Anda di halaman 1dari 33

STATUS ILMU BEDAH SMF BEDAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOJA PRESENTASI KASUS : TUMOR PAYUDARA Nama

Mahasiswa NIM : Dito Desdwianto : 030.07.072

Dokter Pembimbing : dr. Sunaryo,Sp.B

IDENTITAS PASIEN Nama lengkap Umur Status perkawinan Pekerjaan Alamat : Ny. Saunih : 54 tahun : menikah : Penyapu jalan : Jl. Pati ukur RT 001/006 Jenis kelamin Suku bangsa Agama Pendidikan Tanggal masuk RS : Perempuan : Jawa : Islam :: 28 Mei 2012

A. ANAMNESIS Diambil dari autoanamnesis dan alloanamnesis, tanggal Keluhan Utama: Payudara kanan mengeluarkan darah sejak 1 hari SMRS Keluhan Tambahan : Payudara kanan terasa nyeri Riwayat Penyakit Sekarang: Os. datang ke IGD RSUD koja dengan keluhan utama payudara kanan mengeluarkan darah sejak 1 hari SMRS, darah keluar memuncrat sebanyak gelas.darah disertai cairan berwarna putih seperti timun. 1 tahun SMRS os merasakaan payudara kanan terdapat benjolan, benjolan dirasakan sebesar bola pingpong berjumlah 1 buah. Os mengaku hal ini timbul secara tiba tiba, tidak ada benturan pada payudara sebelumnya. Menurut keterangan Os ukuran payudara normal, tidak membesar. 1 29 Mei 2012, pukul 11.00 WIB

6 bulan SMRS. Os menyadari payudara semakin keras, mulai sedikit membesar. Dan terkadang terasa nyeri. Nyeri dirasakan ringan, hilang timbul idak menentu, tanpa dicetuskan oleh sesuatu yang spesifik, dan bersifat tumpul. Nyeri hanya dirasakan pada payudara kanan. Tidak menjalar ke daerah lain. Atas saran dari tetangganya yang bekerja sebagai perawat Os. disarankan memeriksa ke Dokter spesialis. Os mengaku tidak mempunyai biaya dan beranggapan hanya sakit biasa saja. Oleh karena itu Os. hanya berobat ke dokter di Puskesmas dan diberikan obat obatan penghilang rasa nyeri. 3 bulan SMRS, payudara kanan dirasakan semakin parah kulit mengelupas dan terdapat luka, menurut Os. luka disebabkan karena sering menaruh uang di bagian payudara. Payudara kiri dirasakan masih keras dan dirasakan nyeri. Kulit payudara kiri bawah mulai kemerahan, dan kulit seperti jeruk. Cairan putih seperti timun dirasakan Os. keluar dari luka. Putting susu tertarik ke dalam. 1 bulan SMRS Os. mengaku darah keluar dari payudara sebelah kanan.Nyeri masih dirasakan, kulit payudara juga masih terasa keras dan terdapat gambaran seperti kulit jeruk. Selain itu juga Os. mengaku terjadi penurunan berat badan. Benjolan di daerah ketiak mulai dirasakan. Berjumlah 1 buah ukuran sebesar bakso. Keluhan lain seperti sesak nafas,batuk-batuk lama, sakit tulang, sakit punggung, keluhan umum yang lain diangkal. Riwayat Penyakit dahulu Riwayat keluhan serupa disangkal pasien. Pasien juga belum pernah dirawat di rumah sakit sebelumnya, pasien hanya berobat ke puskesmas. Pasien tidak pernah merasakan benjolan sebelumnya baik di payudara kiri maupun kanan. Pasien tidak pernah menjalani radiasi sebelumnya di daerah dada. Riwayat penyakit lain seperti Tekanan darah tinggi, Kencing manis, penyakit paru, penyakit jantung disangkal oleh Os.

Riwayat Penyakit Keluarga

Menurut keterangan os. Keluarga tidak ada yang mengalami hal serupa.Os mengaku bapak Os. Mempunyai penyakit kencing manis. Riwayat keganasan disangkal. Riwayat penyakit lain seperti darah tinggi, penyakit paru, dan jantung disangkal. Riwayat Kehamilan dan kebiasaan Os sudah menikah dan mempunyai 7 anak. Os. Tidak ingat menikah umur berapa, menurut keterangan keluarga anak pertama sudah meninggal karena kecelakaan. Jarak antar anak menurut keterangan keluarga sekitar 2-3 tahun, menurut keterangan keluarga anak terakhir berumur 19 tahun. Pasien mengaku menyusui kurang dari 1 tahun untuk masing masing anak. Menurut keterangan Os. Haid dirasakan teratur, lama haid 1 minggu , Os. Tidak ingat pertama kali haid umur berapa, menurut keterangan Os. Sudah menopause sekitar 4 tahun. Sejak kelahiran anak ketiga Os. Rutin menggunakan Pil KB sebagai alat kontrasepsi. Os. Mengaku selama sakit sudah tidak bekerja lagi, pasien jarang berolahraga, tidak emrokok dan mengkonsumsi alkohol. B. PEMERIKSAAN FISIK Pemeriksaan fisik dilakukan pada tanggal 29 Mei 2012 A. Status generalis Pemeriksaan Umum Keadaan Umum Kesadaran Keadaan gizi Tanda Vital Tekanan Darah Frekuensi Nadi Frekuensi Nafas Pemeriksaan Sistematis Kepala Mata : Normocephali, rambut hitam, tidak mudah dicabut, deformitas (-) : Palpebra tidak oedem, pupil bulat isokor Konjungtiva anemis +/+, sclera ikterik -/Reflex cahaya langsung +/+, refleks cahaya tidak langsung +/+ 3 : 120/70 mmHg : 80 x/menit : 20x/menit, pola pernafasan normal, thorakal-abdominal, : Tampak sakit sedang : Compos mentis : Cukup

tidak terlihat penggunaan otot bantu pernafasan.

