100%(1)100% menganggap dokumen ini bermanfaat (1 suara)
352 tayangan37 halaman
Disampaikan oleh Dr. Priyadi Kardono M.Sc (Badan Informasi Geospasial) pada Seminar Peningkatan Kapasitas, Aparatur, Tata Laksana, dan Kelembagaan Penataan Ruang Kawasan Perbatasan Angkatan II Tahun 2014 yang diselenggarakan oleh Badan Nasional Pengelola Perbatasan di Bandung, 10-13 Juni 2014
Judul Asli
One Map Policy dalam rangka Kegiatan Pertambangan, Kehutanan dan Perkebunan
Disampaikan oleh Dr. Priyadi Kardono M.Sc (Badan Informasi Geospasial) pada Seminar Peningkatan Kapasitas, Aparatur, Tata Laksana, dan Kelembagaan Penataan Ruang Kawasan Perbatasan Angkatan II Tahun 2014 yang diselenggarakan oleh Badan Nasional Pengelola Perbatasan di Bandung, 10-13 Juni 2014
Disampaikan oleh Dr. Priyadi Kardono M.Sc (Badan Informasi Geospasial) pada Seminar Peningkatan Kapasitas, Aparatur, Tata Laksana, dan Kelembagaan Penataan Ruang Kawasan Perbatasan Angkatan II Tahun 2014 yang diselenggarakan oleh Badan Nasional Pengelola Perbatasan di Bandung, 10-13 Juni 2014
Dr. Priyadi Kardono, M.Sc. Badan Informasi Geospasial RAKOR MENKOKESRA-27 NOPEMBER 2012| ASEP KARSIDI | Page 2 TRANSFORMASI BAKOSURTANAL MENJADI BIG (UU NO 4 TAHUN 2011) BADAN INFORMASI GEOSPASIAL Penyelenggara Pembangunan Informasi Geospasial Dasar (IGD) Pembina Pembangunan Informasi Geospasial Tematik (IGT) Penyelenggara Infrastruktur & Jaringan IG BAKOSURTANAL Pengkaji kebijakan nasional bidang survei dan pemetaan (surta) Pembina di bidang surta Pembina infrastruktur data spasial Bakosurtanal telah bertransformasi menjadi BIG sehingga tugas dan tanggungjawabnya tidak hanya menyusun PETA tetapi juga menyusun INFORMASI GEOSPASIAL RAKOR MENKOKESRA-27 NOPEMBER 2012| ASEP KARSIDI | Page 3 KEBIJAKAN NASIONAL PEMBANGUNAN INFORMASI GEOSPASIAL Data dan Informasi Geospasial merupakan salah satu infrastruktur penting pembangunan nasional yang harus dapat terselenggara secara baik, tertib dan handal.
Perubahan Bakosurtanal menjadi BIG tidak terbatas hanya pada nama, namun tugas dan fungsinya lebih diperkuat sejalan dengan kebijakan nasional informasi geospasial yang tertuang di dalam UU tersebut.
RAKOR MENKOKESRA-27 NOPEMBER 2012| ASEP KARSIDI | Page 4 Amanat UU No. 4 Tahun 2011 1. MENJAMIN KETERSEDIAAN DAN AKSES IG YANG DAPAT DIPERTANGGUNG-JAWABKAN.
