Anda di halaman 1dari 37

Audit Sampling for Tests of Controls and Substantive Tests of Transactions

Chapter 15

Representative Samples
A representative sample Sampel yang memiliki karakteristik yang hampir sama dengan populasinya sehingga bisa mewakili populasinya.

Risiko dalam Pemilihan Sampel


1. Nonsampling risk (Risiko Non Sampling) Adalah risiko bahwa pengujian audit tidak dapat menemukan adanya penyimpangan dalam sampel.

Penyebab Risiko Non Sampling: Kegagalan auditor mengenali penyimpangan Prosedur audit tidak efektif
2008 Prentice Hall Business Publishing, Auditing 12/e, Arens/Beasley/Elder 15 - 3

Risiko dalam Pemilihan Sampel


2. Sampling risk Adalah risiko bahwa auditor membuat kesimpulan yang salah karena sampel yang diambilnya tidak representatif. Sampling risk merupakan risiko yang tidak bisa dihindari sebagai akibat dari melakukan pengujian secara sampling dimana tidak seluruh populasi diuji.

Sampling Risk
2 cara untuk mengendalikan risiko sampling

1. Adjustment ukuran sampel 2. Gunakan methode pemilihan sampel yang memadai

Statistical Versus Nonstatistical Sampling


Methode Sampling Audit : 1. Statistical Sampling 2. Non Statistical Sampling Persamaan kedua methode di atas: Kedua methode tersebut terdiri dari 3 tahap: 1. Perencanaan sampel 2. Pemilihan sampel dan melakukan pengujian 3. Evaluasi hasil pengujian

Statistical Versus Nonstatistical Sampling


Perbedaannya :
Statistical sampling Menggunakan perhitungan sampling risk yang dikuantifikasi dalam perencanaan sample (langkah 1) dan evaluasi hasil (langkah 3)
Nonstatistical sampling Tidak menggunakan perhitungan kuantifikasi. Item yang dipilih sebagai sampel adalah item yang dipercaya auditor dapat memberikan informasi yang bermanfaat.

Probabilistic Versus Nonprobabilistic Sample Selection

Probabilistic sample selection Adalah metode pemilihan sampel dimana setiap anggota populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel.

Nonprobabilistic sample selection Adalah metode pemilihan sampel dimana auditor menggunakan professional judgment (pertimbangan profesional) dalam memilih anggota populasi sebagai sampel.

Probabilistic Versus Nonprobabilistic Sample Selection

Nonprobabilistic Sampel Selection Method terdiri dari :

1. Directed sample selection 2. Block sample selection


3. Haphazard sample selection

Probabilistic Versus Nonprobabilistic Sample Selection

Probabilistic Sample Selection Method terdiri dari:

1. Simple random sample selection 2. Systematic sample selection 3. Probability proportional to size sample selection 4. Stratified sample selection

Nonprobabilistic Sample Selection Methods


Directed sample selection Adalah pemilihan sampel yang didasarkan pada kriteria yang ditentukan oleh pertimbangan profesional auditor.

Kriteria Auditor: Items yang kemungkinan besar terdapat salah saji (misstatements) Items yang berisi anggota populasi dengan karakteristik tertentu Items yang memiliki nilai moneter yang relatif tinggi

Nonprobabilistic Sample Selection Methods


Block sample selection Adalah pemilihan item dalam populasi dengan membentuk blok-blok terlebih dahulu. Misal, auditor akan mengambil 100 sampel. Auditor membagi populasi menjadi 5 blok dan mengambil 20 item untuk tiap blok. Haphazard sample selection Adalah pemilihan item dalam populasi tanpa pertimbangan apapun dari auditor. Dalam metode ini auditor tidak mempertimbangkan ukuran, sumber data, ataupun karakteristik lainnya.

Probabilistic Sample Selection Methods


A simple random sample Adalah metode pemilihan sampel dimana setiap anggota dari populasi mempunyai kesempatan untuk diambil sebagai sampel. Sampel dipilih dengan cara: Random number tables Computer generation of random numbers

Probabilistic Sample Selection Methods


Systematic sample selection:
Metode pemilihan sampel dimana auditor memilih sampel berdasarkan pada perhitungan interval populasi. Interval populasi: Ukuran Populasi dibagi jumlah sampel yang diinginkan.

Probabilistic Sample Selection Methods


Systematic sample selection: Interval populasi: Misal, ukuran populasi 1000 items, jumlah sampel yg diinginkan 20. Interval = 1.000/20 = 50. Kemudian ambil 50 item yang pertama (misal invoice no 1 sd 50), dipilih sampel yang pertama, misalnya sampel no 28, maka sampel yang kedua adalah invoice no 28 + 50 = 78. Demikian seterusnya.

Probabilistic Sample Selection Methods


Probability proportional to size: Metode pemilihan sampel dimana kemungkinan anggota populasi untuk terpilih menjadi sampel tergantung dari Probability Proportional to Size (PPS). Jadi kemungkinan sebuah anggota populasi terpilih menjadi sampel tergantung dari probabilitas yang proporsional terhadap ukuran populasi. Metode ini dievaluasi dengan: sampling non statistik atau sampling statistik unit moneter.

