IP R B R E NC ANA T AHUNAN

RPJP RPJP NASIONAL NASIONAL

PUSAT

RPJM RPJM NASIONAL NASIONAL RENSTRA K/L

RKP NASIONAL RKP NASIONAL

RTRW RTRW NASIONAL NASIONAL RPJP RPJP PROVINSI PROVINSI

RENCANA RENCANA PB NASIONAL PB NASIONAL RPJM RPJM PROVINSI PROVINSI

RAN PRB

RENJA K/L RENJA K/L

PROVINSI

RKPD PROV RKPD PROV RENSTRA SKPD PROV RAD PRB PROV RENJA RENJA SKPD PRO SKPD PRO

RTRW RTRW PROVINSI PROVINSI

RENCANA RENCANA PB PROVINSI PB PROVINSI RPJM RPJM KABUPATEN KABUPATEN

KABUPATEN

RPJP RPJP KAB/KOTA KAB/KOTA

RKPD KAB/KOT RKPD KAB/KOT RENSTRA SKPD K/K RAD PRB KAB/KOTA RENJA RENJA SKPD K/K SKPD K/K

RTRW RTRW KAB/KOTA KAB/KOTA

RENCANA PB RENCANA PB KAB/KOTA KAB/KOTA

4. SektorPerumahan,BangunanUmumdanInfrastrukturPerkotaan. Pembangunan perumahan, fasilitas permukiman, bangunan umum dan infrastruktur perkotaan harus mempertimbangkan unsur pengurangan risiko bencana melalui berbagai peraturan,kebijakandanpenegakanhukum.Beberapahalyangperludisiapkanantaralain: a. Peraturan terkait pembangunan rumah dan bangunan tahan gempa, tsunami dan ancamanbencanalainnya(buildingcodes).Haliniperludiaturmulaidaripenerbitan peraturandaerahsampaidenganpengaturandalamrencanatatabangunandantata lingkungan; b. Retrofitting atau renovasi bangunan sekolah, rumah sakit, bangunan kantor dan bangunan umum lainnya sesuai dengan standar konstruksi tahan gempa, angin putingbeliungdanancamanbencanalainnya; c. PemasanganEarlyWarningSystem(EWS)untukbencanalongsordanbanjirdengan teknologi tepat guna dengan mempertimbangkan hasil studi prototype yang telah disusun oleh BNPB untuk pengembangan EWS longsor dan banjir berbasis masyarakat. 5. PeningkatanPemahamandanPendidikanPRB. Salah satu aspek yang sangat penting dalam tercapainya pembangunan berkelanjutan melalui upaya pengurangan risiko bencana secara sistematis dan bersinambungan dengan memberikanpemahamandanpendidikankepadamasyarakat,aparatpemerintahdanberbagai multi pemangku kepentingan. Upayaupaya ini dapat dilakukan dengan fasilitasi arahan dan

V12

dukungan baik dari BNPB, kementerian/lembaga terkait, organisasi donor internasional dan nasionalsertaduniausaha,antaralainmeliputi: a. Peningkatan pemahaman masyarakat melalui berbagai macam metode, seperti kampanyedansosialisasimelaluimediamediacetak,diskusiinteraktifdiradiodan televisi,sertaintegrasikedalamacarabudayalokal. b. Mengembangkankearifanlokalterkaitperingatandiniancamanbencana. c. MelakukanintegrasiPRBkedalamsistempendidikansekolahsebagaimanayangdi tuangkan dalam Surat Edaran Menteri Pendidikan Nasional kepada seluruh Kepala DaerahtingkatProvinsi,KabupatendanKotanomorNo.70a/MPN/SE/2010tentang PengarusutamaanPRBdiSekolah. d. Penyelenggaraan pelatihan penanggulangan bencana dan pengurangan risiko bencana kepada aparat pemerintah daerah dan berbagai multi pemangku kepentingan. e. Melakukan pemberdayaan masyarakat untuk upaya mengurangi kerentanan dan meningkatkankapasitassesuaidenganancamanbencanayangadamelaluikegiatan penguranganrisikobencanaberbasiskomunitas(PRBBK).

V13

GambarV.5 PermodelanPembangunanRumahKayuTahanGempaKementerianPekerjaanUmum

Sumber:KementerianPekerjaanUmum,DirektoratJenderalCiptaKarya;2006 V14

GambarV.6 PermodelanPembangunanRumahTahanGempaKementerianRisetdanTeknologi

Sumber:KementerianRisetdanTeknologi

V15

GambarV.7 PermodelanPembangunanRumahRamahBencanaKementerianKelautandanPerikanan

Sumber:KementerianKelautandanPerikanan

V16

GambarV.8 PermodelanPembangunanRumahTembokTahanGempa KementerianPekerjaanUmum

Sumber:KementerianPekerjaanUmum,DirektoratJenderalCiptaKarya;2006

V17

BABVI PENUTUP

BABVI PENUTUP
VI.1 AspekLegalRencanaAksiRehabilitasidanRekonstruksi
Sebagai pedoman rehabilitasi dan rekonstruksi, Rencana Aksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi pasca bencana banjr bandang Wasior di Kabupaten Teluk Wondama, Provinsi Papua Barat ditetapkan melalui Peraturan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB). disertai Peraturan Kepala BNPB tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca Bencana Banjir Bandang Wasior Kabupaten Teluk Wondama. Bilamana diperlukan, dan didukung oleh data yang telah diverifikasi oleh Pemerintah Kabupaten Teluk Wondama dan rencana pelaksanaan kegiatan yang memperoleh persetujuan Kepala BNPB, maka Rencana Aksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca Bencana BanjirBandangWasiorKabupatenTelukWondamadapatdirevisisebagaiamandemenRencana Aksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca Bencana Banjir Bandang Wasior Kabupaten Teluk WondamauntukditetapkanolehKepalaBNPB. Dalam kerangka pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi, selanjutnya perlu diterbitkanketetapandanpedomansebagaiberikut: 1. PeraturanKepalaBNPBtentangPetunjukTeknisPelaksanaanRehabilitasidanRekonstruksi PascaBencanaBanjirBandangWasiorKabupatenTelukWondama. 2. Surat Keputusan tentang Sekretaris Utama BNPB selaku KPA atas nama Kepala BNPB penetapan tentang Pejabat Pembuat Komitmen dan Bendahara Pengeluaran Pembantu rehabilitasidanrekonstruksioleh 3. Surat Keputusan Kepala BNPB tentang Alokasi Dana Tahap I Kegiatan (Pemulihan Awal) Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana Banjir Bandang Wasior Kabupaten Teluk Wondama. 4. SuratKeputusanKepalaBNPBtentangAlokasiDanaTahapItahunanggaran2010Kegiatan (Pemulihan Awal) Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana Banjir Bandang Wasior KabupatenTelukWondama. 5. Surat Keputusan Kepala BNPB tentang Alokasi Dana Tahap selanjutnya pada tahun anggaran 2011untukRehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana Banjir Bandang Wasior KabupatenTelukWondama. 6. Surat Keputusan Gubernur Papua Barat tentang pembentukan Tim Pendukung Teknis Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana Banjir Bandang Wasior Kabupaten Teluk Wondama 7. SuratKeputusanBupatiTelukWondamatentangpenetapanPenanggungJawabOperasional Kegiatan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana Banjir Bandang Wasior Kabupaten TelukWondama 8. Surat Keputusan dan pedoman lainnya yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana Banjir Bandang Wasior Kabupaten Teluk Wondama.

VI1

VI.2

JangkaWaktuRencanaAksiRehabilitasidanRekonstruksi

Jangka waktu Rencana Aksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca Bencana Banjir Bandang Wasior Kabupaten Teluk Wondama adalah 2 tahun anggaran, yaitu dimulai pada triwulan IV tahun 2010 dan selesai pada tahun anggaran 2011. Apabila diperlukan sesuai dengan kondisi lapangan dan rencana pembiayaan pemerintah atas kegiatan tambahan bagi penuntasanrehabilitasidanrekonstruksiyangdisetujuiolehKepalaBNPB,makaRencanaAksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca Bencana Banjir Bandang Wasior Kabupaten Teluk Wondama dapat diperpanjang masa berlakunya sampai dengan selambatlambatnya tahun 2012.

VI.3

AspekAkuntabilitasPelaksanaanRencanaAksiRehabilitasi danRekonstruksi

Dalamkerangkapengawasankeuangandanpembangunansesuaiketentuanperundang undangan yang berlaku dalam pelaksanaan rehabilitas dan rekonstruksi, Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPKP) akan menyelenggarakan pengawasan internal terhadap akuntabilitaskeuangan negaratermasuk kegiatan kebendaharaanumum negaradan meminta keterangan atas tindak lanjut hasil pengawasan, baik hasil pengawasan BPKP sendiri, hasil pengawasanBPKdanlembagapengawasanlainnya. Badan Pengawas Keuangan (BPK) akan memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan Negara dan perbendaharaan negara yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan lembaga Negara lainnya sesuai ketentuan perundangundangannya dan menyerahkan hasil pemeriksaan kepada DPR, DPD, dan DPRD sesuai dengan kewenangannya.

VI2

LAMPIRAN

Lampiran1 KORBAN JIWA PASCABENCANA BANJIR BANDANG KABUPATEN TELUK WONDAMA, PROVINSI PAPUA BARAT 4 OKTOBER 2010
Status Tanggal 22 Oktober 2010, Pukul 12:00 WIB Provinsi Papua Barat

No 1. Korban

Lokasi

Meninggal

Luka-Luka Berat Ringan


3,374

Hilang

Pengungsi Jiwa

161

91

146

2.

Pengungsi di Teluk Wondama di Kabupaten Manokwari di Kabupaten Nabire di Luar Wilayah Prov. Papua Barat di Sorong di Serui di Jayapura TOTAL 161 91 3,374 146

2,147 4,996 754 1,065 48 5 1

9,016

Lampiran2 RekapitulasiPenilaianKerusakandanKerugianPascaBencanaBanjirBandangWasior KabupatenTelukWondama,ProvinsiPapuaBarat TotalKerusakan danKerugian Kepemilikan Pemerintah (RpJuta) 6,818.10 6,818.10 17,925.00 17,875.00 50.00 681.40 334.40 347.00 107,434.87 107,434.87 101,470.00 82,120.00 7,450.00 8,050.00 3,850.00 11,286.04 1,702.40 8,827.64 756.00 30,512.40 3,890.00 643.30 2,080.00 14,118.30 980.80 8,800.00 29,881.20 6,592.20 15,835.25 4,174.50 3,279.25 280,584.51 NonPemerintah (RpJuta) 107,434.87 107,434.87 15,500.00 7,450.00 8,050.00 3,850.00 11,286.04 1,702.40 8,827.64 756.00

NO

SEKTOR/ SUBSEKTOR

NilaiKerusakan (RpJuta)

NilaiKerugian

PERUMAHAN 1 Perumahan INFRASTRUKTUR 1 Transportasi 2 Energi 3 PosdanTelekomunikasi 4 AirdanSanitasi 5 InfrastrukturSumberDayaAir SOSIAL 1 Kesehatan 2 Pendidikan 3 Agama 4 LembagaSosial EKONOMI 1 Pertanian 2 Perikanan 3 Peternakan 4 Perindustrian 5 Perdagangan 6 Pariwisata 7 KoperasidanUKM LINTASSEKTOR 1 LingkunganHidup 2 Pemerintahan 3 KetertibangdanKeamanan 4 KeuangandanPerbankan TOTAL