2. MEWUJUDKAN KEBERGUNAAN DAN KEBERHASILGUNAAN IG MELALUI KERJASAMA, KOORDINASI, INTEGRASI, DAN SINKRONISASI
3. MENDORONG PENGGUNAAN IG DLM PEMERINTAHAN DAN KEHIDUPAN MASYARAKAT
4. PEMBINAAN KEPADA PENYELENGGARA, PELAKSANA DAN PENGGUNA IG
5. REFERENSI TUNGGAL (SINGLE REFERENCE) DI DALAM BIDANG INFORMASI GEOSPASIAL BADAN INFORMASI GEOSPASIAL RAKOR MENKOKESRA-27 NOPEMBER 2012| ASEP KARSIDI | Page 5 PENYELENGGARAAN IGT (UU-IG Psl 23 & 24) Sesuai tugas fungsi dan kewenangannya & dapat bekerjasama dengan BIG Lembaga Pemerintah/ Pemerintah Daerah
Integrasi IGT dari beberapa IGT Menyelenggarakan IGT yang belum diselenggarakan lembaga lain (UU-IG Ps 24)
BIG Untuk kebutuhan sendiri Yang tidak diselenggarakan oleh Instansi Pemerintah atau Pemerintah Daerah. Perseorangan Agar IGT dapat terselenggara dengan baik, tertib, dan handal, BIG mencanangkan ONE MAP POLICY. RAKOR MENKOKESRA-27 NOPEMBER 2012| ASEP KARSIDI | Page 6 Bentangalam Pegunungan Lahan Sawan Meander Sungai Bentangalam Pesisir Bentangalam Pulau Kecil Bentangalam Perkotaan BANYAK PETA TEMATIK DAN BANYAK PENYELENGGARANYA (K/L) CITRA SATELIT RESOLUSI TINGGI LAPAN, BIG, K/L Terkait URGENSI Koordinasi dan Sinergi K/L Untuk Mewujudkan PROGRAM ONE MAP IGT
Peta Penutup Lahan BIG, KEMENHUT, LH, LAPAN Peta Gempa Bumi/Seismic ESDM, BMKG Satu Ruang yang sama dipetakan oleh Banyak KL Penyelenggara IGT MELALUI 11 POKJA IGT PERMASALAH UTAMA IGT 1. Duplikasi Kegiatan antar K/L 2. Judul Peta Sama, klasifikasi berbeda 3. Judul Peta Berbeda , Informasi Sama 4. Tema Sama, Informasi keruangan berbeda
PERMASALAH UTAMA IGT 5. Keterbasan Informasi Tematik 6. Inkonsistensi skala peta 7. SNI Peta Tematik Masih Terbatas 8. Keterbatasan IGD skala Besar
Layer IGT Peta Perijinan Sektoral BPN, KEMENHUT, ESDM Peta Rawan Bencana BMKG, PU, BIG, ESDM KONDISI IGT SAAT INI RAKOR MENKOKESRA-27 NOPEMBER 2012| ASEP KARSIDI | Page 7 MENGAPA ONE MAP ? Kenyataan menunjukkan bahwa banyak Peta Tematik dibuat oleh berbagai K/L dengan spesifikasi sesuai kebutuhan masing-masing.
Kebutuhan yang berbeda, pada tema yang sama, dapat menyebabkan perbedaan spesifikasi informasi peta tematik. Hal ini menimbulkan kesimpangsiuran informasi & membingungkan pengguna peta.
Diperlukan mekanisme one map untuk menyatukan keberagaman menuju kesatuan informasi geospasial dasar dan tematik nasional. RAKOR MENKOKESRA-27 NOPEMBER 2012| ASEP KARSIDI | Page 8 8 Perbedaan Standar Menghasilkan Perbedaan Peta Luas hutan dalam juta Ha Kemen LH Irisan Kemenhut 27.2 32.6 11.6 19.8 92.6 8.0 Hutan Primer
Hutan Primer dan Sekunder
Kemen LH saja Kemenhut saja Irisan Peta Tutupan Hutan, 2009 LATAR BELAKANG ONE MAP RAKOR MENKOKESRA-27 NOPEMBER 2012| ASEP KARSIDI | Page 9 Saya ingin hanya satu peta saja sebagai satu-satunya referensi nasional! President Susilo Bambang Yudhoyono Rapat Kabinet 23 Desember 2010 * Instruksi Presiden (Inpres 10/2011) RAKOR MENKOKESRA-27 NOPEMBER 2012| ASEP KARSIDI | Page 10 PETA MORATORIUM (PIPIB) SEBAGAI MODEL ONE MAP Hasil dan proses penyusunan Peta Moratorium (Peta Indikatif Penundaan Pemberian Izin Baru = PIPIB) dapat dianggap sebagai model One Map Policy
