Anda di halaman 1dari 12

BY : ANINDYA DINOVITA NUNGKY WIDYASTUTI TRI MUSTIKAWATI

PEMERIKSAAN FISIK
I. GINJAL
INSPEKSI : di daerah pinggang dimulai dengan meminta pasien

duduk relaks dengan membuka pakaian pada daerah perut sebelah atas. Perhatikan adanya pembesaran asimetris pada daerah pinggang atau abdomen sebelah atas. Pembesaran mungkin dapat disebabkan karena hidronefrosis, abses paranefrik, atau tumor ginjal.

PALPASI : dilakukan secara bimanual dengan memamkai dua tangan. Tangan kiri diletakkan di sudut kostovertebra untuk mengangkat ginjal ke atas sedangkan tangan kanan meraba ginjal dari depan di bawah arkus kosta. Dengan melakukan palpasi bimanual, ginjal kanan yang normal pada anak atau dewasa kurus seringkali masih dapat diraba. Ginjal kiri sulit diraba karena terletak lebih tinggi daripada sisi kanan

PERKUSI : dilakukan dengan memberikan ketokan pada sudut

kostovertebra. Pembesaran ginjal karena hidronefrosis atau tumor ginjal, mungkin terasa nyeri pada perkusi.

AUSKULTASI : suara bruit yang terdengar di daerah

episgastrium atau abdomen sebelah atas curiga adanya stenosis arteria renalis. Bruit pada abdomen juga bias disertai oleh aneurisma arteria renalis atau malformasi arteriovenus.

PEMERIKSAAN FISIK
II. BULI-BULI
Buli-buli normal sulit untuk diraba, kecuali jika sudah terisi urine

paling sedikit 150 mL. Pada pemeriksaan buli-buli diperhatikan adanya benjolan/massa atau jaringan parut bekas irisan/operasi di suprasimfisis. Massa di daerah suprasimfisis mungkin merupakan tumor ganas buli-buli atau karena buli-buli yang terisi penuh dari suatu retensi urine. Dengan palpasi dan perkusi dapat ditentukan batas atas buli-buli. Seringkali dengan inspeksi terlihat buli-buli yang terisi penuh hingga melewati batas atas umbilikus.

Pemeriksaan bimanual pada buli-buli dibawah pembiusan

dilakukan untuk menentukan ekstensi dan mobilitas tumor buli-buli stelah reseksi. Pada wanita, palpasi bimanual dilakukan dengan menekan buli-buli memakai tangan yang diletakkan di atas abdomen dan jari tangan yang lain pada vagina. Pada pria,tangan satu pada badomen dan jari tangan lain mengangkat buli-buli melalui colok dubur.

Pemeriksaan fisik
PEMERIKSAAN GENITALIA EKSTERNA
INSPEKSI : perhatikan meatus dan glans penis, terutama sulkus

koronarius (pada pasien yang belum disirkumsisi prepusium harus diretraksi ke proksimal terlebih dahulu). Perhatikan kelainan yang ada, antara lain : mikropenis, makropenis, hipospadia, kordae, epispadia, stenosis pada meatus uretra eksterna, fimosis/parafimosis, fistel uretro-kutan dan ulkus. PALPASI : striktur uretra anterior yang berat menyebakan fibrosis korpus spongiusum yang teraba disebalah ventral penis berupa jaringan keras (spiongiofibrosis).

Pemeriksaan Fisik
PEMERIKSAAN SKROTUM DAN ISINYA INSPEKSI : perhatikan adakah pembesaran pada skrotum PALPASI : adakah persaan nyeri saat diraba PEMERIKSAAN TRANSLUMINASI : dilakukan ditempat yang gelap dan menyinari skrotum dengan cahaya terang. Jika isi skrotum tampak menerawang berarti berisi cairan kistus dan dikatan sebagai transluminasi positif.

Pemeriksaan Fisik
COLOK DUBUR (RECTAL TOUCHER) Memasukan jari telunjuk ynag sudah diberi pelican ke dalam lubang dubur. Pada pemeriksaan colok dubur, yang dinilai adalah : Tonus sfingter ani dan reflex bulbokavernosus (BCR) Penilaian BCR dilakukan dengan cara merasakan adanya reflex jepitan pada sfingter ani pada jari akibat rangsangan sakit yang kita berikan pada glans penis atau klitoris Mencari kemungkinan adanya massa di dalam lumen rectum Menilai keadaan prostat

PEMERIKSAAN NEUROLOGI Ditujukan untuk mencari kemungkinan adanya kelainan neurologic yang mengakibatkan kelainan pada system urogenitalia seperti pada lesi motor neuron atau lesi saraf perifer yang merupakan penyebab dari buli-buli neurogen.

Anda mungkin juga menyukai