Hidung: Normosepta , deformitas -, sekret -/Mulut : bibir kering (-), sianosis (-) Mukosa bibir pecah- pecah (-) Oral hygiene baik, gigi geligi lengkap, gusi hiperemis (-) Faring tidak hiperemis, tonsil T1-T1, kriptus tidak melebar Telinga: Normotia, deformitas (-), tanda radang (-) Leher : KGB tidak teraba membesar Kelenjar tiroid tidak teraba membesar Trachea berada ditengah Thoraks Jantung : Inspeksi Palpasi Perkusi : Ictus cordis tidak terlihat : Icktus cordis terba ics V pada 2 cm linea midclavikularis sinistra : - Batas atas jantung pada ics III linea parasternal sinistra. - Batas kanan jantung pada linea parasternal kanan ics IIIIV-V - Batas kiri jantung ics V pada 3 cm medial linea midclavikularis sinistra Auskultasi Paru : SI-SII reguler, Gallop (-), Murmur (-). : Inspeksi : simetris dalam keadaan statis dan dinamis, memar (-) Palpasi : vocal fremitus sama kuat paru dextra dan sinistra Perkusi : sonor pada kedua lapang paru. Auskultasi : suara nafas vesikuler, rhonki -/-, wheezing -/Abdomen : Inspeksi : datar, simetris Palpasi : supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba Perkusi : timpani pada seluruh abdomen Auskultasi : bising usus normal 3kali permenit

Ekstremitas Atas : akral hangat, oedem -/-, deformitas -/4

Bawah : akral hangat, oedem -/- , deformitas -/B. Status lokalis Regio mammae sinistra Inspeksi : tidak tampaak benjolan, warna kulit sama dengan sekitar,retraksi papil (+), ulserasi (-). Palpasi : tidak teraba benjolan atau massa. Regio mammae dextra

Inspeksi : tampak payudara kanan lebih besar ari pada kiri, tampak gambaran peau de orange pada kuadran bawah, secret (+), darah (+), retraki pappil mammae (+) Palpasi : Payudara kanan teraba keras, bertbatas tegas, luas sekitar 10 x 4 x 4 cm. tidak dapat digerakkan pada dasarnya, nyeri tekan (+). Regio Aksila sinistra Inspeksi : tidak tampak benjolan dan ulserasi. Palpasi : Tidak tampak pembesaran kelenjar getah bening pada aksila dan tidak teraba benjolan. Regio Aksila dextra Inspeksi : tampak benjolan. Tidak terdapat perbedaan warna sekitar. Palpasi : terdapat benjolan berjumlah 1 buah berukuran 3 x 2 x 0,5 cm, berbatas tegas, konsistensi keras, nyeri (+), tidak teraba hangat, disekitar benjolan tidak hiperemis, tidak dapat digerakkan. Regio Supraklavikuler dextra dan sinistra Inspeksi : tidak tampak benjolan atau userasi. Palpasi : tidak teraba pmbearan aksila dan tidak teraba benjolan.

PEMERIKSAAN PENUNJANG Laboratorium Rutin Hasil Pemeriksaan Hematologi Hemoglobin Hematokrit Trombosit Leukosit Eritrosit MCV (VER) MCH (HER) MCHC (KHER) Hitung jenis Basofil Eosinofil Batang Segmen Limfosit Monosit LED RDW Elektrolit Na K Cl PEMERIKSAAN PENUNJANG 1. thorax (PA) Pulmo kanan dan kiri normal 6 10,3 32 250.000 16.300 3.46 91 30 33 0 8 0 79 10 3 83 17.7 139 3.89 111 Nilai Normal 13.5-17.5 mg/dl 41-53 % 150.000-450.000 4100-10900/ul 4.0-5.0 juta/ul 80-100 fL 26-34 pg 31-36 g/dL 0-2 % 0-5 % 2-6 % 47-80 % 13-40 % 2-11 % <15 mm/jam 11,-14,8 135-147 mmol/L 3,5-5,0 mmol/L 96-108 mmol/L Tanggal 29 Mei 2012

Bentuk dan ukuran jantung normal, CTR<50 % Kesan : Pulmo dan Cor normal

RESUME Os. datang ke IGD RSUD koja dengan keluhan utama payudara kanan mengeluarkan darah sejak 1 hari SMRS, darah keluar memuncrat sebanyak gelas.darah disertai cairan berwarna putih seperti timun. 1 tahun SMRS os merasakaan payudara kanan terdapat benjolan, benjolan dirasakan sebesar bola pingpong berjumlah 1 buah. Os mengaku hal ini timbul secara tiba tiba. 6 bulan SMRS. Os menyadari payudara semakin keras, mulai sedikit membesar. Dan terkadang terasa nyeri. Nyeri dirasakan ringan, hilang timbul tidak menentu, tanpa dicetuskan oleh sesuatu yang spesifik, dan bersifat tumpul. Nyeri hanya dirasakan pada payudara kanan. Tidak menjalar ke daerah lain. 3 bulan SMRS, Kulit payudara kiri bawah mulai kemerahan, dan kulit seperti jeruk. Cairan putih seperti timun dirasakan Os. keluar dari luka. Putting susu tertarik ke dalam. 1 bulan SMRS Os. mengaku darah keluar dari payudara sebelah kanan. Benjolan di daerah ketiak mulai dirasakan. Berjumlah 1 buah ukuran sebesar bakso. Os mengaku bapak Os. Mempunyai penyakit kencing manis. Os sudah menikah dan mempunyai 7 anak. Os. Jarak antar anak menurut keterangan keluarga sekitar 2-3 tahun, menurut keterangan keluarga anak terakhir berumur 19 tahun. Pasien mengaku menyusui kurang dari 1 tahun untuk masing masing anak. Os. Haid diarsakan teratur, Os. Sudah menopause sekitar 4 tahun. Sejak kelahiran anak ketiga Os. Rutin menggunakan Pil KB sebagai alat kontrasepsi. Os. Mengaku selamaa sakit sudah tidak bekerja lagi, Regio mammae dextra Inspeksi tampak payudara kanan lebih besar ari pada kiri, tampak 7

gambaran peau de orange pada kuadran bawah, secret (+), darah (+), retraksi pappil mammae (+) Palpasi Payudara kanan teraba keras, berbatas tegas, luas sekitar 10 x 4 x 4 cm. tidak dapat digerakkan pada dasarnya, nyeri tekan (+). Hb = 10,3 /dl leukosit 16.300 u/l Ht= 32 % Cl 111 mmol/L DIAGNOSIS KERJA Tumor Mammae dextra suspect Ca mammae Stadium IIIB (T4,N2,M0) DAGNOSIS BANDING Mastitis Karsinomatosa PEMERIKSAAN ANJURAN 1. Mammografi. 2. Biopsi. 3. Faal hemostasis. 4. Crossmatch TATALAKSANA - IVFD RL 2500cc/24jam - Cefuroxime 2x1gr - Ketorolak 3x30mg - Vit. K 3x80ug PROGNOSIS Ad vitam Ad fungsionam Ad sanasionam : dubia ad malam : dubia ad malam : dubia ad malam BAB II TINJAUAN PUSTAKA TUMOR PAYUDARA

I.

Definisi

Tumor atau neoplasma secara umum di artikan sebagai benjolan atau pembengkakan yang disebabkan pertumbuhan sel abnormal dalam tubuh. Pertumbuhan tumor dapat bersifat ganas (malignan) atau jinak (benign). Tumor jinak mammae ialah lesi jinak yang disebabkan pertumbuhan sel abnormal yang dapat terjadi pada payudara.