100,616.77 100,616.77 83,545.00 64,245.00 7,450.00 8,000.00 3,850.00 10,604.64 1,368.00 8,480.64 756.00 17,342.00 1,165.00 255.00 2,080.00 6,672.00 920.00 6,250.00 25,307.00 2,742.00 15,831.75 4,174.50 2,558.75 237,415.41

85,970.00 82,120.00

13,170.40 2,725.00 388.30

7,446.30 60.80 2,550.00 4,574.20 3,850.20 3.50 720.50 43,169.10

30,512.40 3,890.00 643.30 2,080.00 14,118.30 980.80 8,800.00 4,174.50

25,706.70 6,592.20 15,835.25 3,279.25 122,962.74

4,174.50

157,621.77

Lampiran3 INVENTARISASIDATAKERUSAKANDANKERUGIANPASCABENCANABANJIRBANDANG KABUPATENTELUKWONDAMA,PROVINSIPAPUABARAT 4Oktober2010 StatusTanggal22Oktober2010,Pukul12.00WIB dalam juta rupiah Sektor / Sub Sektor PERUMAHAN 1 Perumahan A Perumahan Rumah permanen Isi rumah Rumah Semi Permanen Isi rumah Rumah Non-permanen Isi rumah Pembersihan Hunian Sementara 1,500 Kab. Teluk Wondama 977 238 378 92 279 68 unit 36 3.50 82,429.10 30,036.89 1,501.84 21,454.92 1,072.75 27,012.10 1,350.60 16,512.85 5,810.62 290.53 4,150.44 207.52 5,225.47 261.27 567.00 2,492.92 857.76 Sarana dan Prasarana Lokasi (Desa) Data Kerusakan Berat Sedang Ringan Satuan Luas/ Jumlah Rata2 Harga Satuan Nilai Kerusakan (Rp. Juta) Berat Sedang Ringan Perkiraan Kerusakan 100,616.77 100,616.77 100,616.77 36,705.26 1,792.38 26,218.04 1,280.27 33,008.95 1,611.88 818.10 6,000.00 Prakiraan Kerugian 6,818.10 6,818.10 6,818.10 Total Kerusakan dan Kerugian Keterangan

Kab. Teluk Wondama

238

92

68

unit

36

2.50

612.68

107,434.87 107,434.87 107,434.87 36,705.26 Berdasarkan data Podes 2008, 1,792.38 prosentase rumah permanen, rumah semi permanen dan non-permanen 26,218.04 berturut: 24%, 25% dan 51% 1,280.27 33,008.95 1,611.88 818.10 6,000.00

Kab. Teluk Wondama

500

194

143

unit

36

1.50

771.38

378

279

unit unit

0.30 4.00

251.10 -

INFRASTRUKTUR 1 Transportasi A 1 Transportasi Darat Jalan Kabupaten/Kota Jalan Poros

83,545.00 64,245.00 64,245.00 Rado Malmari Dotir Sanduay Manggurai Wondeboy Isui Wasior 2 Rado Warwai 1 Warwai 2 Matakem 1 Matakem 2 Sanduay Sobei I 3 3 2 3 4 1 2.50 5 15 20 20 25 5 15 10 km km km km km km km km m m m m m m m 1,000.00 1,000.00 1,000.00 1,000.00 1,000.00 1,000.00 500.00 500.00 250.00 250.00 250.00 250.00 250.00 250.00 250.00 3,000.00 3,000.00 2,500.00 3,750.00 5,000.00 5,000.00 6,250.00 1,250.00 3,750.00 2,500.00 1,250.00 750.00 2,000.00 500.00 625.00 3,000.00 1,250.00 750.00 3,000.00 2,000.00 500.00 625.00 2,500.00 3,750.00 5,000.00 5,000.00 6,250.00 1,250.00 3,750.00 2,500.00

17,925.00 17,875.00 17,875.00

101,470.00 82,120.00 82,120 3,000.00 1,250.00 750.00 3,000.00 2,000.00 500.00 625.00 2,500.00 3,750.00 5,000.00 5,000.00 6,250.00 1,250.00 3,750.00 2,500.00

Jalan Lingkungan 2 Jembatan Kabupaten Jembatan Kabupaten

Sektor / Sub Sektor

Sarana dan Prasarana Jembatan Lingkungan

Lokasi (Desa) Isul 1 Isul 2 Isul 3 Malmari 1 Malmari 2 Malmari 3 Matakem 3 Dotir Wasior Kampung 1 Wasior Kampung 2 Wasior Kota 1 Wasior Kota 2 Wasior Kota 3 Wasior Kota 4 Miei 1 Miei 2 Rado Malmari Sanduay Wasior kamp Wasior Kota Dotir Wasior Kota Wasior Kota Wasior Kota Wasior Kota Wasior Kota

Data Kerusakan Berat Sedang 10 10 10 8 3 8 10 10 8 8 10 10 10 10 10 10 3 5 2 2 5 3 1 1 1 20 15 Ringan Satuan m m m m m m m m m m m m m m m m unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit

Luas/ Jumlah Rata2

Harga Satuan 40.00 40.00 40.00 40.00 40.00 40.00 40.00 40.00 40.00 40.00 40.00 40.00 40.00 40.00 40.00 40.00 600.00 600.00 600.00 600.00 600.00 600.00 1,000.00 1,500.00 1,500.00 125.00 200.00

Nilai Kerusakan (Rp. Juta) Berat 400.00 320.00 320.00 400.00 400.00 400.00 400.00 400.00 400.00 1,800.00 1,200.00 3,000.00 1,000.00 1,500.00 1,500.00 2,500.00 3,000.00 Sedang 200.00 200.00 200.00 160.00 60.00 160.00 200.00 1,500.00 600.00 900.00 Ringan -

Perkiraan Kerusakan 200.00 200.00 200.00 160.00 60.00 160.00 200.00 400.00 320.00 320.00 400.00 400.00 400.00 400.00 400.00 400.00 1,800.00 1,500.00 1,200.00 600.00 3,000.00 900.00 1,000.00 1,500.00 1,500.00 2,500.00 3,000.00 7,450.00

Prakiraan Kerugian

Total Kerusakan dan Kerugian 200.00 200.00 200.00 160.00 60.00 160.00 200.00 400.00 320.00 320.00 400.00 400.00 400.00 400.00 400.00 400.00 1,800.00 1,500.00 1,200.00 600.00 3,000.00 900.00 2,000.00 1,500.00 1,500.00 2,500.00 3,000.00 16,875.00 7,450.00 3,000.00 2,700.00 700.00 750.00 300.00 0.00

Keterangan

Gorong Gorong (Box curvert)

Kerusakan peralatan Stone crusher AMP Excavator / Loader Kendaraan roda 4 truck engkol

1,000.00

Biaya operasional pengerukan jalan yg tertimbun dan pengangkutan material runtuhan 2 Energi Ketenagalistrikan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMRado Jaringan Listrik SUTM Gardu/Trafo SUTR Murni SUTR UB 3 Pos dan Telekomunikasi 4 Air dan Sanitasi Sarana Air Bersih Warwai Rado Sanduay Wasior Kota Tambahan biaya operasional selama tanggap darurat 1 1 1 1 unit unit unit unit 2,000.00 2,000.00 2,000.00 2,000.00 2,000.00 2,000.00 2,000.00 2,000.00 1 9 7 5 4 unit km unit km km 3,000.00 300.00 100.00 150.00 75.00 3,000.00 2,700.00 700.00 750.00 300.00 -

16,875.00 -

3,000.00 2,700.00 700.00 750.00 300.00 0.00

8,000.00 2,000.00 2,000.00 2,000.00 2,000.00

50.00

8,050.00 2,000.00 2,000.00 2,000.00 2,000.00 50.00

50.00

Sektor / Sub Sektor 5 Infrastruktur Sumber Daya Air DAS

Sarana dan Prasarana

Lokasi (Desa)

Data Kerusakan Berat Sedang Ringan Satuan

Luas/ Jumlah Rata2

Harga Satuan

Nilai Kerusakan (Rp. Juta) Berat Sedang Ringan

Perkiraan Kerusakan 3,850.00 3,850.00 3,850.00 17,342.00 3,245.00

Prakiraan Kerugian 13,170.40 2,725.00

Total Kerusakan dan Kerugian 3,850.00 3,850.00 3,850.00 30,512.40 5,970.00

Keterangan

Tanggul sungai EKONOMI 1. Pertanian, Perkebunan, dan Peternakan A Pertanian Sawah Tegalan Peternakan Sapi Babi

1,100

3.50

3,850.00

22 78

ha ha

17.50 10.00

385.00 780.00

1,165.00 385.00 780.00 2,080.00 1,840.00 240.00 6,672.00 2,484.00 918.00 2,760.00 510.00

2,725.00 385.00 2,340.00 -

3,890.00 770.00 1ha 5 ton harga 3500/kg 3,120.00 1ha 10 ton harga 3000/kg 2,080.00 1,840.00 240.00 14,118.30 6,912.00 asumsi pendapatam Rp. 300 ribu 1,548.00 selama 2 bulan 2,760.00 510.00 84.30 2,304.00 untuk RB dan RS 643.30 408.00 32 pedagang selama 2 bulan 60.00 150ribu/hari 30.00 45.00 0.30 100.00 980.80 768.00 200.00 12.80 0.00 8,800.00 8,800.00 asumsi 100rb/motor selama 60 hari

230 160

ekor ekor

8.00 1.50

1,840.00 240.00

2. Perdagangan Kios Industi Kecil Barang Dagangan Kios Barang Persediaan Industri Kecil Pembersihan puing Tempat perdagangan sementara 3 Perikanan Pasar Higienis Cool Boks 100 liter Cool Boks 30 liter Freezer Pembersihan puing Tempat sementara 4 Pariwisata Hotel Bangunan Inventarisasi Pembersihan puing 5 Perindustrian 6 Koperasi dan UKM Ojek 600 250 10.00 6,000.00 250.00 1 1 2 1 1 unit unit 400 40 3.00 5.00 6.40 600.00 200.00 120.00 1 30 30 3 1 1 40 unit unit unit unit 40 3.00 2.00 1.00 15.00 0.30 2.50 120.00 60.00 30.00 45.00 46 20 46 20 281 256 180 10 180 10 20 5 20 5 unit unit unit unit unit unit unit unit 6 12 3.00 3.00 20.00 20.00 0.30 6 1.50 828.00 720.00 920.00 400.00 1,620.00 180.00 1,800.00 100.00 36.00 18.00 40.00 10.00

7,446.30 4,428.00 630.00

84.30 2,304.00 255.00 120.00 60.00 30.00 45.00 920.00 720.00 200.00 0.00 6,250.00 6,250.00 388.30 288.00

0.30 100.00 60.80 48.00

12.80 2,550.00 2,550.00

Sektor / Sub Sektor SOSIAL 1. Kesehatan

Sarana dan Prasarana

Lokasi (Desa)

Data Kerusakan Berat Sedang Ringan Satuan

Luas/ Jumlah Rata2

Harga Satuan

Nilai Kerusakan (Rp. Juta) Berat Sedang Ringan

Perkiraan Kerusakan 10,604.64 1,368.00 150.00 15.00

Prakiraan Kerugian 681.40 334.40 46.80

Total Kerusakan dan Kerugian

Keterangan

Posyandu Peralatan dan perlengkapan Pembersihan Tempat sementara Puskesmas Pembantu Peralatan dan perlengkapan Pembersihan Tempat sementara Puskesmas Peralatan dan perlengkapan Pembersihan Tempat sementara Rumah Sakit Puskesmas Peralatan dan perlengkapan Pembersihan Tempat sementara Pagar 2. Pendidikan 1 Sekolah Gedung SD Peralatan dan Perlengkapan SD Pembersihan Tempat sementara Gedung SD Peralatan dan Perlengkapan SD Pembersihan Tempat sementara Gedung TK Peralatan dan Perlengkapan TK Pembersihan Tempat sementara Gedung SD Peralatan dan Perlengkapan SD Pembersihan Tempat sementara Gedung SMP Peralatan dan Perlengkapan SMP Pembersihan Tempat sementara

