Berdasarkan data dan informasi dari posko BNPB per tanggal 22 Oktober 2010,
bencana banjir bandang tersebut telah mengakibatkan 161 korban meninggal dunia, 97 orang
mengalami luka berat, dan 3.374 orang mengalami luka ringan serta sejumlah pengungsi, baik
yang berada di Kabupaten Teluk Wondama maupun di luar kabupaten atau bahkan ada yang
keluar dari wilayah Provinsi Papua Barat.
Selain itu, sesuai hasil pemutakhiran data terakhir pada tanggal 22 Oktober 2010, total
jumlah rumah yang mengalami kerusakan sebanyak 1.634 unit rumah dengan rincian
kerusakan meliputi 977 unit rumah rusak berat, 378 unit rumah rusak sedang dan 279 unit
rumah rusak ringan.. Dampak bencana juga mengakibatkan kerusakan sejumlah gedung
pemerintahan, fasilitas kesehatan, fasilitas pendidikan, fasilitas perdagangan, hotel dan
gedung/perkantoran keuangan dan perbankan.
Sesuai hasil penilaian kerusakan dan kerugian, bahwa kerusakan dan kerugian
terparah terjadi pada komponen perumahan dengan nilai kerusakan dan kerugian mencapai Rp.
107,43 milyar. Sektor infrastruktur mengalami kerusakan dan kerugian mencapai Rp. . 101,47
miliar, sektor sosial Rp. 11,96 miliar, sektor ekonomi Rp. 14,11 miliar yang sebagaian besar
terjadi pada sub sector perdagangan, dan lintas sektor (sub-sektor pemerintahan dan
lingkungan) menderita kerusakan dan kerugian sebesar Rp. 29,88 miliar; sehingga total nilai
kerusakan dan kerugian tercatat Rp 280,58 miliar termasuk dampak terhadap kemanusiaan.
i
masukan dari sektoral dan kondisi geografis wilayah terkena bencana, maka perlu dilakukan
relokasi permukiman di wilayah-wilayah yang termasuk kedalam wilayah rawan bencana,
sehingga penilaian kebutuhan dilaksanakan berdasarkan 2 skema kebijakan pemulihan yaitu
penilaian kebutuhan rehabilitasi dan rekonstruksi in-situ dengan total kebutuhan Rp 230 milyar
serta penilaian kebutuhan relokasi sebesar Rp. 140 milyar. Sehingga total keseluruhan
kebutuhan pemulihan wilayah pasca bencana banjir bandang di Kabupaten Teluk Wondama
mencapai Rp. 370 milyar.
Potensi bencana alam di wilayah Kabupaten Teluk Wondama antara lain adalah
gempa bumi, tsunami, banjir, dan gerakan tanah/longsor. Sehingga pengembangan permukiman
dalam rangka rehabilitasi dan rekonstruksi pada lokasi Distrik Wasior, Distrik Wondiboy dan
Distrik Rasiey perlu dilaksanakan kajian peta risiko bencana untuk menetapkan desa-desa yang
tidak layak bagi pengembangan perkotaan, dan melakukan pendekatan pengembangan
kawasan secara terbatas dalam rancangan rencana tata ruang wilayah Kabupaten Teluk
Wondama. Selain itu, pembelajaran untuk Kabupaten Teluk Wondama yang dapat diambil dari
peristiwa ini adalah belum tersedianya sistem peringatan dini dan pengenalan terhadap faktor-
faktor penyebab risiko bencana; kurangnya pengetahuan dan kesiapsiagaan masyarakat dalam
menghadapi bencana; dan belum tersedianya kerangka kebijakan dan kelembagaan
penanggulangan bencana di daerah.
ii
Wondama No. 55 Tahun 2010 tentang Penetapan Lokasi Permukiman Baru Kabupaten Teluk
Wondama.
iii
Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional dan Badan Penanggulangan Bencana
Nasional. Untuk sumber pendanaan APBD Provinsi dan APBD Kabaupaten/Kota maka kegiatan
pemantauan dan evaluasi pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi dilaksanakan oleh Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah.
Pengakhiran masa tugas pelaksana rehabilitasi dan rekonstruksi disusun sesuai dengan
siklus perencanaan dan penganggaran guna memastikan kesinambungan operasi dan
pemeliharaan asset rehabilitasi dan rekonstruksi sesuai kewenangan lembaga berdasarkan
peraturan dan perundang-undangan.
iv
Daftar Isi
Ringkasan Eksekutif i
Daftar Isi v
Daftar Tabel vii
Daftar Gambar viii
v
BAB VI PENUTUP VI-1
VI.1 Aspek Legal Rencana Aksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi VI-1
VI.2 Jangka Waktu Rencana Aksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi VI-2
VI.3 Aspek Akuntabilitas Pelaksanaan Rencana Aksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi VI-2
LAMPIRAN
vi
Daftar Tabel
Tabel II. 1 Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Teluk Wondama
Tahun 2009 II-4
Tabel II. 2 Jumlah Sekolah, Murid dan Guru di Kabupaten Teluk Wondama
Tahun 2009. II-6
Tabel II. 3 Distribusi Sekolah Di Kabupaten Teluk Wondama Tahun 2009. II-7
Tabel II. 4 Fasilitas Kesehatan di Kabupaten Teluk Wondama Tahun 2009. II-7
Tabel II. 5 Sebaran Fasilitas Peribadatan di Kabupaten Teluk Wondama. II-8
Tabel II. 6 PDRB Kabupaten Teluk Wondama Atas Dasar Harga Konstan 2000
Dirinci Menurut Lapangan Usaha Tahun 2004 2008 (Juta Rupiah) II-10
Tabel III. 1 Data Korban Bencana Banjir di Kabupaten Teluk Wondama III-8
Tabel III. 2 Ikhtisar Rekapitulasi Kerusakan dan Kerugian (Rp. Juta) III-9
Tabel III. 3 Rekapitulasi Penilaian Kebutuhan In-Situ Rehabilitasi dan Rekonstruksi
dan Penilaian Kebutuhan Relokasi (Rp. Juta) III-15
Tabel III. 4 Rekapitulasi Penilaian Kebutuhan Pemulihan Kemanusiaan (Rp. Juta) III-16
Tabel III. 5 Rekapitulasi Penilaian Kebutuhan In-Situ Rehabilitasi dan Rekonstruksi
(Rp. Juta) III-17
Tabel III. 6 Rekapitulasi Penilaian Kebutuhan Relokasi (Rp. Juta) III-18
Tabel III. 7 Rekapitulasi Penilaian Kebutuhan Relokasi (Rp. Juta) III-19
Tabel III. 8 Rekapitulasi Kebutuhan Pemulihan Awal III-21
Tabel IV. 1 Rekomendasi UKP4 tentang Penanganan Pasca Banjir Bandang Wasior IV-1
Tabel IV. 2 Ikhtisar Kerusakan dan Kerugian per Sektor Akibat Banjir Bandang
4 Oktober 2010 IV-3
Tabel IV. 3 Ikhtisar Kerusakan Sektor Perumahan Akibat Banjir
Bandang 4 Oktober 2010 IV-4
Tabel IV. 4 Strategi pemulihan pasca bencana Wasior dengan
pendekatan permukiman IV-4
Tabel IV. 5 Jumlah penduduk daerah terdampak setelah relokasi IV-7
Tabel IV. 6 Indikasi kebutuhan biaya relokasi permukiman ke Distrik
Rasisiey dan Naikere IV-11
Tabel IV. 7 Indikasi kebutuhan biaya relokasi permukiman dan penyediaan sarana
pelayanan perkotaan di Distrik Rasisiey dan Naikere IV-15
Tabel IV. 8 Jadwal pelaksanaan Rehabilitasi dan Rekonstruksi in-situ dan Relokasi IV-15
Tabel IV. 9 Jadwal pelaksanaan Rehabilitasi dan Rekonstruksi in-situ dan Relokasi VI-17
vii
Daftar Gambar
Gambar I. 1 Peta Wilayah Terkena Bencana I-1
Gambar I. 2 Gambaran Curah Hujan dari Foto Satelit Cuaca Kochii I-2
viii
BABI PENDAHULUAN
BABI
PENDAHULUAN
I.1 KejadianBencana
Bencana banjir bandang di Kabupaten Teluk Wondama terjadi akibat turunnya hujan
deras sejak 3 Oktober 2010 sampai dengan 4 Oktober 2010 yang mengakibatkan 3 sungai di
Kabupaten Wondama meluap (Kali Sanduai, Kali Anggris, dan Kali Manggurai) menyebabkan
banjirbandangyangmembawalumpur,kayusertabebatuan.BencanaBanjirbandangtersebut
menyebabkankorbanjiwasertakerusakandankerugiandiwilayah2kecamatandiKabupaten
Teluk Wondama yang meliputi Kecamatan Wasior (Desa Wasior I, Desa Wasior II, Desa Rado,
Desa Moru, Desa Maniwak, DesaManggurai dan Desa Wondamawi) serta Desa Wondiboy di
KecamatanWondiboy.
GambarI.1
PetaWilayahTerkenaBencana
Sumber:BadanNasionalPenanggulanganBencana,2010
Analisa awal yang dilakukan oleh Kementerian Lingkungan Hidup adalah akibat
tingginya curah hujan yang memicu terjadinya longsor, yang kemudian menghanyutkan
I1
material seperti batu dan pohon beserta akarnya. Analisa awal Kementerian Kehutanan yang
disampaikan pada rapat koordinasi Kementerian/Lembaga pada 15 Oktober 2010, adalah
terbawanya pohon beserta akarnya yang tercabut secara utuh tersebut dikarenakan kondisi
lahan disekitar perbukitan di Wasior memiliki lapisan tanah permukaan yang dangkal dan
didominasiolehbebatuandanpasir.
GambarI.2
GambaranCurahHujandariFotoSatelitCuacaKochii
BoxI.1
PemberitaanMediaDetikCom10Oktober2010
WasiorLanggananBanjirBandang,DetikCom JakartaKawasanWasior,KabupatenTelukWondama,
Papua Barat, memang dikenal sebagai daerah yang rawan banjir bandang. Tercatat tiga kali banjir bandang
berkekuatanbesarmenghempaspemukimanpendudukdidistrikitu.
"Yangpalingbesarpadatahun1955dan2008pernahterjadibanjirbandangsepertiini,tapitidakseparahyangbaru
sajaterjadiditahun2010,"ujarKomandanSatuanPenanggulanganDaruratPemprovPapuaBarat,Sawaki,kepada
wartawan di posko penampungan pengungsi di Manokwari, Minggu (10/10/2010). "Banjir kemarin itu sangat
dahsyat,karenasebelumnyatidakadakorbanjiwakarenapenduduknyasedikit,"ujarSawaki.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertambangan Pemerintah Provinsi Papua Barat, Robert Karma, mengaku belum
menemukanindikasibanjirbandangkarenaadanyapembalakanliar.Menurutnya,musibahdiWasiormurnikarena
faktor alam saja. Menurut Karma, hutan di kawasan Wasior adalah hutan cagar alam. Perizinan untuk memotong
pohonpunsangatsulitdiperoleh."Belumlagikalaudilihatdarikeadaangeografisnyasangatsulitmemasukkanalat
beratkesana,"ujarnya.
I2
BoxI.2
PemberitaanMediaDetikCom8Oktober2010
SBY:PenyebabBanjirWasiorSementaraBukankarenaPembalakanLiar,DetikCom
Jakarta Banjir besar yang menyebabkan banyaknya korban nyawa di Wasior, Papua Barat, bukan karena
pembalakan liar. Melainkan karena curah hujan yang berlebih di kawasan tersebut. "Laporan dari Pak Syamsul
Muarif(KepalaBNPB),sementaratidakadakaitannyadenganpembalakanliar,ataupunilegallogging,yangdisebut
sebutbeberapakalangan,"kataPresidenSBYsaatjumpapersdiKantorPresiden,JlMedanMerdekaUtara,Jakarta,
Jumat(8/10/2010).PadaHariMinggu(10/10/2010),PresidenSBYakanberkunjunglangsungkelokasibanjir,untuk
lebihmemastikanpenyebabbanjiritu.
"Minggu besok akan saya lihat langsung, apakah ada kaitannya dengan ilegal logging. Saya akan lihat sendiri, kita
analisis,ataumemangadakaitannyadengankondisihutandisituyangkatanyaadapembalakanliarnya,"imbuhSBY.
Sebelumnya Institut Hijau Indonesia mengatakan bencana di Wasior masuk kategori bencana ekologis. Pemicunya
adalahkerusakandanperubahanfungsifungsilingkunganhidupyangtelahberlangsungbeberapatahunterakhirdi
wilayahitu.
Analisacitrasatelittahun2005hingga2009menunjukkantelahterjadideforestasiataualihfungsihutanseluaslebih
dari1jutahektaratauberkisarsekitar250hektarpertahundiPapuaBarat.Salahsatunyadisebabkanpemerintah
pusatyangtelahmemberikanizinbagi20perusahanuntukmendapatkanhakpenguasaanhutan(HPH)denganluas
total3,5jutahektardiPapuaBarat.
Pemerintahan SBY sendiri sudah berkomitmen untuk mengurangi deforestasi. Salah satunya kerjasama RI dengan
Norwegia. Melalui Presiden SBY dan PM Norwegia Jens Stoltenberg berkomitmen untuk bekerja sama mengatasi
perubahan iklim. Kerjasama konkret dengan penandatanganan Letter of Intent (LoI) REDD Plus, untuk konservasi
kehutanansenilaiUS$1miliar.
PenandatangananLoIitudilakukanolehMenteriLuarNegeriMartyNatalegawadanMenteriLingkunganHidupdan
PembangunanInternasionalNorwegiaErikSolheimdiOslo,Norwegiapada27Mei2010lalu.
BerdasarkanLoIitumakaPemerintahNorwegiaakanmemberikanbantuanUS$1miliarjikaPemerintahIndonesia
mampumemenuhi3tahapyangtercantumdalamLoI.Pertama,prosespersiapanataupembangunankapasitasyang
antara lain dilakukan melalui pembentukan lembaga yang memiliki kewenangan dalam pelaksanaan program
tersebut.(anw/ndr)
I.2 MaksuddanTujuan
BukuRencanaAksiRehabilitasidanRekonstruksiWilayahPascabencanadiKabupaten
Teluk Wondama, Provinsi Papua Barat ini disusun sebagai rencana program dan kegiatan
untuk:
1. Membangun kesepahaman dan komitmen antara pemerintah pusat, pemerintah
provinsi, pemerintah kabupaten, dunia usaha, masyarakat, perguruan
tinggi/akademisi, dan lembaga swadaya masyarakat, dalam membangun kembali
seluruh sendi kehidupan masyarakat yang terkena dampak bencana di Kabupaten
TelukWondama;
2. Menyelaraskan seluruh kegiatan perencanaan rehabilitasi pascabencana yang
disusun oleh pemerintah pusat, dalam hal ini adalah kementerian/lembaga, dan
pemerintahdaerahprovinsidanpemerintahKabupatenTelukWondama;
3. Menyesuaikanperencanaanyangdilakukanpemerintahpusat,pemerintahprovinsi
dan pemerintah kabupaten/kota dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah(RPJMD);
4. Memaduserasikanperencanaanrehabilitasidanrekonstruksipascabencanadengan
perencanaan tahunan pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan pemerintah
kabupatenyangdituangkankedalamRencanaKerjaPemerintah,PusatdanDaerah;
I3
I.3 SistematikaPenulisanRencanaAksiRehabilitasidan
Rekonstruksi
Ruanglingkuppenyusunanrencanaaksi rehabilitasidan rekonstruksiinimeliputi:(1)
Sektorperumahandanprasaranalingkunganpermukiman;(2)Sektorinfrastruktur;(3)Sektor
sosial; (4) Sektor ekonomi produktif; dan (5) Lintas sektor, yang diuraikan dalam masing
masingBabsebagaiberikut:
BabPertamaBukuRencanaAksiRehabilitasidanRekonstruksiWilayahPascabencana
diKabupatenTelukWondama,ProvinsiPapuaBaratiniberisikan latar belakang,maksuddan
tujuan,sertaruanglingkup.
Bab Kedua berisi gambaran singkat terhadap karakteristik wilayah sebelum kejadian
bencana, yang ditinjau dari: (1) kondisi perumahan, sarana dan prasarana; (2) kondisi sosial
dan budaya; dan (3) kondisi perkonomian serta (4) potensi bencana dan rencana tata ruang
wilayah.
Bab Ketiga memaparkan dampak yang ditimbulkan akibat kejadian bencana dalam
bentuk: (1) hasil penilaian kerusakan dan kerugian; (2) hasil penilaian kebutuhan pemulihan;
serta (3) ringkasan kajian dan rekomendasi yang dilaksanakan oleh Kementerian/Lembaga
terhadaprencanapelaksanaanpemulihan.
Bab Keempat berisikan prinsip dasar, ruang lingkup pemulihan, kebijakan, strategi,
scenario,sertapentahapanpelaksanaanpemulihan.
I4
I5
BABII KONDISIUMUMWILAYAH
BENCANA
BABII
KONDISIUMUMWILAYAHBENCANA
Kabupaten Teluk Wondama berada pada daerah leher kepala burung Pulau Papua
denganletakgeografi:0O153O25LSdan132O35134O45BTdenganluaswilayahsebesar
14.953,8 km2. Wilayah Kabupaten Teluk Wondama semula merupakan bagian dari Kabupaten
Manokwaridanuntukmempercepatpembangunandikawasantersebut,makapadatahun2002
dilakukan pemekaran terhadap Kabupaten Manokwari berdasarkan UU No. 26 Tahun 2002.
Berdasarkan UU tersebut, Kabupaten Manokwari dimekarkan menjadi tiga kabupaten, yaitu:
KabupatenManokwari,KabupatenTelukBintuni,danKabupatenTelukWondama.
Kabupaten Teluk Wondama diresmikan dan memperoleh status otonom pada tanggal
12April2003denganbatasbatasadministrasisebagaiberikut:
Sebelah utara berbatasan dengan Distrik Ransiki Kabupaten Manokwari dan Teluk
Cendrawasih;
SebelahselatanberbatasandenganDistrikYaurKabupatenNabire;
SebelahbaratberbatasandenganDistrikKuridanIdoorKabupatenTelukBintuni;
SebelahtimurberbatasandenganDistrikYaurKabupatenNabire.
Tahunpertamasetelahpembentukannya merupakantahuntransisidimanabelumada
kelembagaan eksekutif maupun legislatif di Kabupaten Teluk Wondama, demikian halnya
dengan peraturan daerah pun belum ada, sehingga masih mengacu kepada peraturan yang
berlakudikabupateninduk.Selainitu,saranadanprasaranaperkantoranpunmasihjauhdari
memadaisehinggabanyakkegiatanyangmasihharusdilakukandarikotaManokwari.
Seluruhnyaterdapat75KampungdiKabupatenTelukWondamayangtersebardiketiga
belas distrik tersebut. Berdasarkan klasifikasi tingkat perkembangan kampung/desa, ke 75
kampungtersebutseluruhnyatermasukdalamkategoriKampungSwadaya.
Secara garis besar, Kabupaten Teluk Wondama mempunyai bentuk permukaan yang
bervariasi dengan ketinggian permukaan tanah berkisar 0 2.239 meter di atas permukaan
laut, dimana sebagian besar wilayahnya berupa perbukitan dan pegunungan dengan puncak
tertinggiyaituGunungWondiboy.
II1
GambarII.1
PetaGeologiKabupatenTelukWondama
II2
GambarII.2
PetaTopografiKabupatenTelukWondama
II3
Berdasarkan ketinggian permukaan, wilayah Kabupaten Teluk Wondama dapat
diklasifikasikansebagaiberikut:
1. Ketinggian0100mdpl:Merupakandataranrendahyangsebagianbesarberadadi
arealpesisirpantai.
2. Ketinggian 100 1.000 m dpl: Kawasan ini merupakan kawasan perbukitan yang
hampir terdapat di seluruh wilayah distrik dalam wilayah Kabupaten Teluk
Wondama.