Peta Moratorium disusun oleh 4 (3+1) K/L dengan mengintegrasikan data dari masing-masing K/L
Dalam banyak hal, data dari masyarakat sangat penting kontribusinya dalam meningkatkan kualitas peta
Integrasi IGT ternyata tidak mudah dilakukan, namun pada akhirnya dapat diselesaikan
Jika Moratorium dilanjutkan, maka pemberian izin penguasaan lahan harus di luar batas Peta Moratorium. RAKOR MENKOKESRA-27 NOPEMBER 2012| ASEP KARSIDI | Page 11 INTEGRASI TEMATIK UNTUK PIPIB JUNI 2011 NOVEMBER 2011 Revisi 1 MEI 2012 Revisi 2 NOVEMBER 2012 Revisi 3 MEI 2013 Revisi 4 Revisi 3 PETA INDIKATIF PENUNDAAN IZIN BARU Untuk Mendukung Harmonisasi Regulasi dan Kebijakan Terkait Pengukuhan Kawasan Hutan INPRES NO 10 TH 2011 Revisi 2 Revisi 3 Revisi 1 Revisi 0 RAKOR MENKOKESRA-27 NOPEMBER 2012| ASEP KARSIDI | Page 12 ONE MAP POLICY BEYOND INPRES 10/2011, BEYOND MORATORIUM MAP 12 Reference Standard Database Geoportal RAKOR MENKOKESRA-27 NOPEMBER 2012| ASEP KARSIDI | Page 13 ONE REFERENCE IG IGD Peta dasar RBI LPI LLN Jaring Kontrol Geodesi Horizontal Vertical Gaya Berat IGT 7,000 Jaring Kontrol Vertikal 119 Stasiun GPS 5,800 JK Gaya Berat CORS sedang dalam konstruksi (diintegrasikan dengan Ina-TEWS)
RAKOR MENKOKESRA-27 NOPEMBER 2012| ASEP KARSIDI | Page 14 STATUS PEMETAAN RBI 1:250.000 1:50.000 and 1:25.000) Layer dalam RBI: -Garis Pantai -Jaringan Sungai -Jaringan Jalan -Kontur (Ketinggian) -Bangunan Penting -Batas Administrasi -Penutup Lahan -Toponimi 1:10.000 RAKOR MENKOKESRA-27 NOPEMBER 2012| ASEP KARSIDI | Page 15 LPI 1: 250.000 LPI 1: 50.000 LPI 1: 25.000 STATUS PEMETAAN LPI RAKOR MENKOKESRA-27 NOPEMBER 2012| ASEP KARSIDI | Page 16 ONE THEMATIC STANDARD 16 Peta tematik yang dihasilkan setiap K/L, harus merujuk pada standar tematik nasional agar dapat diintegrasikan dengan K/L lain untuk menjadi peta tematik nasional SNI 7645:2010 Standar Nasional Indonesia Klasifikasi penutup lahan ICS 07.040 Badan Standardisasi Nasional Contoh DRAFT RSNI PEMETAAN LAHAN GAMBUT SKALA 1:50.000 BERBASIS CITRA PENGINDERAAN JAUH RAKOR MENKOKESRA-27 NOPEMBER 2012| ASEP KARSIDI | Page 17 ONE DATABASE 17 Protected Forest and Conservation Area overlay with HPH and HTI areas overlay with plantation areas overlay with mining area Contoh: Integrasi Peta Perijinan Kehutanan, Perkebunan dan Pertambangan di Kabupaten Pasir (Kalimantan Timur) Penyusunan Database harus merujuk pada standar database yang sama agar proses integrasi peta tematik dapat dengan mudah dilakukan RAKOR MENKOKESRA-27 NOPEMBER 2012| ASEP KARSIDI | Page 18 ONE GEOPORTAL 18 Geoportal tunggal untuk integrasi, transparansi dan partisipasi penyelenggaraan IG menuju : Indonesia National Spatial Data Infrastruccture (Ina-NSDI) http://tanahair.indonesia.go.id or http://maps.ina-sdi.or.id RAKOR MENKOKESRA-27 NOPEMBER 2012| ASEP KARSIDI | Page 19 Integrasi data dan informasi geospasial yang ingin dicapai One Map Policy Ina-SDI Network s RAKOR MENKOKESRA-27 NOPEMBER 2012| ASEP KARSIDI | Page 20 UU No. 4/2011 : Informasi Geospasial PerPres 85/2007 : Jaringan Data GeoSpasial Nasional (JDSN) Ina-SDI : Indonesia - GeoSpasial Data Infrastructure DATA CEN TER DATA CEN TER AUTHORI TATIVE DATA SOURCE METAD ATA CATAL OG PORTA L AUTHORI TATIVE DATA SOURCE
