Wafa
Jemia
Mida Fahmi
Henny Pradikaningrum
Resky Yuliandari
Kelompok V
Farmasi VII-AC
Faktor
genetik
Faktor
hereditas
Faktor
lingkungan
Hipotesis Dopaminergik
schizophrenia merupakan hasil dari peningkatan
neurotransmitter dopamine dan pendekatan bahwa zat
yang dapat menurunkan dopamine mungkin dapat
meringankan gejala psikotik.
reseptor tipe D1 dan tipe D2. R-(+)-isomer dari derivate benzazepine, SKF 38393,
digunakan untuk penelitian agonis selektif partial tipe D1 . Sementara, struktur
yang mirip dengan derivate benzazepine, R-(+)-SCH 23390 digunakan sebagai
antagonis selektif receptor tipe D1 .
Benzophenanthridin derivative (-)-dihydrexidine digunakan sebagai alat penelitian.
Tipe D2 agonis selektif seperti derivate pyrazole (-)-quinpirole, dan antagonis tipe D2
seperti (-)-suliride juga tersedia untuk penelitian.
Tetrahidronaphtalene, (+)-7-hydroxy-N,N-di-n-propyl-2-aminotetralin merupakan
contoh agen selective D3.
yang diaktifkan .
dimanfaatkan untuk tujuan design obat contoh yang relevan secara klinis
adalah obat antipsikotik aripiprazole, dengan reseptor dopamin D2 untuk
menghasilkan antagonis, agonis terbalik atau agonis efek fungsional,
tergantung pada lingkungan seluler reseptor D2 (G protein komplemen dan
konsentrasi) dan lokasi tertentu (presinaptik vs postsinaptik atau
ekstrapiramidal vs regional limbic otak )
Gejala positif
Gejala negatif
Gejala kognisi
Delusion (khayalan)
Gangguan perhatian
Halusinasi
Gangguan ingatan
Ilusi, pencuriga
sebuah antagonis H1 antihistamin yang telah diuji klinis pertama tipe phenotiazin
Terdapat banyak efek samping yang disebabkan oleh agen antipsikotik karena bekerja sebagai antagonis
berbagai reseptor di CNS, termasuk histamin H1, adrenergik -1 atau -2, kolinergik M1, serotonin 5-HT, dan
dopamin D2 di otak.
Sebagai contoh, agen antipsikotik dapat menimbulkan ES sedasi, hipotensi, disfungsi seksual, dan efek
Aksi antikolinergik neuroleptik di jantung, mata, saluran cerna, kandung kemih, dan jaringan genital akibat
Aksi antikolinergik pada antipsikotik atipikal memberi keuntungan mengontrol gejala negatif pada
skizofrenia.
Berperilaku seperti penderita Parkinson ES neuroleptik yang bekerja sebagai antagonis reseptor dopamin D2
di jalur nigrostriatal.
antikolinergik.
ES ekstrapiramidal termasuk distonia akut, akatisia, dan gejala Parkinson (bradikinesia, tremor, cogwheel
rigidity, dll).
Tahun 1883
Tahun 1937
Tahun 1950
Tahun 1950
Tahun 1951
1952
Tahun 1952
Neuroleptik Long-acting
Akhir 1950
Janssen dan asistennya mensintesis analog
propiofenon dan butirofenon dari miperidin dalam
upaya meningkatkan potensi analgesik
Gugus amino pada atom karbon ke-4 sangat penting memberi sifat sebagai neuroleptik
Pemanjangan/pemendekan/pencabangan pada rantai propil karbon ke-3 menurunkan
potensi neuroleptik
Penggantian keton (dengan gugus tioketon seperti pada butirofenon, dengan olefin atau gugus
Butirofenon lebih poten jika disubstitusi Fluorine (F) pada posisi para di cincin benzena.
Modifikasi rantai samping butirofenon haloperidol dengan mengganti gugus keton dengan di-4-
Diphenylbutyl
piperidin
neuroleptic
A. Metoklopramid benzamida
Bersifat neuroleptik
Memiliki afinitas dan selektivitas yang relatif rendah pada beberapa
Hubungan struktur-aktivitas :
Metoklopramid memiliki afinitas dan selektivitas yang relatif rendah
disebabkan fleksibilitas 2-(diethylamino)ethyl
B.
