, edema
, CRT < 2 detik
Status Lokalis Regio Scrotalis Dextra dan Sinistra
Posisi tidur
Inspeksi : - Dextra : Tak tampak benjolan sebesar telur ayam
- Sinistra : Tampak benjolan sebesar telur ayam
Palpasi : - Dextra : Valsava maneuver (+) benjolan 7,5 x 4,7 cm
kenyal, nyeri tekan (-), suhu dan warna sama dengan daerah
sekitarnya. Teraba testis pada scrotum dan besar sama.
- Sinistra : valsava maneuver (+) benjolan 7,5 x 4,7 cm
kenyal, nyerii tekan (-), suhu dan warna sama dengan daerah
sekitarnya. Teraba testis pada skrotum dan besar sama
Auskultasi : Bising usus (+) Dextra dan Sinistra
Pemeriksaan khusus : Transluminasi (-)
Posisi Bediri
Inspeksi : - Dextra : Tampak benjolan bertambah besar
- Sinistra : Tampak benjolan bertambah besar
Palpasi : - Dextra : benjolan 8 x 5 cm kenyal, nyeri tekan (-), suhu dan
warna sama dengan daerah sekitarnya.
- Sinistra : benjolan 8,3 x 5 cm kenyal, nyerii tekan (-), suhu
dan warna sama dengan daerah sekitarnya
Auskultasi : Bising usus (+) dextra dan sinistra
Pemeriksaan khusus : Transluminasi (-)
8
9
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
Leukosit 2.900 mm
3
5.000-10.000
Eritrosit 4,11 juta/mm
3
4.6-6.2
Hb 12 g/dl 14-16
Ht 39% 42-48
Trombosit 191.000 ribu/mm
3
150-400
SGOT
SGPT 5% 2-4
Ureum 22 mg/dl 17-43
Kreatinin 1.3 mg/dl 0.9-1.3
Glukosa sewaktu 76 mg% <200
Bleeding time 2`30`` 1-6
Clotting time 10`30`` 10-16
Pemeriksaan Radiologi
Pada foto Thoraks PA normal
10
V. RESUME
Pasien dating ke poliklinik Bedah RSAL ddengan keluhan benjolan di buah zakar
kanan dan kiri sejak 5 hari SMRS. Awalnya pasien menyadari ada benjolan di lipat paha
kanan ketika sedang duduk santai. Benjolan pertama kali terdapat di lipat paha sebelah kanan
lalu keesokan harinya lipat paha sebelah kiri dan 2 hari setelah nya benjolan semakin
membesar dan turun ke buah zakar. Benjolan teraba kenyal dan sebesar buah telur ayam di
buah zakar, makin besar jika batuk, mengedan, bediri, agak mengecil ketika duduk dan
berbaring. Benjolan tidak pernah terasa nyeri dan tidak berwarna kemerahan, benjolan dapat
masuk kembali apabila didorong dengan tangan saat tidur.. Anak pasien mengaku os masih
sering mengangkat beban berat seperti gallon aqua dan barang berat lainnya. Pasien mengaku
sering terbangun tidur karena ingin kencing 3-4 kali dan agak sulit untuk memulai kencing
hingga harus agak mengedan tapi ada rasa puas sesudah kencing. Tidak ada gangguan BAB.
. Pasien mempunyai riwayat hipertensi, pada pemeriksaan fisik lokalis regio scrotalis
didapatkan ketika berbaring pada inspeksi Tak tampak benjolan sebesar telur ayam dan
terdapat benjolan dari lipat paha berbenntuk lonjong pada kanan dan kiri, pada palpasi
Valsava maneuver (+) benjolan 7,5 x 4,7 cm (dextra dan sinistra) kenyal, nyeri tekan (-), suhu
dan warna sama dengan daerah sekitarnya kanan dan kiri, pada auskultasi bising usus
(+),pada pemeriksaan transluminasi (-). Pada pemeriksaan posisi bediri region scrotalis
,inpeksi didapatkan Tampak benjolan bertambah besar, palpasi didapatkan benjolan 8 x 5 cm
(dextra) dan 8,3 x 5 (sinistra) kenyal, nyeri tekan (-), suhu dan warna sama dengan daerah
sekitarnya. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan leukosit, hb, ht dan eritrosit menurun..
VI. DIAGNOSIS
Diagnosis Kerja
- Hernia Scrotalis reponible dextra dan sinistra
Diagnosis Banding
- Hidrocel
- Orcitis
11
VII. PENATALAKSANAAN
PLANNING
Nonmedikamentosa
- Tirah Baring
- Diet tinggi serat
- Reposisi Bimanual
- Sikap trendelenburg
Medikamentosa
- Jika pasien terasa ada nyeri di beri analgetika
Bedah
Terapi definitif hernia Scrotalis adalah tindakan operasi. Tindakan yang dilakukan
terhadap pasien adalah herniotomi dan herniorplasty tension free. Pada pasien dengan hernia
scrotalis bilateral akan dilakukan operasi dalam satu tahap.
Pascaoperasi
- Tirah baring 24 jam
- Diet lunak
- Terapi cairan berupa infus RL 300 cc/24 jam (5-10 tetes per menit),
Medikamentosa:
o Antibiotika : Cefotaxim 2 x 500 mg
o Analgetika : Ketorolac 2 x 15 mg
Edukasi
- Pasien disarankan tidak berolahraga berat atau mengangkat benda berat selama 6-8
minggu untuk mencegah kekambuhan.
VIII. PROGNOSIS
Ad vitam : Bonam
Ad functionam : Bonam
Ad sanationam : Dubia ad bonam