Rado Rado

1 1 1

unit

50

3.00

150.00 15.00 10.00

11,196.04 1,612.40 196.80 15.00 asumsi kerugian pendapatan/tahun

10.00 210.00 21.00 46.80 256.80 21.00

Rado Rado

1 1 1

unit

70

3.00

210.00 21.00 20.00

20.00 360.00 36.00 46.80 406.80 36.00 tempat, alat dan obat 460.00 pemberihan 1000m3 sedimen 75000/m3 dan rehab ringan Rp. 25 184.00 juta 18.00 30.00 18.00 8,480.64 1,008.00 50.40 1,008.00 50.40 102.00 100.80 5.04 2,916.00 145.80 347.00 18.00 8,827.64 1,008.00 50.40 60.00 1 RKB 2 kelas + mebelair 1,008.00 50.40 60.00 102.00 20.00 100.80 5.04 6.00 2,916.00 145.80 81.00 -

Wasior Kota Wasior Kota

1 1 1

unit

120

3.00

360.00 36.00 30.00

30.00 180.00 18.00 360.00 360.00 180.00 18.00 100.00 4.00

Manggurai Wondiboy Wondiboy 1 1 1 Wondiboy 1

unit unit

1200 120

3.00 3.00

30.00

18.00

18.00

Rado Rado

6 6 3

RKB RKB RKB RKB RKB RKB RKB RKB

56

3.00

1,008.00 50.40

20.00 56 3.00 1,008.00 50.40 -

60.00

Wasior Kampung Wasior Kampung

6 6 3

20.00 34 3.00 102.00 -

60.00

Wasior Kota Wasior Kota

1 1 1

20.00 6 6 6 RKB RKB RKB 56 3.00 1.00 100.80 5.04

20.00

Wasior Kota Wasior Kota

6.00

Wasior Kota Wasior Kota

27 27 27

RKB RKB RKB

72

3.00 3.00

2,916.00 145.80

81.00

Sektor / Sub Sektor

Sarana dan Prasarana Gedung SD Peralatan dan Perlengkapan SD Pembersihan Tempat sementara 2 Gedung SMA Peralatan dan Perlengkapan SMA Pagar Pembersihan Tempat sementara

Lokasi (Desa) Sanduay/Moru Sanduay/Moru

Data Kerusakan Berat 3 3 2 Sedang Ringan Satuan RKB RKB RKB RKB RKB unit RKB

Luas/ Jumlah Rata2 56

Harga Satuan 3.00

Nilai Kerusakan (Rp. Juta) Berat 504.00 25.20 Sedang Ringan -

Perkiraan Kerusakan 504.00 25.20 2,430.00 121.50 13.50 756.00 600.00 30.00 120.00 6.00 0.00 25,307.00 15,831.75

Prakiraan Kerugian

Total Kerusakan dan Kerugian 504.00 25.20 40.00 2,430.00 121.50 13.50 80.00 756.00 600.00 30.00 120.00 6.00 0.00 29,881.20 15,835.25 600.00 600.00 600.00 600.00 600.00 60.00 600.00 210.00 60.00 270.00 1,080.00 2,025.00 3,375.00 1,620.00 2,092.50 1,439.25 3.50

Keterangan

20.00 90 3.00 2,430.00 121.50 13.50 -

40.00

Manggurai Manggurai Manggurai

9 9 1 4

20.00

80.00 -

3. Agama 1 Rumah Ibadah a Gereja Peralatan Gereja Peralatan Rado Rado Wasior Kampung Wasior Kampung 1 1 2 2 unit unit unit unit 200 200 3.00 3.00 600.00 30.00 -

120.00 6.00

4. Lembaga Sosial LINTAS SEKTOR 1. Pemerintahan 1 Bangunan Kantor Kantor Dinas Pertanian Aula Dinas Pertanian Kantor UKM Kantor Dinas Perhubungan Kantor KPU Kantor ADPEL Kantor PELNI Balai Desa Kantor Diknas Rumah Guru Rumah Dinas Pertanian Rumah Peninggalan Belanda Rumah Dinas Pemda Rumah Guru Sekolah Dasar/ Menengah Rumah Dinas Manggurai Nilai kerusakan peralatan perkantoran Biaya pembersihan Sanduay/ Wasior 2 Sanduay/ Wasior 2 Sanduay/ Wasior 2 Wasior Kota/Wasior 1 Wasior Kota/Wasior 1 Wasior Kota/Wasior 1 Wasior Kota/Wasior 1 Rado/ Wasior 1 Wasior Kota/Wasior 1 Sanduay/ Wasior 2 Sanduay/ Wasior 2 Wasior Kota/Wasior 1 Wasior Kota/Wasior 1 Wasior Kota/Wasior 1 Manggurai/Wasior 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 8 15 25 12 15 unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit 200 200 200 200 200 200 200 70 200 45 45 45 45 45 45 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 0.50 600.00 600.00 600.00 600.00 600.00 600.00 210.00 270.00 1,080.00 2,025.00 3,375.00 1,620.00 2,025.00 60.00 60.00 67.50

4,574.20 3.50

600.00 600.00 600.00 600.00 600.00 60.00 600.00 210.00 60.00 270.00 1,080.00 2,025.00 3,375.00 1,620.00 2,092.50 1,439.25 3.50

5 7

Sektor / Sub Sektor 2 Keuangan dan Perbankan

Sarana dan Prasarana

Lokasi (Desa)

Data Kerusakan Berat Sedang Ringan Satuan

Luas/ Jumlah Rata2

Harga Satuan

Nilai Kerusakan (Rp. Juta) Berat Sedang Ringan

Perkiraan Kerusakan 2,558.75

Prakiraan Kerugian 720.50

Total Kerusakan dan Kerugian 3,279.25

Keterangan

Bangunan kantor Bank Papua Bank BRI Cabang Pembantu Mess Bank Papua Nilai kerusakan peralatan perkantoran Biaya pembersihan 3. Ketertiban dan Keamanan (TNI/POLRI) 1 Bangunan Kantor Kantor Polisi Sektor Kota Kantor Polisi SATLANTAS Rumah Dinas Polsek Nilai kerusakan peralatan perkantoran

Wasior Kota/Wasior 1 Wasior Kota/Wasior 1 Wasior Kota/Wasior 1

1 1 1 1

unit unit unit unit

1 50 70

2,000.00 3.00 3.00 0.50

2,000.00 210.00

15.00 -

2,000.00 15.00 210.00 333.75

720.00

0.50 4,174.50 -

2,720.00 15.00 210.00 333.75 0.50 4,174.50

Wasior Kota/Wasior 1 Wasior Kota/Wasior 1 Wasior Kota/Wasior 1

1 1 18

unit unit unit

200 200 45

3.00 3.00 3.00

600.00 600.00 2,430.00

600.00 600.00 2,430.00 544.50 2,742.00 3,850.20 3,767.40 82.80 43,169.10

600.00 600.00 2,430.00 544.50 6,592.20 6,497.40 94.80 280,494.51

4 Lingkungan Hidup: DAS Sobiei Sungai Batang Salai TOTAL Wasior Kota/Wasior 1 Wasior Kota/Wasior 1 546 12 ha ha 546 5.00 1.00 2,730.00 12.00 -

2,730.00 12.00 237,415.41

Lampiran4 REKAPITULASIPENILAIANKEBUTUHAN(INSITU)REHABILITASIDANREKONSTRUKSIPASCABENCANABANJIRBANDANGWASIOR KABUPATENTELUKWONDAMA,PROVINSIPAPUABARAT Sumber Pendanaan NO SEKTOR/ SUBSEKTOR Nilai Kebutuhan APBN APBD Prov (Rp Juta) 1 PERUMAHAN 1 Perumahan INFRASTRUKTUR 1 Transportasi 2 Energi 3 Pos dan Telekomunikasi 4 Air dan Sanitasi 5 Infrastruktur Sumber Daya Air SOSIAL 1 Kesehatan 2 Pendidikan 3 Agama 4 Lembaga Sosial EKONOMI 1 Pertanian 2 Perikanan 3 Peternakan 4 Perindustrian 5 Perdagangan 6 Pariwisata LINTAS SEKTOR 1 Lingkungan Hidup 2 Pemerintahan 3 Keuangan dan Perbankan 4 Ketertiban dan Keamanan TOTAL 14,735.44 14,735.44 94,987.50 75,637.50 7,450.00 8,050.00 3,850.00 8,910.44 1,458.00 6,732.44 720.00 7,974.24 1,559.76 421.19 5,993.30 14,321.79 3,569.09 4,897.20 2,225.50 3,630.00 140,929.42 14,735.44 14,735.44 24,742.50 20,892.50 3,850.00 8,190.44 1,458.00 6,732.44 5,891.24 394.76 421.19 5,075.30 11,130.09 3,569.09 3,931.00 3,630.00 64,689.72 APBD Kab/Kota Non Pemerintah

54,745.00 54,745.00 966.20 966.20 55,711.20

15,500.00 7,450.00 8,050.00 720.00 720.00 2,083.00 1,165.00 918.00 2,225.50 2,225.50 20,528.50

Lampiran5 IDENTIFIKASIPENILAIANKEBUTUHAN(INSITU)PASCABENCANABANJIRBANDANGWASIOR KABUPATENTELUKWONDAMA,PROVINSIPAPUABARAT 4Oktober2010 StatusTanggal22Oktober2010,Pukul12.00WIB Lokasi (Desa) Data Kerusakan Berat Sedang Ringan Satuan Luas/ Jumlah Rata2 Harga Satuan Nilai Kerusakan (Rp. Juta) Berat Sedang Ringan Total Kebutuhan 14,735.44 14,735.44 14,735.44 27.00 189.00 18.00 216.00 243.00 90.00 7,650.00 6,000.00 92.05 210.39 Swasta/ Masyarakat -

Sektor / Sub Sektor PERUMAHAN 1 Perumahan A

Sarana dan Prasarana

APBN 14,735.44 14,735.44 14,735.44 27.00 189.00 18.00 216.00 243.00 90.00 7,650.00 6,000.00 92.05 210.39

APBD Prov -

APBD Kab

Perumahan Perumahan

5,220.00 Kab. Teluk Wondama Senderawoi Tandia Sasirei Isei Torey Nggatu Maniwak 3 1 2 4 7 60 unit unit unit unit unit unit unit KK Komunitas Huntara RT/RW 36 36 36 36 36 36 36 2.50 2.50 2.50 2.50 2.50 2.50 2.50 4.00 13.15 13.15 180.00 90.00 90.00 4,860.00 -

2,520.00 90.00 180.00 2,250.00

693.00 27.00 9.00 18.00 36.00 63.00 540.00 -

2 1 1 54 1,116 7 16 2 4 50

Hunian Sementara Fasilitasi pengelolaan hunian sementara secara partisipatif Revitalisasi RT/RW

Lampiran6 IDENTIFIKASIPENILAIANKEBUTUHAN(INSITU)PASCABENCANABANJIRBANDANGWASIOR KABUPATENTELUKWONDAMA,PROVINSIPAPUABARAT 4Oktober2010 StatusTanggal22Oktober2010,Pukul12.00WIB Data Kerusakan Berat Sedang Ringan Satuan Luas/ Jumlah Rata2 Nilai Kerusakan (Rp. Juta) Berat Sedang Ringan

