Anda di halaman 1dari 5

FLORA NORMAL SISTEMA GENITOURINARIA

Arum Krismi Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta, Indonesia

Pendahuluan Tubuh manusia terdiri dari sekitar 1013 sel, dan secara normal dikolonisasi oleh 1014 mikroorganisme (yeasts, virus, protoza, dan terutama bakteri), yang disebut sebagai flora normal. Flora normal dapat membantu mempertahankan kesehatan, mempunyai hubungan komensal, atau membahayakan manusia dalam keadaan-keadaan tertentu. Flora normal mengkolonisasi dan secara rutin ditemukan terutama pada permukaan tubuh yang berhubungan dengan dunia luar, yaitu kulit dan membrana mukosa (hidung, mulut, konjungtiva, saluran gastrointestinal dan urogenital). Sebaliknya, organ dan jaringan internal umumnya steril. Setelah lahir, flora normal berkembang atau berubah dalam urutan yang teratur ke arah populasi stabil yang menyusun flora normal manusia dewasa. Faktor utama yang menentukan komposisi flora normal dalam suatu regio tubuh adalah kondisi lingkungan setempat, yang ditentukan oleh pH, suhu, redoks potensial, serta kadar oksigen, air, dan nutrisi. Faktor-faktor lain seperti peristalsis, saliva, sekresi lisozim dan imunoglobulin juga berperan dalam kontrol flora normal. Satu regio tubuh biasanya didominasi oleh satu atau beberapa spesies flora normal. Flora normal mempengaruhi anatomi, fisiologi, usia hidup, dan penyebab kematian manusia.

Keuntungan Flora Normal 1. Mensintesis dan mengekskresikan vitamin. Pada manusia, bakteri intestinal

mensekresikan vitamin K dan vitamin B12, melepaskan asam organik, dan bakteri asam laktat memproduksi vitamin B tertentu. 2. Mencegah kolonisasi (efek menguntungkan utama) dan melawan patogen, dengan cara: Bakteri kulit memproduksi asam lemak mencegah invasi patogen Bakteri intestinal memproduksi dan melepaskan sejumlah zat dengan aktivitas antibakterial baik nonspesifik (asam lemak, peroksida) maupun spesifik (bakteriosin,

kolisin), serta melepaskan sisa-sisa metabolisme yang membantu mencegah kolonisasi dan menghambat atau membunuh patogen Produk-produk fermentasi (asam asetat dan asam butirat) flora normal menghambat pertumbuhan Salmonella dalam traktus gastrointestinal Spesies-spesies flora normal saling bersaing untuk memperebutkan tempat hidup atau nutrisi Laktobasilus vagina mempertahankan lingkungan asam, yang menekan pertumbuhan organisme lainnya 3. Menstimulasi perkembangan jaringan-jaringan tertentu. Pada traktus gastrointestinal, flora normal menstimulasi perkembangan lamina propria dan patch Peyeri, meningkatkan motilitas, mempercepat pergantian sel epitel usus, serta meningkatkan kadar imunoglobulin dalam sera atau sekresi intestinal. 4. Menstimulasi produksi antibodi alamiah. Flora normal dapat bertindak sebagai antigen, menginduksi respon imun yang diperantarai oleh antibodi (antibody-mediated immune / AMI). Antibodi yang diproduksi untuk melawan komponen-komponen antigenik dari flora normal disebut sebagai antibodi alamiah. Antibodi alamiah tersebut dapat bereaksi silang dengan beberapa patogen tertentu, sehingga mencegah infeksi atau invasi.

Kerugian Flora Normal 1. Sinergisme bakterial antara flora normal dan patogen potensial. Flora normal memasok vitamin atau beberapa faktor pertumbuhan yang dibutuhkan patogen untuk tumbuh (cross-feeding antar mikroba) Stafilokokus resisten-penisilin yang merupakan salah satu spesies flora normal membagi resistensinya kepada patogen yang seharusnya rentan terhadap penisilin (infeksi yang dilindungi stafilokokus) 2. Kompetisi terhadap nutrisi. Bakteri dalam traktus gastrointestinal harus mengabsorpsi nutrisi dari inangnya untuk kebutuhan mereka sendiri. 3. Menginduksi toksemia berkadar rendah. Sejumlah kecil toksin bakterial (misalnya endotoksin) dapat ditemukan dalam sirkulasi. Sejumlah kecil antigen bakterial inilah yang menstimulasi pembentukan antibodi alamiah. 4. Menjadi penyebab penyakit. Flora normal dapat menyebabkan penyakit endogen saat mencapai daerah atau jaringan yang seharusnya steril. Hal ini dapat terjadi saat:

Terjadi perforasi usus atau kulit rusak Selama pencabutan gigi (saat streptokokus viridans dapat memasuki peredaran darah) Organisme seperti E.coli dari kulit perianal naik ke uretra dan dapat menyebabkan infeksi traktus urinarius Pertumbuhan berlebih spesies flora normal yang berpotensi patogenik (infeksi oportunistik), dapat terjadi saat: a. Komposisi flora normal berubah (misalnya setelah terapi antibiotik) b. Lingkungan sekitar berubah (misalnya peningkatan pH usus atau vagina) c. Sistim imun menjadi tidak efektif (misalnya AIDS, imunosupresi secara klinis) 5. Transfer ke inang yang rentan. Misalnya patogen yang mengkolonisasi traktus respiratorius bagian atas (Neiserria meningitidis, Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenzae, dan Staphylococcus aureus) dan patogen potensial dalam traktus gastrointestinal (E. coli, Salmonella atau Clostridium).

Flora Normal Sistema Genitalia Flora normal genitalia laki-laki sama dengan flora normal pada kulit dan uretra bagian anterior. Pada laki-laki yang tidak disirkumsisi, sel epitelium yang mengelupas dan sekresi kelenjar-kelenjar adneksal mukosa glans penis akan terkumpul di bawah preputium dan membentuk smegma. Preputium juga sering terpapar dengan urin, sekresi seksual, sabun, dan agen-agen infeksius terutama mikroorganisme oportunistik dan mikroorganisme penyebab infeksi menular seksual (IMS). Oleh sebab itu, pada tahun 2007 WHO menetapkan bahwa sirkumsisi dapat dilakukan sebagai salah satu cara pencegahan infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) yang ditularkan melalui hubungan heteroseksual dari perempuan kepada laki-laki. Sistema genitalia perempuan memiliki flora normal yang khas pada vagina. Komposisi dan jumlah flora normal vagina dipengaruhi oleh usia, pH, dan kadar hormonal perempuan: Segera setelah lahir, Lactobacillus spp. mendominasi vagina bayi perempuan (pH vagina 5) pada 2 bulan pertama kehidupan. Selain itu, vagina juga dikolonisasi oleh corynebacteria, stafilokokus, streptokokus, dan E. coli. Setelah bulan kedua kehidupan hingga pubertas, sekresi glikogen kemudian berhenti. Pada usia tersebut, pH vagina lebih tinggi ( 7), dan vagina dikolonisasi dalam jumlah

sedikit oleh Gardnerella vaginalis, Prevotella bivia, mikoplasma genital, S. epidermidis, streptokokus, dan E. coli. Selama usia reproduktif dari pubertas hingga menopause, estrogen yang bersirkulasi menyebabkan epitelium vagina menebal dan banyak mengandung glikogen. Sel epitel vagina kemudian memetabolisasi glikogen menjadi glukosa dan selanjutnya menjadi asam laktat, yang mengasamkan pH vagina dari 7 pada perempuan prepubertas hingga 5 meskipun tanpa adanya laktobasilus. Di samping itu, cairan serosa ditransudasikan melewati epitelium, sebagai sumber utama glukosa dalam cairan vaginal. Glikogen dan glukosa merupakan substrat bagi Lactobacillus untuk memproduksi asam laktat, yang menurunkan pH vagina lebih jauh menjadi 3,8-4,2. Vagina perempuan dewasa dikolonisasi oleh Lactobacillus spp. (dominan), G. vaginalis, Ureaplasma urealyticum, corynebacteria, peptostreptokokus, stafilokokus, streptokokus, dan Bacteroides. Yeasts (Torulopsis dan Candida) juga dapat ditemukan pada vagina. Komposisi dan jumlah flora normal vagina perempuan dewasa pun selalu berubah-ubah baik yang diakibatkan oleh sebab-sebab endogen sesuai dengan siklus hormonal perempuan (preovulasi, ovulasi, postovulasi, menstruasi, kehamilan), maupun eksogen seperti hubungan seksual (termasuk di dalamnya jenis aktivitas seksual yang dilakukan), terapi antibiotika, penggunaan produk-produk kewanitaan (tampon, pembalut