3. Ketinggian di atas 1.000 mdpl: Wilayah dengan ketinggianini merupakandataran
tinggipegunungansepertipegununganWondiboy.
WilayahKabupatenTelukWondamaberiklimtropikabasahyangbercirikancurahhujan
tinggidenganpenyebaranmeratasepanjangtahundengansuhuudaraberkisarantara22,933O
C.Curahhujandiwilayahiniberkisarantara14004900mmpertahun.Curahhujantertinggi
terjadi pada bulan Februari mencapai 412 mm. Sedangkan curah hujan terendah terjadi pada
bulanDesembermencapai162mm.
SebagaianbesarsukuyangmendiamiwilayahKabupatenTelukWondamaadalahsuku
Wamesa. Selain itu terdapat suku asli lainnya, yaitu suku Sough. Adapun suku pendatang di
wilayahiniberasalbaikdariPapuamupunluarPapua,antaralaindariBiak,Sorong,Merauke,
Serui, Key, Bugis Makassar, Manado, dan Jawa. Berdasarkan data tahun 2008, jumlah suku
pendatangdiKabupatenTelukWondamamencapai90%darikeseluruhanjumlahpenduduk.
Pada tahun 2009, jumlah penduduk Kabupaten Teluk Wondama tercatat 26.311 jiwa
dan kepadatan penduduk ratarata 1,76 jiwa per km2, dimana kepadatan penduduk tertinggi
berada di Distrik Wasior, yaitu 9,97 per km2. Dibawah ini adalah tabel persebaran ratarata
pendudukdiKabupatenTelukWondamamenurutdistrik.
TabelII.1
JumlahdanKepadatanPendudukKabupatenTelukWondamaTahun2009
JumlahJiwa Luas
Kepadatan
No. Distrik Wilayah
L P Jumlah (jiwa/km2)
(km2)
1 Wasior 6,488 5,058 11,546 1,158.2 9.97
2 Windesi 726 655 1,381 594.0 2.32
3 TelukDuairi 867 806 1,673 1,152.0 1.45
4 Raisei 1,383 1,221 2,604 1,041.0 2.50
5 Wamesa 327 301 628 792.0 0.79
6 Rumberpon 848 774 1,622 2,984.2 0.54
7 Naikere 362 342 704 1,772.2 0.40
8 Wondiboy 771 715 1,486 233.1 6.37
9 SaugJaya 310 322 632 1,081.0 0.58
10 KuriWamesa 695 566 1,261 678.0 1.86
11 Nikiwar 397 356 753 476.1 1.58
12 Roswar 305 309 614 1,099.0 0.56
13 Roon 714 693 1,407 1,890.0 0.74
Jumlah 14,193 12,118 26,311 14,950.8 1.76
Sumber:KabupatenTelukWondamadalamAngka2009.
II4
II.1 KondisiPerumahan,SaranaDanPrasaranaPublik
Sebagaian besar wilayah Kabupaten Teluk Wondama sebagaimana wilayahwilayah
lainnyadiProvinsiPapuaBaratmasihdidominasiolehlahanhutansebesar86,20%daritotal
luas wilayahnya. Adapun penggunaan lahan di Kabupaten Tuluk Wondama terdiri dari
permukiman,lading/tegalan,semakbelukar,hutan,danrawa.Penggunaanlahanpermukiman
di Kabupaten Teluk Wondama secara garis besar terkonsentrasi di pusatpusat pertumbuhan
seperti Distrik Wasior dan Windesi yang berada di sekitar pesisir pantai dengan luas
permukiman 19.253 ha. Berikut ini rincian penggunaan lahan (ha) di Kabupaten Teluk
Wondama:
Tegalan : 29.751
Semakbelukar : 9.875
Pemukiman/pekarangan : 19.253
Hutan : 386.226
Jalan : 197
Rawa : 2.800
1. Transportasi
Transportasi merupakan kebutuhan sarana dan prasarana yang sangat penting dalam
menunjang perkembangan suatu daerah. Transportasi memegang peranan penting untuk
mendorong pertumbuhan ekonomi suatu daerah, termasuk menunjang kelancaran interaksi
antar daerah, perdagangan dan jasa pelayanan. Sistem transportasi yang dimaksud adalah
transportasidarat(jaringanjalanraya),transportasilautdantransportasiudara.
A. TransportasiDarat
Berdasarkan data tahun 2008, panjang jaringan jalan raya di Kabupaten Teluk
Wondama adalah 432, 95 km, dengan jenis permukaan jalan yakni, jalan aspal 42 km, jalan
kerikil75,3km,jalantanah43,65km.1
B. TransportasiUdara
Di Kabupaten Teluk Wondama hanya terdapat satu lapangan terbang, yaitu lapangan
terbang perintis yang terletak di Wasior. Bandar udara Wasior ini berada pada ketinggian 16
meterdiataspermukaanlautdanmemilikilandasan(runway)denganpanjang900meterdan
lebar30meter.LapanganterbanginidapatdidaratipesawatjenisTwinOtter.
C. TransportasiLaut
Di Kabupaten Teluk Wondama terdapat dua pelabuhan laut, yaitu di Wasior dan di
Windesi. Dermaga Wasior berukuran70 x 8 meter, konstruksi beton/kayu, kedalaman 10,5
meterdankapasitas1.500DWT.AdapunDermagaWindesiberukuran73x8meter,konstruksi
1Sumber:KabupatenTelukWondamadalamAngkaTahun2009.
II5
betondanberkapasitas1.500DWT.Keduapelabuhaninidirencanakanuntukditingkatkanagar
dapatdisandariolehkapaldenganbobotlebihbesarsepertikapalpenumpangPelni.
Untuk peningkatan lalu lintas antar daerah, direncanakan akan dibangun jalan trans
Wasior Windesi Manokwari. Panjang ruas yang telah dikerjakan 92 km dan diarahkan
melaluikawasanpermukimandanwilayahpotensial.Selainitujugadirencanakanpeningkatan
ruas jalan Wasior Tandia (wilayah selatan) dan Wasior Wasior Utara (wilayah utara).
PemerintahKabupatenjugamemandangpentingrencanapembangunanjaringanjalanWindesi
Nabire, FakFak, Kaimana karena akan menghubungkan daerahdaerah potensial di
KabupatenTelukWondama,FakFak,Kaimana,danNabire.
2. Energi
UnitpembangkitlistrikPLNyangterpasanghinggatahun2008adalahsebanyak3unit,
(2 unit di Wasior dan 1 unit di Windesi) dengan total kapasitas terpasang 540 KW. Tenaga
listrikyangdiproduksisepanjangtahun2008sekitar467.110KWH.Jumlahpelanggantercatat
616pelanggan.
3. PosdanTelekomunikasi
Di Kabupaten Teluk Wondama terdapat 1 (satu) Kantor Pos dan Giro Pembantu yang
beradadiDistrikWasiordan1(satu)KantorPosDesayangterdapatdiWindesi.Sejauhinijalur
komunikasi dilayani oleh penyedia layanan telepon selular yang terbatas di Wasior dan
sekitarnya.SedangkanuntukSSB,dari11unityangada,7unitdiantaranyatersebardidistrik
distrik(tiapdistrik1unit)dan5unitlainnyapadainstansi/Dinas.
II.2 KondisiSosialBudaya
1. Pendidikan
Padatahun2008,diKabupatenTelukWondamaterdapat54sekolahyangterdiridari4
TamanKanakKanak,41SekolahDasar,6SekolahMenengahPertama,2SekolahLanjutanAtas
dan2SekolahKejuruan.Jumlahtenagapengajar291orangyangterdiridari1orangguruTK,
166orangguruSD,41orangguruSMP,27orangguruSMUdan10orangguruSMK.
TabelII.2
JumlahSekolah,MuriddanGurudiKabupatenTelukWondamaTahun2009.
Jumlah Jumlah Jumlah
No. JenjangPendidikan Sekolah Murid Guru
(Unit) (Orang) (Orang)
1. TK 4 134 1
2. SD 41 4.758 166
3. SLTP 6 983 41
4. SMU 2 310 27
5. SMK 2 105 10
Jumlah 55 6.290 245
Sumber:KabupatenTelukWondamaDalamAngka2009
II6
TabelII.3
DistribusiSekolahDiKabupatenTelukWondamaTahun2009.
PembangunandibidangpendidikanmenjadisalahsatuprioritasPemerintahKabupaten
Teluk Wondama mengingat masih banyaknya permasalahan di bidang ini, baik dari segi
kuantitasmaupunkualitas.Permasalahanyangdihadapiantaralain:
Tidak adanya SLTP di sejumlah distrik sehingga banyak lulusan SD yang tidak
melanjutkandanterhambatnyapelaksanaanPendidikanDasar9tahun.
Keterbatasan ruang pada banyak SD, misal: banyak SD yang hanya mempunyai 3
ruangataudibawahkebutuhandantidakmemilikiruangguru.
Keterbatasan tenaga guru. Pada beberapa tempat hal ini telah menyebabkan
terhentinya kegiatan belajarmengajar hingga berbulanbulan atau satu guru
mengajarbeberapakelassekaligus.
2. Kesehatan
Untuktenagamedis,padatahun2008tercatat27dokterumum,72orangperawat,26
orangparamedisnonperawat
TabelII.4
FasilitasKesehatandiKabupatenTelukWondamaTahun2009.
II7
3. Agama
TabelII.5
SebaranFasilitasPeribadatandiKabupatenTelukWondama.
Gereja Gereja
No. Distrik Masjid
Protestan Katolik
1 Wasior 1 15 1
2 Windesi 1 4
3 TelukDuairi 3
4 Raisei 4
5 Wamesa 3
6 Rumberpon 6
7 Naikere 8
8 Wondiboy 2
9 SaugJaya 5
10 KuriWamesa 3
11 Nikiwar 3
12 Roswar 2
13 Roon 5
Jumlah 2 63 1
Sumber:KabupatenTelukWondamaDalamAngka2004.
II.3 KondisiPerekonomian
Kabupaten Teluk Wondama memiliki iklim dan lahan yang potensial untuk
pengembangan pertanian tanaman pangan. Namun, potensi ini belum dimanfaatkan secara
optimal.Usahataniyangadaumumnyamasihberupausahatanisederhanaataubelumintensif
sehinggaproduktivitasnyapunmasihrelatifrendah.
II8
SebagianbesarpendudukdikampungkampungdiKabupatenTelukWondamabermata
pencaharian sebagai nelayan dan peramu yang diselingi dengan bertani dan berburu. Sebagai
nelayan, peralatan yang dipergunakan umumnya sederhana, yaitu perahu tradisional yang
memilikikapasitasdankemampuanjelajahsangatrendahdisertaipancingdanalatpenikam.
Sedangkan dalam bertani umumnya yang dilakukan adalah usaha tani sederhana
dimanapemeliharaandanpemupukanjarangdilakukan.Jenistanamanyangditanambiasanya
terbataspadatanamanpangan,seperti:singkong,ubijalar,dankeladi.
1. PertanianTanamanPangandanHortikultura
Jenis tanaman yang diusahakan oleh masyarakat, antara lain: ubiubian, padi sawah,
jagung, kacang tanah, kacang hijau, sayuran, dan buahbuahan. Diantaranya, produksi yang
menonjoladalahubikayu,ubijalar,jagung,dankacangkacangan.
ProduksipertanianyangmenonjoldiKabupatenTelukWondamaadalahubikayu.Pada
tahun2008angkaproduksiubikayumencapai18.912tondenganluaslahan178ha,produksi
keladimencapai4.571tondenganluaslahan60ha,produksijagung2.460tondarilahanseluas
151 ha. Untuk produksi perkebunan rakyat lebih di dominasi oleh perkebunan kakao dan
kelapa,denganproduksikakaosebesar244tondarilahanseluas431hadanproduksikelapa
sebesar187tondariluaslahan431,6ha.
2. Peternakan
3. Perikanan
Wilayah perairan Kabupaten Teluk Wondama memiliki potensi perikanan laut yang
cukup besar. Sektor perikanan di Kabupaten Teluk Wondama terus mengalami peningkatan
dimanapadatahun2008produksiperikananmencapai131.159,4ton.
II9
TabelII.6
PDRBKabupatenTelukWondamaAtasDasarHargaKonstan2000DirinciMenurut
LapanganUsahaTahun20042008(JutaRupiah)
Sektor perdagangan, hotel dan restoran menempati urutan ketiga pembentuk PDRB
Provinsi Kabupaten Teluk Wondama dengan peranan sebesar 5,21 persen, mengalami
peningkatan apabila dibandingkan pada tahun 2007 sebesar 5,15 persen.Sub sektor
perdagangan yang sangat berpengaruh terhadap naik turunnya peranan sektor perdagangan,
hoteldanrestoran,memilikiperanantertinggidibandingkandengansubsektorlainnya.
II10
Sektor perkebunan di wilayah ini sangat potensial untuk pengembangan komoditi
perkebunan kelapa, kopi robusta, cengkeh, dan kakao. Selain itu, Kabupaten Teluk Wondama
juga memiliki iklim dan lahan yang potensial untuk pengembangan tanaman pangan seperti
padi, jagung, kacangkacangan, sayuran dan buahbuahan serta budidaya ikan air tawar dan
tambakudang.
II.4 PotensiBencanaAlamDanTataRuangWilayah
Kejadian bencana banjir bandang yang melanda Distrik Wasior bukan terjadi yang
pertamakali,kejadianserupasudahpernahmelandawilayahtersebutpadatahuntahun1955
dan2008.DilihatdaripetaindeksrisikobencanaProvinsiPapuaBaratdibawah(Gambar2.1),
terlihat bahwa wilayah Kabupaten Teluk Wondama memiliki tingkat risiko yang tinggi untuk
bencana longsor dan rawan akan bencana banjir pada daerah rawa. Hal ini juga dipengaruhi
oleh letak geografis wilayah Kabupaten Teluk Wondama sebagian besar berupa pegunungan
danperbukitandengankemiringanlereng0O70Odanketinggianpermukaanberkisar02340m
diataspermukaanlaut(dpl).Wilayahbencana,DistrikWasiordanWondiboyterletakdidaerah
pedatarandanperbukitandengankemiringanlereng<3O45O,danketinggianwilayah0100m
dpl,diindikasikanmerupakanwilayahyangrawanakangerakantanah.
GambarII.3
PetaRawanBencanaGempaBanjirdanGempa
Sumber:KementerianPekerjaanUmum,19November2010
II11
Pada awal pendiriannya, Kabupaten Teluk Wondama belum memiliki Rencana Tata
Ruang Wilayah. Cara yang ditempuh Pemerintah Kabupaten Teluk Wondama untuk
mempercepat pertumbuhan dan proses pembangunan di wilayah ini adalah dengan
membaginya kedalam empat Wilayah Pembangunan (WP). Pembagian WP serta pola dan
kegiatan pengembangan pada masingmasing WP didasarkan pada karakteristik, potensi dan
kondisi umum wilayah. Pembagian wilayah ini juga untuk mewujudkan keterkaitan antar
kegiatanyangsesuaidengankebijakandanperaturanpemanfaatanruangyangberlaku.
Untukmemberikanarahanpemanfaatanruangdanpengembanganwilayahyangsesuai
kebijakan dan peraturan, Pemerintah Kabupaten Teluk Wondama sedang menyusun Rencana
Tata Ruang Wilayah 20072027, antara lain mengenai kawasan khusus/perlindungan,
budidaya, permukiman, sarana dan prasarana umum. Berdasarkan peta rencana tata ruang
Kabupaten Teluk Wondama (Gambar 2.2) dan sketsa rencana pengembangan perkebunan
kelapa sawit di Kabupaten Teluk Wondama (Gambar 2.3), bahwa wilayah Distrik Wasior dan
DistrikWondiboyyangdilandabencanabanjirbandang4Oktober 2010yanglalu,merupakan
wilayahyanglebihdiperuntukkanuntukkawasanpelestarianalam/kawasansuakaalam.
GambarII.4
PemanfaatanLahandiKabupatenTelukWondama
Sumber:KementerianPekerjaanUmum,19November2010
II12
GambarII.5
PetaIndeksRisikoBencanaGerakanTanahdiProvinsiPapuaBarat.
II13
GambarII.6
RencanaTataRuangKabupatenTelukWondama20072027
Sumber:BadanKoordinasiPenataanRuangNasional(BKPRN)
II14
GambarII.7
SketsaTataRuangKawasanPerkebunanKelapaSawitKabupatenTelukWondama
II15
BABIII PENANGANANPASCA
BENCANA
BABIII
PENANGANANPASCABENCANA
III.1 TanggapDarurat
PelaksanaankegiatantanggapdaruratpascabencanabanjirbandandiKabupatenTeluk
Wondama dikoordinasikan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana dengan dukungan
Kementerian/Lembaga, TNI dan Kepolisian Republik Indonesia, pemerintah provinsi, serta
pemerintahKabupatenTelukWondama.
1. Pada hari Kamis, 14 Oktober 2010 Presiden RI beserta rombongan telah tiba di
Wasior, Provinsi Papua Barat untuk memimpin langsung proses penanganan
daruratpascabencana.
2. BNPB mengirimkan bantuanberupa tendakeluarga 80 unit,velbeth60 unit,tenda
pleton 3 unit, tenda gulung 200 lembar, sandang 278 paket, sandang 222 paket,
kidsware 150 paket, family kit 150 paket, selimut 100 lembar, tikar 100 lembar,
makanansiapsaji2250paket.
3. Pemberangkatan bantuan bahan bangunan untuk pembangunan hunian sementara
menggunakanKMMahkota.
4. PerusahaanListrikNegaraPLN)
- TimPemulihanKelistrikanPLNdiWasiortelahmemperbaiki5(lima)unittrafo
distribusi,sertaJaringanTeganganRendahke400pelanggan.
- PLN wilayah Papua telah mengoperasikan pembangkit listrik tenaga disel
sebanyakduaunitukuran(2x400kw)diWasior.
- PLN cabang Biak telah berhasil memasang 48 unit PLTS, di mana pemasangan
PLTSdiprioritaskanpadabangunanrumahyangmasihutuhberdiridandidiami
wargamasyarakatyangbelummengungsi.
- Tim PLN Papua telah pemulihan kondisi kelistrikan di kawasan daerah yang
terkenabanjirWasior,PapuaBarat,mencapai60%.
5. Pada hari Jumat, 15 Oktober 2010 BNPB mengirim bantuan berupa kayu 4 ton,
selimutdankelambu140kg.
6. PadahariJumat,15Oktober2010MabesTNImengirimkanbantuanberupahanduk
harian12 koli (700kg),handuk lap tangan 2koli(200kg), sleepeping bag 14 koli
(350kg),jaket1150kg,sepatukaret20kg,matras15kg,pakaian,sarungdankapas
2040kg.
7. Pada hari Jumat, 15 Oktober 2010 Kementerian PU mengirimkan bantuan berupa
pipaPVC2800kg,pipaspiralplastic100kg,genset1,5KVA2buah,pompaalkon21
buah,hidranumum20buahdanjerigenair300buah.
8. TimSARgabungansampaisaatinimasihmelakukanevakuasipencariankorban.
III1
9. Peralatanyangdikerahkanberupa8unitexcavator,1unitloader,3unitbulldozer,2
unitgrader,10unitdumptruck,1unittraktor,1unittankiBBMdanIunitMTA.
10. Personil yang terlibat di Wasior yaitu : BNPB 3 orang, BPBD Prov. Papua Barat 2
orang,Depdagri1orang,BadanGeologi1orang,TNIAD126orang,TNIAL14orang,
PORI55orang,SatpolPP13orang,tenagamedis55orang,SAR103orang,Tagana
10orang,UNIPA7orang,KKPB5orang,PTPIIMedan20orang,KKP5orang,PMI
14orangdan5RAPI18orang.
11. Tenagakesehatanyangdikerahkansebanyak74orang:Kemenkes12orang,Dinkes
Prov.PapuaBarat17orang,PPKSubRegionalPapua16orang,PPKManokwari11
orang,DinkesKab.Manokwari10orangdanDinkesKab.Nabire8orang.