Sektor / Sub Sektor INFRASTRUKTUR 1 Transportasi A 1

Sarana dan Prasarana

Lokasi (Desa)

Harga Satuan

Total Kebutuhan 94,987.50 75,637.50 54,745.00

APBN 24,742.50 20,892.50 -

APBD Prov -

APBD Kab 54,745.00 54,745.00 54,745.00 3,000.00 1,250.00 750.00 3,000.00 2,000.00 500.00 625.00 2,500.00 3,750.00 5,000.00 5,000.00 6,250.00 1,250.00 3,750.00 2,500.00 200.00 200.00 200.00 160.00 60.00 160.00 200.00 400.00 320.00 320.00 400.00 400.00 400.00 400.00 400.00 400.00 -

Swasta/ Masyarakat 15,500.00 -

Transportasi Darat Jalan Kabupaten/Kota Jalan Poros

Rado Malmari Dotir Sanduay Manggurai Wondeboy Isui Wasior 2 Rado Warwai 1 Warwai 2 Matakem 1 Matakem 2 Sanduay Sobei I

3 3 2 3 4 1 2.50 5 15 20 20 25 5 15 10

km km km km km km km km m m m m m m m

1,000.00 1,000.00 1,000.00 1,000.00 1,000.00 1,000.00 500.00 500.00 250.00 250.00 250.00 250.00 250.00 250.00 250.00

3,000.00 3,000.00 2,500.00 3,750.00 5,000.00 5,000.00 6,250.00 1,250.00 3,750.00 2,500.00

1,250.00 750.00 2,000.00 500.00 625.00 -

3,000.00 1,250.00 750.00 3,000.00 2,000.00 500.00 625.00 2,500.00 3,750.00 5,000.00 5,000.00 6,250.00 1,250.00 3,750.00 2,500.00

Jalan Lingkungan 2 Jembatan Kabupaten Jembatan Kabupaten

Jembatan Lingkungan

Isul 1 Isul 2 Isul 3 Malmari 1 Malmari 2 Malmari 3 Matakem 3 Dotir Wasior Kampung 1 Wasior Kampung 2 Wasior Kota 1 Wasior Kota 2 Wasior Kota 3 Wasior Kota 4 Miei 1 Miei 2

10 10 10 8 3 8 10 10 8 8 10 10 10 10 10 10

m m m m m m m m m m m m m m m m

40.00 40.00 40.00 40.00 40.00 40.00 40.00 40.00 40.00 40.00 40.00 40.00 40.00 40.00 40.00 40.00

400.00 320.00 320.00 400.00 400.00 400.00 400.00 400.00 400.00

200.00 200.00 200.00 160.00 60.00 160.00 200.00 -

200.00 200.00 200.00 160.00 60.00 160.00 200.00 400.00 320.00 320.00 400.00 400.00 400.00 400.00 400.00 400.00

Sektor / Sub Sektor

Sarana dan Prasarana Gorong Gorong (Box curvert)

Lokasi (Desa) Rado Malmari Sanduay Wasior kamp Wasior Kota Dotir

Data Kerusakan Berat 3 5 2 2 5 3 Sedang Ringan Satuan unit unit unit unit unit unit

Luas/ Jumlah Rata2

Harga Satuan 600.00 600.00 600.00 600.00 600.00 600.00

Nilai Kerusakan (Rp. Juta) Berat 1,800.00 1,200.00 3,000.00 Sedang 1,500.00 600.00 900.00 Ringan -

Total Kebutuhan 1,800.00 1,500.00 1,200.00 600.00 3,000.00 900.00

APBN

APBD Prov

APBD Kab 1,800.00 1,500.00 1,200.00 600.00 3,000.00 900.00

Swasta/ Masyarakat

Biaya operasional pengerukan jalan yg tertimbun dan pengangkutan material runtuhan B Transportasi Udara (Kem. Perhubungan 2011) Ditjen Perhubungan Udara Pembersihan, perataan, pemadatan shoulder dan RESA Pembuatan pagar Pembuatan saluran terbuka Pengadaan kendaraan PKP-PK IV Transportasi Laut (Kem. Perhubungan 2011) Ditjen Perhubungan Laut Rehabilitasi fasilitas pelabuhan Pembangunan fasilitas operasional 3,542.50 1,230.00 770.00 742.50 800.00 17,350.00 15,000.00 2,350.00 7,450.00 Ketenagalistrikan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLT Rado Jaringan Listrik SUTM Gardu/Trafo SUTR Murni SUTR UB 3 Pos dan Telekomunikasi 4 Air dan Sanitasi Sarana Air Bersih Warwai Rado Sanduay Wasior Kota Tambahan biaya operasional selama tanggap darurat 5 Infrastruktur Sumber Daya Air DAS Tanggul sungai 1,100 m 3.50 3,850.00 1 1 1 1 unit unit unit unit 2,000.00 2,000.00 2,000.00 2,000.00 2,000.00 2,000.00 2,000.00 2,000.00 2,000.00 2,000.00 2,000.00 2,000.00 50.00 3,850.00 3,850.00 3,850.00 3,850.00 3,850.00 3,850.00 2,000.00 2,000.00 2,000.00 2,000.00 50.00 1 9 7 5 4 unit km unit km km 3,000.00 300.00 100.00 150.00 75.00 3,000.00 2,700.00 700.00 750.00 300.00 3,000.00 2,700.00 700.00 750.00 300.00 3,542.50 1,230.00 770.00 742.50 800.00 17,350.00 15,000.00 2,350.00 7,450.00 3,000.00 2,700.00 700.00 750.00 300.00 -

2 Energi

8,050.00

8,050.00

Lampiran7 IDENTIFIKASIPENILAIANKEBUTUHAN(INSITU)PASCABENCANABANJIRBANDANGWASIOR KABUPATENTELUKWONDAMA,PROVINSIPAPUABARAT 4Oktober2010 StatusTanggal22Oktober2010,Pukul12.00WIB Lokasi (Desa) Data Kerusakan Berat Sedang Ringan Satuan Luas/ Jumlah Rata2 Harga Satuan Nilai Kerusakan (Rp. Juta) Berat Sedang Ringan Total Kebutuhan 7,974.24 1,559.76 Swasta/ Masyarakat 2,083.00 1,165.00

Sektor / Sub Sektor EKONOMI 1. Pertanian, Perkebunan, dan Peternakan A

Sarana dan Prasarana

APBN 5,891.24 394.76

APBD Prov -

APBD Kab

Pertanian Sawah Tegalan Penyediaan Sarana Produksi Pemberdayaan Kelompok Tani Wasior Wondiboi Wasior - Wondiboi

22 78 192 67 26

ha ha Keluarga Keluarga Kelompok

17.50 10.00 1.18 1.18 3.41

385.00 780.00

1,559.76 385.00 780.00 227.23 79.29 88.24 5,993.30 2,484.00 918.00 84.30 2,304.00 177.45 25.55 421.19 120.00

394.76

1,165.00 385.00 780.00

227.23 79.29 88.24 5,075.30 2,484.00 84.30 2,304.00 177.45 25.55 421.19 120.00 918.00 918.00

B 2. Perdagangan

Peternakan

Kios Industi Kecil Pembersihan puing Tempat perdagangan sementara Fasilitasi dan intermediasi UMKM (Bantuan Modal UsaWasior - Wondiboi Peningkatan ketrampilan usaha Wasior - Wondiboi 3 Perikanan Pasar Higienis Pembersihan puing Tempat sementara Peningkatan Usaha Nelayan Pemberdayaan Kelompok Tani 4 Pariwisata 5 Perindustrian 6 Koperasi dan UKM Wasior Wondiboi Wasior - Wondiboi

46 20 281 256 195 20

180 10

20 5

unit unit unit unit unit unit Unit Kelompok

6 12

3.00 3.00 0.30

828.00 720.00

1,620.00 180.00

36.00 18.00

6 0.91 1.31

1.50

1 1 1 105 27 13

unit

40

3.00 0.30

120.00

40 unit unit kelompok

2.50 1.18 1.18 3.41

100.00 124.26 31.95 44.97 -

100.00 124.26 31.95 44.97 -

Lampiran8 IDENTIFIKASIPENILAIANKEBUTUHAN(INSITU)PASCABENCANABANJIRBANDANGWASIOR KABUPATENTELUKWONDAMA,PROVINSIPAPUABARAT 4Oktober2010 StatusTanggal22Oktober2010,Pukul12.00WIB Lokasi (Desa) Data Kerusakan Berat Sedang Ringan Satuan Luas/ Jumlah Rata2 Harga Satuan Nilai Kerusakan (Rp. Juta) Berat Sedang Ringan Total Kebutuhan 8,910.44 1,458.00 150.00 15.00 10.00 210.00 21.00 20.00 360.00 36.00 30.00 360.00 180.00 18.00 30.00 18.00 6,732.44 1 Sekolah Gedung SD Peralatan dan Perlengkapan SD Pembersihan Tempat sementara Gedung SD Peralatan dan Perlengkapan SD Pembersihan Tempat sementara Rado Rado 6 6 3 Wasior Kampung Wasior Kampung 6 6 3 RKB RKB RKB RKB RKB RKB 56 56 3.00 1,008.00 50.40 1,008.00 50.40 60.00 1,008.00 50.40 60.00 Swasta/ Masyarakat 720.00 -

Sektor / Sub Sektor SOSIAL 1. Kesehatan

Sarana dan Prasarana

APBN 8,190.44 1,458.00 150.00 15.00 10.00 210.00 21.00 20.00 360.00 36.00 30.00 360.00 180.00 18.00 30.00 18.00 6,732.44 1,008.00 50.40 60.00 1,008.00 50.40 60.00 -

APBD Prov -

APBD Kab

Posyandu Peralatan dan perlengkapan Pembersihan Tempat sementara Puskesmas Pembantu Peralatan dan perlengkapan Pembersihan Tempat sementara Puskesmas Peralatan dan perlengkapan Pembersihan Tempat sementara Rumah Sakit Puskesmas Peralatan dan perlengkapan Pembersihan Tempat sementara Pagar 2. Pendidikan

Rado Rado

1 1 1

unit

50

3.00

150.00 15.00 10.00

Rado Rado

1 1 1

unit

70

3.00

210.00 21.00 20.00

Wasior Kota Wasior Kota

1 1 1

unit

120

3.00

360.00 36.00 30.00

Manggurai Wondiboy Wondiboy 1 1 1 Wondiboy 1

unit unit

1200 120

3.00 3.00

30.00

180.00 18.00

360.00 -

18.00

18.00

20.00 3.00 1,008.00 50.40 -

20.00

Sektor / Sub Sektor

Sarana dan Prasarana Gedung TK Peralatan dan Perlengkapan TK Pembersihan Tempat sementara Gedung SD Peralatan dan Perlengkapan SD Pembersihan Tempat sementara Gedung SMP Peralatan dan Perlengkapan SMP Pembersihan Tempat sementara Gedung SD Peralatan dan Perlengkapan SD Pembersihan Tempat sementara 2 Gedung SMA Peralatan dan Perlengkapan SMA Pagar Pembersihan Tempat sementara

Lokasi (Desa) Wasior Kota Wasior Kota

Data Kerusakan Berat 1 1 1 Sedang Ringan Satuan RKB RKB

Luas/ Jumlah Rata2 34

Harga Satuan 3.00

Nilai Kerusakan (Rp. Juta) Berat 102.00 Sedang Ringan -

Total Kebutuhan 102.00 20.00 100.80 5.04 6.00 972.00 48.60 27.00 504.00 25.20 40.00 2,430.00 121.50 13.50 80.00