II. Insidens dan epidemiologi1,5 Karsinoma payudara pada wanita menduduki tempat kedua setelah karsinoma serviks uterus. Kurva insidens usia bergerak naik terus sejak usia 30 tahun. Kanker ini jarang ditemui pada wanita usia dibawah 20 tahun. Angka tertinggi pada usia 45-66 tahun. Insidens karsinoma payudara pada laki-laki hanya 1% dari kejadian pada perempuan. Berdasarkan penelitian (Haagensen) kanker payudara lebih sering terjadi di kuadran lateral atas, kemudian sentral (subareolar) dan payudara kiri lebih sering terkena dibandingkan dengan payudara kanan.5

III.

Anatomi dan fisiologi

Payudara sebagai kelenjar subkutis mulai tumbuh sejak minggu ke-enam masa embrio, yaitu berupa penebalan ektodermal sepanjang garis yang disebut garis susu yang terbentang dari aksila sampai ke regio inguinal. Dua pertiga dari garis tersebut segera menghilang dan tinggal bagian dada saja yang berkembang menjadi cikal bakal payudara. Beberapa hari setelah lahir, pada bayi, dapat terjadi pembesaran payudara unilateral atau bilateral diikuti dengan sekresi cairan keruh. Keadaan yang disebut mastitis neonatorum ini disebabkan oleh berkembangnya sistem duktus dan tumbuhnya asinus serta vaskularisasi pada stroma yang dirangsang secara tidak langsung oleh tingginya kadar estrogen ibu di dalam sirkulasi darah bayi. Setelah lahir kadar hormon ini menurun, dan ini merangsang hipofisis untuk memproduksi prolaktin. Prolaktin inilah yang menimbulkan perubahan payudara. Kelenjar susu yang bentuknya bulat ini merupakan kelenjar kulit atau apendiks kulit yang terletak di fascia pektoralis. Pada bagian lateral atasnya jaringan kelenjar ini keluar dari bulatannya ke arah aksila, disebut penonjolan Spence atau ekor payudara. Setiap payudara terdiri dari 12 sampai 20 lobulus kelenjar yang masing-masing mempunyai saluran ke papilla mamma, yang disebut duktus laktiferus. Diantara kelenjar susu dan fascia pektoralis, juga diantara kulit dan kelenjar tersebut mungkin terdapat jaringan lemak. Diantara lobulus tersebut ada jaringan ikat yang disebut ligamentum Cooper yang memberi rangka untuk payudara. III.1 Vaskularisasi 10

Pendarahan payudara terutama berasal dari cabang a.perforantes anterior dari a.mammaria interna, a.torakalis yang bercabang dari a.aksilaris, dan beberapa a.interkostalis. Persarafan kulit payudara diurus oleh cabang pleksus servikalis dan n.interkostalis. Jaringan kelenjar payudara sendiri diurus oleh saraf simpatik. Penyaluran limfe dari payudara kurang lebih 75% ke aksila, sebagian lagi ke kelenjar parasternal, terutama dari bagian yang sentral dan medial dan ada pula penyaluran yang ke kelenjar interpektoralis. Di aksila terdapat rata-rata 50 (berkisar dari 10 sampai 90) buah kelenjar getah bening yang berada di sepanjang arteri dan vena brakialis. Saluran limfe dari seluruh payudara mengalir ke kelompok anterior aksila, kelompok sentral aksila, kelenjar aksila bagian dalam, yang lewat sepanjang v.aksilaris dan yang berlanjut langsung ke kelenjar servikal bagian kaudal dalam di supraklavikuler. Jalur limfe lainnya berasal dari daerah sentral dan medial yang selain menuju ke kelenjar sepanjang pembuluh mammaria interna, juga menuju ke aksila kontralateral, ke m.rectus abdominis lewat ligamentum falsifarum hepatis ke hati, ke pleura, dan ke payudara kontralateral. III.2 Fisiologi Perkembangan payudara dan fungsinya dipengaruhi oleh Bermacam stimulus, diantaranya stimulus dari estrogen, progesteron, prolaktin, oksitosin, hormon tiroid, kortisol dan growth hormon. Terutama estrogen, progesteron, dan prolakltin telah dibuktikan memiliki efek tropik yang esensial dalam perkembangan dan fungsi payudara normal. Estrogen mempengaruhi perkembangan duktus, sedangkan progesteron berperandalam perubahan perkembangan epitel dan lobular. Prolaktin adalah hormon primer yang menstimulus laktogenesis pada akhir kehamilan dan pada periode postpartum. Prolaktin meningkatkan regulasi reseptor hormon dan menstimulasi perkembangan epitel. Payudara mengalami tiga macam perubahan yang dipengaruhi hormon. Perubahan pertama ialah mulai dari masa hidup anak melalui masa pubertas, masa fertilitas, sampai ke klimakterium dan menopause. Sejak pubertas pengaruh estrogen dan progesteron yang diproduksi ovarium dan juga hormon hipofise, telah menyebabkan duktus berkembang dan timbulnya asinus. Perubahan kedua adalah perubahan sesuai dengan daur menstruasi. Sekitar hari kedelapan menstruasi, payudara jadi lebih besar dan pada beberapa hari sebelum menstruasi berikutnya terjadi 11

pembesaran maksimal. Kadang-kadang timbul benjolan yang tidak nyeri dan tidak rata. Selama beberapa hari menjelang menstruasi, payudara menjadi tegang dan nyeri sehingga pemeriksaan fisik, terutama palpasi, tidak mungkin dilakukan. Pada waktu itu pemeriksaan foto mammogram tidak berguna karena kontras kelenjar terlalu besar. Begitu menstruasi mulai, semuanya berkurang. Perubahan ketiga terjadi waktu hamil dan menyusui. Pada kehamilan, payudara menjadi besar karena epitel duktus lobularis dan duktus alveolus berproliferasi, dan tumbuh duktus baru. Sekresi hormon prolaktin dari hipofisis anterior memicu (trigger) laktasi. Air susu diproduksi oleh sel-sel alveolus, mengisi asinus, kemudian dikeluarkan melalui duktus ke puting susu IV. Patofisiologi Kanker payudara, seperti bentuk lain dari kanker, adalah hasil dari faktor lingkungan dan turun-temurun beberapa. Beberapa faktor-faktor ini meliputi: 1. Lesi pada DNA seperti mutasi genetik. Mutasi yang dapat menyebabkan kanker payudara telah eksperimental dikaitkan dengan paparan estrogen. 2. Kegagalan pengawasan kekebalan, sebuah teori di mana sistem kekebalan tubuh menghilangkan sel-sel ganas sepanjang hidup seseorang. 3. Faktor pertumbuhan abnormal sinyal dalam interaksi antara sel-sel stroma dan sel epitel dapat memfasilitasi pertumbuhan sel ganas. 4. Cacat diwariskan dalam gen perbaikan DNA, seperti''''BRCA1, BRCA2''''dan''''TP53. Orang-orang di negara-negara berkembang melaporkan tingkat kejadian lebih rendah dibandingkan di negara maju. V. Etiologi dan faktor risiko1,2,3 Terdapat banyak faktor yang diperkirakan mempunyai pengaruh terhadap terjadinya kanker payudara diantaranya: 1. Riwayat keluarga dan faktor genetik: Riwayat keluarga merupakan komponen yang penting dalam riwayat penderita yang akan dilaksanakan skrining untuk kanker payudara. Terdapat peningkatan risiko 2-3 kali lebih besar keganasan pada wanita yang ibu atau 12

