Forensik science Forensic pathology Dokter gigi Ilmu-ilmu forensic Ilmu kedokteran forensic Ilmu kedokteran gigi forensic
Forensik berarti menurut hukum/peradilan, menurut istilah forensic berarti semua permasalahan dalam kehidupan baik pribadi, social-masyarakat, social-negara, yang penyelesaiannya melalui intervensi hukum. Contoh: Pembunuhan social-masyarakat diselesaikan dengan intervensi hukum Patternitas (klaim ahli waris), pemerkosaan privat berdamai (diselesaikan secara pribadi, jika tidak diselesaikan dengan intervensi hukum Bom bali social-negara Kecelakaan atau musibah bukan kasus forensic Dugaan forensic; forensic atau non forensik
Ilmu-ilmu forensic (forensic science) Merupakan berbagai canang ilmu pengetahuan da teknologi yang terorganisasi dalam penerapan untuk membantu memecahkan masalah-masalah yang terkait dengan hukum melalui penyelidikan dan analisis bukti-bukti secara ilmiah (scientific method) dalam proses penyelidikan (petugas tertentu, missal: polisi) didedikasikan untuk kepentingan menegakkan kebenaran proses peradilan.
Bidang-bidang/cabang-cabang/spectra ilmu forensic Balistik tentang menifes suatu alat, clue Metalurgi forensic Serologi forensic
Kriminologi adalah ilmu tentang pelaku Victimologi adalah ilmu tentang korban Daktiloskopi ilmu tentang sidik jari, digunakan di kepolisian untuk kepentingan identifikasi Dermatoglifi digunakan di kedokteran untuk analisis suatu penyakit yang berkaitan dengan kelainan genetis yang dilihat dari rigi-rigi kulit baik kuantitas maupun kualitas
Bidang-bidang/cabang-cabang ilmu forensic yang berhubungan dengan subyek manusia Patologi forensic mempelajari keadaan patologis kecideraan akibat kejahatan Antropologi forensic mempelajari raga secara menyeluruh Odontologi forensic mempelajari gigi sebagai sarana yang akan diterapkan dalam forensic Psikiatri forensic mempelajari tentang kejiwaan
Forensic pathology Forensik pathology is the branch of medicine thet applies the principles and knowledge of the medical related science to problems that concern the general public dan issues of the law A forensic pathology is a physician with specialized medical and forensic science training and knowledge, in practice concentrate closely on the understanding of types and causation of injuries and cause of sudden and unnatural death Forensic pathologist are commonly involved in death scene investigations, performance of laboratory autopsies, review of medical report/records, interpretation of supporting laboratory/expert examination, certification on sudden and unnatural death and court testimony in criminal and civil law proceeding
forensic medicine
Ilmu kedokteran forensic Patologi forensic adalah ilmu pengetahuan dan teknologi yang bertujuan untuk menilai hasil pemeriksaan terutama keadaan-keadaan patologi kecideraan korban sebagai akibat tindak kejahatan yang dituangkan sebagai keterangan ahli projustisia berupa visum et repertum. Pada kebanyakan kasus mati sebagai keterangan tentang saat, cara, dan sebab-sebab kematian dan sebagainya (juga keterangan tentang identitas korban kasus tidak dikenal)
Dulu dikenal sebagai istilah ilmu kedokteran kehakiman, sekarang digunakan istilah ilmu kedokteran forensic Keterangan dalam visum et repertum pada penanganan barang bukti korban mati/jenazah:
1. 2. 3. 4.
Identitas korban (identifikasi odontologis) Saat kematian (tanatologis) Cara kematian (manner of death: wajar atau tidak wajar) Sebab kematian (cause of death, mechanism of death)
Forensic dentistry
Broadly defined as the application of the science of dentistry to the field of law, represents one of many fields which comprise the forensic science. Forensic dentistry is synonymous and interchangeablevand strengthen with designation forensic odontology which associated with basic science as biology, anatomy, anthropology, chemistry, etc.