APBN 102.00 20.00 100.80 5.04 6.00 972.00 48.60 27.00 504.00 25.20 40.00 2,430.00 121.50 13.50 80.00

APBD Prov

APBD Kab

Swasta/ Masyarakat

20.00 6 6 6 RKB RKB RKB 56 3.00 1.00 100.80 5.04

Wasior Kota Wasior Kota

Wasior Kota Wasior Kota

9 9 9

RKB RKB RKB

72

3.00 3.00

972.00 48.60

Sanduay/Moru Sanduay/Moru

3 3 2

RKB RKB RKB RKB RKB unit RKB

56

3.00

504.00 25.20

20.00 90 3.00 2,430.00 121.50 13.50 -

Manggurai Manggurai Manggurai

9 9 1 4

20.00

3. Agama 1 Rumah Ibadah a Gereja Peralatan Gereja Peralatan Rado Rado Wasior Kampung Wasior Kampung 1 1 2 2 unit unit unit unit 200 200 3.00 3.00 600.00 30.00 -

720.00 600.00 120.00 6.00 120.00

720.00 600.00 120.00

4. Lembaga Sosial

Lampiran9 IDENTIFIKASIPENILAIANKEBUTUHAN(INSITU)PASCABENCANABANJIRBANDANGWASIOR KABUPATENTELUKWONDAMA,PROVINSIPAPUABARAT 4Oktober2010 StatusTanggal22Oktober2010,Pukul12.00WIB Lokasi (Desa) Data Kerusakan Berat Sedang Ringan Satuan Luas/ Jumlah Rata2 Harga Satuan Nilai Kerusakan (Rp. Juta) Berat Sedang Ringan Total Kebutuhan 14,321.79 4,897.20 Bangunan Kantor Kantor Dinas Pertanian Aula Dinas Pertanian Kantor UKM Kantor Dinas Perhubungan Kantor KPU Kantor ADPEL Kantor PELNI Balai Desa Kantor Diknas Rumah Peninggalan Belanda Nilai kerusakan peralatan perkantoran Biaya pembersihan Sanduay/ Wasior 2 Sanduay/ Wasior 2 Sanduay/ Wasior 2 Wasior Kota/Wasior 1 Wasior Kota/Wasior 1 Wasior Kota/Wasior 1 Wasior Kota/Wasior 1 Rado/ Wasior 1 Wasior Kota/Wasior 1 Wasior Kota/Wasior 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 2 1 1 1,442 1 unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit RT unit 0.50 105.60 338.20 0.20 234.00 1.00 105.60 338.20 288.40 234.00 1.00 105.60 338.20 288.40 234.00 200 200 200 200 200 200 200 70 200 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 600.00 600.00 600.00 600.00 600.00 600.00 210.00 60.00 60.00 600.00 600.00 600.00 600.00 600.00 60.00 600.00 210.00 60.00 Swasta/ Masyarakat 2,225.50 -

Sektor / Sub Sektor LINTAS SEKTOR 1. Pemerintahan

Sarana dan Prasarana

APBN 11,130.09 3,931.00 600.00 600.00 600.00 600.00 600.00 60.00 600.00 210.00 60.00 -

APBD Prov -

APBD Kab 966.20 966.20

Revitalisasi fungsi layanan dasar pemerintah melalui rapat koordinasi Penyusunan rencana kontingensi sektor pemerintahan Revitalisasi sistem dan data kependudukan (pendataan ulang) Penyusunan, penguatan dan penyelenggaraan PB Daerah

Sektor / Sub Sektor 2 Keuangan dan Perbankan

Sarana dan Prasarana

Lokasi (Desa)

Data Kerusakan Berat Sedang Ringan Satuan

Luas/ Jumlah Rata2

Harga Satuan

Nilai Kerusakan (Rp. Juta) Berat Sedang Ringan

Total Kebutuhan 2,225.50

APBN -

APBD Prov -

APBD Kab -

Swasta/ Masyarakat 2,225.50

Bangunan kantor Bank Papua Bank BRI Cabang Pembantu Mess Bank Papua Nilai kerusakan peralatan perkantoran Biaya pembersihan 3. Ketertiban dan Keamanan (TNI/POLRI) 1 Bangunan Kantor Kantor Polisi Sektor Kota Kantor Polisi SATLANTAS Rumah Dinas Polsek Nilai kerusakan peralatan perkantoran

Wasior Kota/Wasior 1 Wasior Kota/Wasior 1 Wasior Kota/Wasior 1

1 1 1 1

unit unit unit unit

1 50 70

2,000.00 3.00 3.00 0.50

2,000.00 210.00

15.00 -

2,000.00 15.00 210.00 0.50 3,630.00 3,630.00 -

2,000.00 15.00 210.00 0.50 -

Wasior Kota/Wasior 1 Wasior Kota/Wasior 1 Wasior Kota/Wasior 1

1 1 18

unit unit unit

200 200 45

3.00 3.00 3.00

600.00 600.00 2,430.00

600.00 600.00 2,430.00

600.00 600.00 2,430.00

4 Lingkungan Hidup: DAS Sobiei Sungai Batang Salai Wasior Kota/Wasior 1 Wasior Kota/Wasior 1 546 12 27 36 36 ha ha unit RT/RW RT/RW 546 5.00 1.00 20.00 1.40 6.57 2,730.00 12.00 540.00 -

3,569.09 2,730.00 12.00 540.00 50.40 236.69

3,569.09 2,730.00 12.00 540.00 50.40 236.69

Peralatan early warning system longsor (berbasis masyarakat) Pendidikan pola hidup ramah lingkungan Stimulus pola penghidupan ramah lingkungan

Lampiran10 REKAPITULASIPENILAIANKEBUTUHANRELOKASIPASCABENCANABANJIRBANDANGWASIOR KABUPATENTELUKWONDAMA,PROVINSIPAPUABARAT Sumber Pendanaan NO SEKTOR/ SUBSEKTOR Nilai Kebutuhan APBN APBD Prov (Rp Juta) 1 PERUMAHAN 1 Perumahan INFRASTRUKTUR 1 Transportasi 2 Energi 3 Pos dan Telekomunikasi 4 Air dan Sanitasi 5 Infrastruktur Sumber Daya Air SOSIAL 1 Kesehatan 2 Pendidikan 3 Agama 4 Lembaga Sosial EKONOMI 1 Pertanian 2 Perikanan 3 Peternakan 4 Perindustrian 5 Perdagangan 6 Pariwisata LINTAS SEKTOR 1 Lingkungan Hidup 2 Pemerintahan 3 Keuangan dan Perbankan 4 Ketertiban dan Keamanan TOTAL 163,264.10 163,264.10 56,000.00 56,000.00 4,722.82 1,296.72 2,078.51 652.60 695.00 540.00 540.00 4,897.20 4,897.20 229,424.12 163,264.10 163,264.10 56,000.00 56,000.00 4,722.82 1,296.72 2,078.51 652.60 695.00 540.00 540.00 3,931.00 3,931.00 228,457.92 APBD Kab/Kota Non Pemerintah

966.20 966.20 966.20

Lampiran11 IDENTIFIKASIPENILAIANKEBUTUHANRELOKASIPASCABENCANABANJIRBANDANGWASIOR KABUPATENTELUKWONDAMA,PROVINSIPAPUABARAT 4Oktober2010 StatusTanggal22Oktober2010,Pukul12.00WIB Lokasi (Desa) Data Kerusakan Berat Sedang Ringan Satuan Luas/ Jumlah Rata2 Harga Satuan Nilai Kerusakan (Rp. Juta) Berat Sedang Ringan Total Kebutuhan 163,264.10 163,264.10 163,264.10 135,900.00 20,385.00 2,718.00 1,359.00 2,718.00 92.05 92.05 Swasta/ Masyarakat -

Sektor / Sub Sektor PERUMAHAN 1 Perumahan A

Sarana dan Prasarana

APBN 163,264.10 163,264.10 163,264.10 135,900.00 20,385.00 2,718.00 1,359.00 2,718.00 92.05 92.05

APBD Prov -

APBD Kab

Perumahan Relokasi Perumahan dan Permukiman Prasarana lingkungan permukiman Penyediaan air bersih Perencanaan teknis Pendampingan Sosialisasi pengurangan risiko dengan relokasi Pelatihan ketrampilan membangun rumah, fasilitasi air bersih dan jamban

Kab. Teluk Wondama 15% 2% 1% 2%

1,510

unit

36

2.50

163,080.00 135,900.00 20,385.00 2,718.00 1,359.00 2,718.00

7 7

Komunitas Huntara Komunitas Huntara

13.15 13.15

Lampiran12 IDENTIFIKASIPENILAIANKEBUTUHANRELOKASIPASCABENCANABANJIRBANDANGWASIOR KABUPATENTELUKWONDAMA,PROVINSIPAPUABARAT 4Oktober2010 StatusTanggal22Oktober2010,Pukul12.00WIB Data Kerusakan Berat Sedang Ringan Satuan Luas/ Jumlah Rata2 Nilai Kerusakan (Rp. Juta) Berat Sedang Ringan

Sektor / Sub Sektor INFRASTRUKTUR 1 Transportasi A 1

Sarana dan Prasarana

Lokasi (Desa)

Harga Satuan

Total Kebutuhan 56,000.00 56,000.00 56,000.00

APBN 56,000.00 56,000.00 56,000.00 56,000.00

APBD Prov -

APBD Kab -

Swasta/ Masyarakat -

Transportasi Darat Jalan dan Jembatan Kabupaten/Kota Jalan dan Jembatan

56

km

1,000.00

56,000.00

56,000.00

2 Energi Ketenagalistrikan 3 Pos dan Telekomunikasi 4 Air dan Sanitasi Sarana Air Bersih 5 Infrastruktur Sumber Daya Air DAS -

Lampiran13 IDENTIFIKASIPENILAIANKEBUTUHANRELOKASIPASCABENCANABANJIRBANDANGWASIOR KABUPATENTELUKWONDAMA,PROVINSIPAPUABARAT 4Oktober2010 StatusTanggal22Oktober2010,Pukul12.00WIB Lokasi (Desa) Data Kerusakan Berat Sedang Ringan Satuan Luas/ Jumlah Rata2 Harga Satuan Nilai Kerusakan (Rp. Juta) Berat Sedang Ringan Total Kebutuhan 540.00 Swasta/ Masyarakat -

Sektor / Sub Sektor EKONOMI 1. Pertanian, Perkebunan, dan Peternakan A B 2. Perdagangan Kios (Pasar) 3 Perikanan 4 Pariwisata 5 Perindustrian 6 Koperasi dan UKM