saudara kandungnya menderita kanker payudara, terutama bila keluarga tersebut menderita kanker bilateral atau kanker pada pramenopause.1 Pada studi genetik ditemukan bahwa kanker payudara berhubungan dengan gen tertentu. Apabila terdapat BRCA 1, yaitu suatu gen kerentanan terhadap kanker payudara, probabilitas untuk terjadi kanker payudara sebesar 60% pada umur 50 tahun dan sebesar 85% pada umur 70 tahun. Faktor Usia sangat berpengaruh, sekitar 60% kanker payudara terjadi di usia 60 tahun. Resiko terbesar usia 75 tahun.2 2. Usia: Insidens meningkat sejalan dengaan bertambahnya usia.1 3. Faktor reproduksi: Karakteristik reproduktif yang berhubungan dengan risiko terjadinya kanker payudara adalah nuliparitas, menarche pada umur muda, menopause pada umur lebih tua, dan kehamilan pertama pada umur tua. Risiko utama kanker payudara adalah bertambahnya umur. Diperkirakan, periode antara terjadinya haid pertama dengan umur saat kehamilan pertama merupakan window of initiation perkembangan kanker payudara. Secara anatomi dan fungsional, payudara akan mengalami atrofi dengan bertambahnya umur. Kurang dari 25% kanker payudara terjadi pada masa sebelum menopause sehingga diperkirakan awal terjadinya tumor terjadi jauh sebelum terjadinya perubahan klinis.2 4. Penggunaan hormon: Hormon estrogen berhubungan dengan terjadinya kanker payudara.1,2 Laporan dari Harvard School of Public Health menyatakan bahwa terdapat peningkatan kanker payudara yang signifikan pada para pengguna terapi estrogen replacement. Suatu metaanalisis menyatakan bahwa walaupun tidak terdapat risiko kanker payudara pada pengguna kontrasepsi oral, wanita yang menggunakan obat ini untuk waktu yang lama mempunyai risiko tinggi untuk mengalami kanker payudara sebelum menopause. Sel-sel yang sensitif terhadap rangsangan hormonal mungkin mengalami perubahan degenerasi jinak atau menjadi ganas.2 5. Penyakit fibrokistik: Pada wanita dengan adenosis, fibroadenoma, dan fibrosis, tidak ada peningkatan risiko terjadinya kanker payudara. Pada hiperplasis dan papiloma, risiko sedikit meningkat 1,5 sampai 2 kali. Sedangkan pada hiperplasia atipik, risiko meningkat hingga 5 kali.2 6. Obesitas: Terdapat hubungan yang positif antara berat badan dan bentuk tubuh dengan kanker payudara pada wanita pasca menopause.2,3 Variasi terhadap kekerapan kanker ini di

13

negara-negara Barat dan bukan Barat serta perubahan kekerapan sesudah migrasi menunjukkan bahwa terdapat pengaruh diet terhadap terjadinya keganasan ini.2 7. Konsumsi lemak: Konsumsi lemak diperkirakan sebagai suatu faktor risiko terjadinya kanker payudara. Willet dkk. melakukan studi prospektif selama 8 tahun tentang konsumsi lemak dan serat dalam hubungannya dengan risiko kanker payudara pada wanita umur 34 sampai 59 tahun.1,2 8. Radiasi: Eksposur dengan radiasi ionisasi selama atau sesudah pubertas meningkatkan terjadinya risiko kanker payudara. Dari beberapa penelitian yang dilakukan disimpulkan bahwa risiko kanker radiasi berhubungan secara linier dengan dosis dan umur saat terjadinya eksposur.1,2 VI. Klasifikasi2 VI.1 Stadium Stadium penyakit kanker adalah suatu keadaan dari hasil penilaian dokter saat mendiagnosis suatu penyakit kanker yang diderita pasiennya, sudah sejauh manakah tingkat penyebaran kanker tersebut baik ke organ atau jaringan sekitar maupun penyebaran ketempat lain. Stadium hanya dikenal pada tumor ganas atau kanker dan tidak ada pada tumor jinak. Untuk menentukan suatu stadium, harus dilakukan pemeriksaan klinis dan ditunjang dengan pemeriksaan penunjang lainnya yaitu histopatologi atau PA, rontgen , USG, dan bila memungkinkan dengan CT scan, scintigrafi, dll. Banyak sekali cara untuk menentukan stadium, namun yang paling banyak dianut saat ini adalah stadium kanker berdasarkan klasifikasi sistem TNM yang direkomendasikan oleh UICC (International Union Against Cancer dari World Health Organization)/AJCC (American Joint Committee On cancer yang disponsori oleh American Cancer Society dan American College of Surgeons).2

VI.2 Pada sistem TNM1,2,3 TNM merupakan singkatan dari "T" yaitu tumor size atau ukuran tumor , "N" yaitu node atau kelenjar getah bening regional dan "M" yaitu metastasis atau penyebaran jauh. Ketiga faktor 14

T, N, dan M dinilai baik secara klinis sebelum dilakukan operasi, juga sesudah operasi dan dilakukan pemeriksaan histopatologi (PA). Pada kanker payudara, penilaian TNM sebagai berikut:

T (tumor size), ukuran tumor:


o o o o o

T 0: tidak ditemukan tumor primer T 1: ukuran tumor diameter 2 cm atau kurang T 2: ukuran tumor diameter antara 2-5 cm T 3: ukuran tumor diameter > 5 cm T 4: ukuran tumor berapa saja, tetapi sudah ada penyebaran ke kulit atau dinding dada atau pada keduanya, dapat berupa borok, edema atau bengkak, kulit payudara kemerahan atau ada benjolan kecil di kulit di luar tumor utama

N (node), kelenjar getah bening regional (kgb):


o o o o

N 0: tidak terdapat metastasis pada kgb regional di ketiak/aksilla N 1: ada metastasis ke kgb aksilla yang masih dapat digerakkan N 2: ada metastasis ke kgb aksilla yang sulit digerakkan N 3: ada metastasis ke kgb di atas tulang selangka (supraclavicula) atau pada kgb di mammary interna di dekat tulang sternum

M (metastasis), penyebaran jauh:


o o o

M x: metastasis jauh belum dapat dinilai M 0: tidak terdapat metastasis jauh M 1: terdapat metastasis jauh

Setelah masing-masing faktor T, N, dan M didapatkan, ketiga faktor tersebut kemudian digabung dan akan diperoleh stadium kanker sebagai berikut:

Stadium 0: T0 N0 M0 Stadium 1: T1 N0 M0 Stadium II A: T0 N1 M0/T1 N1 M0/T2 N0 M0 Stadium II B: T2 N1 M0 / T3 N0 M0 Stadium III A: T0 N2 M0/T1 N2 M0/T2 N2 M0/T3 N1 M0/T3 N2 M0 Stadium III B: T4 N0 M0/T4 N1 M0/T4 N2 M0 Stadium III C: Tiap T N3 M0 15

Stadium IV: Tiap T-Tiap N-M1 Pemeriksaan Fisik Karena organ payudara dipengaruhi oleh faktor hormonal antara lain estrogen dan

VII.

progesteron maka sebaiknya pemeriksaan payudara dilakukan di saat pengaruh hormonal ini seminimal mungkin, yaitu setelah menstruasi lebih kurang satu minggu dari hari pertama menstruasi. Dengan pemeriksaan fisik yang lebih baik dan teliti, ketepatan pemeriksaan untuk kanker payudara secara klinis cukup tinggi. A. Teknik pemeriksaan (Bruncardi,2005): 1. Posisi duduk atau berdiri Inspeksi Pasien diperiksa dengan badan bagian atas terbuka. 1. Tegak tangan di sisi tubuh Penderita duduk dengan tangan jatuh bebas (relax) di samping tubuh, dan pemeriksa berdiri di depan dalam posisi yang lebih kurang sama tinggi. Yang dinilai : Simetris payudara kiri-kanan Letak dan bentuk payudara Ukuran payudara; tinggi dan besar kontur mammae, terutama lipatan bawah Kelainan papila; Adakah retraksi puting susu Kelainan kulit; Adakah peau dorange, dimpling, ulcerasi Ada tidaknya tanda-tanda radang

2. Lengan sama.

digerakkan

perlahan-lahan

keatas

bersama-

Yang dinilai : Simetris payudara kiri-kanan 16

Letak dan bentuk payudara Fiksasi kulit atau papilla mammae Adakah tumor turut yang bergerak di bawah kulit Ukuran payudara; tinggi dan besar kontur mammae, terutama lipatan bawah

3. Manuver kontraksi muskulus pektoralis dengan kedua lengan menakan di pinggang, penderita duduk. Yang dinilai : Mammae yang menderita karsinoma tampak lebih menonjol daripada mammae yang normal dan daerah kulit yang melekuk (dimpling) atau terfiksasir akan terlihat lebih jelas Palpasi Yang dinilai : Massa tumor : ukuran, lokasi, bentuk, konsistensi, terfiksasi atau tidak ke kulit atau dinding Perubahan kulit : kemerahan, udem, peau dorange, dimpling, nodul satelit, dada. ulcerasi Perubahan puting : tertarik, edema, peau dorange, erosi, krusta, ada atau tidak cairan Status kelenjar getah bening : jumlah, lokasi, ukuran, terfiksasi satu dengan yang lain atau (discharge) hemorrhagis. sekitar. Dalam posisi duduk paling baik untuk palpasi kelenjar Supraclavicula dan aksila. Palpasi kelenjar Supraclavicula dilakukan dari depan dan belakang penderita dengan ujung jari. Untuk palpasi kelenjar aksila, Muskulus Pectoralis harus dalam keadaan relaksasi dengan menyokong lengan yang bersangkutan dengan satu tangan sedangkan ujung jari tangan yang lain meraba kelenjar Aksila pasien

2. Posisi Baring

17

Penderita berbaring dan diusahakan agar payudara jatuh tersebar rata di atas lapangan dada sehingga kulit payudara tidak terlipat dan tepi jaringan payudara sama tebal/tipis, jika perlu bahu/punggung diganjal dengan bantal kecil pada penderita yang payudaranya sakit. Pemeriksa berdiri disamping pasien, di sebelah payudara yang diperiksa.

Inspeksi Yang dinilai : Adakah perubahan kulit : dimpling, retraksi akibat serabut fasia yang melekatkan kulit dan tumor mengalami pemendekan (terlihat jelas dengan tangan di belakang kepala dan hiperekstensi untuk menegangkan fasia), gambaran vena, edema. Perubahan areola payudara : pointing nipple (arah puting susu biasanya berbelok ke arah tumor) Ada atau tidaknya benjolan Palpasi Palpasi dilakukan dengan menggunakan falank distal dan falank medial jari II, III, dan IV dan dikerjakan secara sistematis mulai dari clavicula sampai ke distal setinggi iga ke-6, dari tepi sternum ketepi latisimus dorsi garis axilla anterior. Pemeriksaan daerah sentral subaerola dan papilla jangan terlupa. Dapat juga sistematis dari tepi sentral (sentrifugal) berakhir ke daerah papil. Untuk pemeriksaan separuh lateral mammae lengan pasien diletakkan ke atas samping kepala. Sedangkan untuk memeriksa separuh medial mamme lengan pasien diletakkan relax di samping badan. Yang dinilai : Massa tumor : ukuran, lokasi, bentuk, konsistensi, terfiksasi atau tidak ke kulit atau dinding dada. Perubahan kulit : kemerahan, udem, peau dorange, dimpling, nodul satelit, ulcerasi 18

Perubahan puting : tertarik, edema, peau dorange, erosi, krusta, ada atau tidak cairan (discharge) hemorrhagis. Status kelenjar getah bening : jumlah, lokasi, ukuran, terfiksasi satu dengan yang lain atau sekitar. Bila ditemukan tumor, tetapkan keadaan tumornya, yaitu lokasi tumor berdasarkan kuadrannya, ukuran, konsistensi, batas : tegas / tidak; dan mobilitas terhadap kulit otot pektoralis, atau dinding dada 4. Pemeriksaan KGB regional didaerah a. Aksila, yang ditemukan kelompok kelenjar : Mamaria eksterna di anterior, dibawah tepi otot pektoralis Subskapularis di posterior aksila Sentral dipusat aksila Apikal diujung atas fascia aksilaris

Pada perabaan ditentukan besar, konsistensi, jumlah; apakah terfiksasi satu dengan yang lain atau tidak. b. Supra dan infraklavikula, serta KGB leher utama Pemeriksaan sebaiknya posisi duduk, karena dalam posisi ini fosa aksila jatuh ke bawah sehingga mudah untuk diperiksa. Pemeriksaan aksila kanan, tangan kanan penderita dilatakkan/jatuh lemas di tangan kanan/bahu pemeriksa dan aksila diperiksa dengan tangan kiri pemeriksa. Demikian sebaliknya pada aksila kiri. c. Organ lain yang diperiksa untuk melihat adanya metastasis yaitu hepar, lien, tulang belakang, dan paru. Metastasis jauh dapat bergejala sebagai berikut : Otak : nyeri kepala, mual, muntah, epilepsy, ataksia, paresis, paralysis Paru Hati Tulang : : : efusi, sesak nafas kadang tanpa gejala, massa ikterus obstruksi nyeri, patah tulang