Sampai dengan 17 Nopember 2010, proses pembangunan hunian sementara masih
terus dilaksanakan dengan target pembangunan hunian sementara mencapai 93 unit serta
dilengkapidengansaranadanprasaranahuniansementara.
1. 17baraksdh100%(2diDinasperikanan,3diMaimare,5diKaibi,2diRado,3di
AtasBandara,2diBappeda)
2. 2barakdalampemasanganpintu&jendela(1Bappeda,1diKaibi)
3. 12barakdalampemasangandinding(2dibalaiperikanan,2Bappeda,2dirado,1di
Kaibi,1dispenda,4diIriati)
4. 10 barak dalam proses pengerjaan atap dan lantai (2 di balai perikanan, 1 di
Bappeda,2diRado,2diIriati,3diKaibi)
5. 4barakdiIriatidalampemasanganlantai
6. 5barakdalampemasanganbloklantai
7. 2barakdiPolresdalampemasangangording
8. 25baraksudahpemasangankerangkabangunan
9. 5gedungserbagunatelahselesai
10. 12MCKdanDapurumumtelahselesaidibangun
III2
GambarIII.1
InformasiPembangunanHunianSementara
Sumber:KementerianPekerjaanUmum;2010
III3
BoxIII.1
PemberitaanMediaDetikCom,8Oktober2010
TanggapDaruratBanjirdiWasiorDuaMinggu,DetikCom
JakartaPemerintahmenetapkantanggapdaruratuntukbencanabanjirdiWasior,PapuaBaratselamaduaminggu.
Setelahitu,barumemasukitahaprekonstruksidanrehabilitasi."Tanggapdaruratselamaduaminggu.Nantisetelah
keadaantanggapdaruratselesai,dibersihkan,lalukemudiantahaprehabilitasidanrekonstruksi,"kataMenkoKesra
AgungLaksonodiIstanaNegara,JlVeteran,Jakarta,Rabu(6/10/2010).
Dalammasatanggapdaruratini,GubernurPapuaBaratdilaranguntukbepergiankeluardaerahdemimemastikan
penanganan korban banjir dapat berlangsung secara maksimal. "Gubernur kita instruksikan tidak boleh kemana
mana,danhariiniKepalaBNPBakanberusahamasuklokasidenganhelikopter.SayaakankesanakalauenggakSabtu
Minggu,setelahdiharapkanrunwaynyabersih,darisitukemudiankitalihatkemungkinanPresidendatang,"ujarnya.
Dalam dua minggu tanggap darurat tersebut, telah disiapkan sejumlah dana untuk bantuan awal. Selebihnya, akan
disalurkan menyusul dan disesuaikan dengan kebutuhan. "Yang sudah dikirim Rp 300 juta, dan hari ini akan
ditambah lagi oleh Kepala BNPB, mungkin sekitar Rp500 juta, juga tentunya bantuan dari Pemprov sendiri dan
bantuanbarangbarangyangbisadipakai."
"Kalauuangsajadisanabisabelanjaapa.SekarangbagaimanapengangkutanbantuandariJakartakesanatermasuk
bantuandariPresiden,yangmungkinlebihbesar,"imbuhpolitisiPartaiGolkarini.
Setelahselesaitanggapdarurat,baruakanhitungapasajakebutuhankebutuhanuntukrekonstruksidanrehabilitasi.
Agung menambahkan, untuk seluruh biaya perawatan korban semua ditanggung pemerintah. Sementara santunan
untukyangmeninggalsampaisaatinimasihdipikirkanangkanyaberapa."Yangmeninggaltentukamiakanpikirkan,
tapisayabelumbisamenyebutkanangkanya.Kitapikirkanangkanya,"tutupAgung.(anw/gun)
III4
GambarIII.2
ZonaTerdampakBencana
Sumber:KementerianPekerjaanUmum;2010
III5
GambarIII.3
CitraSatelitWilayahTerdampakBencana
Sumber:LAPAN;2010
III6
GambarIII.4
CitraSatelitWilayahTerdampakBencana
Sumber:LAPAN;2010
III7
III.2 PenilaianKerusakan,Kerugian,danDampakBencana
Kejadian banjir bandang di Kabupaten Teluk Wondama pada tanggal 4 Oktober 2010
yang melanda wilayah wilayah 2 kecamatan di Kabupaten Teluk Wondama yang meliputi
Kecamatan Wasior (Desa Wasior I, Desa Wasior II, Desa Rado, Desa Moru, Desa Maniwak,
DesaManggurai dan Desa Wondamawi) serta Desa Wondiboy di Kecamatan Wondiboy telah
mengakibatkan jatuhnya korban jiwa dan juga kerusakan serta kerugian diberbagai sektor
pembangunan.
Sampai dengan tanggal 22 Oktober 2010 berdasarkan data dan informasi dari posko
BNPB, bahwa akibat kejadian bencana banjir bandang tersebut telah mengakibatkan 161
korban meninggal dunia, 97 orang mengalami luka berat, dan 3.374 orang mengalami luka
ringan. Selain itu, kejadian bencana tersebut juga menimbulkan terjadinya pengungsian baik
yang masih berada di Kabupaten Teluk Wondama maupun pengungsi yang keluar dari
kabupatenbahkankeluardariwilayahProvinsiPapuaBarat.
TabelIII.1
DataKorbanBencanaBanjirdiKabupatenTelukWondama
LukaLuka Pengungsi
No Lokasi Meninggal Hilang
Berat Ringan Jiwa
1 Korban 161 91 3.374 146
2 Pengungsi
TelukWondama 2.147
Kab.Manokwari 4.996
Kab.Nabire 754
LuarwilayahProv.PapuaBarat 1.065
Sorong 48
Serui 5
Jayapura 1
Total 161 91 3.374 146 9.016
Sumber:PoskoBNPB,22Oktober2010
HasilpenilaiankerusakandankerugiandenganmenggunakanmetodepenilaianECLAC
dengansumberdatayangdiperolehdariBNPBsampaidengantanggal26Oktober2010,bahwa
akibat bencana alam banjir bandang di Kabupaten Teluk Wondama 4 Oktober 2010
menimbulkan kerusakan dan kerugian mencapai Rp. 280,54 milyar, yang didominasi oleh
sektorperumahansenilaiRp.107,43milyardansektorinfrastruktursenilaiRp.101,47milyar.
Selainkeduasektortersebutpenilaiankerusakandankerugianjugamemperhitungkandampak
kerusakandankerugian3sektorlainnyasesuaidenganpengelompokansektordalammetode
penilaianyangdigunakan,yaitu:sektorsosial,sektorekonomiproduktifdanlintassektor,serta
memisahkannya kedalam pembagian kepemilikan pemerintah dan non pemerintah, seperti
padatable3.2berikut.
III8
TabelIII.2
IkhtisarRekapitulasiKerusakandanKerugian
(Rp.Juta)
Total Kepemilikan
Nilai Nilai Kerusakan
No Sektor/Subsektor Non
Kerusakan Kerugian dan Pemerintah
Kerugian Pemerintah
1 Perumahan 100.616,77 6.818,10 107.434,87 107.434,87
2 Infrastruktur 83.545,00 17.925,00 101.470,00 85.970,00 15.500,00
3 Sosial 10.604,64 681,40 11.286,04 11.286,04
4 Ekonomi 17.342,00 13.170,40 30.512,40 30.512,40
5 LintasSektor 25.307,00 4.574,20 29.881,20 25.706,70 4.174,50
Total 237.415,41 43.169,10 280.584,51 122.962,74 157.621,77
Sumber:PenilaianKerusakandanKerugianBNPB;2010
Hasil penilaian kerusakan dan kerugian akibat banjir bandang di Kabupaten Teluk
Wondama4Oktober2010disajikandalamtabellengkapdalamlampirandokumenrencanaaksi
rehabilitasidanrekonstruksiini.
A. PerumahandanPermukiman
Berdasarkan data potensi desa tahun 2008 menunjukkan terdapat tiga tipe rumah di
wilayahyangterkenadampakbencanadiKabupatenTelukWondamayaitu:rumahpermanen,
rumah semi permanen dan rumah non permanen dengan perbandingan secara berturutturut
adalah24%;25%dan51%.Datapotensidesatersebutyangkemudianmenjadisalahsatudasar
penilaiankerusakandankerugiansektorperumahanyangmencapai1.634unitrumahdengan
rinciankerusakanmeliputi977unitrumahrusakberat,378unitrumahrusaksedangdan279
unitrumahrusakringan.
Selanjutnyadenganasumsihargasatuantertinggipembangunangedungyangmerujuk
padabantuanrumahyangdisampaikanDinasSosialProvinsiPapuaBarattahun2009dengan
ukuran 6 meter x 7 meter dan harga senilai Rp. 150 juta maka diperoleh nilai satuan
pembangunanperm2adalahsenilaiRp.3,5juta/m2sertapersentasetiperumahyangterdapat
diKabupatenTelukWondama,makanilaikerusakandankerugianmencapaiRp.107,43milyar.
Nilai kerusakan dan kerugian sektor perumahan merupakan sektor terbesar yang terkena
dampakbencanabanjirbandangdiKabupatenTelukWondamasebesar38,28%daritotalnilai
kerusakandankerugianyangmencapaiRp.280,58milyar.
III9
GambarIII.5
PetaSebaranKerusakanSektorPerumahan
III10
Banjir bandang juga mengakibatkan dampak terhadap masyarakat akibat kerusakan
rumah, sebagian masyarakat harus mengungsi, baik mengungsi disekitar lokasi bencana
maupun yang mengungsi ke wilayah kabupaten/kota disekitar Teluk Wondama seperti di
NabiredanManokwari,bahkansebagianmasyarakatpendatangmengungsikeluardariwilayah
ProvinsiPapuaBaratuntukkembalikekampunghalamanmerekamasingmasing.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kabupaten Teluk Wondama (Oktober 2010),
bahwasebelumkejadianbencanajumlahrumahdiwilayahdistrikterdampaksebelumbencana
berjumlah3.012unitrumahyangdihuni3.034rumahtangga.Denganmemperhatikanjumlah
kerusakan rumah akibat bencana yang mencapai 1.634 unit rumah atau sekitar 54% dari
jumlah rumah sebelum kejadian bencana, menunjukkan bahwa sebagian besar rumah tangga
mengalami ganguan akses terhadap tempat tinggal, termasuk dampak terhadap rusaknya
struktursosialkemasyarakatan.
Menunjukkan bahwa di ketiga distrik terdampak, terdapat 3.012 rumah dan terdapat
3.034 rumah tangga. Kerusakan rumah berdampak pada terhenti atau terganggunya akses
manusia terhadap naungan atau hunian. Kerusakan rumah mencapai 1.634 (lihat data
kerusakan dan kerugian), maka kerusakan rumah mencapai sekitar 54% dari seluruh rumah
yang ada di ketiga distrik terdampak. Artinya terdapat sekitar 1.627 Rumah Tangga yang
terhentiatautergangguaksesnyaterhadaphunian.
B. Infrastruktur
Kerusakan sektor infrastruktur akibat bencana banjir bandang meliputi sub sektor
transportasi jalan dan jembatan kabupaten serta lingkungan, sub sektor energi ketenaga
listrikan yang dikelola olen PT. PLN Persero; prasarana air dan sanitasi berupa instalasi air
bersih,sertasubsektorsumbedayaairyangberupatanggulsungai.
Sub sektor transportasi, kerusakan dan kerugian yang ditimbulkan meliputi jalan dan
jembatan kabupaten serta jalan dan jembatan lingkungan permukiman, juga hilang atau
rusaknya alatalat berat yang dioperasikan oleh perusahaan swasta. Nilai kerusakan dan
kerugiansubsektortransportasimencapaiRp.82,12milyar.
Sub sektor air dan sanitasi, kerusakannya meliputi jaringan instalasi air bersih dan
jaringan distribusi air bersih yang selama ini dioperasikan secara gratis kepada masyarakat.
Kerusalan jaringan tersebut mengakibatkat terhentinya kegiatan produksi dan distribusi
dengannilaikerusakanyangmencapaiRp.8,05milyar.
Infrastruktur sumberdaya air, adalah kerusakan pada tanggul sungai yang mencapai
1.100meterdengannilaikerusakansebesarRp.3,85milyar.
Sehingga total nilai kerusakan dan kerugian yang ditimbulkan akibat bencana pada
sektorinfrastrukturmencapaiRp.101,47milyaratausetara36,16%daritotalnilaikerusakan
dan kerugian, dengan rincian Rp. 83,54 milyar merupakan nilai kerusakan serta Rp. 17,92
milyar sebagai perkiraan kerugian yang timbul akibat potensi hilangnya pendapatan atau
adanya penambahan biaya yang timbul akibat tidak dapat dioperasikannya prasarana
infrastrukturyangmengalamikerusakan.
C. SosialdanBudaya
Prasarana pendidikan, kesehatan dan prasarana keagamaan adalah sub sektor yang
terkenadampakbencanabanjirbandapada4Oktober2010.Totalnilaikerusakandankerugian
III11
padasektorinimencapaiRp.11,96milyar,merupakansektoryangpalingkecilterkenadampak
bencana atau setara dengan 4,02%. Namun demikian, hal tersebut terjadi juga karena jumlah
prasaranasosialdanbudayayangjumlahmemangrelatifsedikit,yangberadadiwilayahyang
terkena bencana. Akibat kerusakan sarana dan prasarana sektor sosial dan budaya tersebut
berdampakpadaterhentinyaaksesmasyarakatterhadaplayanankesehatan,pendidikan,serta
melaksanakankegiatansosialdanperibadatan.
GambarIII.6
PetaSebaranKerusakanFasilitasSosial
III12
D. EkonomiProduktif
Kejadian bencana akan selalu berdampak kepada terganggunya kegiatan ekonomi
produktif masyarakat dan daerah. Hal yang sama terjadi di wilayah pasca bencana banjir
bandangdiKabupatenTelukWondama.KerusakandankerugianakibatbencanadiKabupaten
Teluk Wondama di dominasi oleh sub sektor perdagangan akibat rusaknya bangunan
perdagangan serta hilang atau rusaknya prasarana kegiatan ekonomi masyarakat berupa
barangmodalusaha.Nilaikerusakandankerugiansektorekonomiproduktifdidominasioleh
sub sektor perdagangan yang mencapai Rp. 14,11 milyar dan sub sektor ekonomi bidang
transportasiangkutanrodadua(ojek)yangmencapaiRp.8,8milyar.Totalperkiraankerusakan
dan kerugian di sektor ekonomi mencapai Rp. 30,51 milyar, setara dengan 10,87% dari nilai
totalkerusakandankerugian.
Terkait dengan kondisi ekonomi lokal, akibat bencana banjir bandang 4 Oktober 2010
dampak ekonomi yang paling terasa adalah kegiatan perekonomian masyarakat yang terhenti
dikarenakanhilangnyatempatusahadanbarangmodalyangdimilikirusakatauhilangakibat
bencana. Secara umum akibat bencana ini tidak berdampak signifikan terhadap kegiatan
perekonomiantingkatProvinsiPapuaBarat.
E. LintasSektor
Prasarana yang masuk kedalam pengelompokan lintas sektor meliputi pemerintahan,
keuangan perbankan, keamanan dan ketertiban, serta lingkungan hidup. Pada sektor ini
menyumbangkannilaikerusakandankerugiansebesar10,64%atausenilaiRp.29,88milyar.
Subsektorpemerintahan,meliputikerusakanbangunankantorpemerintahsertabangun
rumahdinaspemerintahsenilaiRp.15,83milyar.Dampakyangtimbulakibatkerusakansarana
dan prasarana pemerintahan adalah terhentinya/terganggunya fungsi penyelenggaraan
pemerintahankhususnyadalampelayananadministrasipemerintahan,jasa,danjugapelayanan
keamanandanketertiban.
Subsektorkeuanganperbankan,terdapatprasaranainstitusikeuanganperbankanyang
mengalami kerusakan yaitu Bank BRI dan Bank Papua dengan nilai kerusakan mencapai Rp.
2,55 milyar dan potensi kerugian akibat tidak beroperasinya kegiatan kedua bank tersebut
mencapaiRp.720,5juta.
Subsektorkeamanandanketertiban,adapaunprasaranayangterkenadampakbencana
banjir bandang 4 Oktober 2010 adalah kantor kepolisian sektor dan rumah dinas kepolisian
dengannilaikerusakanRp.4,17milyar.
Sub sektor lingkungan hidup, akibat bencana banjir bandang telah mengakibatkan
rusaknyaDASSobeiseluas546hektardanaliransungaiBatangSalaiseluar12hektardengan
nilaikerusakandankerugianmencapaiRp.6,59milyar.
III13
GambarIII.7
PetaSebaranKerusakanLintasSektor
III14
III.3. Penilaian Kebutuhan Rehabilitasi dan Rekonstruksi
Tabel III.3
Rekapitulasi Penilaian Kebutuhan In-Situ Rehabilitasi dan Rekonstruksi dan Penilaian
Kebutuhan Relokasi (Rp. Juta)
(Rp. Juta)
III.16
Sedangkan dari sisi kebutuhan kemanusiaan, dari hasil Pengkajian Kebutuhan
PemulihanManusiadiperolehbahwatotalkebutuhanpemulihanbagikehidupanmasyarakatdi
wilayahyangterkenadampakbencanasebesarRp.4,81milyar.Penilaiankebutuhanpemulihan
aspek kemanusiaan tersebut selanjutnya telah terintegrasi ke dalam kebutuhan pemulihan
persektordalamrekapitulasipenilaiankebutuhanrehabilitasidanrekonstruksipascabencana
banjirbandangdiKabupatenTelukWondama.
TabelIII.4
RekapitulasiPenilaianKebutuhanPemulihanKemanusiaan
(Rp.Juta)
Pengurangan
No Sektor Penyediaan Pemfungsian Total
Risiko
A SEKTORPERUMAHAN 92,05 302,44 92,05 486,54
1 Perumahan 92,05 302,44 92,05 486,54
B SEKTORSOSIAL 1.407,92 605,53 267,74 2.281,19
1 Kesehatan 538,50 263,27 32,93 834,69
2 Pendidikan 336,92 289,66 72,32 698.90
3 Agama 53 52,60
4 LembagaSosial 532,50 162,49 695,00
C SEKTOREKONOMI 462,74 310,66 25,55 798,94
1 Pertanian 306,52 88,24 394,76
2 Perikanan 156,22 44,97 201,19
3 Industri 177,45 25,55 203,00
D LINTASSEKTOR 338,20 444,40 470,69 1.253,29
1 Pemerintahan 388,20 394,00 234,00 966,20
2 Lingkungan 50,40 236,69 287,09
TOTAL 2.300,91 1.663,03 856,03 4.819,97
Sumber:PenilaianKebutuhanPemulihanKemanusiaanBNPB;2010
Kebutuhan pemulihan kemanusian timbul akibat dampak dari adanya kerusakan dan
kerugian dimana masyarakat korban bencana mengalami kehilangan akses baik terhadap
tempat tinggal, kehidupan sosial kemasyarakatan maupun terhadap akses layanan kebutuhan
dasarseharihari.Secaraumumbahwatidaksemuadampakbencanayangditimbulkanakibat
bencana dapat dihitung dan dinilai secara ekonomis. Namun demikian kebutuhan terhadap
gambaran dampak dan kebutuhan pemulihan kemanusian secara optimal perlu dilaksanakan.
Focus utama dari kebutuhan pemulihan kemanusiaan diantaranya meliputi pemulihan
psikologis korban bencana, pemulihan layanan dasar pendidikan melalui penyediaan tempat
penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar sementara termasuk penyediaan peralatan dan
perlengkapannya, serta pemulihan layanan kesehatan melalui penyediaan tempat pelayanan
kesehatandantenagakesehatan.Selainitukebutuhanlaindaripemulihankemanusiaanadalah
bagaimana masyarakat korban bencana banjir bandang di Kabupaten Teluk Wondama dapat
kembalimelakukanekonomisepertisebelumkejadianbencana.