Sarana dan Prasarana

APBN 540.00 -

APBD Prov -

APBD Kab

Pertanian Peternakan

540.00 540.00 -

540.00 540.00 -

30

unit

3.00

540.00

Lampiran14 IDENTIFIKASIPENILAIANKEBUTUHANRELOKASIPASCABENCANABANJIRBANDANGWASIOR KABUPATENTELUKWONDAMA,PROVINSIPAPUABARAT 4Oktober2010 StatusTanggal22Oktober2010,Pukul12.00WIB Lokasi (Desa) Data Kerusakan Berat Sedang Ringan Satuan Luas/ Jumlah Rata2 Harga Satuan Nilai Kerusakan (Rp. Juta) Berat Sedang Ringan Total Kebutuhan 4,722.82 1,296.72 210.00 21.00 210.00 21.00 9.72 26.56 48.95 98.80 236.69 381.03 32.96 2,078.51 1 Sekolah Gedung SD Peralatan dan Perlengkapan SD Gedung TK Peralatan dan Perlengkapan TK Konseling pendidikan Guru pengganti Pengurangan risiko bencana berbasis sekolah Penyelenggaraan Pendidikan 9 tahun (stimulan transportasi dan per Penyelenggaraan Pendidikan Menengah Atas Analisis Risiko Bencana berbasis Sekolah 3. Agama 1 Rumah Ibadah a Bangunan Rumah Ibadah Peralatan Pemberdayaan Masyarakat (pemulihan kegiatan keagamaan dan revitalisasi organisasi gereja) 4. Lembaga Sosial Ketahanan pangan Konseling (trauma healing) Pengarusutamaan gender 151 92 36 Rumah Tangga Orang Unit pemerinta han (desa) Unit pemerinta han (desa) 3.53 0.11 2.93 Rado Rado 2 2 8 unit paket komunitas 100 3.00 600.00 30.00 6 6 3 3 77 2 11 766 185 1 RKB paket RKB paket Orang Orang Unit Orang Orang Paket 56 3.00 1,008.00 50.40 306.00 15.30 1,008.00 50.40 306.00 15.30 0.99 121.93 72.32 219.52 70.05 214.00 652.60 600.00 Swasta/ Masyarakat -

Sektor / Sub Sektor SOSIAL 1. Kesehatan

Sarana dan Prasarana

APBN 4,722.82 1,296.72 210.00 21.00 210.00 21.00 9.72 26.56 48.95 98.80 236.69 381.03 32.96 2,078.51 1,008.00 50.40 306.00 15.30 0.99 121.93 72.32 219.52 70.05 214.00 652.60 600.00

APBD Prov -

APBD Kab

Balai Pengobatan Peralatan dan perlengkapan Balai Kesehatan Ibu dan Anak (BKIA) Peralatan dan perlengkapan Konseling kesehatan Penyediaan layanan Kesehatan Umum Penyediaan higiene kits Penyusunan rencana kontingensi Revitalisasi posyandu Stimulus jamban sehat dan pola hidup sehat Penyediaan makanan tambahan untuk balita 2. Pendidikan

1 1 1 1 92 1,051 808 1 36 508 233

unit paket unit paket Orang Orang Rumah Unit Komunitas Rumah Unit

70

3.00

210.00 21.00 210.00 21.00

70

3.00

0.11 0.03 0.06 98.80 6.57 0.75 0.14

34

3.00

0.01 60.97 6.57 0.29 0.38 214.00

52.60 52.60

6.57

695.00 532.50 9.72 105.44

695.00 532.50 9.72 105.44

Pendidikan untuk perlindungan anak dan perempuan

36

1.31

47.34

47.34

Lampiran15 IDENTIFIKASIPENILAIANKEBUTUHANRELOKASIPASCABENCANABANJIRBANDANGWASIOR KABUPATENTELUKWONDAMA,PROVINSIPAPUABARAT 4Oktober2010 StatusTanggal22Oktober2010,Pukul12.00WIB Lokasi (Desa) Data Kerusakan Berat Sedang Ringan Satuan Luas/ Jumlah Rata2 Harga Satuan Nilai Kerusakan (Rp. Juta) Berat Sedang Ringan Total Kebutuhan 4,897.20 Swasta/ Masyarakat -

Sektor / Sub Sektor LINTAS SEKTOR 1. Pemerintahan 2 Keuangan dan Perbankan 3. Ketertiban dan Keamanan (TNI/POLRI)

Sarana dan Prasarana

APBN 3,931.00 -

APBD Prov -

APBD Kab 966.20 -

4,897.20

3,931.00

966.20

Bangunan Kantor Kantor Dinas Pertanian Aula Dinas Pertanian Kantor UKM Kantor Dinas Perhubungan Kantor KPU Kantor ADPEL Kantor PELNI Balai Desa Kantor Diknas Rumah Peninggalan Belanda Nilai kerusakan peralatan perkantoran Biaya pembersihan

Sanduay/ Wasior 2 Sanduay/ Wasior 2 Sanduay/ Wasior 2 Wasior Kota/Wasior 1 Wasior Kota/Wasior 1 Wasior Kota/Wasior 1 Wasior Kota/Wasior 1 Rado/ Wasior 1 Wasior Kota/Wasior 1 Wasior Kota/Wasior 1

1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 2 1 1 1,442 1

unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit RT unit

200 200 200 200 200 200 200 70 200

3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00

600.00 600.00 600.00 600.00 600.00 600.00 210.00 -

60.00 60.00

600.00 600.00 600.00 600.00 600.00 60.00 600.00 210.00 60.00 -

600.00 600.00 600.00 600.00 600.00 60.00 600.00 210.00 60.00 1.00 105.60 338.20 288.40 234.00 -

0.50 105.60 338.20 0.20 234.00

1.00 105.60 338.20 288.40 234.00 -

Revitalisasi fungsi layanan dasar pemerintah melalui rapat koordinasi Penyusunan rencana kontingensi sektor pemerintahan Revitalisasi sistem dan data kependudukan (pendataan ulang) Penyusunan, penguatan dan penyelenggaraan PB Daerah 4 Lingkungan Hidup:

Lampiran16 TabelAsumsiPenilaianKerusakandanKerugian,danPenilaianKebutuhanRehabilitasidanRekonstruksi
No. 1. Sektor/SubSektor SektorPerumahan BangunanRumahPermanen RusakBerat AsumsiPenilaian RusakSedang RusakRingan Keterangan

penilaiankerusakanberatbangunan Penilaiankerusakansedangbangunan Penilaiankerusakanringanbangunan permanenmenggunakanasumsi50% permanenmenggunakanasumsi10% rumahpermanenmenggunakan asumsiluasbangunan36m2dengan darinilaikerusakanberat(50%xluas darinilaikerusakanberat(10%xluas bangunanxhargasatuan) bangunanxhargasatuan) asumsihargasatuantertinggi bangunanRp.3.5juta/m2(luas bangunanxhargasatuan)berdasarkan pengalamanbantuanperumahandinas sosialprovinsipapuabaratseluas6x7 meterdenganhargaRp.150juta

penilaiankerugianbangunanrumah rusakberatdiasumsikansebesar5% darinilaikerusakanbangunanyang meliputiperalatandanperlengkapan rumahtangga BangunanRumahSemiPermanen penilaiankerusakanberatbangunan rumahsemipermanenmenggunakan asumsiluasbangunan36m2dengan asumsihargasatuantertinggi bangunanRp.2.5juta/m2(luas bangunanxhargasatuan) penilaiankerugianbangunanrumah rusakberatdiasumsikansebesar5% darinilaikerusakanbangunanyang meliputiperalatandanperlengkapan rumahtangga BangunanTidakPermanen penilaiankerusakanberatbangunan rumahtidakpermanenmenggunakan asumsiluasbangunan36m2dengan asumsihargasatuantertinggi bangunanRp.2.5juta/m2(luas bangunanxhargasatuan) penilaiankerugianbangunanrumah rusakberatdiasumsikansebesar5% darinilaikerusakanbangunanyang meliputiperalatandanperlengkapan rumahtangga Pembersihanpuing

penilaiankerugianbangunanrumah diasumsikantidakadakerugianyang rusaksedangdiasumsikansebesar5% timbulakibatbencana darinilaikerusakanbangunanyang meliputiperalatandanperlengkapan rumahtangga Penilaiankerusakansedangbangunan semipermanenmenggunakanasumsi 50%darinilaikerusakanberat(50% xluasbangunanxhargasatuan) Penilaiankerusakanringanbangunan semipermanenmenggunakanasumsi 10%darinilaikerusakanberat(10% xluasbangunanxhargasatuan)

penilaiankerugianbangunanrumah diasumsikantidakadakerugianyang rusaksedangdiasumsikansebesar5% timbulakibatbencana darinilaikerusakanbangunanyang meliputiperalatandanperlengkapan rumahtangga Penilaiankerusakansedangbangunan tidakpermanenmenggunakanasumsi 50%darinilaikerusakanberat(50% xluasbangunanxhargasatuan) Penilaiankerusakanringanbangunan tidakpermanenmenggunakanasumsi 10%darinilaikerusakanberat(10% xluasbangunanxhargasatuan) BerdasarkandataPodes2008, prosentaserumahpermanen, rumahsemipermanendannon permanenberturut:24%,25% dan51%

penilaiankerugianbangunanrumah diasumsikantidakadakerugianyang rusaksedangdiasumsikansebesar5% timbulakibatbencana darinilaikerusakanbangunanyang meliputiperalatandanperlengkapan rumahtangga masukkedalamkomponenkerugian akibatadanyapenambahanbiaya, denganasumsipenilaianadalah kebutuhanpembersihanyangterdiri dari3orang@Rp.100ribuselama5 hari(tenagakerjaxbiayaxwaktu) masukkedalamkomponenkerugian akibatadanyapenambahanbiaya, denganasumsipenilaianadalah kebutuhanpembersihanyangterdiri dari3orang@Rp.100ribuselama3 hari(tenagakerjaxbiayaxwaktu)

HunianTransisi

masukkedalamkomponenkerugianakibatadanyapenambahanbiayapenyediaantempattinggalsementaradenganasumsikebutuhan1500hunian sementaradenganhargasatuanRp.4juta

No.

Sektor/SubSektor PenilaianKebutuhanPerumahan Bantuanstimulanperumahan

RusakBerat

AsumsiPenilaian RusakSedang

RusakRingan Kebutuhanpemulihanperumahan dengankerusakanringandihitung denganasumsibantuanstimulan perumahansetinggitingginya10% darinilaibantuanperumahanrusak berat(10%xluasbangunanxharga satuan)

Keterangan

Kebutuhanpemulihanperumahan Kebutuhanpemulihanperumahan dihitungdenganmenggunakanasumsi dengankerusakansedangdihitung denganasumsibantuanstimulan bantuanstimulanrumahsemi permanentipe36denganhargasatuan perumahansetinggitingginya50% bangunansenilaiRp.2,5juta/m2(luas darinilaibantuanperumahanrusak berat(50%xluasbangunanxharga bangunanxhargasatuan) satuan)

2.