kewanitaan, pelumas, douching) dan alat-alat kontrasepsi. Setelah menopause, pH kembali meningkat, sekresi glikogen berkurang, dan flora normal kembali seperti yang ditemukan pada perempuan prepubertas. Lactobacillus spp. mempunyai kemampuan untuk memetabolisme glikogen menjadi asam laktat. Asam laktat dan produk-produk metabolisme lainnya menghambat kolonisasi oleh semua mikroorganisme lain selain Lactobacillus spp. (antara lain L. crispatus, L. gasseri, L. jensenii, L. vaginalis, L. iners). Sebagai hasilnya, pH epitel vagina yang rendah mencegah keberadaan baik sebagian besar bakteri lain dan yeasts yang potensial sebagai patogen seperti C. albicans, maupun organisme patogen lain dari luar vagina seperti protozoa Trichomonas vaginalis. Di samping itu, Lactobacillus spp. juga memproduksi H2O2 (hidrogen peroksida) yang toksik untuk berbagai mikroorganisme. Oleh sebab itu, Lactobacillus spp. sangat penting bagi perempuan karena dapat menurunkan kerentanan terhadap infeksi HIV dan IMS yang disebabkan oleh bakteri, serta dapat menurunkan risiko terjangkit infeksi virus

herpes simpleks tipe 2 (herpes simplex virus type 2/HSV-2) dan virus papiloma manusia (human papilloma virus/HPV).

Flora Normal Sistema Urinaria Sistema urinaria dari ginjal hingga uretra bagian posterior steril, sedangkan uretra bagian anterior pada kedua jenis kelamin relatif sedikit dikolonisasi oleh Staphylococcus epidermidis, Streptococcus faecalis, beberapa streptokokus alfa-hemolitikus, dan difteroid. Beberapa bakteri enterik (seperti E. coli, Proteus, spesies Neisseria nonpatogenik) dan corynebacteria, yang mungkin merupakan kontaminan dari kulit, vulva atau rektum, kadangkadang juga dapat ditemukan di uretra bagian anterior. Kultur urin sendiri seharusnya steril karena tiap beberapa jam urin melewati (mengguyur) traktus urinarius, sehingga mikroorganisme tidak dapat bertahan untuk mengkolonisasi. Namun, interpretasi secara klinis hasil kultur urin harus dilakukan dengan hati-hati karena sampel urin yang tidak berasal dari urin pancar tengah dapat mengandung organisme-organisme flora normal tersebut sebanyak 104/ml.

Daftar Pustaka 1. Mims C., Playfair J., Roitt I., Wakelin D., Williams R. The Organisms. In: Medical Microbiology, 2nd ed., London: Mosby, 2000:pp 17-45. 2. Davis CP. Normal flora. In: Baron S. (ed.). Medical Microbiology, 4th ed., Texas: Galveston, 1996. Available at URL http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK7617/ 3. Todar K. The normal bacterial flora of humans. In: Todars Online Textbook of Microbiology, 2011. Available at URL http://www.textbookofbacteriology.net/normalflora.html 4. Brooks GF, Carroll KC, Butel JS, Morse SA. Normal microbial flora on the human body. In: Brooks GF, Carroll KC, Butel JS, Morse SA (eds.). Jawetz, Melnick, & Adelbergs Medical Microbiology, 24th ed., New York: McGraw-Hill Medical, 2007. 5. Hillier SL. Normal genital flora. In: Holmes KK, Sparling PF, Stamm WE, Piot P, Wasserheit JN, Corey L, et al (eds.). Sexually Transmitted Diseases, 4th ed., New York: McGraw-Hill Medical, 2008:pp 289-307. 6. Bunker CB. Diseases and disorders of the male genitalia. In: Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ (eds.) Fitzpatricks Dermatology In General Medicine, 7th ed., New York: McGraw-Hill Medical, 2008:pp654-675.

Anda mungkin juga menyukai