III16
III.3.1 PenilaianKebutuhanInSituRehabilitasidanRekonstruksi
Kebutuhan pemulihan insitu rehabilitasi dan rekonstruksi dilaksanakan dengan
mempertimbangkan bahwa masih terdapat kawasan pasca bencana yang dapat direhabilitasi
dan rekonstruksi dengan mengintergrasikan upaya pengurangan risiko bencana dalam proses
pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi. Hasil penilaian kebutuhan insitu rehabilitasi dan
rekonstruksipascabencanabanjirbandangWasior,KabupatenTelukWondamamencapaiRp.
149, 92 milyar. dengan kebutuhan pemulihan terbesar pada sektor infrastruktur transportasi
darat,lautdanudarayangmencapaiRp.75,63milyaratausekitar53,67%daritotalkebutuhan
pemulihaninsitu.
TabelIII.5
RekapitulasiPenilaianKebutuhanInSituRehabilitasidanRekonstruksi
(Rp.Juta)
SumberPendanaan
Nilai
No Sektor/Subsektor APBD Non
Kebutuhan APBN APBDProv
Kab/Kota Pemerintah
1 Perumahan 14.735,44 14.735,44
2 Infrastruktur 94.987,50 24.742,50 54.745,00 15.500,00
3 Sosial 8.910,44 8.190.44 720,00
4 Ekonomi 7.974,24 5.891,24 2.083.00
5 LintasSektor 14.321,79 11.130,09 966,20 2.225,50
Total 140.929,42 64.689,72 55.711,20 20.528,50
Sumber:PenilaianKebutuhanRehabilitasidanRekonstruksiBNPB;2010
Kebutuhanpemulihansektorperumahan(insitu)dilaksanakanterhadappermukiman
yang merupakan permukiman penduduk asli Kabupaten Teluk Wondama, dengan
memperhatikanupayapenguranganrisikobencanadimasayangakandatangmelaluikegiatan
sosialisasiupayapenguranganrisikobencanasertarevitalisaipemanfaatanruangdesaberbasis
masyarakat.Totalrumahyangakandirehabilitasidandirekonstruksimelaluibantuanstimulant
perumahan berjumlah 191 unit rumah dengan tingkat kerusakan berat, sedang dan ringan.
melalui BNPB, Pemerintah berencana memberikan bantuan berupa stimulan bagi rehabilitasi
dan rekonstruksi perumahan dalam bentuk bantuan rumah semi permanen tipe 36 dengan
hargasatuanpembangunansenilaiRp.2,5juta/m2.
III17
Rehabilitasidanrekonstruksisektorinfrastrukturlainnyameliputiinfrastrukturenergi
dengan nilai kebutuhan pemulihan mencapai Rp. 7,45 milyar yang meliputi perbaikan
pembangkit listrik mikro hidro dan jaringan distribusi, rehabilitasi infarstruktur air bersih,
sertarehabilitasitanggulsungaisepanjang1.100meter.
Sektorekonomi,kebutuhanpendanaanmencapaiRp.7,97milyaryangdiprioritaskan
bagipemulihansubsektorpertanianmelaluibantuansaranaproduksipertanian,perdagangan
yang meliputi penyediaan infrastruktur sementara perdagangan dan rehabilitasi infrastruktur
perdaganganberupapasar,sertarehabilitasiinfrastruktursubsektorperikananberupapasar
higienis.
Yang perlu diperhatikan pada pemulihan lintas sektor adalah adanya kebutuhan
pemulihan DAS Sobei seluas 546 hektar serta pembangunan sistem peringatan dini gerakan
tanah berbasis masyarakat sebanyak 27 unit dengan asumsi kebutuhan per 100 hektar
sebanyak 5 unit. Total kebutuhan pendanaan rehabilitasi dan rekonstruksi lintas sektor
tersebut mencapai Rp. 14,32 milyar temasuk didalamnya pemulihan infrastruktur
pemerintahan,keuanganperbankansertaketertibandankeamanan.
III.3.2 PenilaianKebutuhanRelokasiPascaBencana
Penilaian kebutuhan relokasi pasca bencana banjir bandang wasior di Kabupaten
Wondama terutama meliputi (1). Relokasi permukiman masyarakat korban bencana; (2).
Pembangunan infrastruktur transportasi darat; serta (3). Pembangunan fasilitas dasar sektor
sosial kesehatan, pendidikan dan keagamaan. Total kebutuhan relokasi pasca bencana banjir
bandang wasior mencapai Rp. 229,42 milyar dengan kebutuhan terbesar adalah untuk
pelaksanaanrelokasipermukimanmasyarakat.
TabelIII.6
RekapitulasiPenilaianKebutuhanRelokasi(Rp.Juta)
SumberPendanaan
Nilai
No Sektor/Subsektor APBD Non
Kebutuhan APBN APBDProv
Kab/Kota Pemerintah
1 Perumahan 163.264,10 163.264,10
2 Infrastruktur 56.000,00 56.000,00
3 Sosial 4.722,82 4.722,82
4 Ekonomi 540,00 540,00
5 LintasSektor 4.897,20 3.931,00 966,20
Total 229,424.12 228,457.92 966.20
Sumber:PenilaianKebutuhanRehabilitasidanRekonstruksiBNPB;2010
III18
Rencana pelaksanaan relokasi permukiman pasca bencana banjir bandang wasior di
Kabupaten Teluk Wondama meliputi: Distrik Wondiboy, Distrik Rasiei, dan Distrik Wasior
dengannilaikebutuhanmencapaiRp.163milyardanmerupakankebutuhanterbesardaritotal
kebutuhanrelokasipascabencanayangmencapaiRp.229,42milyar
TabelIII.7
RekapitulasiPenilaianKebutuhanRelokasi(Rp.Juta)
Bantuan
No. Kegiatan Jumlah Satuan Stimulan(per Total
unit)
1. Pembangunanrumah 1,510 unitrumah 90,00 135,900
2. Penyediaanprasaranalingkungan 15.00% paket 20,385
3. PenyediaanAirBersih 2.00% paket 2,718
4. Perencanaanteknis 1.00% paket 1,359
5. Pendampingan 2.00% paket 2,718
TotalBiaya 163,080
Sumber:PenilaianKebutuhanRehabilitasidanRekonstruksiBNPB;2010
Hasil penilaian kebutuhan pendanaan relokasi permukiman pasca bencana tersebut
belum memperhitungkan: (1). Kebutuhan terhadap penyediaan lahan yang diasumsikan akan
disediakanolehpemerintahdaerah;(2).Gantirugipemiliktanahdilokasisemula,pematangan
lahan termasuk cut and fill, penyiapan kawasan dan lingkungan siap bangun, dan biaya
pemindahan pengungsi ke lokasi baru. Kebutuhan relokasi permukiman tersebut masih harus
didukung dengan kegiatan peningkatan kapasitas masyarakat utamanya terkait dengan
sosialisasi pengurangan risiko bencana, dan kapasitas pembangunan perumahan melalui
bantuankeahlian.
Dengandibangunnyapermukimanbarumakadiperlukanfasilitassektorsosiallayanan
masyarakat berupa infrastruktur kesehatan meliputi balai kesehatan dan balai kesehatan ibu
dan anak, infrastruktur pendidikan yang terdiri dari taman kanakkanak dan sekolah dasar,
sertapembangunaninfrastruktursosialperibadatanberupamasjiddangereja.Totalkebutuhan
pembangunan infrastrutur sosial di wilayah relokasi mencapai Rp. 4,72 milyar. kegiatan
pembangunan infrastruktur sosial tersbut diikuti dengan kegiatan pendampingan terhadap
masyarakatyangmeliputipendampingankonselingkesehatan,kesehatan,sertapendampingan
masyarakatlainnyabidangsubsektorkesehatandanpendidikan.
Lintas sektor, selain rencana relokasi infrastruktur lintas sektor, yang menjadi
kebutuhan penting bidang lintas sektor adalah revitalisasi layanan administrasi
kepemerintahan dan kependudukan serta penguatan kapasitas penanggulangan bencana
daerah.
III.4 PemulihanAwal
Pada prinsipnya kegiatan pemulihan awal merupakan kegiatan penanganan pasca
bencana transisi yang dilaksanakan setelah berakhirnya kegiatan tanggap darurat sebelum
dimulainya kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi. Kegiatan pemulihan awal difokuskan pada
pemulihanterhadapfungsidanlayanandasarmasyarakat.
III19
Dasar pelaksanaan pemulihan awal diantaranya adalah berdasarkan hasil kajian
kebutuhanpemulihankemanusiaandanhasilpenilaiankebutuhanrehabilitasidanrekonstruksi
yang prioritas mendesak untuk dilaksanakan. Untuk itu Badan Nasional Penanggulangan
Bencana pada tahun 2010 telah merencanakan kegiatan dan alokasi pendanaan bagi
pelaksanaanpemulihanawaldengantotalkebutuhanpendanaanmencapaiRp.12,9milyar.
Sedangkan ruang lingkup pelaksanaan kegiatan pemulihan awal meliputi (1). Sektor
perumahan,yangmeliputikegiatanpembersihanpuingdanlahanperumahandanpermukiman,
pemulihanstruktursosialmasyarakat,sosialisasidanpendampinganketrampilanpertukangan,
bantuanperalatandanperlengkapanpertukangan,sertasosialisasiterhadaprencanarelokasi;
(2).SektorInfrastruktur,yangmeliputipembersihaninfarstruktursaranadanprasaranapublik,
serta pembangunan infrastruktur sementara; (3). Sektor sosial, yang meliputi pemulihan
layanan pendidikan dan layanan kesehatan melalui penyediaan infrastruktur layanan
sementara, bantuan tenaga pelaksana layanan pendidikan dan kesehatan, serta kegiatan
pemulihantraumakorbanbencana;(4).Sektorekonomiproduktif,melaluipemberianbantuan
bagipemulihankegiatanekonomimasyarakatbidangkelautandanperikanan,peternakandan
pertanian; (5). Lintas sektor, difokuskan pada pemulihan layanan pemerintahan dasar dan
infrastrukturpemerintahan.
III20
TabelIII.8
RekapitulasiKebutuhanPemulihanAwal
Kebutuhan HARGASATUAN TotalHarga
No. URAIANKEGIATAN
Volume (Rp). (Rp).
1 PERUMAHAN 4,483,465,000
Pematangandanpembersihanlahanpekarangan 1,634 unit 2,000,000 3,268,000,000
Pemulihankerukunansosial 1 pkt 35,065,000 35,065,000
Sosialisasirencanarelokasi 1 pkt 92,050,000 92,050,000
Fasilitasipengelolaanhuniansementara 1 pkt 92,050,000 92,050,000
Pelatihanketrampilanmembangunrumah,MCK 1 pkt 92,050,000 92,050,000
Peralatanpertukangan 82 pkt 2,500,000 204,250,000
PengadaanKendaraanoperasional 2 unit 350,000,000 700,000,000
2 INFRASTRUKTUR 3,500,000,000
Pembersihanjalan 10 Km 300,000,000 3,000,000,000
Jembatandarurat 1 unit 500,000,000 500,000,000
3 SOSIAL 2,069,220,000
A PENDIDIKAN unit 1,152,000,000
TK(1guru) 2 OB 1,000,000 2,000,000
SD(166guru) 332 OB 1,000,000 332,000,000
SMP(41guru) 82 OB 1,000,000 82,000,000
SMA(37guru) 74 OB 1,000,000 74,000,000
Sekolahsementara
TK 1 RBK 20,000,000 20,000,000
SD 18 RBK 20,000,000 360,000,000
SMA/SMK 6 RBK 20,000,000 120,000,000
Perlengkapansekolah 540 pkt 300,000 162,000,000
4 EKONOMIPRODUKTIP 2,552,200,000
A PERTANIAN 654,700,000
Pengembalianfungsilahanpertaniansawah 22 ha 4,000,000 88,000,000
Benih 550 kg/ha 20,000 11,000,000
Pupuk 7,700 kg/ha 10,000 77,000,000
Lahanpertanianladang 67 ha 2,000,000 134,000,000
Bibit 1,675 kg/ha 20,000 33,500,000
Pupuk 23,450 kg/ha 10,000 234,500,000
PeralatanPertanian 89 pkt 300,000 26,700,000
Sosialisasiusahatani 1 pkt 50,000,000 50,000,000
B KELAUTAN 707,500,000
PengadaanFeezer 1 unit 100,000,000 100,000,000
CoolBox 30 unit 1,000,000 30,000,000
TempatUsahasementara 1 unit 250,000,000 250,000,000
ModalUsaha 10 pkt 2,500,000 25,000,000
Peralatantangkap(jaring,pancing,dll) 5 pkt 50,000,000 250,000,000
peralatanpendukung 5 pkt 500,000 2,500,000
Sosialisasiusahaperikanan 1 unit 50,000,000 50,000,000
C PETERNAKAN 590,000,000
Pengadaanbibitternak 10 pkt 48,000,000 480,000,000
Pengadaanobathewan 1 pkt 15,000,000 15,000,000
Pengadaanperalatankesehatanhewan 1 pkt 20,000,000 20,000,000
Perbaikankandangternak 1 pkt 25,000,000 25,000,000
Sosialisasiusahapeternakan 1 pkt 50,000,000 50,000,000
D KOPERASIDANUKM 600,000,000
TempatUsahasementara 1 unit 250,000,000 250,000,000
ModalUsaha 10 pkt 25,000,000 250,000,000
SosialisasiusahaKoperasidanUKM 2 pkt 50,000,000 100,000,000
5 LINTASSEKTOR 200,000,000
PenyusunanDEDperkantoranSKPD 4 pkt 50,000,000 200,000,000
6 PENDAMPINGAN/KLINIKREHABILITASIDAN
REKONSTRUKSISELURUHSEKTOR 175,000,000
KegiatanPendampinganInstitusi 1 pkt 100,000,000 100,000,000
KegiatanPendampinganPemberdayaanMasyarakat 1 pkt 75,000,000 75,000,000
12,979,885,000
Sumber:PenilaianKebutuhanBNPB;2010
III21
BABIV PRINSIP,KEBIJAKANDAN
STRATEGIREHABILITASI
DANREKONSTRUKSI
BABIV
PRINSIP,KEBIJAKANDANSTRATEGI
REHABILITASIDANREKONSTRUKSI
IV.1 PrinsipDasardanKebijakanRehabilitasidanRekonstruksi
Sesuai arahan Wakil Presiden pada Rapat Terbatas Penanganan Papua, 12 Oktober
2010, penanganan pascabencana banjir bandang Wasior dilaksanakan melalui koordinasi
Kementerian Koordinasi Kesesjahteraan Rakyat, untuk ditindaklanjuti dengan penyusunan
RencanaAksiRehabilitasidanRekonstruksiolehBadanNasionalPenanggulanganBencanadan
Bappenas, berdasarkan penilaian kerusakan dan kerugian. Beberapa isu dan rekomendasi
langkah lanjut yang disampaikan oleh UNIT KERJA PRESIDEN Pengawasan dan Pengendalian
Pembangunan(UKP4)adalahsebagaiberikut:
TabelIV.1
RekomendasiUKP4tentangPenangananPascaBanjirBandangWasior
INSTANSI
ISU PERMASALAHAN LANGKAHLANJUT
TERKAIT
Deforestasi Penebanganhutanbaik ReviewseluruhHPHpada Kementerian
legalmaupunillegal kemiringanterjaldansanksi Kehutanan
hukumbagipelakuillegal
logging
Infrastrukturdan Pembangunan Reviewseluruhaktifitas Kementerian
Permukiman infrastrukturtidak pembangunaninfrastruktur PekerjaanUmum
terencanadenganbaik
Permukimanberadadi Reviewdaerahpermukiman Kementerian
daerahdengan danmenyusunperencanaan PekerjaanUmum
kemiringanekstremdan kota
rawanbencana
Terjadipenyempitan Mengendalikanaliransungaidi Kementerian
aliransungai daerahtangkapanair PekerjaanUmum
(bangunanairataupenguatan
dindingsungai
Sinkronisasi Terkaitdenganperanan AmandemenUUsektoralagar BNPB,
peraturan/perunda BNPBdananalisarisiko mensyaratkananalisarisiko Kementerian
ngan bencana bencana ESDM,TNI,
Sekretariat
Negara
Sumber:RapatterbataspenangananPapua,12Oktober2010.
1. Perubahan iklim menyebabkan bencana menjadi sering terjadi, oleh karena itu
persiapanmenghadapibencanasangatpenting;
2. Pembangunan kembali daerah yang terkena bencana perlu dilakukan melalui
kerjasamayangbaikantarapemerintahpusatdandaerah;
Selarasdenganprinsippenguranganrisikopadakontekspascabencanaalam,termasuk
didalamnyapembelajarandariperistiwabanjirbandang4Oktober2010diwilayahWasiordan
IV1
sekitarnya;sertaperubahanparadigmapenanggulanganbencanaberdasarkanUndangUndang
No. 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana; maka dengan pertimbangan bahwa
dampak kerusakan sangat dominan bagi kehidupan sosialekonomi masyarakat korban
bencana, maka kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi di Kabupaten Teluk Wondama
mengutamakan prinsip dasar yang ditetapkan dalam peraturan dan perundangundangan
sebagaiberikut:
IV.2 PertimbanganPerencanaanbagiPemulihanWilayahPasca
BencanadiWasior
Kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana alam pada prinsipnya adalah
upayamengembalikankondisidankehidupanmasyarakatdanlingkunganhidupyangterkena
bencanapadasituasiyanglebihbaikdarisebelumnya.DenganmemperhatikanUndangUndang
no. 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana pasal 32, Pemerintah dapat menetapkan
daerah rawanbencana menjadi daerah terlarang untuk permukiman dan/atau mencabut atau
mengurangi sebagian atau seluruh hak kepemilikan perorangan atas suatu benda sesuai
peraturan dan perundangundangan. Beberapa pedoman mitigasi bencana yang mendasari
rencanapemulihandaerahpascabencanadiWasiordiantaranyaadalah:
IV2
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 06/PRT/M/2007 tentang Pedoman
UmumRencanaTataBangunandanLingkungan
BeberapapertimbangandankajianKementerian/Lembagaterhadappenyebabkejadian
bencana sebagai dasar kebijakan pemulihan untuk menghindari berulangnya kejadian yang
samaadalah:
1. Meskipun DAS Sobei dalam kondisi baik atau bukan daerah kritis dan tidak
terpantau terjadinya perusakan hutan atau pengurangan tutupan lahan yang
signifikan, namun permukiman padat penduduk tidak dianjurkan pada jalur
tangkapanairmengingatanomalicurahhujandapatmenyebabkanjalurtangkapan
airmenjadidaerahkritisbagiperkembanganpermukiman;
2. Daerah pegunungan Wondiboy adalah zona kerentanan gerakan tanah menengah
sampai tinggi dan masih berpotensi terjadi banjir bandang di kemudian hari,
sehingga daerah bencana tidak layak untuk permukiman padat penduduk dan
bangunanvitalperkotaan.
3. Rekomendasi Pusat Lingkungan Geologi Badan Geologi Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral bahwa relokasi dari wilayah Distrik Wasior dilakukan
sebagiansajakarenasebagianlainnyamasihdapatdihunidandimanfaatkandengan
pendekatanmitigasidanpenguranganrisikobencana
4. SituasitopografiwilayahKabupatenTelukWondamaberadapadaketinggianantara
02000m dpl, dengan kelerengan bervariasi mayoritas >40 %, sedangkan daerah
datar terdapat di sekitar aliran sungai Wosimi (Distrik Wasior Barat dan Wasior
Selatan)dandipesisirpantai;
5. SituasigeologiwilayahpantaibaratPapuaberasaldarilempengtektonikAustralia.
Kepulauan Auri yang merupakan garis pertemuan antara lempeng Pasifik dan
lempeng Australia, letak sesar Ransiki memanjang di bawah laut Teluk
Cenderawasih mengikuti garis Kepulauan Auri dan ke arah sebelah Timur adalah
zona sesar Wandamen, dengan jenis batuan alluvial, complex podsolik, dan red
yellowpodsolik;
6. Daerah pesisir Kabupaten Teluk Wondama umumnya berada pada daerah
tangkapan air sedang sehingga diperlukan pertimbangan seksama untuk memilih
lokasiyangamanbagipermukimandanpusatpusatpertumbuhan;
7. Untuk mencegah terjadinya bencana serupa, relokasi sebagian permukiman perlu
dipertimbangkandilokasilaindenganlahanyangmencukupiuntukpengembangan
perkotaan jangka panjang yang aman dari potensi gempa bumi dan gerakan tanah
sertamemilikiakseskejalanTransPapua.