Berasosiasi dengan ilmu kedokteran gigi klinis Odontologi forensic forensic odontology
Berasosiasi dengan ilmu-ilmu dasar Biologi, anatomi, antropologi, fisika, kimia, dan sebagainya
Hukum (dan etika) Kedokteran gigi Legal (and ethical) dentistry, seperti UU peraturan perUU/kode etik
Sikap: nisbi; kalau sesuai hukum atau untuk UU boleh buka rahasia absolute Mengaitkan keprofesian kedokteran gigi dengan hukum (dan etika) berbagai peraturan perundang undangan yang mengatur penyelenggaraan pelayanan keprofesian kedokteran gigi
Forensic dentistry dan forensic odontology Menerapkan ilmu kedokteran gigi dan odontologi berkaitan dengan peran dokter gigi sebagai salah seorang ahli yang mempunyai kewajiban hukum membantu memberikan keterangan ahli dalam proses peradilan KUHP dan KUHAP
Analisis bekas gigitan Patologi kecideraan gigi, rahang, dan mulut Malpraktek kedokteran gigi court testimony in criminal and civil law proceeding legal (and ethical) dentistry (lebih dipelajari di hukum dan etika kedokteran gigi)
Cakupan Hukum dan Etika Kedokteran Gigi Legal dan medikolegal (legal medicine) Lafal sumpah: PP No. 33 tahun 1963 Wajib simpan rahasia : PP No. 10 tahun 1966 Inform consent: Permenkes 585/Per/IX/1989 Rekam medic: Permenkes 749/ menkes/XII/1989 Hukum etika Kedokteran Gigi: UU kesehatan: UU No. 23 tahun 1992
UU Praktek kedokteran: UU No. 29 tahun 2004 Ethical dentistry: kode etik Kedokteran Gigi
Identifikasi dengan sarana gigi, rahang, dan kraniofasial jenazah tak dikenal
Memperkirakan umur erupsi Analisis bitemark Analisis trauma orofasial berkaitan dengan tindak kekerasan
Kedokteran Gigi forensic Merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kepentingan dokter gigi yang pada suatu ketika harus dipertanggungjawabkan untuk memenuhi kewajiban hukum memberikan bantuan keterangan ahli sesuai peraturan perundang-undangan.
Patologi Forensik Adalah bagian yang bertujuan untuk menilai hasil pemeriksaan terutama keadaan patologi kecideraan korban sebagai akibat tindak kejahatan, yang dituangkan ke dalam keterangan ahli berupa surat ket. Ahli projustisia/ dikenal dengan visum et repertum
Dulu dikenal dengan istilah ilmu kedokteran kehakiman kemudian berubah menjadi ilmu kedokteran forensik, dan sekarang mengalami pengembangan menjadi ilmu kedokteran forensik & medikolegal
Keterangan dalam visum et repertum pada penanganan barang bukti untuk korban jenasah: Identitas korban ( identifikasi odontologis) Saat kematian ( tanatologi sebagai tanda kematian sekunder, misalnya timbul bercak pada jenasah) Cara kematian ( manner of the death, dilhat kematiannya wajar atau tidak) Sebab kematian (cause of death mechanism of the death)
Cara kematian, bisa: Wajar: karena usia, penyakit sudden death Tidak kecelakaan
Forensic dentistry (Ilmu Kedokteran Gigi Forensik) merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kepentingan dokter gigi yang pada sutau ketika harus dipertanggungjawabkan untuk memenuhi kewajiban hukum memberikan bantuan ket. Ahli sesuai peraturan per-UUan.