DNN/ SJ DATA CEN TER METAD ATA CATAL OG PORTA L DATA CEN TER AUTHORIT ATIVE DATA SOURCE AUTHORIT ATIVE DATA SOURCE
DNN/ SJ DATA CEN TER DATA CEN TER AUTHORI TATIVE DATA SOURCE METAD ATA CATAL OG PORTA L AUTHORI TATIVE DATA SOURCE
DNN/ SJ METAD ATA CATAL OG PORTA L MINISTRIES (NODE) PROVINCE (NODE)
METAD ATA CATAL OG PORTA L MUNICIPAL (NODE)
METAD ATA CATAL OG PORTA L NATIONAL GEO PORTAL RAKOR MENKOKESRA-27 NOPEMBER 2012| ASEP KARSIDI | Page 21 Pokja Kebencanaan Kement rian/Le mbaga Pokja Pokja Pokja STRATEGI IMPLEMENTASI ONE MAP POLICY: MEMBENTUK KELOMPOK KERJA (POKJA) Pokja SD Lahan dan Gambut Pokja Perizinan Pokja IGTD Telah dibentuk 11 Pokja untuk penyelenggaraan IGT BIG Kement rian/Le mbaga Kement rian/Le mbaga Kement rian/Le mbaga RAKOR MENKOKESRA-27 NOPEMBER 2012| ASEP KARSIDI | Page 22 POKJA IGT NASIONAL MENUJU ONE MAP POLICY: 1. Pokja Pemetaan Sumberdaya Air dan DAS; 2. Pokja Pemetaan Sumberdaya Lahan Pertanian dan Gambut; 3. Pokja Pemetaan Dinamika Sumberdaya; 4. Pokja Pemetaan Perubahan Iklim; 5. Pokja Pemetaan Ekoregion; 6.Pokja Pemetaan Monitoring Perijinan Sektoral, Penutup Lahan, dan Status Lahan; 7. Pokja Pemetaan Transportasi; 8. Pokja Pemetaan Sumberdaya Laut, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil; 9. Pokja Pemetaan Kebencanaan; 10.Pokja Pemetaan Tata Ruang; 11.Pokja Pemetaan Ekonomi, Sosial, Budaya dan Atlas RAKOR MENKOKESRA-27 NOPEMBER 2012| ASEP KARSIDI | Page 23 POKJA IGT DAERAH MENUJU ONE MAP POLICY: Pokja IGT Daerah meliputi semua kabupaten di Indonesia Pokja IGTD dibentuk sebagai lembaga penyelesaian berbagai masalah pemetaan daerah, termasuk koordinasi penentuan peta lokasi perizinan terpadu. Pokja IGT Daerah menyatu dengan Pokja Daerah yang sudah ada, yang dikoordinasikan oleh SKPD terkait (contoh: Bappeda / BKPRD) Sekretariat Pokja IGTD berada di BIG, fungsinya memfasilitasi aktifitas Pokja IGTD Peran BIG dalam hal ini sebagai penyedia IGD dan Standard Pemetaan Tematik yang diperlukan. RAKOR MENKOKESRA-27 NOPEMBER 2012| ASEP KARSIDI | Page 24 INTEGRASI IGTN - IGTD K/L PEMDA LSM Pembinaan IGT Pokja Nasional / Daerah Rakorda Rakornas One Map IGT Standar Pemetaan IGT RAKOR MENKOKESRA-27 NOPEMBER 2012| ASEP KARSIDI | Page 25 KONSEKWENSI POKJA IGTN Rencana aksi Pokja telah ditetapkan dalam Rakornas IG dan diadopsi Bappenas untuk penyusunan RPJMN dan diadopsi Kemenkeu untuk pembiayaan program.
Tidak boleh lagi ada penyelenggaraan IGT di luar WG yang sudah ada.
Diharapkan terjadi efisiensi dan efektifitas penyelenggaraan IG RAKOR MENKOKESRA-27 NOPEMBER 2012| ASEP KARSIDI | Page 26 KONSEKWENSI POKJA IGTD Peta-peta daerah yang dianggap legal adalah peta yang dikeluarkan oleh Pokja IGTD.