Probabilistic Sample Selection Methods


Stratified sample selection:

Metode pemilihan sampel dimana populasi dibagi menjadi beberapa subpopulasi. Semakin besar ukuran subpopulasi semakin banyak jumlah sampel diambil. Metode ini dievaluasi dengan sampling nonstatistik atau sampling statistik variabel.

Sampling for Exception Rates


The occurrence rate (tingkat keterjadian), atau exception rate (tingkat pengecualian) : Adalah rasio dari jumlah item dalam populasi yang memiliki atribut spesifik dengan jumlah total item dalam populasi.

Sampling for Exception Rates


Beberapa tipe pengecualian (spesifik atribut) dalam populasi data akuntansi:

1. Deviasi dari pengendalian internal perusahaan klien 2. Salah saji moneter dalam populasi data transaksi 3. Salah saji moneter dalam populasi saldo akun rinci

Terms Used in Audit Sampling


Istilah yang terkait dalam perencanaan sampling: Karakteristik atau attribute Acceptable risk of assessing control risk (ARACR)

Tolerable exception rate (TER)


Estimated population exception rate (EPER) Initial sample size

Terms Used in Audit Sampling


Istilah yang terkait dengan Evaluasi Hasil: Exception

Sample exception rate (SER)


Computed upper exception rate (CUER)

I: Plan the Sample


Step 1: Tentukan tujuan pengujian audit. Step 2: Tentukan sampling audit yang diterapkan. Step 3: Definisikan atribut dan kondisi pengecualian.

Step 4: Definisikan populasi.


Step 5: Definisikan unit sampling.

I: Plan the Sample


Step 6: Tentukan tingkat pengecualian yg dapat ditoleransi. Step 7: Tentukan risiko yg dapat diterima atas penilaian risiko pengendalian yg terlalu rendah Step 8: Tentukan tingkat pengecualian populasi. Step 9: Tentukan ukuran sampel awal.

II: Select the Sample and Perform the Audit Procedures

Memilih sampel dan melaksanakan prosedur audit:


Step 10: Pilih sampel. Step 11: Perform the audit procedures.

III: Evaluate the Results


Step 12: Menggeneralisasi dari sampel ke populasi. Step 13: Menganalisis pengecualian. Step 14: Memutuskan akseptabilitas populasi.

Guidelines for ARACR and TER Tests of Control


Factor
Assessed control risk. Consider: Need to issue a separate report on internal control over financial reporting for public companies Nature, extent, and timing of substantive tests Quality of evidence available for tests of controls

Judgment
Lowest assessed control risk Moderate assessed control risk Higher assessed control risk 100% assessed control risk

Guideline
ARACR of low ARACR of medium ARACR of high ARACR not applicable

Guidelines for ARACR and TER Tests of Control


Factor
Significance of the transactions and related account balances that the internal controls are intended to affect

Judgment
Highly significant balances Significant balances Less significant balances

Guideline
TER of 4% TER of 5% TER of 6%

Guidelines

for ARACR and TER Tests of Transactions


Results of understanding internal control and tests of controls Excellent Good Not good Excellent Good Not good Excellent Good Not good

Planned reduction in substantive tests of details of balances Large

Moderate

Small

Guidelines for ARACR and TER Tests of Transactions


Planned reduction in substantive tests of details of balances Large ARACR for substantive tests of transactions High Medium Low High Medium Medium-low High Medium-high Medium TER for substantive tests of transactions Percent or amount based on materiality considerations Percent or amount based on materiality considerations Percent or amount based on materiality considerations

Moderate

Small

Effect on Sample Size of Changing Factors


Type of change Increase acceptable risk of assessing control risk too low Increase tolerable risk rate Increase estimated population exception rate Increase population size Effect on initial sample size Decrease Decrease Increase Increase (minor)

Decide the Acceptability of the Population


Revise TER or ARACR

Expand the sample size


Revise assessed control risk

Communicate with the audit committee or management

Summary of Audit Sampling Steps


To/From Step 6 Compare

Plan the sample (Steps 1-9) Select the sample (Step 10) Perform the tests (Step 11)
Number of exceptions in sample and actual sample size

From Step 12

Computed upper exception rate

To Step 14

Evaluate the results (Steps 12-14)

To Step 12

Statistical Audit Sampling


Metode statistical sampling yang biasa digunakan dalam Pengujian Pengendalian dan Pengujian substantif atas Transaksi adalah attributes sampling.

Sampling Distribution
Adalah distribusi frekuensi dari hasil semua sampel yang diperoleh dari populasi yang mempunyai parameter yg spesific.

Attributes sampling Didasarkan pada binomial distribution.

Application of Attributes Sampling


Use of the tables:
i. Select the table corresponding to the ARACR

ii. Locate the TER on the top of the table


iii. Locate the EPER in the far left column iv. Read down the appropriate TER column until it intersects with the appropriate EPER row in order to get the initial sample size

Application of Attributes Sampling


Dampak dari ukuran populasi: Ukuran Populasi kurang dipertimbangkan dalam menentukan ukuran sampel. Representatif tidaknya suatu sampel lebih ditentukan oleh proses pemilihan sampel dibandingkan dengan ukuran sampel

End of Chapter 15

Anda mungkin juga menyukai