SektorInfrastruktur Transportasi JalanKabupaten

penilaiankerusakanberat infrastrukturjalankabupaten menggunakanasumsipembangunan jalantingkatkabupatenperkm2 senilaiRp.1milyar(panjangxharga satuan)

penilaiankerusakanringan penilaiankerusakansedang infrastrukturjalankabupaten infrastrukturjalankabupaten menggunakanasumsisetinggi menggunakanasumsisetinggi tingginya50%darinilaipembangunan tingginya10%darinilaipembangunan jalantingkatkabupatenperkm2 jalantingkatkabupatenperkm2 senilaiRp.1milyar(50%xpanjangx senilaiRp.1milyar(10%xpanjangx hargasatuan) hargasatuan) penilaiankerusakanringan penilaiankerusakansedang infrastrukturjalanlingkungan infrastrukturjalanlingkungan menggunakanasumsisetinggi menggunakanasumsisetinggi tingginya50%darinilaipembangunan tingginya10%darinilaipembangunan jalanlingkunganperkm2senilaiRp. jalanlingkunganperkm2senilaiRp. 500juta(10%xpanjangxharga 500milyar(50%xpanjangxharga satuan) satuan) penilaiankerusakanringan penilaiankerusakansedang infrastrukturjembatankabupaten infrastrukturjembatankabupaten menggunakanasumsisetinggi menggunakanasumsisetinggi tingginya50%darinilaipembangunan tingginya10%darinilaipembangunan jembatanperm2senilaiRp.250juta jembatanperm2senilaiRp.250juta (10%xpanjangxhargasatuan) (50%xpanjangxhargasatuan)

JalanLingkungan

penilaiankerusakanberat infrastrukturjalanlingkungan menggunakanasumsipembangunan jalanlingkunganperkm2senilaiRp. 500juta(panjangxhargasatuan)

JembatanKabupaten

penilaiankerusakanberat infrastrukturjembatankabupaten menggunakanasumsipembangunan jembatanperm2senilaiRp.250juta (panjangxhargasatuan)

JalanLingkungan

penilaiankerusakanberat infrastrukturjembatanlingkungan menggunakanasumsipembangunan jembatanlingkunganperm2senilai Rp.40juta(panjangxhargasatuan)

penilaiankerusakanringan penilaiankerusakansedang infrastrukturjembatanlingkungan infrastrukturjembatanlingkungan menggunakanasumsisetinggi menggunakanasumsisetinggi tingginya50%darinilaipembangunan tingginya10%darinilaipembangunan jembatanlingkunganperm2senilai jembatanlingkunganperm2senilai Rp.40juta(10%xpanjangxharga Rp.40juta(50%xpanjangxharga satuan) satuan) penilaiankerusakanringangorong penilaiankerusakansedanggorong gorongmenggunakanasumsisetinggi gorongmenggunakanasumsisetinggi tingginya50%darinilaipembangunan tingginya10%darinilaipembangunan 1unitgoronggorongsenilaiRp.600 1unitgoronggorongsenilaiRp.600 juta(10%xunitxhargasatuan) juta(50%xunitxhargasatuan)

Goronggorong(BoxCurvet)

penilaiankerusakanberatgorong gorongmenggunakanasumsi pembangunan1unitgoronggorong senilaiRp.600juta(unitxharga satuan)

PeralatanBerat Biayapembersihan Energi Ketenagalistrikan PosdanTelekomunikasi AirdanSanitasi Jaringanairbersih

penilaianberdasarkandatadaninformasidaripemilikperalatanberat merupakankomponenkerugianyangtimbulakibatadanyapenambahanbiayauntukpembersihanyangditerimadari SKPD merupakandatadaninformasidariPT.PLNProvinsiPapuaBarat

merupakandatadaninformasidaripengelolajaringanairbersihdiKabupatenTelukWondama

No.

Sektor/SubSektor InfrastrukturSumberdayaAir TanggulSungai

RusakBerat penilaiankerusakanberat infrastrukturtanggulsungai menggunakanasumsipembangunan tanggulsungaipermsenilaiRp.3.5 juta(panjangtanggulsungaixharga satuan)

AsumsiPenilaian RusakSedang

RusakRingan

Keterangan

penilaiankerusakanringan penilaiankerusakansedang infrastrukturtanggulsungai infrastrukturtanggulsungai menggunakanasumsisetinggi menggunakanasumsisetinggi tingginya50%darinilaipembangunan tingginya10%darinilaipembangunan tanggulsungaipermsenilaiRp.3.5 tanggulsungaipermsenilaiRp.3.5 juta(50%xpanjangtanggulsungaix juta(10%xpanjangtanggulsungaix hargasatuan) hargasatuan)

3.

SektorSosial Kesehatan Rumahsakit

penilaiankerusakanberatbangunan penilaiankerusakansedangbangunan penilaiankerusakanringanbangunan rumahsakitmenggunakanasumsi rumahsakitmenggunakanasumsiluas rumahsakitmenggunakanasumsi 50%darinilaikerusakanberat(50%x 10%darinilaikerusakanberat(10%x bangunan1200m2denganasumsi luasbangunanxhargasatuan) hargasatuantertinggibangunanper luasbangunanxhargasatuan) m2senilaiRp.3juta(luasbangunanx hargasatuan) penilaiankerugianakibattimbulnya penambahanbiayayangmeliputi pembersihandanpengecatankembali denganasumsikebutuhansenilaiRp. 100juta penilaiankerusakanberatbangunan puskesmasmenggunakanasumsiluas bangunan120m2denganasumsi hargasatuantertinggibangunanper m2senilaiRp.3juta(luasbangunanx hargasatuan) penilaiankerugianbangunan puskesmasrusakberatdiasumsikan sebesar10%darinilaikerusakan bangunanyangmeliputiperalatan, perlengkapandanobatobatan penilaiankerusakansedangbangunan puskesmasmenggunakanasumsi50% darinilaikerusakanberat(50%xluas bangunanxhargasatuan) penilaiankerusakanringanbangunan puskesmasmenggunakanasumsi10% darinilaikerusakanberat(10%xluas bangunanxhargasatuan)

Pembersihan

Puskesmas

diasumsikantidakadakerugianyang penilaiankerugianbangunan puskesmasrusaksedangdiasumsikan timbulakibatbencana sebesar10%darinilaikerusakan bangunanyangmeliputiperalatan, perlengkapandanobatobatan

Tempatsementara

penilaiankerugianakibattimbulnyapenambahanbiayapenyediaantempat layanankesehatansementaradenganasumsiRp.30jutayangmeliputi penyediaantempatsementara,peralatandanobat penilaiankerusakanberatbangunan puskesmaspembantumenggunakan asumsiluasbangunan70m2dengan asumsihargasatuantertinggi bangunanperm2senilaiRp.3juta (luasbangunanxhargasatuan) penilaiankerugianbangunan puskesmaspembanturusakberat diasumsikansebesar10%darinilai kerusakanbangunanyangmeliputi peralatan,perlengkapandanobat obatan penilaiankerusakansedangbangunan penilaiankerusakanringanbangunan puskesmaspembantumenggunakan puskesmaspembantumenggunakan asumsi50%darinilaikerusakanberat asumsi10%darinilaikerusakanberat (50%xluasbangunanxhargasatuan) (10%xluasbangunanxhargasatuan)

Puskesmaspembantu

penilaiankerugianbangunan puskesmaspembanturusaksedang diasumsikansebesar10%darinilai kerusakanbangunanyangmeliputi peralatan,perlengkapandanobat obatan

diasumsikantidakadakerugianyang timbulakibatbencana

Tempatsementara

penilaiankerugianakibattimbulnyapenambahanbiayapenyediaantempat layanankesehatansementaradenganasumsiRp.20jutayangmeliputi penyediaantempatsementara,peralatandanobat

No. Posyandu

Sektor/SubSektor

RusakBerat penilaiankerusakanberatbangunan posyandumenggunakanasumsiluas bangunan50m2denganasumsiharga satuantertinggibangunanperm2 senilaiRp.3juta(luasbangunanx hargasatuan) penilaiankerugianbangunan puskesmaspembanturusakberat diasumsikansebesar10%darinilai kerusakanbangunanyangmeliputi peralatan,perlengkapandanobat obatan

AsumsiPenilaian RusakSedang penilaiankerusakansedangbangunan posyandumenggunakanasumsi50% darinilaikerusakanberat(50%xluas bangunanxhargasatuan)

RusakRingan penilaiankerusakanringanbangunan posyandumenggunakanasumsi10% darinilaikerusakanberat(10%xluas bangunanxhargasatuan)

Keterangan

penilaiankerugianbangunan puskesmaspembanturusaksedang diasumsikansebesar10%darinilai kerusakanbangunanyangmeliputi peralatan,perlengkapandanobat obatan

diasumsikantidakadakerugianyang timbulakibatbencana

Tempatsementara

penilaiankerugianakibattimbulnyapenambahanbiayapenyediaantempat layanankesehatansementaradenganasumsiRp.15jutayangmeliputi penyediaantempatsementara,peralatandanobat

Pendidikan TamanKanakKanak

penilaiankerusakanberatbangunan penilaiankerusakansedangbangunan RKBmenggunakanasumsi50%dari sekolahdalamsatuanruangkelas belajar(RKB)denganasumsi1RKB nilaikerusakanberat(50%xluas bangunanxhargasatuan) seluas34m2denganasumsiharga satuantertinggibangunanperm2 senilaiRp.3juta(luasbangunanxRKB xhargasatuan) penilaiankerusakanberatbangunan penilaiankerusakansedangbangunan RKBmenggunakanasumsi50%dari sekolahdalamsatuanruangkelas belajar(RKB)denganasumsi1RKB nilaikerusakanberat(50%xluas bangunanxhargasatuan) seluas56m2denganasumsiharga satuantertinggibangunanperm2 senilaiRp.3juta(luasbangunanxRKB xhargasatuan) penilaiankerusakanberatbangunan penilaiankerusakansedangbangunan RKBmenggunakanasumsi50%dari sekolahdalamsatuanruangkelas belajar(RKB)denganasumsi1RKB nilaikerusakanberat(50%xluas bangunanxhargasatuan) seluas72m2denganasumsiharga satuantertinggibangunanperm2 senilaiRp.3juta(luasbangunanxRKB xhargasatuan) penilaiankerusakanberatbangunan penilaiankerusakansedangbangunan RKBmenggunakanasumsi50%dari sekolahdalamsatuanruangkelas belajar(RKB)denganasumsi1RKB nilaikerusakanberat(50%xluas bangunanxhargasatuan) seluas90m2denganasumsiharga satuantertinggibangunanperm2 senilaiRp.3juta(luasbangunanxRKB xhargasatuan) masukkedalamkomponenkerugian akibatbertambahnyabiaya pelaksanaankegiatanbelajarmengajar dengankebijakanpenyediaanruang kelasbelajarsementara,dimana pennyediaan1ruangkelasbelajar sementaradiperuntukkanbagi2kelas belajardengannilaiRp.20juta

penilaiankerusakanringanbangunan RKBmenggunakanasumsi10%dari nilaikerusakanberat(10%xluas bangunanxhargasatuan)

SekolahDasar

penilaiankerusakanringanbangunan RKBmenggunakanasumsi10%dari nilaikerusakanberat(10%xluas bangunanxhargasatuan)

SekolahMenengahPertama

penilaiankerusakanringanbangunan RKBmenggunakanasumsi10%dari nilaikerusakanberat(10%xluas bangunanxhargasatuan)

SekolahMenengahAtas

penilaiankerusakanringanbangunan RKBmenggunakanasumsi10%dari nilaikerusakanberat(10%xluas bangunanxhargasatuan)

TempatPendidikansementara

No.

Sektor/SubSektor Pembersihanpuing

RusakBerat

AsumsiPenilaian RusakSedang RusakRingan masukkedalamkomponenkerugian masukkedalamkomponenkerugian akibatadanyakebutuhanpembersihan akibatadanyakebutuhanpembersihan ruangkelasbelajarakibatbanjiryang ruangkelasbelajarakibatbanjiryang diperhitungkandengankebutuhan diperhitungkandengankebutuhan tenagakerjadanjumlahharikerja tenagakerjadanjumlahharikerja yangdibutuhkan yangdibutuhkan penilaiankerusakansedangbangunan penilaiankerusakanringanbangunan tempatibadahmenggunakanasumsi tempatibadahmenggunakanasumsi 50%darinilaikerusakanberat(50%x 10%darinilaikerusakanberat(10%x luasbangunanxhargasatuan) luasbangunanxhargasatuan)

Keterangan

Agama Masjid,Gereja,Vihara

Penilaiankerusakanbangunantempat ibadahdiasumsikandenganluas 200m2danhargasatuantertinggi bangunansebesarRp.3juta/m2(luas bangunanxhargasatuan)

4.

