PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
menimbulkan akibat yang tidak diharapkan. Salah satu akibat yang tidak
berkaitan dengan upaya pelaku tindak pidana dalam usaha meniadakan sarana
bukti, sehingga tidak jarang dijumpai kesulitan bagi para petugas hukum
peradilan yang dapat berakibat fatal. Selain itu mengetaui identitas korban
mempunyai arti penting pula, yaitu untuk mengetahui bahwa keterangan itu
benar-benar keterangan yang dimaksud untuk memperoleh yang menjadi
yang mempunyai arti cukup penting. Identifikasi adalah suatu usaha untuk
mengetahui identitas seseorang melalui sejumlah ciri yang ada pada orang tak
dikenal, sedemikian rupa sehingga dapat ditentukan bahwa orang itu apakah
sama dengan orang yang hilang yang diperkirakan sebelumnya juga dikenal
dengan ciri-ciri itu. Disitulah semua, identifikasi mempunyai arti penting baik
tindak pidana dari hasil pemeriksaan yang termuat dalam visum et repertum,
mutlak diperlukan.1
B. Rumusan Masalah
forensik ?
C. Tujuan Penelitian
proses forensik.
forensik.
1
Abdul Mun’im Idries, Agung Legowo Tjiptomoanoto, Penerapan Ilmu Kedokteran
Forensik Dalam Proses Penyelidikan, Penerbit CV. Sagung Seto, Jakarta. 2011, hlm. 2
BAB II
PEMBAHASAN
kedokteran khusus yang berkaitan dengan interaksi antara medis dan hokum.
memberikan kesaksian ahli. Dalam hal ini terdapat 2 cabang : Clinic Forensic
terutama pada bidang hukum pidana. Proses penegakkan hukum dan keadilan
amat diperlukan.
sumbersumber informasi yang dapat membuat jelas dan terang tentang suatu
perkara, sesuai dengan fungsi dari ilmu kedokteran kehakiman itu sendiri.
kehakiman yang praktis oleh penyidik, maupun secara keseluruhan dalam arti
2
Ibid. hlm. 4.
bantuan dikter dengan ilmu pengetahuan yang dimilikinya merupakan
dari penyidikan itu sendiri, yaitu membuat terang dan jelas suatu perkara).
dalam penyidikan. Semua aktifitas atau kegiatan serta tindakan yang diambil
unsur-unsur yang didakwakan dalam pasal yang diajukan oleh penuntut. Serta
implikasi praktisnya bahwa hal ini dapat dijadikan pertimbangan bagi hakim
temuan VeR dengan temuan ilmiah alat bukti sah lainnya. Dokter juga
berperan menjelaskan segala sesuatu yang belum jelas dari sisi ilmiah.
forensik bias juga mencakup ruang lingkup bukan peradilan yaitu berperan
bukti lainnya.
forensik, maka bantuan ini pada tahap penyidikan juga memiliki peran yang
keterangan ahli untuk mengungkap lebih jauh suatu peristiwa pidana yang
sedang ditanganinya.
membusuk, hangus terbakar dan kecelakaan massal, bencana alam, huru hara
pidana.
kedokteran kehakiman, kimia forensik dan ilmu fisika forensik. Bidang kimia
Sidik jari atau finger prints dapat menentukan identitas secara pasti
oleh karena sifat kekhususannya yaitu pada setiap orang akan berbeda
sidik jari jenazah dengan data sidik jari antemortem. Sampai saat ini,
2. Metode visual
atau temannya. Cara ini hanya efektif pada jenazah yang tidak rusak
berat dan belum membusuk, sehingga masih mungkin dikenali wajah dan
bentuk tubuhnya oleh lebih dari satu orang. Hal ini perlu diperhatikan
3
Ibid.hlm23
3. Pemeriksaan Dokumen
diingat pada kecelakaan massal, dokumen yang ada dalam saku seorang
dalam tas atau dompet yang berada dekat jenazah belum tentu adalah
4. Pemeriksaan Pakaian
5. Pemeriksaan perhiasan
metode identifikasi yang baik, walaupun tubuh korban telah rusak atau
6. Identifikasi Medik
Metode ini selalu dapat di pakai dan memiliki nilai tinggi dalam
identifikasi ini. Jenis kelamin perkiraaan umur, tinggi dan berat badan
serta warna rambut dan mata di klasifikasikan dalam tanda medis yang
umum. Sedangkan sifat yang lebih khusus adalah bentuk cacat fisik,
dengan sidik jari, maka setiap individu memiliki susunan gigi yang khas.
8. Pemeriksaan Serologi
seseorang dapat ditentukan dari pemeriksaan darah, air mani, dan cairan
sangat tinggi.
9. Metode Eksklusi
PENUTUP
A. Kesimpulan
rumusan masalah dalam penulisan skripsi ini, maka penulis akhirnya sampai
dan hukum yang berfungsi untuk membuat suatu perkara jelasm yaitu,
sumber informasi yang dapat membuat jelas dan terang tentang suatu
perkara.
atau cara lain sehingga penyidik mengetahui terjadinya delik. Pada saat
penyidikan kasus tindak pidana maka dokter harus mencatat beberapa hal
cara permintaan bantuan tersebut (telpon atau lisan), nama penyidik yang
minta bantuan, jam saat dokter tiba di TKP, alamat TKP dan macam
pemeriksaan yang telah dilakukan oleh dokter ahli Kehakiman atau ahli
repertum.
3. Saran
ini dikarenakan banyak hal dan bahkan tidak ada pengaturan khusus yang
pemberian keterangan dari saksi ahli yang secara jelas kita ketahui dalam
Bandung.
Idries, Abdul Mun’im dan Agung Legowo Tjiptomoanoto, 2011. Penerapan Ilmu
Pidana
http://www.lawskripsi.com/article.php
http://www.meillyssach.co.cc/2010/visum-et-repertum.html,
http://permanaikhsan.blogspot.com,
http://ferli1982,wordpress.com/2011/03/06/visum-et-repertum/