Berdasarkan penilaian kerusakan dan kerugian pada Bab III, diperoleh gambaran
dampakbanjirbandang4Oktober2010pada,sebagaiberikut:
TabelIV.2
IkhtisarKerusakandanKerugianperSektorAkibatBanjirBandang4Oktober2010
Jumlah
No Sektor Kerusakan Kerugian kerusakandan %tase
kerugian
1 Perumahan 100,616.77 6,818.10 107,434.87 38.29%
IV3
Jumlah
No Sektor Kerusakan Kerugian kerusakandan %tase
kerugian
5 Lintassektor 25,307.00 4,574.20 29,881.20 10.65%
Sumber:DataBNPB,25Oktober2010
TabelIV.3
IkhtisarKerusakanSektorPerumahanAkibatBanjirBandang4Oktober2010
Rusak Rusak Rusak
Kecamatan %tase %tase %tase
Berat Sedang Ringan
Wondiboy 57 5,83% 54 14,29% 26 9,32%
Rasiey 4 0,41% 6 1,59% 17 6,09%
Wasior 916 93,76% 318 84,13% 236 84,59%
Total 977 100% 378 100% 279 100%
Sumber:DataBNPB,25Oktober2010
TabelIV.4
StrategipemulihanpascabencanaWasiordenganpendekatanpermukiman
LOKASIPERMUKIMAN REHABILITASIdan RELOKASI
TERDAMPAK REKONSTRUKSIinsitu
DistrikWondiboy,dengan DesaWondiboy53unitrumah,
fungsikonservasi desaIsui59unitrumah,desa
Kabuow25unitrumah,jumlah
total137unitrumah.
DistrikRasiey,denganfungsi LokasididesaSenderawoi,
pemerintahan Tandia,Sasirai,Isei,Toreydan
Nggatusejumlah5unitrumah
IV4
LOKASIPERMUKIMAN REHABILITASIdan RELOKASI
TERDAMPAK REKONSTRUKSIinsitu
rusakberat,6unitrumahrusak
sedangdan17unitrumahrusak
ringan,jumlahtotal28unit
rumah
DistrikWasior,terletakpada DesaManiwek,permukiman
jalursungaiPurba,rawan pendudukaslisejumlah54unit
banjirdanlongsor, rusakberat,50unitrumahrusak
dikembangkanuntuk rusaksedangdan60unitrumah
permukimanterbatas rusakringan,jumlahtotal164
unitrumah
DesaWasior1sejumlah520unit
rumah,DesaWasior2sejumlah
287unitrumah,desaRado
sejumlah114unitrumah,desa
Iriatisejumlah29unitrumah,
desaMorusejumlah423unit
rumah,jumlahtotal1373unit
rumah*)
Rumaharsitekturkolonialdi
desaWasior1(Wasiorkotatua)
yangdiusulkanmenjadisitus
bersejarahsejumlah15unit
Keterangan: *) Di lokasi desa Wasior 1 sudah termasuk rumah dinas guru dan pemda sejumlah 57 unit
rumah dan di desa Wasior 2 termasuk rumah dinas guru dan pemda sejumlah 10 unit rumah, yang
diusulkanuntukdirelokasikeDistrikRasieyyangdikembangkansebagaifungsipemerintahan.
IV5
GambarIV.1
PetaDaerahTangkapanAirSungai
IV6
sebagai satuan permukiman terbatas. Gambaran jumlah penduduk daerah terdampak setelah
relokasiadalahsebagaiberikut:
TabelIV.5
Jumlahpendudukdaerahterdampaksetelahrelokasi
Jumlpddk Luas Relokasi RRinsitu
Distrikterdampak
2010 (km2) Jumlrmh Jumlpddk Jumlrmh Jumlpddk
Wondiboy 632 233.10 137 632
Rasiey 2604 1,041.00 27 135
Wasior 11546 1,158.20 1,306 6,530 164 820
DariWasiorkeRasiey* 67 335
Total 14,782 2,432 1,510 7,162 191 955
%tase 48.45% 6.46%
8,575 Jumlahpendudukdaerahterdampaksetelahrelokasi
Asumsi perkiraan jumlah penduduk adalah 1 (satu) rumah sama dengan 1 (satu) KK
terdiri dari 5 jiwa/KK. Dengan demikian, dalam strategi rehabilitasi dan rekonstruksi tetap
diperlukan prasarana perkotaan untuk pelayanan penduduk sejumlah 8,575 jiwa di daerah
terdampak bencana. Pemerintah Kabupaten Teluk Wondama perlu segera menyiapkan
perangkat pengendalian dan penegakan hukum pemanfaatan ruang bagi kawasan yang tidak
dibangun kembali untuk mencegah dan mengurangi risiko potensi bencana di kemudian hari,
termasuk pertumbuhan penduduk dan permukiman baru di kawasan rawan bencana yang
dipicuolehkebutuhanpendatangmelaluiberfungsinyapelabuhanlautdiWasior.
IV.3 RuangLingkupRehabilitasidanRekonstruksiWilayahPasca
BencanadiWasior
Berdasarkan pertimbangan perencanaan yang telah diuraikan sebelumnya, ruang
lingkup rencana aksi rehabilitasi dan rekonstruksi dalam kerangka pemulihan kehidupan
masyarakatyangterdampakbencanabanjirbandangdiWasioradalah:
IV7
3. Menggunakan pendekatan mitigasi bencana dalam penataan ruang, pemanfaatan
ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di Kabupaten Teluk Wondama bagi
pengembanganpermukimaninsitudanrelokasi.
4. Rehabilitasi dan rekonstruksi dilaksanakan dengan pendekatan transparansi,
dengan cara memberikan pedoman, bimbingan teknis dan informasi yang akurat
mengenai hak dan kewajiban masyarakat korban dalam proses rehabilitasi dan
rekonstruksiyangmengedepankanpenguranganrisikobencana;
IV.4 RehabilitasidanRekonstruksiinsitu
Ruang lingkup rehabilitasi dan rekonstruksi insitu dirumuskan berdasarkan data
kerusakanyangterdiridarikomponen:
1. Perumahan;
2. Prasarana publik yang terdiri dari subkomponen transportasi jalan raya,
transportasi laut, transportasi udara, energi, air dan sanitasi, infrastruktur sumber
dayaair;
3. Sosialyangterdiridarisubkomponenpendidikan,kesehatandanagama;
4. Ekonomi yang terdiri dari subkomponen pertanian, peternakan, perikanan,
perdagangan,pariwisatadanUsahaKecil/Menengah;
5. Lintas Sektor yang terdiri dasri subkomponen lingkungan hidup, pemerintahan,
ketertibandankeamanan,sertakeuangandanperbankan;
Strategi mitigasiterhadapsetiapkomponenkerusakan diuraikan padamatriksberikut
ini:
IV.4.1 Perumahan
No Komponen/Kerusakan Lokasi Strategimitigasi
1 Total 137 unit rumah, DistrikWondiboy Dikembalikanfungsinyasebagaikawasan
terdiridari57RB,54RS, konservasi,permukimandirelokasike
26RR DistrikNaikere
2 Total 67 unit rumah, DistrikWasior RelokasikeDistrikRasieysebagaifungsi
terdiri dari 62 RB dan 5 (Rumahdinasguru pemerintahan
RR danpemda) Mempertimbangkananalisisrisiko
3 Total 28 unit rumah, DistrikRasiey bencanadalampenyusunanzonasi
terdiri dari 5 RB, 6 RS rentanterhadapgerakantanah
dan17RRrusakberat Memperhatikanpedomangaris
4 Total164unitrumah, DistrikWasior sempadansungai,daerahmanfaat
terdiridari54RB,50RS Permukiman sungai,daerahpenguasaansungai,
dan60RR pendudukaslididesa daerahbekassungaidansempadan
Maniwek pantai
RekonstruksiberdasarkanRencanaDetil
KawasansebagaibagiandariRTRW
KabupatenTelukWondama
Memperkuatstruktur/konstruksi
bangunanrumah,memperhatikanKDB
danKLB
IV.4.2 PrasaranaPublik
No Komponen/Kerusakan Lokasi Strategimitigasi
1 Porosjalandan DistrikWondiboy Mengkajiresikopembangunanjalan
jembatankabupaten DistrikWasior perkotaandanpadaareapemukiman
sertajalanlingkungan yangsangatrentanbahayagerakan
permukiman tanah
Memperhatikanpedomangaris
IV8
No Komponen/Kerusakan Lokasi Strategimitigasi
sempadansungai,daerahmanfaat
sungai,daerahpenguasaansungai,
daerahbekassungaidansempadan
pantai
Menyediakanjalurevakuasi
2 Fasilitaspelabuhan DistrikWasior Memperhatikanpedomangaris
Wasior:ruangtunggu sempadansungai,daerahmanfaat
penumpang,kantor sungai,daerahpenguasaansungai,
ADPELdanPELNI, daerahbekassungaidansempadan
causewaydermagadan pantai
rumahdinas Penyusunanrencanatapakkawasan
untukmengurangirisikotsunami
Menyediakanjalurevakuasi
3 Fasilitaspelabuhan DistrikWasior Pengamananarealbandaradanpenguatan
udaraWasior konstruksilandasanterhadappotensi
gerakantanah
4 Energikelistrikan Distrikterdampak PLN:perbaikanSUTM,Gardu/Trafo,SUTR
MurnidanSUTRUB
PerbaikansaranaMikrohidro
5 AirdanSanitasi Distrikterdampak Penggantianinstalasipengolahair
6 InfrastrukturSDA DAS NormalisasisungaiRado,Manggurai,
Sanduay,danIsuidanrekonstruksitanggul
sungai
IV.4.3 Sosial
No Komponen/Kerusakan Lokasi Strategimitigasi
1 RumahSakit DistrikWasior Mempertimbangkananalisisrisiko
2 Puskesmas,Puskesmas DistrikWasior bencanadalampenyusunanzonasi
PembantudanPosyandu rentanterhadapgerakantanah
3 TK,SD,SMP,SMA DistrikWasior RekonstruksiberdasarkanRTBLsebagai
4 Fasilitasperibadatan DistrikWasior bagiandariRTRWKabupatenTeluk
Wondama
Memperhatikanpedomangaris
sempadansungai,daerahmanfaat
sungai,daerahpenguasaansungai,
daerahbekassungaidansempadan
pantai
Memperkuatstruktur/konstruksi
bangunanrumah,memperhatikanKDB
danKLB
IV.4.4 Ekonomi
No Komponen/Kerusakan Lokasi Strategimitigasi
1 Pertanian:lahansawah Daerahterdampak Revitalisasilahandenganmemperhatikan
22Hadantegalan78Ha fungsihutan
2 Peternakan:230ternak Daerahterdampak Memperkuatstruktur/konstruksibangunan
sapidan160ternakbabi rumah,memperhatikanKDBdanKLB.
hilang Stimulaneknomi:
Bagidebitur:menggunakanskim
perbankan
Baginondebiturmenggunakanskim
bantuansosial
3 Perdagangan:246unit DistrikWasior Memperkuatstruktur/konstruksibangunan
kiosdan35unitindustri rumah,memperhatikanKDBdanKLB.
kecilrusak Simulanekonomi:
Bagidebitur:menggunakanskim
IV9
No Komponen/Kerusakan Lokasi Strategimitigasi
perbankan
Baginondebiturmenggunakanskim
bantuansosialuntukmatapencaharian
baru
4 Perikanan:1pasarikan DistrikWasior Memperkuatstruktur/konstruksi
rusakberat,60coolbox bangunanrumah,memperhatikanKDB
hilang danKLB
Bantuansosialuntukpenggantiancool
box
5 Pariwisata:1bangunan DistrikWasior Memperkuatstruktur/konstruksibangunan
hotelrusakringan rumah,memperhatikanKDBdanKLB
6 UKM:600kendaraan Distrikterdampak Stimulanekonomi:
roda2untukojekhilang Bagidebitur:menggunakanskim
perbankan
Baginondebiturmenggunakanskim
bantuansosialuntukmatapencaharian
baru
IV.4.5 LintasSektor
No Komponen/Kerusakan Lokasi Strategimitigasi
1 Pemerintahan: DistrikWasior DirelokasikeDistrikRasiey
bangunankantorDinas
Pertanian,AulaDinas
Pertanian,KUKM,Dinas
Perhubungan,KPU,Balai
Desa,KantorDiknas
2 Rumaharsitektur DistrikWasior Rekonstruksisesuaidenganaslinya,dengan
kolonialpeninggalan denganmemperkuatstruktur/konstruksi
Belanda,15unitRB rumah
3 Keuangandan DistrikWasior Alternatif1:Rekonstruksiinsitu
Perbankan:Kantor berdasarkanRencanaDetilKawasan
CabangPembantuBank sebagaibagiandariRTRWKabupaten
PapuadanBRIrusak TelukWondama,sertamemperkuat
berat struktur/konstruksibangunanrumah,
memperhatikanKDBdanKLB
Alternatif2:direlokasikeDistrikRasiey
4 Ketertibandan DistrikRasiey Alternatif1:Memperkuat
Keamanan:KantorPolisi struktur/konstruksibangunanrumah,
SektorKotadanKantor memperhatikanKDBdanKLB
PolisiSATLANTASrusak Alternatif2:direlokasikeDistrikRasiey
berat,18unitrumah
dinasPolsekrusakberat
5 LingkunganHidup: Daerahterdampak PengendalianpemanfaatanruangDASSobei
kerusakanDASSobei denganmemperhatikanpedomangaris
546Hadandaerah sempadansungai,daerahmanfaatsungai,
manfaatsungai12Ha daerahpenguasaansungai,daerahbekas
sungaidansempadanpantai
IV.4.6 PendanaanRehabilitasidanRekonstruksiinsitu
Berdasarkanskenariodiatas,makapendanaandanrancanganpelaksanaanrehabilitasi
danrekonstruksiinsituadalah:
IV10
TabelIV.6
IndikasikebutuhanpendanaanRehabilitasidanRekonstruksiinsitu
Sumber Pendanaan
SEKTOR/ Nilai Kebutuhan
NO APBN APBD Prov APBD Kab/Kota Non Pemerintah
SUBSEKTOR
(Rp Juta)
1 PERUMAHAN 14,735.44 14,735.44 -
2 INFRASTRUKTUR 94,987.50 24,742.50 - 54,745.00 15,500.00
3 SOSIAL 8,910.44 8,190.44 - 720.00
4 EKONOMI 7,974.24 5,891.24 - 2,083.00
5 LINTAS SEKTOR 14,321.79 11,130.09 - 966.20 2,225.50
TOTAL 140,929.42 64,689.72 55,711.20 20,528.50
RincianperkiraankebutuhanpendanaandapatdilihatpadatabelLampiran5.
IV.5 RelokasiPermukiman
Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Papua Barat, Kabupaten Teluk
Wondama merupakan bagian dari Satuan Wilayah Pertumbuhan I: Kabupaten Manokwari,
KabupatenTelukWondamadenganfungsiadministrasi,industri,pertanian,perikanantangkap&
budidaya,&kehutanan,yangberpusatdiKabupatenManokwari.
StrukturtataruangeksistingdiProvinsiPapuaBaratmeliputi sistemperkotaandalam
lingkupprovinsidansistemjaringanprasaranayangdalamhaliniadalahjaringanjalan.Sebagai
sebuah provinsi yang baru terbentuk, fungsi wilayah eksisting masih berkaitan dengan fungsi
wilayahsebelumProvinsiPapuaBaratterbentuk.Dalamhalini,KotaSorongmerupakansimpul
kegiatan yang memiliki simpul transportasi yang sangat strategis. Selain sebagai gerbang
tranportasi Papua Barat, Kota Sorong juga merupakan pusat kegiatan jasa dan perdagangan,
yang telah tumbuh sejak jaman pendudukan Belanda. Wilayah yang juga tergolong wilayah
dengan tingkat layanan tinggi di Papua Barat adalah Manokwari, sebagai ibukota Provinsi
PapuaBarat.
DalamRencanaTataRuangWilayahProvinsiPapuaBarat,kawasankawasanKabupaten
Manokwari (Pegunungan Tamrau & Arfak), Teluk Wondama (Taman Nasional Laut Teluk
Cendrawasih), Kabupaten Bintuni (Mangrove) merupakan kawasan strategis provinsi dari
sudutpandangkepentinganfungsilingkunganhidup,yangmemenuhikriteriasebagaiberikut:
1. Merupakantempatperlindungankeanekaragamanhayati
2. Merupakan aset berupa kawasan lindung yang ditetapkan bagi perlindungan
ekosistem,florayanghampirpunahharusdilindungidan/ataudilestarikan
3. Memberikanperindunganterhadapkeseimbanganiklimmakrowilayah
4. Rawanbencanaalam
5. Sangatmenentukandalamperubahanronaalam(rentan)danmempunyaidampak
luasterhadapkelangsungankehidupan.
Kawasanrawanbencanaalamyangpotensialmengancamsejumlahkawasandiwilayah
Provinsi Papua Barat adalah bencana gempa bumi dan tsunami di Kabupaten Manokwari dan
Teluk Wondama, yang dapat menimbulkan kerusakan lingkungan. Berdasarkan data
Bakosurtanal mengenai potensi tsunami di Indonesia, wilayah Kabupaten Sorong, Kabupaten
Manokwari (Ransiki dan Oransbari) dan Teluk Wondama memiliki potensi tsunami yang
tinggi, sedangkan di Kabupaten Raja Ampat dan Kota Sorong berada pada tingkat sedang,
sedangkankabupatenlainmasukpadakategoritingkatkerawananrendah.
IV11
Dalammenetapkanlokasipermukimanbaru,kebijakanperencanaanyangdiperhatikan
adalah:
1. Arahan peraturan zonasi untuk struktur ruang Provinsi Papua Barat yang
ditetapkandengantujuan:a)menjaminberfungsinyasistemperkotaandanjaringan
prasarana wilayah; b) terselenggaranya pemanfaatan ruang yang mendukung
berfungsinya sistem perkotaan provinsi dan jaringan prasarana provinsi; dan c)
membatasi intensitas pemanfaatan ruang agar tidak mengganggu fungsi sistem
perkotaanprovinsidanjaringanprasaranaprovinsi;
2. ArahanperaturanzonasiuntukpolaruangProvinsiPapuaBaratyangterdiridari
peraturan zonasi untuk kawasan lindung dan arahan peraturan zonasi untuk
kawasan budidaya, yang disusun dengan tujuan: a) menjamin terciptanya
keselamatanumumdenganmelakukanpembatasanterhadappemanfaatanruangdi
kawasan rawan bencana alam dan pemanfaatan ruang lain yang memiliki potensi
bahayabagimasyarakatsekitarnya,b)menjaminkelestarianlingkunganalamdan
keanekaragaman hayati dengan melakukan pembatasan terhadap kegiatan yang
mengubahbentangalamdanc)menjaminterciptanyakeberlanjutanpembangunan
dan perbaikan kualitas lingkungan dengan menciptakan keserasian dan
keterpaduanantarpemanfaatanruangyangberbeda;
3. Arahan peraturan zonasi sistem perkotaan di diantaranya untuk Pusat Kegiatan
Nasional (PKN), Pusat Kegiatan Wilayah (PKW), Pusat Kegiatan Lokal (PKL) dan
PusatKawasanStrategisNasional(PKSN);
4. RencanaindukdanRencanaAksiPercepatanPembangunanPapuadanPapuaBarat
perlu didasarkan pada pendekatan cluster atau keterhubungan antar fungsi
aktivitas, dengan mengacu pada Rencana Tata Ruang Pulau Papua dan RTRW
Provinsi/Kabupaten/KotadiPapua danPapuaBarat,sebagaimanatercantumpada
gambar IV.3. Pengembangan Pusat Pertumbuhan Wilayah/Pusat Kegiatan Wilayah
(PKW)antarKabupaten/Kota.