Odontologi forensic beasosiasi dengan ilmu-ilmu dasar seperti biologi, anatomi, antropologi, fisika, kimia, dll
Menerapkan ilmu KG &odontologi berkaitan dengan peran dokter gigi sebagai salah seorang ahli yang mempunyai kewajiban hukum membantu memeberikan keterangan ahli dalam proses peradilan (KUHP & KUHAP)
Mengaitkan keprofesian KG dengan hukum (etika) berbagai peraturan perundang-undangan yang mengatur penyelengaraan pelayanan keprofesian KG
Cakupan Ilmu kedokteran Gigi/odontologi forensic Identifikasi korban: pemeriksaan odontologis 1). Criminal 2). Musibah teknik otopsi mulut pelaku: analisis bekas gigitan
Malpraktek KG identifikasi dengan sarana gigi, rahang & kraniofasial jenasah yang tidak dikenal memperkirakan unsur melalui erupsi dan drajat atrisi gigi memperkirakan ras melalui ciri-ciri rasial gigi analisis bekas gigitan (bite mark) analisis trauma orofasial berkaitan tindak kekerasan keterangan saksi, ahli (dental testimony), baik tertulis maupun lisan pemeriksaan DNA dari bahan gigi
lafal sumpah: PP no. 333 tahun 1963 wajib simpan rahasia: PP No. 10 tahun 1966 inform consent: permenkes 585/Per/IX/1989 rekam medic: Permenkes 749a/menkes/XII/1989 hukum etika KG: UU kesehatan: UU No.23 tahun 1992
UU praktek kedokteran: UU No. 24 tahun 2004 Ethical dentistry: kode etik KG (KEKGI)
Untuk barang bukti yang menyangkut KG bisa hidup atau mati: 1. Hidup: penganiayaan di daerah mulut sehingga gigi dan rahang serta bibir seluruh mulut ada kelainan 2. Gigitan pada bagian tubuh oleh manusi. Untuk identifikasi luka yang terkait dan menjurus pada gigitan manusia 3. Mati: tulang-tulang gigi, tulang-tulang rahang, gigi palsu, patahan gigi, cetakan gigi, foto gigi/rahang, foto tengkorak dan CT scan tengkorak serta rahang.
Pemeriksaan untuk yang hidup: misalnya kecelakaan yang membutuhkan pembedahan mulut, maka agar tidak melanggar HAM dan hukum kesehatan (UU. No.23 tahun 1992) digunakan inform consent (Permenkes 585/Per/IX/1989)
Begitu juga kasus untuk yang mati: misalnya tinggal tulangpun, tetap membutuhkan inform consent
Rekamedik adalah: hasil pencatatan atas pemeriksaan yang dilakukan, ini sifatnya wajib karena apabila si pemeriksa (entah itu drg, atau setingkatnya) sedikit mungkin harus ditulis untuk baik barang maupun pasiennya.
Rekamedik pasien : rahasia medis yang hanya diketahui oleh drg, perawat gigi, dan semua perangkat kesehatan, karena dalam sumpah dengan keteranan dari pasien adalah rahasia
Pemeriksaan penunjang: berdasarkan identifikasi, dengan indikasi, misalnya apa penyebab pasien tersebut harus di rontgen. Jika tidak dihitung sebagai tindakan malpraktek.
Pemeriksaan yang dilakukan terbagi atas: Radioskopi (contoh: bekas gigitan dari bentuk bibir) Mikroskopi (contoh: sidik jari) Odontologi Gol. Darah DNA
Hasil pokok sebagai alat bukti untuk pengadilan: Dalama kedokteran forensik, identitas menjadi tujuan utama. Biasanya terkait dengan asuransi dan hak ahli waris. Rekam medik, terdiri dari surat keterangan medik dan surat kematian. Surat ket. Ahli Visum et repretum, yang membuat hanya dr. sedangkan drg. tidak membuat ini. Untuk orang mati , dibutuhkan 2 hari terlebih dahulu baru dapat diidentifikasikan mayatnya karena memerlukan inform consent. System continental (UU No. 1 KUHP) adalah hukum umum (karena penyidik praktik, dr. nya pasif), dan yang dibutuhkan untuk pemeriksaan: ada persetujuan dari keluarga(korban) pemeriksaan penyidik ada barang bukti
UU No. 136 KUHP mengenai biaya ditanggung oleh pemerintah Otopsi adalah pembedahan seluruh badan Apendik adalah pembedahan yang area pembedahannya tidak luas, hanya area kecil (biasanya mahal)