SektorEkonomi Pertanian Sawah

Penilaiankerusakanterhadaplahan pertaniansawahdihitungdengan menggunakanasumsikebutuhan produksipertaniantanamanpadi denganhargasatuanyangbersumber dariBNPBsebesarRp.17,5juta/Ha (luaslahansawahxhargasatuan) Penilaiankerugiandiasumsikanakibat rusaknyalahanpertaniansawah mengakibatkanhilangnyapotensi panentanamanpadidengan perhitunganpotensipanenadalah 5ton/hadikalidenganluaslahandikali denganhargahasilproduksisebesar Rp3.500/kg

Tegalan

Penilaiankerusakanterhadaplahan pertaniantegalandihitungdengan menggunakanasumsikebutuhan produksipertaniantanamanjagung denganhargasatuanyangbersumber dariBNPBsebesarRp.10juta/Ha (luaslahansawahxhargasatuan)

Penilaiankerugiandiasumsikanakibat rusaknyalahanpertaniantegalan mengakibatkanhilangnyapotensi panentanamanjagungdengan perhitunganpotensipanenadalah 10ton/hadikalidenganluaslahan dikalidenganhargahasilproduksi sebesarRp3.000/kg Perikanan PasarHigienis Penilaiankerusakanpasarhigienis merupakanhasilpenilaianBNPB denganasumsihargaperkiossebesar Rp.3juta(jumlahkiosxhargasatuan)

No.

Sektor/SubSektor

RusakBerat Penilaiankerugiandiasumsikanakibat hilangnyapotensikeuntunganyang diproyeksikanselama2bulanyang dinilaidenganasumsipotensi kehilangankeuntunganseharisebesar Rp.150ribuolehsetiappedagan selama2bulan merupakandatadaninformasiyang didapatdaridaeraholehBNPB penilaianterhadapternaksapiyang matidiasumsikandenganhargajual belisapidikabupatentelukwondama sebesarRp.8juta/ekor penilaianterhadapternakbabiyang matidiasumsikandenganhargajual belibabidikabupatentelukwondama sebesarRp.1,5juta/ekor

AsumsiPenilaian RusakSedang

RusakRingan

Keterangan

Peralatandanperlengkapan Peternakan Sapi

Babi

KoperasidanUMKM Ojek

Penilaiankerusakanakibatrusaknya peralatanusaha(kendaraanojek) denganasumsihargakendaraan sebesarRp.10juta/unit

penilaiankerusakansedangdihitung denganasumsi50%darinilai kerusakanberat

penilaiankerusakanringandihitung denganasumsi10%darinilai kerusakanberat

Penilaiankerugiandihitungdenganasumsihilangnyapendapatanakibattidakberjalannyakegiatanjasaangkutan penumpangdenganasumsipendapatanperharisebesarRp.50ribuselama2bulan Perdagangan Kios penilaiankerusakanberatkiospasar diasumsikanseluas6m2/perkios denganasumsihargasatuantertinggi bangunanperm2senilaiRp.3juta (luasbangunanxluasbangunanx hargasatuan) penilaiankerusakansedangkiospasar penilaiankerusakanringankiospasar menggunakanasumsi50%darinilai menggunakanasumsi10%darinilai kerusakanberat(50%xluasbangunan kerusakanberat(10%xluasbangunan xhargasatuan) xhargasatuan)

Barangdagangankios

tidakdapatdiperdagangkannyalagi diasumsikansebesar50%darinilai kerusakanberat(50&xasetbarang barangdagangankiosdiasumsikan sebagaikerusakandenganasumsinilai daganganxjumlahkios) daganganyangditaksirolehBNPB senilaiRp.20juta/kios(asetbarang daganganxjumlahkios)

diasumsikansebesar10%darinilai kerusakanberat(10&xasetbarang daganganxjumlahkios)

penilaiankerugianakibatrusaknyabangunankiosdiasumsikandenganpotensihilangnyakeuntunganpedagang sebesarRp.300ribu/hari/pedagangdenganpotensitidakberoperasiselama2bulan(potensikerugianxjumlah pedagangxlamatidakberoperasi) Industrikeci(UKMrumahtangga) penilaiankerusakanberatindustri kecildiasumsikanseluas6m2/perkios denganasumsihargasatuantertinggi bangunanperm2senilaiRp.3juta (luasbangunanxluasbangunanx hargasatuan) penilaiankerusakansedangindustri kecilmenggunakanasumsi50%dari nilaikerusakanberat(50%xluas bangunanxhargasatuan) penilaiankerusakanringanindustri kecilmenggunakanasumsi10%dari nilaikerusakanberat(10%xluas bangunanxhargasatuan)

No.

Sektor/SubSektor

AsumsiPenilaian RusakBerat RusakSedang diasumsikansebesar50%darinilai tidakdapatdigunakannyalagiaset kerusakanberat(50%xnilaiasetx industridiasumsikansebagai industrikecil) kerusakandenganasumsinilaiaset yangditaksirolehBNPBsenilaiRp.20 juta/industrikecil(nilaiasetx industrikecil)

RusakRingan diasumsikansebesar10%darinilai kerusakanberat(10%xnilaiasetx industrikecil)

Keterangan

penilaiankerugianakibatrusaknyabangunankiosdiasumsikandenganpotensihilangnyakeuntunganpedagang sebesarRp.300ribu/hari/pedagangdenganpotensitidakberoperasiselama2bulan(potensikerugianxjumlah pedagangxlamatidakberoperasi) Penyediaantempatsementara penyediaantempatsementaramerupakankerugianakibatadanyapenambahanbiayaoperasionalkegiatanekonomi sementaradenganasumsipenilaian1lokalusahaseluas6m2denganhargasatuanbangunansenilai1,5juta/m2 (jumlahlokalusahaxluasxhargasatuan) penilaiankerusakanberatbangunan penilaiankerusakansedangbangunan hoteldihitungdenganasumsi50% hoteldihitungdenganasumsiluas bangunan400m2denganhargasatuan darinilaikerusakanberat(50%x jumlahkerusakanxluasbangunanx bangunangedungsenilaiRp.3 hargasatuan) juta/m2(jumlahkerusakanxluas bangunanxhargasatuan) penilaiankerusakanringanbangunan hoteldihitungdenganasumsi10% darinilaikerusakanberat(10%x jumlahkerusakanxluasbangunanx hargasatuan)

Pariwisata Hotel/Penginapan

Penilaiankerugiandihitungdenganasumsihilangnyapotensipendapatanakibattidakberoperasinyakegiatan pariwisataperhotelan 5. LintasSektor LingkunganHidup DatapenilaiandiperolehlangsungdariBNPB Pemerintahan BangunanKantor Penilaiankerusakanberatbangunan kantorpemerintahandihitungdengan asumsiluasrataratabangunankantor pemerintahseluas200m2dengan hargasatuanbangunangedungsenilai Rp.3juta/m2(jumlahkerusakanx luasbangunanxhargasatuan) Penilaiankerusakansedangbangunan Penilaiankerusakanringanbangunan kantorpemerintahandihitungdengan kantorpemerintahandihitungdengan asumsi50%darinilaikerusakanberat asumsi10%darinilaikerusakanberat (10%xjumlahkerusakanxluas (50%xjumlahkerusakanxluas bangunanxhargasatuan) bangunanxhargasatuan)

RumahDinas

Penilaiankerusakanbangunanrumah Penilaiankerusakansedangbangunan Penilaiankerusakanringanbangunan dinasdihitungdenganasumsiluasrata rumahdinasdihitungdenganasumsi rumahdinasdihitungdenganasumsi 50%darinilaikerusakanberat(50%x 10%darinilaikerusakanberat(10%x ratabangunanrumahdinasseluas 45m2denganhargasatuanbanguna jumlahkerusakanxluasbangunanx jumlahkerusakanxluasbangunanx hargasatuan) gedungsenilaiRp.3juta/m2(jumlah hargasatuan) kerusakanxluasbangunanxharga satuan)

KeuangandanPerbankan BangunanKantor RumahDinas/Mess

Dihitungolehmasingmasinginstansiterkait

Lampiran17

MetodePenilaianKerusakandanKerugian PascaBecana,danKajianKebutuhan PemulihanKemanusiaan


A. PenilaianKerusakandanKerugian
MetodologiPenilaianKerusakandanKerugiandilakukandenganmenggunakanmetodologi yangdirancangolehKomisiEkonomiPBBuntukAmerikaLatindanKaribia(ECLAC).Metodologiini telahdigunakandalamanalisispascabencanadiseluruhduniadansecaraterusmenerusdiperkuat dan disempurakan sejak mulai digunakan di tahun 70an. Metodologi ini digunakan untuk menentukan nilai asetaset yang hilang dan menentukan kebutuhankebutuhan rekonstruksi dan menilaidampaknyaterhadapsetiapsektor. Sektorsektor yang dinilai adalah: (i) pemukiman; (ii) prasarana/infrastruktur; (ii) sektorsosial,meliputipendidikan,kesehatan,agama,danfasilitasuntukrakyatmiskindanrentan; (iii)sektorproduktifmeliputipertanian,perikanan,peternakan,irigasi,perdagangandanindustri, keuangan dan pariwisata, dan (iv) lintas sektoral yang meliputi pemerintahan dan administrasi publik, serta lingkungan. Metodologi ini juga mempertimbangkan keseluruhan dampak makro ekonomi. Terdapattigaaspekutamadalamanalisispenilaianini: Kerusakan(dampaklangsung)mengacupadadampakterhadapaset,persediaan/stok (termasuk barang jadi, barang dalam proses, bahan mentah, bahanbahan dan suku cadang),sertaproperti,yangdinilaiberdasarkanpenggantianbiayabiayasatuanyang telah disepakati (bukan berdasarkan rekonstruksi). Penilaian mempertimbangkan tingkat kerusakan (apakah sebuah aset dapat direhabilitasi atau diperbaiki, atau telah hancurtotal). Kerugian (dampak tidak langsung) mengacu pada proses yang akan terkena dampak, seperti penurunan produksi, penurunan penghasilan, peningkatan pengeluaran dan sebagainya,selamajangkawaktusebelumperekonomiandanasetpulihkembali.Semua iniakandiukurberdasarkannilaiterkini.Penentuanjangkawaktumerupakanhalyang sangat penting. Apabila pemulihan berlangsung lebih lama daripada yang diharapkan, kerugiandapatmeningkatsecarasignifikan. Dampak sosial ekonomi (terkadang disebut sebagai dampak sekunder) meliputi dampak makro ekonomi dan fiskal; mata pencarian, pekerjaan dan penghasilan; serta dampak sosial. Analisis ini bertujuan mengukur dampak bencana terhadap pertumbuhan ekonomi, pengangguran, kemiskinan, dan sebagainya, baik pada tingkat nasionalmaupundaerah.

B. MetodologiPengkajianKebutuhanPemulihanManusia
Pengkajian Kebutuhan Pemulihan Manusia (Human Recovery Needs Assessment HRNA) adalah metode pengkajian kebutuhan pasca bencana (PostDisaster Needs Assessment) yang dilakukandenganmemperhatikanpendapatdanaspirasimasyarakat.Metodeinidigunakanuntuk menangkap aspek fisik dan kemanusiaan atau aspek nonfisik yang juga menjadi bagian dari pemulihan pasca bencana. HRNA pasca bencana di Teluk Wondama dilakukan dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang saling melengkapi, yakni; (1). Observasi; (2). pendataanpadaSKPD;(3).FocusGroupDiscussion(FGD)denganmasyarakatterdampak;dan(4). surveyrumahtangga. Observasi dilakukan terhadap kondisi wilayah dan masyarakat terkena bencana. Pendataan dengan SKPD dilakukan untuk mendapatkan sejumlah data kuantitatif tentang unit orang, rumah tangga, komunitas hingga pemerintahan yang terdampak. Focus Group Discussion (FGD) dilakukan secara informal dengan masyarakat yang terdampak bencana. Survey terhadap rumahtanggadilakukanterhadaprumahtanggaterdampakbencanayangmengungsi.

Anda mungkin juga menyukai