GambarIV.2
PengembanganPusatPertumbuhanWilayah/
PusatKegiatanWilayah(PKW)antarKabupaten/Kota
IV12
Berdasarkan Surat Keputusan Bupati Teluk Wondama nomor 55 tahun 2010 tentang
PenetapanLokasiPermukimanBaruKabupatenTelukWondama,makalokasiyangtelahdipilih
adalahsebagaiberikut:
GambarIV.3
UsulanRelokasiBarukeDataranInyoreNaikere
IV13
Konsep yang dikedepankan adalah membangun kota mandiri dengan konsep
agropolitan, sebagaimana tercantum pada gambar IV.4. Usulan Rencana Struktur Ruang dan
gambarIV.5.RancanganRencanaIndukWondamaAgropolitan.
GambarIV.4
UsulanRencanaStrukturRuang
GambarIV.5
RancanganRencanaIndukWondamaAgropolitan
IV14
Berdasarkan strategi pemulihan pasca bencana Wasior dengan pendekatan
permukiman,makaperkiraankebutuhanbiayarelokasiadalah:
TabelIV.7
IndikasikebutuhanbiayarelokasipermukimankeDistrikRasisieydanNaikere
Jumlpddk Luas Relokasi RRinsitu
Distrikterdampak
2010 (km2) Jumlrmh Jumlpddk Jumlrmh Jumlpddk
Wondiboy 632 233.10 137 632
Rasiey 2604 1,041.00 27 135
Wasior 11546 1,158.20 1,306 6,530 164 820
DariWasiorkeRasiey* 67 335
Total 14,782 2,432 1,510 7,162 191 955
%tase 48.45% 6.46%
8,575 Jumlahpendudukdaerahterdampaksetelahrelokasi
Sebagai sebuah pusat permukiman baru, diperlukan fasilitas perkotaan lainnya untuk
memberikan pelayanan kepada penduduk, berdasarkan Keputusan Menteri Permukiman dan
Prasarana Wilayah Nomor 534/KPTS/M/2001 tentang Pedoman Standar Pelayanan Minimal
bidangPenataanRuang,PerumahandanPermukimandanPekerjaanUmumsebagaiberikut:
1. Akses jalan raya dari/ke Wasior dan ke pusat pertumbuhan lainnya dan jalan
lingkungankebagiankotalainnya
2. Jaringanairlimbah,drainasedanpengendalianbanjir,sistempersampahan
3. Sarananiaga(pasar)minimaluntuk30,000penduduk
4. SaranapelayananpendidikanTKdanSD
5. SaranapelayanankesehatanBalaiPengobatandanBKIA/RumahBersalin
6. SaranapelayananumumKantorPolisi
7. Saranaruangterbukahijauberupatamanlingkunganper250jiwa
8. Saranasosialbudayaberupatempatibadah
Berdasarkan kebutuhan tersebut, maka indikasi kebutuhan pendanaan bagi relokasi
permukimandansaranapelayananperkotaanadalahsebagaiberikut:
TabelIV.8
Indikasikebutuhanbiayarelokasipermukimandanpenyediaansaranapelayanan
perkotaandiDistrikRasisieydanNaikere
Sumber Pendanaan
SEKTOR/ Nilai Kebutuhan
NO APBN APBD Prov APBD Kab/Kota Non Pemerintah
SUBSEKTOR
(Rp Juta)
1 PERUMAHAN 163,264.10 163,264.10 - -
2 INFRASTRUKTUR 56,000.00 56,000.00 -
3 SOSIAL 4,722.82 4,722.82 -
4 EKONOMI 540.00 540.00 -
5 LINTAS SEKTOR 4,897.20 3,931.00 - 966.20
TOTAL 229,424.12 228,457.92 966.20 -
Asumsiyangdigunakanuntukrelokasipermukimanadalah:
IV15
2. StimulanpembangunanrumahdariPemerintahadalahuntukrumahsemipermanen
36m2denganhargasatuansebesarRp2,5juta/m2;
3. Lahan yang dibutuhkan untuk lokasi permukiman disediakan oleh pemerintah
daerah;
4. Tidak memperhitungkan ganti rugi pemilik tanah di lokasi semula, pematangan
lahan termasuk cut and fill, penyiapan kawasan dan lingkungan siap bangun, dan
biayapemindahanpengungsikelokasibaru;
Untuk perencanaan mitigasi bencana pada lokasi permukiman baru, maka perlu
diperhatikan:
IV.6 Jadwalpelaksanaanpemulihanpascabencanabanjirbandang
Wasior
Berdasarkan strategi pemulihan yang telah diuraikan sebelum ini, maka rancangan
jadwalpelaksanaanpemulihanadalahsebagaiberikut:
IV16
TabelIV.9
JadwalpelaksanaanRehabilitasidanRekonstruksiinsitudanRelokasi
IV17
BABV PENYELENGGARAAN
BABIV PRINSIP,KEBIJAKANDAN
BABI
BABII
BABIII PENDAHULUAN
REHABILITASIDAN
KONDISIUMUMWILAYAH
PENANGANANPASCA
STRATEGIREHABILITASI
REKONSTRUKSIBERBASIS
BENCANA
BENCANA
DANREKONSTRUKSI
PENGURANGANRISIKOBENCANA
BABV
PENYELENGGARAANREHABILITASI
DANREKONSTRUKSIBERBASIS
PENGURANGANRISIKOBENCANA
V.1 PendanaanPelaksanaanRehabilitasidanRekonstruksiInSitu
PendanaanpenanggulanganbencanasudahdiaturdalamPeraturanPemerintahnomor
22 Tahun 2008 tentang Pendanaan dan Pengelolaan Bantuan Bencana. Dana penanggulangan
bencana adalah dana yang digunakan bagi penanggulangan bencana pada tahap prabencana,
saattanggapdaruratdan/ataupascabencana.Danapenanggulanganbencanamenjaditanggung
jawab bersama antara Pemerintah dan Pemerintah Daerah. Dana penanggulangan bencana
berasal dari:a) APBN, b)APBD; dan/atau c) Masyarakat. Danapenanggulanganbencanayang
bersumber dari APBN menyediakan juga dana kontijensi bencana, dana siap pakai dan dana
bantuan sosial berpola hibah, dilaksanakan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, BNPB,
dan/atau BPBD sesuai tugas pokok dan fungsinya. Sehubungan dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 22 Tahun 2008, maka untuk pendanaan penanggulangan bencana dari sumber APBD
(Provinsi/Kabupaten/Kota), baik sistem perencanaan dan penganggarannya maupun
pelaksanaan, penata usahaan keuangan dan pertanggungjawabanya perlu disesuaikan dengan
pengaturanmengenaipengelolaankeuangandaerah(APBD),yaitu:
1. Peraturan Pemerintah nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah;
2. PeraturanMenteriDalamNegerinomor13Tahun2006juntonomor59Tahun2007
tentangPedomanPengelolaanKeuanganDaerah;
3. Peraturan Menteri Dalam Negeri tentang Pedoman Penyusunan APBD (diterbitkan
tiaptahunanggaran;
4. Peraturan lainnya yang terkait dengan sistem dan prosedur pengelolaan keuangan
daerah.
V1
1. Indikasi kebutuhan pendanaan rehabilitasi rekonstruksi insitu sebagaimana pada
Tabel IV.5 mencapai Rp. 140,92 miliar yang akan dianggarkan dari sumber APBN
sebesar Rp. 64,68 miliar, APBD Kabupaten Rp. 55,71 miliar dan nonpemerintah,
termasukdariBUMNdanatauBUMDsebesarRp.20.52miliar
2. BNPBtelahmengalokasikandanamelaluiAPBNtahunanggaran2010yaitusebesar
Rp. 12.979.885.000, sebagaimana yang dicantumkan dalam Bab III di muka, untuk
membiayai rehabilitasi dan rekonstruksi pemulihan bagi ke lima sektor dan biaya
pendampingan.Sektorperumahanmerupakanprioritasyangsegeradilakukanpada
tahun 2010 dengan alokasi sebesar Rp. 4,48 milyar yaitu untuk pembangunan
rumah insitu beserta prasarana permukiman, selanjutnya diikuti dengan sector
infrastruktur (Rp 3,50 milyar), sector social (Rp. 2,07 milyar) dan sector ekonomi
produktif(Rp.2,55milyar).
TabelV.1
SkimPendanaanRehabilitasidanRekonstruksiInSitu
Pemerintah Pemerintah Pemerintah Swastadan
Pusat Provinsi Kabupaten Masyarakat
Korban 9 Jaminanhidup 9 Pelayanan 9 Pelayanan 9 Pelayanan
padamasa dasarbagi dasarbagi dasarbagi
tanggapdarurat kelompok kelompok kelompok
rentan, rentan, rentan,
termasuk termasuk termasuk
traumatic traumatic traumatic
healing healing healing
Persiapan 9 Penyediaan 9 Pelayanan
danmasa hunian dasarbagi
transisi sementara kelompok
9 Cashforwork rentan,
termasuk
traumatic
healing.
Perumahan 9 Huntara 9 Stimulan 9 Stimulan 9 Sosialisasi
dan 9 Stimulan pembangunan pembangunan pedoman,
Prasarana pembangunan rumahRS rumahRR pendampingan,
Permukiman rumahRB,RS, edukasiPRB
RR
9 Bantuanteknis
Infrastruktur 9 Transportasi 9 Prasaranaair 9 Transportasi 9 Pertanian,
laut bersih, darat, perkebunan
9 Transportasi 9 Prasarana 9 Prasaranaair danpeternakan
udara perikanan bersih
9 Infrastruktur
SDA
Sosial 9 Sarana 9 Prasarana 9 Prasarana 9 Prasarana
pendidikan, pendidikan, pendidikan, peribadatan,
9 Sarana 9 Prasarana 9 Prasarana 9 Prasarana
kesehatan, kesehatan kesehatan pendidikan,
9 Lembagasosial 9 Prasarana
kesehatan
V2
Pemerintah Pemerintah Pemerintah Swastadan
Pusat Provinsi Kabupaten Masyarakat
Ekonomi Stimulanekonomi 9 Prasarana 9 Prasarana 9 Bantuanbagi
pertanian, perdagangan, perdagangan, industrikecil
peternakan, 9 Pariwisata 9 Pariwisata
perikanan,
industrykecildan
UKM
LintasSektor 9 Prasarana 9 Prasarana 9 Prasarana 9 Lingkungan
pemerintahan, pemerintahan pemerintahan hidup
Lingkungan
hidup
GambarV.1
KerangkaUmumMekanismePenyelenggaraan
RehabilitasidanRekonstruksiInsitu
V3
Berdasarkan jenis kegiatannya, maka secara garis besar penyelenggaraan rehabilitasi
danrekonstruksidibedakanmenjadi:
1. Rehabilitasi Rekonstruksi nonbantuan langsung masyarakat, baik untuk kegiatan
konstruksi maupun non konstruksi. Kegiatan konstruksi ini di utamakan untuk
pembangunan perumahan dan prasarana permukiman penduduk, sedangkan non
konstruksi lebih diutamakan untuk tujuan pemulihan ekonomi masyarakat.
KegiataninidilaksanakandengankontraktualswakelolaolehSKPDterkait.Sumber
pendanaan berasal dari APBN BNPB yang di berikan kepada Pemerintah Provinsi
Papua Barat dan Pemerintah Kabupaten Teluk Wondana melalui mekanisme yang
akanditetapkankemudianolehKepalaBNPB.
GambarV.2
MekanismeRehabilitasidanRekonstruksi
NonbantuanLangsungMasyarakat.
V4
GambarV.3
MekanismePelaksanaanRehabilitasidanRekonstruksiInSitu
untukPembangunanGedungMilikPemerintah,PrasarandanInfrastruktur(Kontraktual)
3. Pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi pembangunan, termasuk pembangunan
di areal relokasi, yang bersumber dari kementerian / lembaga dilakukan dengan
mekanisme yang ditetapkan oleh kementerian / lembaga terkait sesuai dengan
peraturandanketentuanyangberlaku.
V.3 PemulihanEkonomiMasyarakatKorbanBencana
Sebagaimana perhitunganpenilaian kerusakan dan kerugianyang dijelaskanpada Bab
III,makasektoryangterdampaklangsungyaitu:(a)peternakan(ternaksapidanbabi)dengan
perkiraannilaikerugiansebesarRp2M;(b)perdagangan(kios,industrikecil)sebesarRp6,67
M; (c) perikanan (pasar higienis dan peralatan) sebesar Rp 225 juta; dan (d) pariwisata
(bangunanhotel)sebesarRp920juta;dan(e)sektorUKMangkutanrodaduasebesarRp6,2M.
V5
Untuk melaksanakan skim perbankan ini, Bank Indonesia perlu melakukan pendataan
debiturdiWasior,yangsaatinidiWasiorhanyaberoperasiBankPembangunanPapuaCabang
PembantudanBRICabangPembantu,yangkantornyamengalamikerusakanberat.
ProgramJaringPengamanEkonomiJangkaPendekmelaluiSkimCashforWork.
Upayabantuanpemulihanekonomimasyarakatsecaracepatataujangkapendek,maka
akan dilakukan melalui skim Cash for Work (CfW) yaitu menyediakan lapangan kerja bagi
masyarakat secara cepat guna memberi stimulus bagi perekonomian lokal dan menyediakan
peluangpeluang ekonomi produktif dengan mempromosikan pengambilan keputusan di
tingkat komunitas dan individu. Agar tepat sasaran, maka pelaksanaan CfW perlu dilengkapi
dengan:
1. Mekanisme monitoring untuk menjaga produktivitas kerja dan target kerja yang
jelas;
2. Penentuan tingkat upah program yang tepat supaya tidak menjadi disinsentif bagi
masyarakatyangsudahbekerjaataumasuknyapekerjadaridaerahnonbencanake
dalamprogramCfW.DalamhalinimakaupahCfWsebaiknyaditetapkandibawah
upahtingkatlokalyangada;dan
3. Kriteria kegiatan yang ditujukan untuk membangun infrastruktur sosial atau
membangun keahlian (skill) komunitas dalam jangka panjang yang dapat
meningkatkan pendapatan dan memperbaiki distribusi pendapatan, serta
meningkatkanfleksibilitaspasartenagakerja.Misalnyapembangunaninfrastruktur
publik, seperti rumah sakit, jembatan, sekolah, atau pasar, yang akan bermanfaat
dalamjangkapanjang
Sebagai tindak lanjut untuk pelaksanaan ini, maka perlu dilakukan pendataan mata
pencaharian dan pendapatan calon penerima CfW, setelah semua pengungsi tertampung di
huntara.
Untuk pembiayaan yang bersumber dari APBN, Peraturan Pemerintah no. 39 tahun
2006 telah mengatur tentang tata cara pengendalian dan evaluasi pelaksanaan rencana
pembangunan. Pelaporan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari mekanisme
pemantauandanevaluasipelaksanaanrencanapembangunan,sepertidisampaikanpadatabel
berikutini:
V6
TabelV.2
MekanismePelaporanPemantauandanEvaluasiSumberDanaAPBN
Jenis Periode
Pelapor PenerimaLaporan Tembusan
Laporan Pelaporan
Laporan Triwulan a. Penganggungjawab a. Penanggungjawab Kepala
dalamrangka Kegiatan(KepalaUnit Program(Kepala Bappeda
pelaksanaan Kerja) UnitOrganisasi) dimana
rencana b. Penanggungjawab b. Menteri/Pimpinan kegiatan
pembangunan Program(KepalaUnit LPND berlokasi
K/L Organisasi) c. Menteri
c. ParaMenteri/Pimpinan Perencanaan,
Lembaga MenteriKeuangan,
dan
MenteriPAN
laporandalam Triwulan a. Penganggungjawab a. Penanggungjawab
rangka Kegiatan Program
pelaksanaan b. Penanggungjawab b. KepalaSKPD
Dana Program c. Menteri/Pimpinan
Dekonsentrasi
c. KepalaSKPD LPNDdanKepala
diSKPD
d. KepalaBappedaProvinsi BappedaProvinsi
Provinsi
d. Menteri
Perencanaan,
MenteriKeuangan,
dan
MenteriDalam
Negeri
laporandalam Triwulan a. Penganggungjawab a. Penanggungjawab KepalaSKPD
rangka Kegiatan Program Provinsi
pelaksanaan b. Penanggungjawab b. KepalaSKPD dengan
Dana Program tugasdan
c. Menteri/Kepala
Pembantuan kewenangan
c. KepalaSKPD lembagaterkait
diSKPD yangsama
d. KepalaBappeda danKepala
Kabupaten/
Kabupaten/Kota BappedaKab/Kota
Kota
d. KepalaBappeda
Provinsi
Sumber:PeraturanPemerintahno.8tahun2006
Untuk pembiayaan dengan sumber APBD, perlu dicermati Peraturan Menteri Dalam
Negeri nomor 13 tahun 2006 tentang Keuangan Daerah dan Permendagri nomor 55 Tahun
2008 tentang Tata Cara Penatausahaan dan Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban
Bendahara serta Penyampaiannya, yang berpedoman pada Peraturan Pemerintah nomor 8
tahun2006tentangPelaporanKeuangandanKinerjaInstansiPemerintahPasal31Ayat4yang
berbunyi Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penatausahaan dan penyusunan laporan
pertanggungjawaban bendahara serta penyampaiannya untuk tingkat pusat diatur dalam
Peraturan Menteri Keuangan dan untuk tingkat Pemda diatur dengan Peraturan
Gubernur/Bupati/WalikotadenganmengacupadapedomanyangditetapkanolehMenteriDalam
Negeri.
V7
Pusat dan Pemerintah Daerah Daerah. Laporan Keuangan adalah bentuk pertanggungjawaban
pengelolaan keuangan negara/daerah dalam satu periode, sedangkan Laporan Kinerja adalah
ikhtisar yang menjelaskan secara ringkas dan lengkap tentang capaian kinerja berdasarkan
rencana kerja yang ditetapkan dalam pelaksanaan APBN/APBD. Pada prinsipnya, Laporan
Keuangan dan Laporan Kinerja harus menunjukkan konsistensi antara input (pengerahan
sumberdayamanusia,peralatan,dana)dengankeluaran/ output(dalambentukbarang/jasa)
dengan indikator kinerja yang terukur. Mekanisme Laporan Keuangan dan Laporan Kinerja
Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota telah diatur dengan
rinci dalam Peraturan Pemerintah nomor 8 tahun 2006 untuk dilaksanakan. Dalam peraturan
ini terkandung upaya pengawasan dan pengendalian yang berpedoman pada peraturan dan
perundangundanganyangberlaku.
Untukmengevaluasipelaksanaanrehabilitasidanrekonstruksi,akandigunakan5(lima)
indikatoryaitu:
1. Konsistensipelaksanaankebijakandanstrategipemulihan,kegiatanprioritas,dan
pendanaandenganRencanaAksiRehabilitasidanRekonstruksi;
2. Koordinasi antara Pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat, yang
menghasilkansinkronisasiperencanaandanpenganggaran;
3. Partisipasi melalui mekanisme konsultasi yang menjaring aspirasi masyarakat
penerimamanfaat;
4. Kapasitaslembagapelaksanarehabilitasidanrekonstruksidalamperencanaandan
pelaksanaan rehabilitasi melalui laporan keuangan dan laporan kinerja; serta
kapasitas pemerintah dan masyarakat dalam penyelenggaraan penanggulangan
bencana;
5. Potensi keberlanjutan dalam kerangka pembangunan jangka menengah dan
panjang.
V.5 PenyelenggaraanRencanaRelokasiPermukiman
Kebijakan umum rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana banjir bandang Wasior
juga mengatur permukiman kembali di lokasi Wasior (insitu) dan relokasi ke dataran Inyora
Naikere sesuai Surat Keputusan Bupati Teluk Wondama nomor 55 Tahun 2010. Sebagaimana
kebijakan yang di atur pada Bab IV di muka, maka lokasi relokasi ini akan ditujukan untuk
menampung sekitar 1,510 kepala keluarga dengan total areal yang di cadangkan yaitu seluas
1.500Ha,termasukperuntukanpusatpengembanganperekonomianjangkapanjang.Kawasan
relokasiinitermasukdalamrencanaKotaTerpaduMandiriWondamaAgropolitan,dimanasaat
ini telah disusun rancangan rencana induk yang dikoordinasikan oleh Pemerintah Provinsi
PapuaBaratdanPemerintahKabupatenWondama.