SADARI (perikSA payuDAra sendiRI)

19

Sebaiknya pemeriksaan dilakukan sehabis selesai masa menstruasi. Sebelum menstruasi (7-10 hari setelah menstruasi hari pertama), payudara agak membengkak sehingga menyulitkan pemeriksaan (Dokter Sehat,2007). Caranya : a. Lihat adanya kelainan pada payudara seperti:

Adanya benjolan Kulit bersisik sekitar puting Puting susu keluar darah/cairan lain Cekungan pada kulit payudara/seperti kulit jeruk Perubahan bentuk/ukuran

b. Jika tidak terlihat kelainan, lakukan pemeriksaan lagi dengan cara: Pemeriksaan Medik, Pemeriksaan Payudara secara berkala oleh tenaga medis (dokter) VIII. Gejala klinis1,2,3 Gejala klinis kanker payudara dapat berupa: 1.Benjolan pada payudara Umumnya berupa benjolan yang tidak nyeri pada payudara. Benjolan itu mula-mula kecil, semakin lama akan semakin besar, lalu melekat pada kulit atau menimbulkan perubahan pada kulit payudara atau pada puting susu. 2.Erosi atau eksema puting susu Kulit atau puting susu tadi menjadi tertarik ke dalam (retraksi), berwarna merah muda atau kecoklat-coklatan sampai menjadi oedema hingga kulit kelihatan seperti kulit jeruk (peau d'orange), mengkerut, atau timbul borok (ulkus) pada payudara. Borok itu semakin lama akan semakin besar dan mendalam sehingga dapat menghancurkan seluruh payudara, sering berbau busuk, dan mudah berdarah. Ciri-ciri lainnya antara lain:

Pendarahan pada puting susu.

20

Rasa sakit atau nyeri pada umumnya baru timbul apabila tumor sudah besar, sudah timbul borok, atau bila sudah muncul metastase ke tulang-tulang. Kemudian timbul pembesaran kelenjar getah bening di ketiak, bengkak (edema) pada lengan, dan penyebaran kanker ke seluruh tubuh (Handoyo, 1990).

Kanker payudara lanjut sangat mudah dikenali dengan mengetahui kriteria operbilitas Heagensen sebagai berikut:

terdapat edema luas pada kulit payudara (lebih 1/3 luas kulit payudara); adanya nodul satelit pada kulit payudara; kanker payudara jenis mastitis karsinimatosa; terdapat model parasternal; terdapat nodul supraklavikula; adanya edema lengan; adanya metastase jauh; serta terdapat dua dari tanda-tanda locally advanced, yaitu ulserasi kulit, edema kulit, kulit terfiksasi pada dinding toraks, kelenjar getah bening aksila berdiameter lebih 2,5 cm, dan kelenjar getah bening aksila melekat satu sama lain.

21

IX. Jenis jenis kanker payudara Jenis kanker payudara yang paling umum adalah berasal dari saluran air susu ( ductal carcinoma ) atau kelenjar air susu ( lobular carcinoma ). Penentuan asal kanker ditentukan dari bentuk sel kanker yang terlihat secara microscopic dalam biopsy. In situ breast cancer In situ breast cancer adalah type kanker yang mana sel kanker tetap berada dalam selubung tempat asalnya. Jadi sel kanker tidak menyerang jaringan disekitar saluran air susu atau kelenjar air susu. Jenisnya antara lain : Ductal Carsinoma In Situ ( DCIS )

ENLARGEMENT: A. Normal duct cells B. Duct cancer cells C. Basement membrane D. lumen ( centre of duct ) Adalah suatu sel abnormal di sepanjang saluran air susu yang tidak menyerang jaringan sekitar payudara. Ini adalah kanker payudara stadium awal. Beberapa ahli menganggap DCIS adalah kondisi sangat awal dari kanker. Hampir semua wanita dengan DCIS ini bisa disembuhkan. Tapi ada juga yang berkembang menjadi kanker payudara yang invasife.

22

Lobular Carsinoma In Situ ( LCIS )

ENLARGEMENT : A. Normal lobular cells B. Lobular cancer cells C. Basement membrane Bahwa suatu sel abnormal masih berada dalam kelenjar air susu, dan tidak menyerang jaringan disekitarnya. Masih menjadi kontroversi diantara ahli-ahli kanker bahwa apakah LCIS merupakan suatu stadium sangat awal dari kanker ataukah hanya merupakan penanda bahwa itu dimasa datang akan berubah menjadi kanker. Tetapi para ahli juga sepakat bahwa apabila seseorang mempunyai LCIS, berarti di kemudian hari dia mempunyai resiko untuk mempunyai kanker pada salah satu payudaranya. Pada payudara yang terdapat LCIS bisa berubah menjadi invasive lobular breast cancer. Bila kanker berkembang pada payudara yang lain, maka bisa jadi menjadi Invasife Lobular atau Invasife Ductal Carsinoma. Invasive breast cancer ( Kanker payudara yang invasive ) Invasive ( infiltrating ) breast cancer adalah jenis kanker yang sel kankernya telah keluar / lepas dari mana dia berasal, menyerang jaringan sekitar yang mendukung saluran dan kelenjar- kelenjar payudara. Sel-sel kanker ini bisa menyebar keberbagai bagian tubuh, seperti ke kelenjar getah bening. Jenisnya antara lain :

23

Invasive Ductal Carsinoma ( IDC )

ENLARGEMENT : A. Normal duct cells B. Ductal cancer cell breaking through basement membrane C. Basement membrane Dianggap sebagai penyebab terbesar kanker payudara yang invasive. Jika seorang wanita mempunyai IDC, maka sel kanker yang berada di sepanjang saluran air susu akan keluar dari dinding saluran tersebut dan menyerang jaringan disekitar payudara. Sel kanker bisa saja tetap terlokalisir, berada didekat tempat asalnya atau menyebar ( metastasis ) kebagian tubuh yang lain, terbawa oleh peredaran darah atau system kelenjar getah bening. Untuk jenis IDC solid tubular, meskipun invasive tapi masih lumayan terkendali dibanding jenis invasive lain. Invasive Lobular Carsinoma ( ILC )

