Anda di halaman 1dari 11

PENGEMBANGAN SISTEM KEPANDUAN HIZBUL WATHAN,

SERTA HAMBATAN YANG DIHADAPI


DALAM DEKADE PASCA KEBANGKITAN
Oleh :
Drs. H. Uun H.S.
I. Pengantar

Kepanduan Hizbul Wathan sebagai suatu sistem
pendidikan menata dan mengatur proses
pendidikan dan latihan bagi para anggotanya,
sehingga maju menuju tujuannya secara
teratur, berkesinambungan dan berkelanjutan.

Sistem pendidikan HW yang memiliki Prinsip
Dasar dan Metode harus tetap terpelihara dan
menjadi acuan dalam pelaksanaan pendidikan,
sehingga dihasilkan kader yang istiqamah, tidak
ketinggalan, mampu membawa warna
kehidupan dalam suasana dan zaman apapun.
II. Prinsip Dasar dan Metode
1. Prinsip Dasar
a. Pengamalan aqidah Islamiyah;
b. Pembentukan dan pembinaan akhlak mulia
menurut ajaran Islam;
c. Pengamalan kode kehormatan pandu.
2. Metode
a. Memberdayakan anak didik lewat sistem
beregu;
b. Kegiatan dilakukan di alam terbuka;
c. Pendidikan dengan metode yang menarik,
menyenangkan, dan menantang;
d. Penggunaan sistem kenaikan tingkat dan
tanda kecakapan;
e. Sistem satuan dan kegiatan terpisah
antara pandu putra dan pandu putri.

(AD HW Bab III Pasal 8 )
III. PENGELOMPOKAN ANAK/ PESERTA DIDIK
Pengelompokan anak/ peserta didik
didasarkan atas umur, bukan atas dasar
kecerdasan. Pengelompokan diatur sebagi
berikut:
1. Athafal usia 6 - 10 tahun
2. Pengenal usia 11 16 tahun
3. Penghela usia 17 20 tahun
4. Penuntun usia 21 25 tahun
(ART Bab II pasal 4)
IV. Tingkatan / Kelas
Kenaikan tingkat diatur berdasarkan syarat kenaikan yang
harus ditempuh secara umum.
1. Athfal terdiri atas : Athfal Melati I, Melati II, dan Melati III
2. Pengenal terdiri atas : Purwa, Madya, Utama
3. Penghela terdiri atas : Taruna Melati I dan Taruna Melati II
4. Penuntun hanya satu tingkat
Tingkat/kelas tersebut diperoleh setelah
menyelesaikan syarat kenaikan tingkat.
Tiap golongan dan tingkat mempunyai tanda
kecakapan tersendiri.
Di samping tanda kecakapan tingkat anak berhak
memakai tanda kecakapan khusus yang diperoleh
secara khusus menurut minat dan bakat masing-
masing.
IV. Sistem Pendidikan Bagi Orang Dewasa
Yang dimaksud orang dewasa ialah orang yang diberi
tanggung jawab melaksanakan pendidikan dan latihan
serta pengelola kwartir, qabilah, dan satuan.

Bagi mereka tersedia pendidikan formal sebagai berikut :
1. Kursus Orientasi bagi yang ingin tahu dan diharapkan
terjun membantu atau aktif di kwartir, qabilah, atau
satuan;
2. Kursus Jaya Pertiwi (Jawi) bagi pengelola kwartir;
3. Kursus Jaya Melati (Jati) I dan II bagi pelatih satuan;
4. Kursus Jaya Matahari (Jari) I dan II bagi pelatih
lulusan Jaya Melati;
5. Kursus Keterampilan.

VI. Hambatan Yang Dihadapi
1. Dari dalam (Internal)
a. Tidak aktif dalam dunia kepanduan selama 39 tahun;
b. Kondisi pandu HW Wreda yang sudah tua dan lemah
fisiknya;
c. Tenaga potensial yang bersedia menjadi motor susah
didapat;
d. Komitmen terhadap organisasi kendur;
e. Ideologi Muhammadiyah kurang dipahami, dihayati,
dan diimplementasikan dalam kehidupan;
f. Sosialisasi tidak gencar;
g. Kepatuhan kepada orang tua menurun;
h. Kekurangan dana, fasilitas, dan kerjasama;
I. Kurang teguh hati.

2. Dari luar (Eksternal)
a. Upaya dan rekayasa musuh utama manusia makin nyata;
(Waspadai program iblis yang difirmankan oleh Allah dalam Q.S. 15: 39 40;
17 : 63 64 )
b. Organisasi remaja, mahasiswa, pemuda semakin banyak;
c. Iming-iming hadiah dalam kegiatan tertentu, semakin
diminati oleh generasi muda;
d. Hal-hal yang ideal tergeser oleh hal-hal praktis;
e. Pakaian seragam dan atribut yang mengandung filosofi,
historis, proses pendidikan dalam pemakaian dan
pemilikannya, tergeser oleh pakaian yang dibuat
menurut mode tertentu dan sudah lengkap, tinggal pakai
f. Dokrin masa lalu masih kuat, sehingga menghantui
sebagian orang yang akan aktif dalam kepanduan HW.
VII. Kesimpulan
Sistem Pendidikan HW perlu diterapkan dalam upaya
melahirkan kader yang sanggup dan mampu berjuang pada
jalan Allah;
Sistem Pendidikan HW yang mengutamakan kegiatan di alam
terbuka memungkinkan lahirnya kader yang sangat dekat
dengan penciptanya dan akan menjaga kelestariannya dengan
kesadaran dan rasa tanggung jawab untuk memakmurkannya.
Q.S. 11: 61
Hambatan baik dari dalam maupun dari luar akan dapat
ditembus dengan keteguhan hati dan banyak mengingat Allah.
Q.S. 8: 45
Problem apapun akan ada solusinya, dan dana akan terkumpul
asal dalam setiap diri memiliki ketaqwaan yang sebenarnya.
Q.S. 65: 2 3
Bertawakkal kepada Allah, menyebabkan lahirnya kader sopan
dan perwira;
Ikhlas penentu nilai amal.

Anda mungkin juga menyukai