V8
TabelV.3
PenyelenggaraanRencanaPelaksanaanRelokasiPermukiman
No Aspek Kegiatan Penanggung 2011 2012
jawab T1 T2 T3 T4 T1 T2 T3 T4
1 Perencanaan Analisisrisikokawasan BPBD&
BappedaKab
RencanaRinciKawasan BappedaKab
PenetapanKLBdan BappedaKab
KDB
2 Pengadaan dan Statustanah& KantorBPN
pendataan Keadaantopografis
tanah JumlahKKdanluas DinasPUKab
yangakanditata
Sosialisasi pengadaan KantorBPN
tanah danDinasPU
Kab
Mekanisme Dinas PU dan
penyelenggaraan SKPDterkait
pembangunan
3 Pembangunan Pematangantanah DinasPUKab
perumahan Pengukurandan DinasPUKab
danlingkungan pematokan
permukiman Pembangunanrumah, DinasPUKab
sertafasos&fasum(*)
Prosespenyerahan DinasPUKab
tanahdanrumah
4 Pembangunan Pembangunanjalan DinasPU
Prasarana aksesutamadan Provinsi
Perkotaan(*) drainase
Pembangunanjaringan PLN
listrik
Pembangunanjaringan Telkom
telepon
Pembangunan jaringan PDAM
airminumdanlimbah SKPDterkait
Catatan:
(*)BerdasarkanPedomanStandarPelayananMinimalBidangPenataanRuang,PerumahandanPermukimandan
PekerjaanUmum,KeputusanMenteriPermukimandanPrasaranaWilayahNo.534/KPTS/M/2001
V9
2. Pengurangan faktorfaktor penyebab risiko bencana, melalui pengendalian dan
pelaksanaan penataan ruang melalui review tata ruang berbasis mitigasi bencana,
pengarusutamaanpenguranganrisikobencanadalamRPJMD,RKPD,RKASKPDdan
RTRW;
3. Penelitian, Pendidikan dan Pelatihan Penanggulangan Bencana dan Kesiapsiagaan
melalui penyelenggaraan pendidikan pengurangan risiko bencana ke dalam sistem
pendidikan formal dan informal dan penyelenggaraan penyuluhan dan pelatihan
kepadamasyarakatdidaerahrawanbencana;
4. Membentuk Badan Penanggulangan Bencana Daerah di tingkat Provinsi dan
Kabupaten/Kota yang rawan bencana, sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri
nomor 46 tahun 2008 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Badan
Penanggulangan Bencana Daerah, dan Peraturan Kepala Badan Nasional
Penanggulangan Bencana nomor 3 tahun 2008 tentang Pedoman Pembentukan
BadanPenanggulanganBenacanaDaerah.
5. Mengalokasikan anggaran penanggulangan bencana dari sumber APBD secara
memadai.
6. Berdasarkan potensi bencana, pencegahan dan pengurangan risko bencana,
mengendalikan pemanfaatan ruang wilayah melalui mekanisme perijinan dan
persyaratanteknispembangunansesuaikewenanganlembagayangterkait.
Sehubungan dengan amanat tersebut di atas, maka jembatan yang akan memastikan
adanya kesinambungan dari tahap rehabilitasi dan rekonstruksi menuju pembangunan yang
lebihbaikberkelanjutan(BuildBackBetter)yaitumelaluiupayaPenguranganRisikoBencana.
Beberapa aspek yang perlu disiapkan untuk menuju upaya Build Back Better adalah
sebagaimanahalhalyangdisarankanberikut.
1. Aspek Peraturan dan Kelembagaan terkait Penanggulangan Bencana dan
PenguranganRisikoBencana.
Beberapa hal yang perlu disiapkan oleh Pemerintah Provinsi Papua Barat dan
Pemerintah Kabupaten Teluk Wondama terkait aspek peraturan dan kebijakan sebagai dasar
pelaksanaan Undangundang nomor 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana dan
peraturanpemerintahyangterkaitlainnyayaitusebagaiberikut:
a. ProvinsiPapuaBaratpadasaatinitelahmemilikiBPBDProvinsiPapuaBaratyang
dibentuk berdasarkan Peraturan Gubernur Nomor 33 Tahun 2009 tanggal 23
Februari 2009. Selanjutnya BPBD Provinsi Papua Barat perlu segera menyusun
Peraturan Daerah tentang Penanggulangan Bencana guna dapat menjalankan
mandatnyadalampenanggulanganbencana.
b. PemerintahKabupatenWondamaperlusegeramenyusunPeraturanDaerahtentang
Penanggulanan Bencana dan Peraturan Daerah tentang Pembentukan BPBD. Guna
dapat melakukan percepatan pembentukan BPBD, maka Pemerintah Kabupaten
Teluk Wondama dapat menerbitkan Peraturan Bupati terkait Pembentukan BPBD
denganmelakukanasistensikeBNPBdanDirektoratJenderalPemerintahanUmum
KementerianDalamNegeri.
c. PembentukanForumPRBmultipemangkukepentinganbaikditingkatprovinsidan
kabupatenyangakanmempunyaiperanutamadalammembantupemerintahuntuk
advokasiupayaupayapenguranganrisikobencana.
2. AspekPerencanaandanMitigasiBencana
Salahsatuhalyangpentinguntukkepastianimplementasipenguranganrisikobencana
(PRB) adalah pengarusutamaan PRB ke dalam sistem perencanaan pembangunan daerah.
Beberapa hal yang harus dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Teluk Wondama melalui
V10
dukunganarahandanpedomandariBNBPdankementerian/lembagaterkaitditingkatpusat,
yaitu:
a. Penyusunan analisisi risiko bencana dan peta risiko bencana tingkat provinsi
(provincialriskmap)dantingkatkabupatensesuaiancamanbencanayangada.
b. Pengembangandatadaninformasibencanayangdiintegrasikandengansistemdata
daninformasibencana(DIBI)BNPB.
c. Melengkapi RTRW Provinsi Papua Barat 2008 2028 yang baru mengakomodasi
kawasanrawanbencanatsunami,untukituperludilengkapidenganpetaancaman
bencanatsunamidenganancamanbencanalainberdasarkananalisisdanpetarisiko
bencana.
d. Penyusunan RTRW Kabupaten Teluk Wondama yang berbasis mitigasi bencana,
yang disusun dengan mempertimbangkan analisis risiko dan peta risiko bencana,
termasukmempertimbangkanalursungaipurba.
e. Penyusunan Rencana Penanggulangan Bencana (RPB) tingkat provinsi dan
kabupaten. RPB disusun dengan dasar analisis risiko bencana guna dapat
mengembangkan strategi, kebijakan dan pilihan tindakan pada tahap prabencana,
saatterjadibencanadantahappascabencana.SebagaimanaUndangundangnomor
24 tahun 2007, RPB memiliki perioda waktu 5 (lima) tahun, dan ini harus sejalan
denganRPJMD.
f. PenyusunanRencanaAksiDaerahPenguranganRisikoBencana(RAD PRB)tingkat
provinsi dan tingkat kabupaten. Peraturan Pemerintah nomor 21 tahun 2008
tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana mengatur bahwa RAD PRB di
susun juga berdasarkan pengkajian risiko bencana untuk periode waktu 3 (tiga)
tahun.
g. Penyusunan rencana mitigasi di kawasan pesisir Teluk Wondana yang terpadu
denganRTRWdanRencanaPenanggulanganBencana,sesuaiPeraturanPemerintah
nomor64tahun2010tentangMitigasiBencanadiwilayahpesisirdanpulaupulau
kecil
h. Penyusunan studi kelayakan pembangunan Pelabuhan Wasior di lokasi baru
berdasarkan review RTRW berbasis mitigasi bencana dan kajian analisis risiko
bencanauntukpembangunanpelabuhan
3. PengarusutamaanPBdanPRBkeDalamSistemPerencanaanPembangananDaerah
V11
GambarV.4
KerangkaKoordinasiPerencanaanPenanggulanganBencana
denganSistemPerencanaanPembangunanDaerah
KerangkaKoordinasiPerencanaan
PenanggulanganBencana
R E NC ANAJ ANG K A R E NC ANAJ ANG K A R E NC ANA R E NC ANA
P ANJ ANG ME NE NG AH S T R AT E G IS R E NC ANAAK S IP R B
T AHUNAN
(R P J P R T R W) (R P J M R P B ) S E K T O R AL
RPJP
RPJP RPJM
RPJM RKP
RKPNASIONAL
NASIONAL
NASIONAL
NASIONAL NASIONAL
NASIONAL
PUSAT
RENSTRA K/L
RTRW
RTRW RENCANA RENJA
RENCANA RAN PRB RENJAK/L
K/L
NASIONAL
NASIONAL PB
PBNASIONAL
NASIONAL
RPJP
RPJP RPJM
RPJM RKPD PROV
PROVINSI RKPD PROV
PROVINSI
PROVINSI PROVINSI
PROVINSI
RENSTRA
SKPD PROV
RPJP RPJM
RPJM RKPD
RPJP
KABUPATEN RKPDKAB/KOT
KAB/KOT
KAB/KOTA
KAB/KOTA KABUPATEN RENSTRA
SKPD K/K
1
4. SektorPerumahan,BangunanUmumdanInfrastrukturPerkotaan.
Salah satu aspek yang sangat penting dalam tercapainya pembangunan berkelanjutan
melalui upaya pengurangan risiko bencana secara sistematis dan bersinambungan dengan
memberikanpemahamandanpendidikankepadamasyarakat,aparatpemerintahdanberbagai
multi pemangku kepentingan. Upayaupaya ini dapat dilakukan dengan fasilitasi arahan dan
V12
dukungan baik dari BNPB, kementerian/lembaga terkait, organisasi donor internasional dan
nasionalsertaduniausaha,antaralainmeliputi:
a. Peningkatan pemahaman masyarakat melalui berbagai macam metode, seperti
kampanyedansosialisasimelaluimediamediacetak,diskusiinteraktifdiradiodan
televisi,sertaintegrasikedalamacarabudayalokal.
b. Mengembangkankearifanlokalterkaitperingatandiniancamanbencana.
c. MelakukanintegrasiPRBkedalamsistempendidikansekolahsebagaimanayangdi
tuangkan dalam Surat Edaran Menteri Pendidikan Nasional kepada seluruh Kepala
DaerahtingkatProvinsi,KabupatendanKotanomorNo.70a/MPN/SE/2010tentang
PengarusutamaanPRBdiSekolah.
d. Penyelenggaraan pelatihan penanggulangan bencana dan pengurangan risiko
bencana kepada aparat pemerintah daerah dan berbagai multi pemangku
kepentingan.
e. Melakukan pemberdayaan masyarakat untuk upaya mengurangi kerentanan dan
meningkatkankapasitassesuaidenganancamanbencanayangadamelaluikegiatan
penguranganrisikobencanaberbasiskomunitas(PRBBK).
V13
GambarV.5
PermodelanPembangunanRumahKayuTahanGempaKementerianPekerjaanUmum
Sumber:KementerianPekerjaanUmum,DirektoratJenderalCiptaKarya;2006
V14
GambarV.6
PermodelanPembangunanRumahTahanGempaKementerianRisetdanTeknologi
Sumber:KementerianRisetdanTeknologi
V15
GambarV.7
PermodelanPembangunanRumahRamahBencanaKementerianKelautandanPerikanan
Sumber:KementerianKelautandanPerikanan
V16
GambarV.8
PermodelanPembangunanRumahTembokTahanGempa
KementerianPekerjaanUmum
Sumber:KementerianPekerjaanUmum,DirektoratJenderalCiptaKarya;2006
V17
BABVI PENUTUP
BABVI
PENUTUP
VI.1 AspekLegalRencanaAksiRehabilitasidanRekonstruksi
Sebagai pedoman rehabilitasi dan rekonstruksi, Rencana Aksi Rehabilitasi dan
Rekonstruksi pasca bencana banjr bandang Wasior di Kabupaten Teluk Wondama, Provinsi
Papua Barat ditetapkan melalui Peraturan Kepala Badan Penanggulangan Bencana
Nasional (BNPB). disertai Peraturan Kepala BNPB tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan
Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca Bencana Banjir Bandang Wasior Kabupaten Teluk
Wondama. Bilamana diperlukan, dan didukung oleh data yang telah diverifikasi oleh
Pemerintah Kabupaten Teluk Wondama dan rencana pelaksanaan kegiatan yang memperoleh
persetujuan Kepala BNPB, maka Rencana Aksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca Bencana
BanjirBandangWasiorKabupatenTelukWondamadapatdirevisisebagaiamandemenRencana
Aksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca Bencana Banjir Bandang Wasior Kabupaten Teluk
WondamauntukditetapkanolehKepalaBNPB.
VI1
VI.2 JangkaWaktuRencanaAksiRehabilitasidanRekonstruksi
Jangka waktu Rencana Aksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca Bencana Banjir
Bandang Wasior Kabupaten Teluk Wondama adalah 2 tahun anggaran, yaitu dimulai pada
triwulan IV tahun 2010 dan selesai pada tahun anggaran 2011. Apabila diperlukan sesuai
dengan kondisi lapangan dan rencana pembiayaan pemerintah atas kegiatan tambahan bagi
penuntasanrehabilitasidanrekonstruksiyangdisetujuiolehKepalaBNPB,makaRencanaAksi
Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca Bencana Banjir Bandang Wasior Kabupaten Teluk
Wondama dapat diperpanjang masa berlakunya sampai dengan selambatlambatnya tahun
2012.
VI.3 AspekAkuntabilitasPelaksanaanRencanaAksiRehabilitasi
danRekonstruksi
Dalamkerangkapengawasankeuangandanpembangunansesuaiketentuanperundang
undangan yang berlaku dalam pelaksanaan rehabilitas dan rekonstruksi, Badan Pemeriksa
Keuangan dan Pembangunan (BPKP) akan menyelenggarakan pengawasan internal terhadap
akuntabilitaskeuangan negaratermasuk kegiatan kebendaharaanumum negaradan meminta
keterangan atas tindak lanjut hasil pengawasan, baik hasil pengawasan BPKP sendiri, hasil
pengawasanBPKdanlembagapengawasanlainnya.
Badan Pengawas Keuangan (BPK) akan memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab
keuangan Negara dan perbendaharaan negara yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat,
Pemerintah Daerah, dan lembaga Negara lainnya sesuai ketentuan perundangundangannya
dan menyerahkan hasil pemeriksaan kepada DPR, DPD, dan DPRD sesuai dengan
kewenangannya.