Tidak boleh lagi ada penyelenggaraan IGTD di luar Pokja IGTD yang sudah ada.
Diharapkan terjadi efisiensi, efektifitas, dan keterpaduan dalam penyelenggaraan IG. Keterpaduan IG akan mengurangi konflik perizinan untuk kegiatan pertambangan, kehutanan dan perkebunan
RAKOR MENKOKESRA-27 NOPEMBER 2012| ASEP KARSIDI | Page 27 PEMETAAN KEGIATAN PERTAMBANGAN, KEHUTANAN, DAN PERKEBUNAN Kegiatan pertambangan, kehutanan, dan perkebunan biasanya memerlukan izin penguasaan lahan yang sangat luas.
Peta perizinan penguasaan lahan selama ini dilakukan oleh sektoral dan daerah secara terpisah, sehingga menimbulkan tumpang tindih penguasaan lahan.
One Map Policy sangat penting untuk diterapkan pada kegiatan pertambangan, kehutanan, dan perkebunan.
Perlu koordinasi antar K/L dan Daerah ( Pokja IGTN dan IGTD) sehingga peta yang dihasilkan tidak saling tumpang tindih.
Perlu disusun mekanisme yang tepat sehingga penerbitan peta izin penguasaan lahan dalam rangka One Map Policy dalam terlaksana dengan baik -> Pengurusan Ijin Penguasaan Lahan Satu Atap. RAKOR MENKOKESRA-27 NOPEMBER 2012| ASEP KARSIDI | Page 28 CONTOH KASUS DI KALTENG: PERBEDAAN GEO-REFERENSI MENYEBABKAN KONFLIK PERIZINAN Perbedaan Georeferensi RAKOR MENKOKESRA-27 NOPEMBER 2012| ASEP KARSIDI | Page 29 KONFLIK PERIZINAN DI KABUPATEN KUTAI TIMUR Izin ESDM Izin Kehutanan Izin BPN Izin Transmigrasi RAKOR MENKOKESRA-27 NOPEMBER 2012| ASEP KARSIDI | Page 30 KONFLIK PERIZINAN DI KABUPATEN KUTAI TIMUR RAKOR MENKOKESRA-27 NOPEMBER 2012| ASEP KARSIDI | Page 31 KONFLIK PERIZINAN DI KABUPATEN KUTAI TIMUR RAKOR MENKOKESRA-27 NOPEMBER 2012| ASEP KARSIDI | Page 32 Izin ESDM Izin Kehutanan Izin BPN Izin Transmigrasi KONFLIK PERIZINAN DI KABUPATEN BANGKA SELATAN RAKOR MENKOKESRA-27 NOPEMBER 2012| ASEP KARSIDI | Page 33 KONFLIK PERIZINAN DI RIAU RAKOR MENKOKESRA-27 NOPEMBER 2012| ASEP KARSIDI | Page 34 KONFLIK PERIZINAN DI SUMATERA SELATAN RAKOR MENKOKESRA-27 NOPEMBER 2012| ASEP KARSIDI | Page 35 APA YANG HARUS DITINDAKLANJUTI? Pemetaan kegiatan pertambangan, kehutanan, dan perkebunan sedapat mungkin (harus) dilakukan pada skala operasional minimal 1:50.000, dengan menggunakan IGD yang diproduksi BIG Peta tematik lain yang harus diselesaikan pada skala operasional untuk pengelolaan SDA yang berkelanjutan: Peta Kawasan Hutan Peta Batas Administrasi Peta Penutup Lahan Peta Tanah (termasuk gambut) Peta Kelerengan Peta Curah Hujan Peta Sumberdaya Mineral Peta Sistem Lahan Perlu disusun Sistem Informasi Geospasial Perizinan Sektoral Terpadu sebagai sub-sistem Ina-Geoportal sebagai Tools dalam pengelolaan SDA yang berkelanjutan
RAKOR MENKOKESRA-27 NOPEMBER 2012| ASEP KARSIDI | Page 36 PENUTUP Mari bersama menata Indonesia yang lebih baik dengan One Map Policy RAKOR MENKOKESRA-27 NOPEMBER 2012| ASEP KARSIDI | Page 37