24

ENLARGMENT : A. Normal cells B. Lobular cancer cells breaking through the basement membrane C. Basement membrane Meskipun tidak sebanyak IDC, type ini juga mempunyai sifat yang mirip. ILC, berkembang dari kelenjar yang memproduksi susu dan kemudian menyerang jaringan payudara disekitarnya. Juga bahkan ke tempat yang lebih jauh dari asalnya. Dengan ILC, penderita mungkin tidak akan merasakan suatu benjolan, yang dirasakan hanyalah adanya semacam gumpalan atau suatu sensasi bahwa ada yang berbeda pada payudara. ILC, bisa diditeksi hanya dengan menyentuh, dan kadang juga bisa tidak terlihat dalam mammogram. ILC ini bersifat seperti cermin, kalau payudara kanan ada benjolan, biasanya sebelah kiri juga ada. Type type yang tidak biasa / Jarang pada kanker payudara Tidak semua type kanker payudara berasal dari saluran air susu atau kelenjar air susu. Beberapa jenis yang tidak umum adalah : Inflammatory Breast Cancer jenis ini jarang, tapi termasuk type kanker payudara yang agresive. Kulit pada payudara menjadi merah dan bengkak. Atau menjadi tebal / besar. Berbintik-bintik menyerupai jeruk yang terkelupas. Ini dikarenakan oleh sel kanker yang memblock pembuluh getah bening yang letaknya dekat permukaan payudara. Medullary Carcinoma. Type spesifik pada invasive breast cancer. Dimana batas tumor jelas terlihat. Sel kanker lebar dan sel system imun terlihat disekitar batas tumor. Tubular carcinoma Jenis kanker yang jarang ini dinamai demikian karena bentuk sel kanker ketika dilihat 25

dibawah microscope. Meskipun merupakan invasive breast cancer tapi tampilannya lebih baik dari Invasive Ductal Carcinoma dan Invasive Lobular Carcinoma. Metaplastic carcinoma Mewakili kurang dari 1% dari seluruh pasien yang baru didiagnosis mempunyai kanker payudara.Perubahan bentuk jaringan biasanya terlokalisir / terbatas dan berisi beberapa sel yang berbeda, yang secara typical tidak ditemui pada kanker payudara yang lain.Harapan kesembuhan dan cara penanganannya sama dengan Invasive Ductal Carcinoma.Sarcoma Tumor yang tumbuh pada sambungan antara jaringan di payudara. Jenis tumor ini biasanya kemudian menjadi kanker ( malignant ) Micropapillary carcinoma Type ini cenderung untuk menjadi agresive, sering menyebarnya ke kelenjar getah bening, meskipun ukurannya kecil. Adenoid cystic carcinoma Jenis kanker ini penggolongannya dilihat dari ukurannya, tumor local.Termasuk jenis invasive, tetapi lambat dalam pertumbuhan dan penyebaran X. Pemeriksaan Penunjang Ada beberapa pemeriksaan penunjang untuk diagnostik; yang umumnya hanya dapat dilakukan di Rumah Sakit yang besar (tipe C ke atas), yaitu: 1) Mammografi Suatu teknik pemeriksaan foto rontgen untuk jaringan lunak; yang memberikan petunjuk adanya kelainan. Tujuan utama mammaografi adalah untuk deteksi dini keganasan payudara. Mammografi terutama berperan pada payudara yang mempunyai jaringan lemak yang dominan serta jaringan fibroglanduler yang relatif lebih sedikit. Posisi utama yang digunakan adalah kraniokaudal dan mediolateral dengan posisi dan kompresi yang baik dan benar untuk mendapatkan hasil yang optimal, dimana penderita berdiri atau duduk di depan pesawat mammografi, dengan meja yang dapat digerakkan, lalu penderita meletakkan payudara yang akan diperiksa di atas meja 26

tersebut. Pemotretan dengan arah sinar vertical untuk posisi kraniokaudal dan arah sinar horizontal untuk posisi mediolateral. Juga dikenal posisi lateromedial dan untuk melihat aksila bebas dari tulang iga yaitu axillary projection. Indikasi mammografi: 1. Adanya benjolan dan rasa tidak enak pada payudara 2. Pada wanita dengan riwayat resiko tinggi untuk mendapatkan keganasan payudara. 3. Pembesaran kelenjar getah bening aksila yang meragukan 4. Pada wanita dengan penyebab metastasis tanpa diketahui asal tumor primernya 5. Pada penderita dengan cancer phobi 6. Follow up penderita pasca operasi dengan kemungkinan kambuh atau keganasan payudara yang kontra lateral.

Gambaran tumor jinak payudara pada USG: 1. Lesi dengan densitas meningkat, batas tegas dan licin serta teratur 2. Adanya halo yang disebabkan oleh karena pendesakan jaringan sekitar tumor terutama jaringan lemak yang menyebabkan gambaran hitam melingkar seluruh atau sebagian tumor. 3. Kadang-kadang tampak perkapuran kasar dan umumnya dapat dihitung. 2) Ultrasonografi Dengan pemeriiksaan ini hanya dapat dibedakan lesi solid dan kistik. Pemeriksaan yang lain, yaitu sitologi pada payudara. Sitologi payudara adalah ilmu yang mempelajari sel-sel yang lepas atau deskuamasi dari sistem saluran air susu kelenjar payudara, mulai dari duktus interlobaris yang terbesar, berlanjut ke duktus interlobularis sampai ke duktus intralobularis.

27

Bahan pemeriksaan sitologi payudara berupa sekret yang berasal dari saluran air susu kelenjar payudara, dapat diambil dengan cara pijatan tangan (massage), pompa susu atau alat aspirator Sartorius yang ditempelkan pada puting susu, kemudian dihubungkan dengan sebuah spuit dapat disedot satu dua tetes sekret kelenjar payudara untuk pemeriksaan sitologi. Bila kelainan patologik yang timbul berupa tumor, yang letaknya di dalam stroma payudara di luar saluran air susu, maka tentunya kelainan ini tidak akan menimbulkan gejala keluarnya sekret/cairan atau darah dari puting susu. Kegunaan diagnostik sitologi payudara : 1. Evaluasi lesi payudara di dalam saluran air susu. Lesi payudara yang terletak di dalam saluran air susu, biasanya menunjukkan gejala keluarnya sekret, cairan atau darah dari puting susu. 2. Evaluasi lesi ulseratif payudara (ulkus payudara) yang mungkin disebabkan oleh infeksi atau merupakan metastase kanker payudara. 3. Evaluasi lesi tumor padat atau tumor kistik (kista) dalam stroma payudara. Lesi di dalam stroma payudara biasanya bermanifestasi sebagai tumor padat atau tumor kistik, yang dapat dideteksi dengan mammogram. Lesi-lesi ini didiagnosa secara sitologi, dengan menggunakan teknik biopsi aspirasi jarum halus (BAJH). 4. Evaluasi pembesaran kelenjar getah bening ketiak, yang mungkin merupakan metastase dari kanker payudara. 5. Evaluasi tumor yang dicurigai kambuh pada dinding dada, pasca operasi kanker payudara (mastektomi). Bahan pemeriksaan sitologi payudara : 1. Sekret /cairan atau darah dari puting susu yang keluar secara spontan. 2. Sekret /cairan yang berasal dari ulkus payudara. Ulkus dapat terjadi pada puting susu atau pada permukaan kulit payudara yang disebabkan oleh proses kanker payudara yang berada di bawahnya. 3. Sekret /cairan sebagai hasil biopsi aspirasi jarum halus terhadap tumor payudara yang padat atau kistik. XI. Pengobatan kanker2 28