VI2
LAMPIRAN
Lampiran1
Luka-Luka Pengungsi
No Lokasi Meninggal Hilang
Berat Ringan Jiwa
1. Korban
161 91 3,374 146
2. Pengungsi
di Teluk Wondama 2,147
di Kabupaten Manokwari 4,996
di Kabupaten Nabire 754
di Luar Wilayah Prov. Papua Barat 1,065
di Sorong 48
di Serui 5
di Jayapura 1
RekapitulasiPenilaianKerusakandanKerugianPascaBencanaBanjirBandangWasior
KabupatenTelukWondama,ProvinsiPapuaBarat
TotalKerusakan Kepemilikan
SEKTOR/ NilaiKerusakan NilaiKerugian
NO danKerugian
SUBSEKTOR Pemerintah NonPemerintah
(RpJuta) (RpJuta) (RpJuta)
Rumah Non-permanen Kab. Teluk Wondama 500 194 143 unit 36 1.50 27,012.10 5,225.47 771.38 33,008.95 33,008.95
Isi rumah 1,350.60 261.27 1,611.88 1,611.88
Puskesmas Wasior Kota 1 unit 120 3.00 360.00 - - 360.00 46.80 406.80
Peralatan dan perlengkapan Wasior Kota 1 36.00 - - 36.00 36.00
Pembersihan
Tempat sementara 1 30.00 30.00 tempat, alat dan obat
Rumah Sakit Manggurai 1 unit 1200 3.00 - - 360.00 360.00 100.00 460.00 pemberihan 1000m3 sedimen
75000/m3 dan rehab ringan Rp. 25
Puskesmas Wondiboy 1 unit 120 3.00 - 180.00 - 180.00 4.00 184.00 juta
Peralatan dan perlengkapan Wondiboy 1 - 18.00 - 18.00 18.00
Pembersihan
Tempat sementara 1 30.00 30.00
Kantor PELNI Wasior Kota/Wasior 1 1 unit 200 3.00 600.00 - - 600.00 600.00
Balai Desa Rado/ Wasior 1 1 unit 70 3.00 210.00 - - 210.00 210.00
Kantor Diknas Wasior Kota/Wasior 1 1 unit 200 3.00 - - 60.00 60.00 60.00
1 Bangunan Kantor - -
Kantor Polisi Sektor Kota Wasior Kota/Wasior 1 1 unit 200 3.00 600.00 - - 600.00 600.00
Kantor Polisi SATLANTAS Wasior Kota/Wasior 1 1 unit 200 3.00 600.00 - - 600.00 600.00
Rumah Dinas Polsek Wasior Kota/Wasior 1 18 unit 45 3.00 2,430.00 - - 2,430.00 2,430.00
Nilai kerusakan peralatan perkantoran 544.50 544.50
DAS Sobiei Wasior Kota/Wasior 1 546 ha 546 5.00 2,730.00 - - 2,730.00 3,767.40 6,497.40
Sungai Batang Salai Wasior Kota/Wasior 1 12 ha 1.00 12.00 - - 12.00 82.80 94.80
Sumber Pendanaan
SEKTOR/ Nilai Kebutuhan
NO APBN APBD Prov APBD Kab/Kota Non Pemerintah
SUBSEKTOR
(Rp Juta)
3 Pos dan - - - - -
Telekomunikasi
B Peternakan - - - - -
Fasilitasi dan intermediasi UMKM (Bantuan Modal UsaWasior - Wondiboi 195 Unit 0.91 177.45 177.45
Peningkatan ketrampilan usaha Wasior - Wondiboi 20 Kelompok 1.31 25.55 25.55
4 Pariwisata - - - - -
5 Perindustrian - - - - -
4. Lembaga Sosial - - - - -
Lampiran9
IDENTIFIKASIPENILAIANKEBUTUHAN(INSITU)PASCABENCANABANJIRBANDANGWASIOR
KABUPATENTELUKWONDAMA,PROVINSIPAPUABARAT
4Oktober2010
StatusTanggal22Oktober2010,Pukul12.00WIB
Revitalisasi fungsi layanan dasar pemerintah melalui rapat koordinasi 1 unit 105.60 105.60 105.60
Penyusunan rencana kontingensi sektor pemerintahan 1 unit 338.20 338.20 338.20
Revitalisasi sistem dan data kependudukan (pendataan ulang) 1,442 RT 0.20 288.40 288.40
Penyusunan, penguatan dan penyelenggaraan PB Daerah 1 unit 234.00 234.00 234.00
Data Kerusakan Luas/ Nilai Kerusakan (Rp. Juta)
Lokasi Harga Total Swasta/
Sektor / Sub Sektor Sarana dan Prasarana Jumlah APBN APBD Prov APBD Kab
(Desa) Berat Sedang Ringan Satuan Satuan Berat Sedang Ringan Kebutuhan Masyarakat
Rata2
2 Keuangan dan 2,225.50 - - - 2,225.50
Perbankan
Bangunan kantor
Bank Papua Wasior Kota/Wasior 1 1 unit 1 2,000.00 2,000.00 - - 2,000.00 2,000.00
Bank BRI Cabang Pembantu Wasior Kota/Wasior 1 1 unit 50 3.00 - - 15.00 15.00 15.00
Mess Bank Papua Wasior Kota/Wasior 1 1 unit 70 3.00 210.00 - - 210.00 210.00
Nilai kerusakan peralatan perkantoran - -
Biaya pembersihan 1 unit 0.50 0.50 0.50
DAS Sobiei Wasior Kota/Wasior 1 546 ha 546 5.00 2,730.00 - - 2,730.00 2,730.00
Sungai Batang Salai Wasior Kota/Wasior 1 12 ha 1.00 12.00 - - 12.00 12.00
Peralatan early warning system longsor (berbasis masyarakat) 27 unit 20.00 540.00 540.00 540.00
Pendidikan pola hidup ramah lingkungan 36 RT/RW 1.40 50.40 50.40
Stimulus pola penghidupan ramah lingkungan 36 RT/RW 6.57 236.69 236.69
Lampiran10
REKAPITULASIPENILAIANKEBUTUHANRELOKASIPASCABENCANABANJIRBANDANGWASIOR
KABUPATENTELUKWONDAMA,PROVINSIPAPUABARAT
Sumber Pendanaan
SEKTOR/ Nilai Kebutuhan
NO APBN APBD Prov APBD Kab/Kota Non Pemerintah
SUBSEKTOR
(Rp Juta)
- - - - -
2 Energi - - - - -
Ketenagalistrikan
3 Pos dan - - - - -
Telekomunikasi
5 Infrastruktur Sumber - - - - -
Daya Air
DAS - - - - -
Lampiran13
IDENTIFIKASIPENILAIANKEBUTUHANRELOKASIPASCABENCANABANJIRBANDANGWASIOR
KABUPATENTELUKWONDAMA,PROVINSIPAPUABARAT
4Oktober2010
StatusTanggal22Oktober2010,Pukul12.00WIB
B Peternakan - - - - -
3 Perikanan - - - - -
4 Pariwisata - - - - -
5 Perindustrian - - - - -
2 Keuangan dan - - - - -
Perbankan
Revitalisasi fungsi layanan dasar pemerintah melalui rapat koordinasi 1 unit 105.60 105.60 105.60
Penyusunan rencana kontingensi sektor pemerintahan 1 unit 338.20 338.20 338.20
Revitalisasi sistem dan data kependudukan (pendataan ulang) 1,442 RT 0.20 288.40 288.40
Penyusunan, penguatan dan penyelenggaraan PB Daerah 1 unit 234.00 234.00 234.00
4 Lingkungan Hidup: - - - - -
Lampiran16
TabelAsumsiPenilaianKerusakandanKerugian,danPenilaianKebutuhanRehabilitasidanRekonstruksi
AsumsiPenilaian
No. Sektor/SubSektor Keterangan
RusakBerat RusakSedang RusakRingan
1. SektorPerumahan
BangunanRumahPermanen penilaiankerusakanberatbangunan Penilaiankerusakansedangbangunan Penilaiankerusakanringanbangunan
rumahpermanenmenggunakan permanenmenggunakanasumsi50% permanenmenggunakanasumsi10%
asumsiluasbangunan36m2dengan darinilaikerusakanberat(50%xluas darinilaikerusakanberat(10%xluas
asumsihargasatuantertinggi bangunanxhargasatuan) bangunanxhargasatuan)
bangunanRp.3.5juta/m2(luas
bangunanxhargasatuan)berdasarkan
pengalamanbantuanperumahandinas
sosialprovinsipapuabaratseluas6x7
meterdenganhargaRp.150juta
HunianTransisi masukkedalamkomponenkerugianakibatadanyapenambahanbiayapenyediaantempattinggalsementaradenganasumsikebutuhan1500hunian
sementaradenganhargasatuanRp.4juta
AsumsiPenilaian
No. Sektor/SubSektor Keterangan
RusakBerat RusakSedang RusakRingan
PenilaianKebutuhanPerumahan
Bantuanstimulanperumahan Kebutuhanpemulihanperumahan Kebutuhanpemulihanperumahan Kebutuhanpemulihanperumahan
dihitungdenganmenggunakanasumsi dengankerusakansedangdihitung dengankerusakanringandihitung
bantuanstimulanrumahsemi denganasumsibantuanstimulan denganasumsibantuanstimulan
permanentipe36denganhargasatuan perumahansetinggitingginya50% perumahansetinggitingginya10%
bangunansenilaiRp.2,5juta/m2(luas darinilaibantuanperumahanrusak darinilaibantuanperumahanrusak
bangunanxhargasatuan) berat(50%xluasbangunanxharga berat(10%xluasbangunanxharga
satuan) satuan)
2. SektorInfrastruktur
Transportasi
JalanKabupaten penilaiankerusakanberat penilaiankerusakansedang penilaiankerusakanringan
infrastrukturjalankabupaten infrastrukturjalankabupaten infrastrukturjalankabupaten
menggunakanasumsipembangunan menggunakanasumsisetinggi menggunakanasumsisetinggi
jalantingkatkabupatenperkm2 tingginya50%darinilaipembangunan tingginya10%darinilaipembangunan
senilaiRp.1milyar(panjangxharga jalantingkatkabupatenperkm2 jalantingkatkabupatenperkm2
satuan) senilaiRp.1milyar(50%xpanjangx senilaiRp.1milyar(10%xpanjangx
hargasatuan) hargasatuan)
PeralatanBerat penilaianberdasarkandatadaninformasidaripemilikperalatanberat
Biayapembersihan merupakankomponenkerugianyangtimbulakibatadanyapenambahanbiayauntukpembersihanyangditerimadari
SKPD
Energi
Ketenagalistrikan merupakandatadaninformasidariPT.PLNProvinsiPapuaBarat
PosdanTelekomunikasi
AirdanSanitasi
Jaringanairbersih merupakandatadaninformasidaripengelolajaringanairbersihdiKabupatenTelukWondama
AsumsiPenilaian
No. Sektor/SubSektor Keterangan
RusakBerat RusakSedang RusakRingan
InfrastrukturSumberdayaAir
TanggulSungai penilaiankerusakanberat penilaiankerusakansedang penilaiankerusakanringan
infrastrukturtanggulsungai infrastrukturtanggulsungai infrastrukturtanggulsungai
menggunakanasumsipembangunan menggunakanasumsisetinggi menggunakanasumsisetinggi
tanggulsungaipermsenilaiRp.3.5 tingginya50%darinilaipembangunan tingginya10%darinilaipembangunan
juta(panjangtanggulsungaixharga tanggulsungaipermsenilaiRp.3.5 tanggulsungaipermsenilaiRp.3.5
satuan) juta(50%xpanjangtanggulsungaix juta(10%xpanjangtanggulsungaix
hargasatuan) hargasatuan)
3. SektorSosial
Kesehatan
Rumahsakit penilaiankerusakanberatbangunan penilaiankerusakansedangbangunan penilaiankerusakanringanbangunan
rumahsakitmenggunakanasumsiluas rumahsakitmenggunakanasumsi rumahsakitmenggunakanasumsi
bangunan1200m2denganasumsi 50%darinilaikerusakanberat(50%x 10%darinilaikerusakanberat(10%x
hargasatuantertinggibangunanper luasbangunanxhargasatuan) luasbangunanxhargasatuan)
m2senilaiRp.3juta(luasbangunanx
hargasatuan)
Pembersihan penilaiankerugianakibattimbulnya
penambahanbiayayangmeliputi
pembersihandanpengecatankembali
denganasumsikebutuhansenilaiRp.
100juta
Puskesmas penilaiankerusakanberatbangunan penilaiankerusakansedangbangunan penilaiankerusakanringanbangunan
puskesmasmenggunakanasumsiluas puskesmasmenggunakanasumsi50% puskesmasmenggunakanasumsi10%
bangunan120m2denganasumsi darinilaikerusakanberat(50%xluas darinilaikerusakanberat(10%xluas
hargasatuantertinggibangunanper bangunanxhargasatuan) bangunanxhargasatuan)
m2senilaiRp.3juta(luasbangunanx
hargasatuan)
Tempatsementara penilaiankerugianakibattimbulnyapenambahanbiayapenyediaantempat
layanankesehatansementaradenganasumsiRp.30jutayangmeliputi
penyediaantempatsementara,peralatandanobat
Tempatsementara penilaiankerugianakibattimbulnyapenambahanbiayapenyediaantempat
layanankesehatansementaradenganasumsiRp.20jutayangmeliputi
penyediaantempatsementara,peralatandanobat
AsumsiPenilaian
No. Sektor/SubSektor Keterangan
RusakBerat RusakSedang RusakRingan
Posyandu penilaiankerusakanberatbangunan penilaiankerusakansedangbangunan penilaiankerusakanringanbangunan
posyandumenggunakanasumsiluas posyandumenggunakanasumsi50% posyandumenggunakanasumsi10%
bangunan50m2denganasumsiharga darinilaikerusakanberat(50%xluas darinilaikerusakanberat(10%xluas
satuantertinggibangunanperm2 bangunanxhargasatuan) bangunanxhargasatuan)
senilaiRp.3juta(luasbangunanx
hargasatuan)
Tempatsementara penilaiankerugianakibattimbulnyapenambahanbiayapenyediaantempat
layanankesehatansementaradenganasumsiRp.15jutayangmeliputi
penyediaantempatsementara,peralatandanobat
Pendidikan
TamanKanakKanak penilaiankerusakanberatbangunan penilaiankerusakansedangbangunan penilaiankerusakanringanbangunan
sekolahdalamsatuanruangkelas RKBmenggunakanasumsi50%dari RKBmenggunakanasumsi10%dari
belajar(RKB)denganasumsi1RKB nilaikerusakanberat(50%xluas nilaikerusakanberat(10%xluas
seluas34m2denganasumsiharga bangunanxhargasatuan) bangunanxhargasatuan)
satuantertinggibangunanperm2
senilaiRp.3juta(luasbangunanxRKB
xhargasatuan)
TempatPendidikansementara masukkedalamkomponenkerugian
akibatbertambahnyabiaya
pelaksanaankegiatanbelajarmengajar
dengankebijakanpenyediaanruang
kelasbelajarsementara,dimana
pennyediaan1ruangkelasbelajar
sementaradiperuntukkanbagi2kelas
belajardengannilaiRp.20juta
AsumsiPenilaian
No. Sektor/SubSektor Keterangan
RusakBerat RusakSedang RusakRingan
Pembersihanpuing masukkedalamkomponenkerugian masukkedalamkomponenkerugian
akibatadanyakebutuhanpembersihan akibatadanyakebutuhanpembersihan
ruangkelasbelajarakibatbanjiryang ruangkelasbelajarakibatbanjiryang
diperhitungkandengankebutuhan diperhitungkandengankebutuhan
tenagakerjadanjumlahharikerja tenagakerjadanjumlahharikerja
yangdibutuhkan yangdibutuhkan
Agama
Masjid,Gereja,Vihara Penilaiankerusakanbangunantempat penilaiankerusakansedangbangunan penilaiankerusakanringanbangunan
ibadahdiasumsikandenganluas tempatibadahmenggunakanasumsi tempatibadahmenggunakanasumsi
200m2danhargasatuantertinggi 50%darinilaikerusakanberat(50%x 10%darinilaikerusakanberat(10%x
bangunansebesarRp.3juta/m2(luas luasbangunanxhargasatuan) luasbangunanxhargasatuan)
bangunanxhargasatuan)
4. SektorEkonomi
Pertanian
Sawah Penilaiankerusakanterhadaplahan
pertaniansawahdihitungdengan
menggunakanasumsikebutuhan
produksipertaniantanamanpadi
denganhargasatuanyangbersumber
dariBNPBsebesarRp.17,5juta/Ha
(luaslahansawahxhargasatuan)
Penilaiankerugiandiasumsikanakibat
rusaknyalahanpertaniansawah
mengakibatkanhilangnyapotensi
panentanamanpadidengan
perhitunganpotensipanenadalah
5ton/hadikalidenganluaslahandikali
denganhargahasilproduksisebesar
Rp3.500/kg
Tegalan Penilaiankerusakanterhadaplahan
pertaniantegalandihitungdengan
menggunakanasumsikebutuhan
produksipertaniantanamanjagung
denganhargasatuanyangbersumber
dariBNPBsebesarRp.10juta/Ha
(luaslahansawahxhargasatuan)
Penilaiankerugiandiasumsikanakibat
rusaknyalahanpertaniantegalan
mengakibatkanhilangnyapotensi
panentanamanjagungdengan
perhitunganpotensipanenadalah
10ton/hadikalidenganluaslahan
dikalidenganhargahasilproduksi
sebesarRp3.000/kg
Perikanan
PasarHigienis Penilaiankerusakanpasarhigienis
merupakanhasilpenilaianBNPB
denganasumsihargaperkiossebesar
Rp.3juta(jumlahkiosxhargasatuan)
AsumsiPenilaian
No. Sektor/SubSektor Keterangan
RusakBerat RusakSedang RusakRingan
Penilaiankerugiandiasumsikanakibat
hilangnyapotensikeuntunganyang
diproyeksikanselama2bulanyang
dinilaidenganasumsipotensi
kehilangankeuntunganseharisebesar
Rp.150ribuolehsetiappedagan
selama2bulan
Peralatandanperlengkapan merupakandatadaninformasiyang
didapatdaridaeraholehBNPB
Peternakan
Sapi penilaianterhadapternaksapiyang
matidiasumsikandenganhargajual
belisapidikabupatentelukwondama
sebesarRp.8juta/ekor
Babi penilaianterhadapternakbabiyang
matidiasumsikandenganhargajual
belibabidikabupatentelukwondama
sebesarRp.1,5juta/ekor
KoperasidanUMKM
Ojek Penilaiankerusakanakibatrusaknya penilaiankerusakansedangdihitung penilaiankerusakanringandihitung
peralatanusaha(kendaraanojek) denganasumsi50%darinilai denganasumsi10%darinilai
denganasumsihargakendaraan kerusakanberat kerusakanberat
sebesarRp.10juta/unit
Penilaiankerugiandihitungdenganasumsihilangnyapendapatanakibattidakberjalannyakegiatanjasaangkutan
penumpangdenganasumsipendapatanperharisebesarRp.50ribuselama2bulan
Perdagangan
Kios penilaiankerusakanberatkiospasar penilaiankerusakansedangkiospasar penilaiankerusakanringankiospasar
diasumsikanseluas6m2/perkios menggunakanasumsi50%darinilai menggunakanasumsi10%darinilai
denganasumsihargasatuantertinggi kerusakanberat(50%xluasbangunan kerusakanberat(10%xluasbangunan
bangunanperm2senilaiRp.3juta xhargasatuan) xhargasatuan)
(luasbangunanxluasbangunanx
hargasatuan)
penilaiankerugianakibatrusaknyabangunankiosdiasumsikandenganpotensihilangnyakeuntunganpedagang
sebesarRp.300ribu/hari/pedagangdenganpotensitidakberoperasiselama2bulan(potensikerugianxjumlah
pedagangxlamatidakberoperasi)
penilaiankerugianakibatrusaknyabangunankiosdiasumsikandenganpotensihilangnyakeuntunganpedagang
sebesarRp.300ribu/hari/pedagangdenganpotensitidakberoperasiselama2bulan(potensikerugianxjumlah
pedagangxlamatidakberoperasi)
Penyediaantempatsementara penyediaantempatsementaramerupakankerugianakibatadanyapenambahanbiayaoperasionalkegiatanekonomi
sementaradenganasumsipenilaian1lokalusahaseluas6m2denganhargasatuanbangunansenilai1,5juta/m2
(jumlahlokalusahaxluasxhargasatuan)
Pariwisata
Hotel/Penginapan penilaiankerusakanberatbangunan penilaiankerusakansedangbangunan penilaiankerusakanringanbangunan
hoteldihitungdenganasumsiluas hoteldihitungdenganasumsi50% hoteldihitungdenganasumsi10%
bangunan400m2denganhargasatuan darinilaikerusakanberat(50%x darinilaikerusakanberat(10%x
bangunangedungsenilaiRp.3 jumlahkerusakanxluasbangunanx jumlahkerusakanxluasbangunanx
juta/m2(jumlahkerusakanxluas hargasatuan) hargasatuan)
bangunanxhargasatuan)
Penilaiankerugiandihitungdenganasumsihilangnyapotensipendapatanakibattidakberoperasinyakegiatan
pariwisataperhotelan
5. LintasSektor
LingkunganHidup
DatapenilaiandiperolehlangsungdariBNPB
Pemerintahan
BangunanKantor Penilaiankerusakanberatbangunan Penilaiankerusakansedangbangunan Penilaiankerusakanringanbangunan
kantorpemerintahandihitungdengan kantorpemerintahandihitungdengan kantorpemerintahandihitungdengan
asumsiluasrataratabangunankantor asumsi50%darinilaikerusakanberat asumsi10%darinilaikerusakanberat
pemerintahseluas200m2dengan (50%xjumlahkerusakanxluas (10%xjumlahkerusakanxluas
hargasatuanbangunangedungsenilai bangunanxhargasatuan) bangunanxhargasatuan)
Rp.3juta/m2(jumlahkerusakanx
luasbangunanxhargasatuan)
KeuangandanPerbankan
BangunanKantor Dihitungolehmasingmasinginstansiterkait
RumahDinas/Mess
Lampiran17
MetodePenilaianKerusakandanKerugian
PascaBecana,danKajianKebutuhan
PemulihanKemanusiaan
A. PenilaianKerusakandanKerugian
MetodologiPenilaianKerusakandanKerugiandilakukandenganmenggunakanmetodologi
yangdirancangolehKomisiEkonomiPBBuntukAmerikaLatindanKaribia(ECLAC).Metodologiini
telahdigunakandalamanalisispascabencanadiseluruhduniadansecaraterusmenerusdiperkuat
dan disempurakan sejak mulai digunakan di tahun 70an. Metodologi ini digunakan untuk
menentukan nilai asetaset yang hilang dan menentukan kebutuhankebutuhan rekonstruksi dan
menilaidampaknyaterhadapsetiapsektor.
Terdapattigaaspekutamadalamanalisispenilaianini:
Kerusakan(dampaklangsung)mengacupadadampakterhadapaset,persediaan/stok
(termasuk barang jadi, barang dalam proses, bahan mentah, bahanbahan dan suku
cadang),sertaproperti,yangdinilaiberdasarkanpenggantianbiayabiayasatuanyang
telah disepakati (bukan berdasarkan rekonstruksi). Penilaian mempertimbangkan
tingkat kerusakan (apakah sebuah aset dapat direhabilitasi atau diperbaiki, atau telah
hancurtotal).
Kerugian (dampak tidak langsung) mengacu pada proses yang akan terkena dampak,
seperti penurunan produksi, penurunan penghasilan, peningkatan pengeluaran dan
sebagainya,selamajangkawaktusebelumperekonomiandanasetpulihkembali.Semua
iniakandiukurberdasarkannilaiterkini.Penentuanjangkawaktumerupakanhalyang
sangat penting. Apabila pemulihan berlangsung lebih lama daripada yang diharapkan,
kerugiandapatmeningkatsecarasignifikan.
Dampak sosial ekonomi (terkadang disebut sebagai dampak sekunder) meliputi
dampak makro ekonomi dan fiskal; mata pencarian, pekerjaan dan penghasilan; serta
dampak sosial. Analisis ini bertujuan mengukur dampak bencana terhadap
pertumbuhan ekonomi, pengangguran, kemiskinan, dan sebagainya, baik pada tingkat
nasionalmaupundaerah.
B. MetodologiPengkajianKebutuhanPemulihanManusia
Pengkajian Kebutuhan Pemulihan Manusia (Human Recovery Needs Assessment HRNA)
adalah metode pengkajian kebutuhan pasca bencana (PostDisaster Needs Assessment) yang
dilakukandenganmemperhatikanpendapatdanaspirasimasyarakat.Metodeinidigunakanuntuk
menangkap aspek fisik dan kemanusiaan atau aspek nonfisik yang juga menjadi bagian dari
pemulihan pasca bencana. HRNA pasca bencana di Teluk Wondama dilakukan dengan
menggunakan teknik pengumpulan data yang saling melengkapi, yakni; (1). Observasi; (2).
pendataanpadaSKPD;(3).FocusGroupDiscussion(FGD)denganmasyarakatterdampak;dan(4).
surveyrumahtangga.