Ada beberapa pengobatan kanker payudara yang penerapannya banyak tergantung pada stadium klinik penyakit (Tjindarbumi, 1994), yaitu: 1.Mastektomi Mastektomi adalah operasi pengangkatan payudara. Ada 3 jenis mastektomi (Hirshaut & Pressman, 1992):

Modified Radical Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara, jaringan payudara di tulang dada, tulang selangka dan tulang iga, serta benjolan di sekitar ketiak. Total (Simple) Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara saja, tetapi bukan kelenjar di ketiak. Radical Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan sebagian dari payudara. Biasanya disebut lumpectomy, yaitu pengangkatan hanya pada jaringan yang mengandung sel kanker, bukan seluruh payudara. Operasi ini selalu diikuti dengan pemberian radioterapi. Biasanya lumpectomy direkomendasikan pada pasien yang besar tumornya kurang dari 2 cm dan letaknya di pinggir payudara.

2.Radiasi Penyinaran/radiasi adalah proses penyinaran pada daerah yang terkena kanker dengan menggunakan sinar X dan sinar gamma yang bertujuan membunuh sel kanker yang masih tersisa di payudara setelah operasi (Denton, 1996). Efek pengobatan ini tubuh menjadi lemah, nafsu makan berkurang, warna kulit di sekitar payudara menjadi hitam, serta Hb dan leukosit cenderung menurun sebagai akibat dari radiasi. 3.Kemoterapi Kemoterapi adalah proses pemberian obat-obatan anti kanker dalam bentuk pil cair atau kapsul atau melalui infus yang bertujuan membunuh sel kanker. Tidak hanya sel kanker pada payudara, tapi juga di seluruh tubuh (Denton, 1996). Efek dari kemoterapi adalah pasien mengalami mual dan muntah serta rambut rontok karena pengaruh obat-obatan yang diberikan pada saat kemoterapi. 29

XI.1 Strategi pencegahan2 Pada prinsipnya, strategi pencegahan dikelompokkan dalam tiga kelompok besar, yaitu pencegahan pada lingkungan, pada pejamu, dan milestone. Hampir setiap epidemiologi sepakat bahwa pencegahan yang paling efektif bagi kejadian penyakit tidak menular adalah promosi kesehatan dan deteksi dini. Begitu pula pada kanker payudara, pencegahan yang dilakukan antara lain berupa: 1. Pencegahan primer Pencegahan primer pada kanker payudara merupakan salah satu bentuk promosi kesehatan karena dilakukan pada orang yang "sehat" melalui upaya menghindarkan diri dari keterpaparan pada berbagai faktor risiko dan melaksanakan pola hidup sehat. Pencagahan primer ini juga bisa berupa pemeriksaan SADARI (pemeriksaan payudara sendiri) yang dilakukan secara rutin sehingga bisa memperkecil faktor resiko terkena kanker payudara ini 2.Pencegahan sekunder Pencegahan sekunder dilakukan terhadap individu yang memiliki risiko untuk terkena kanker payudara. Setiap wanita yang normal dan memiliki siklus haid normal merupakan populasi at risk dari kanker payudara. Pencegahan sekunder dilakukan dengan melakukan deteksi dini. Beberapa metode deteksi dini terus mengalami perkembangan. Skrining melalui mammografi diklaim memiliki akurasi 90% dari semua penderita kanker payudara, tetapi keterpaparan terusmenerus pada mammografi pada wanita yang sehat merupakan salah satu faktor risiko terjadinya kanker payudara. Karena itu, skrining dengan mammografi tetap dapat dilaksanakan dengan beberapa pertimbangan antara lain:

Wanita yang sudah mencapai usia 40 tahun dianjurkan melakukan cancer risk assessement survey. Pada wanita dengan faktor risiko mendapat rujukan untuk dilakukan mammografi setiap tahun. Wanita normal mendapat rujukan mammografi setiap 2 tahun sampai mencapai usia 50 tahun. 30

Foster dan Constanta menemukan bahwa kematian oleh kanker payudara lebih sedikit pada wanita yang melakukan pemeriksaan SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri) dibandingkan yang tidak. Walaupun sensitivitas SADARI untuk mendeteksi kanker payudara hanya 26%, bila dikombinasikan dengan mammografi maka sensitivitas mendeteksi secara dini menjadi 75%. 3.Pencegahan tertier Pencegahan tertier biasanya diarahkan pada individu yang telah positif menderita kanker payudara. Penanganan yang tepat penderita kanker payudara sesuai dengan stadiumnya akan dapat mengurangi kecatatan dan memperpanjang harapan hidup penderita. Pencegahan tertier ini penting untuk meningkatkan kualitas hidup penderita serta mencegah komplikasi penyakit dan meneruskan pengobatan. Tindakan pengobatan dapat berupa operasi walaupun tidak berpengaruh banyak terhadap ketahanan hidup penderita. Bila kanker telah jauh bermetastasis, dilakukan tindakan kemoterapi dengan sitostatika. Pada stadium tertentu, pengobatan yang diberikan hanya berupa simptomatik dan dianjurkan untuk mencari pengobatan alternatif. XII. Prognosis5 Prognosis kanker payudara ditentukan oleh : 1.Stadium kanker Semakin dini semakin baik prognosisnya.

Stadium

Angka kelangsungan hidup 5 tahun 100% 98% 88% 76% 56% 49% 16%

0 I IIA IIB IIIA IIIB IV

31

2. Tipe histopatologi CIS (Carsinoma In Situ) mempunyai prognosis yang lebih baik dibandingkan invasif.

3. Reseptor hormon Kanker yang mempunyai reseptor (+) dengan hormon memiliki prognosis lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA
1. Sjamsuhidajat R, De Jong W. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran EGC, 2003.p.388-402


2. Gazali P.Hati-Hati Kanker Mengintai Payudara Anda!Tanya Dokter Anda.com. Desember

27, anda

2007.

[cited

2010

September

15].

Available:

http://www.tanyadokteranda.com/artikel/2007/12/hati-hati-kanker-mengintai-payudara3. Breast Cancer. Wikipedia, the free encyclopedia. September 15, 2010. [cited 2010

September 15]. Available: http://en.wikipedia.org/wiki/Breast_cancer#External_links


4. Diagnosis dan stadium kanker payudara. Pita pink peduli kanker payudara (situs resmi

yayasan kesehatan payudara Indonesia). 2005. [cited 2010 September 15]. Available: http://www.pitapink.com/id/pengobatan.php
5. Status

Kanker

Payudara.Scribd.2010.

[cited

2010

September

15].

Available:

http://www.scribd.com/doc/20798551/Status-Kanker-Payudara

32

33

Anda mungkin juga menyukai