Analog Metoklopramid
Amisulprida,
b) S-(-)-Remoksiprida
Bersifat sebagai neuroleptik
Memiliki potensi dan efikasi yang mirip dengan Haloperidol
Memiliki kejadian ES ekstrapiramidal dan autonomik yang lebih
sedikit
dari pasar
Turunan Benzazepin
Mekanisme kerja:
melibatkan reseptor dopamin
D2 dan serotonin 5-HT2A.
Memiliki efek samping
ekstrapiramidal yang
cenderung lebih rendah.
Clozapine, Olanzapine,
Loxapine, dan Quetiapine
Loksapin
Klozapin
dimetabolisme
oleh
CYP3A4
metabolit
desmetil, hidroksil dan
turunan N-oksida.
waktu paruh sekitar 12
jam.
afinitas relatif rendah
untuk dopamin di otak,
reseptor D1 dan D2
(afinitas sedang untuk
reseptor
D4)
dibandingkan
dengan
adrenergik -1 dan -2,
histamin H1, muskarinik
M1 dan serotonin 5-HT2A.
Olanzapin
antagonis
yang
poten
terhadap reseptor dopamin
D2 dan terutama pada
reseptor serotonin 5-HT2A.
dimetabolisme
oleh
CYP1A2 metabolit tidak
aktif
waktu paruh sekitar
hingga 50 jam.
20
Mengarahkan untuk
melakukan kombinasi
antara antagonis
dopamin dan
antagonis serotonin
dapat menghasilkan
antipsikotik atipikal
Kombinasi benzamida
poten antagonis D2
dengan piperazin
benzotiazolil antagonis
5-HT2A
Mengarahkan
perkembangan dari inti
3-(4-piperidinyl)-1,2benzisoxazole di
Risperidone dan
Ziprasidone, antagonis
5-HT2A/D2 yang
memiliki afinitas yang
relatif tinggi juga pada
reseptor histamin H1
dan adrenergik 1/2.
Risperidone
Ziprasidone
Aripiprazole
Merupakan turunan
quinolinon arilpiperazin
Memiliki kecenderungan
rendah menyebabkan ES
ekstrapiramidal dan
hiperprolaktinemia.
Molindone
hidroklorida
turunan
tetrahidroindolone
kurang kuat
dibandingkan
haloperidol dalam
memblokir
reseptor D2
cepat diserap dan
dimetabolisme bila
diberikan secara oral
dan efek antipsikotik
dari molindone bertahan
lebih dari 24 jam
Sertindole
ES ektrapiramidal
rendah
Patofisiologi:
Model adrenergik
Model reseptor GABA
Model 5-HT
Reseptor GABAa merupakan bagian dari gen superfamili ligand-ligated ion channels.
Reseptor GABAa berada sebagai subunit heteropentamerik yang disusun di sekitar
Ion channel GABAa yang mengkonduksi klorida dan ion channel GABAa ditentukan
Subunit polipeptida GABAa pertama telah diurutkan pada tahun 1987, dan
Daerah N-terminal GABAa ekstraseluler mengandung sejumlah sisi ikatan yang jelas
Reseptor GABAa memiliki struktur pentamerik yang sebagian besar terdiri dari
subunit , , dan dalam berbagai porsi di sekitar sentral ion channel yang
mengadakan korida.
Tipe dan porsi dari komposisi subunit dan berefek pada afinitas, aktivitas
GABAb(1a) dan GABAb(1b) diekspesikan dalam heterologous cells yang ditahan dalam RE.
Pada faktanya, reseptor GABAb(1) tidak berlalu lintas ke permukaan membran sel dalam
Penemuan yang luar biasa bahwa reseptor GABAb(2) berkespresi sama dengan reseptor
GABAb(1a) dan GABAb(1b) pada permukaan sel untuk membentuk GPCR heterodimerik
fungsional.
Reseptor GABAb adalah GPCR pertama yang menunjukkan untuk fungsi bukan sebagai
banyak GPCRs dan mungkin untuk bermacam-macam fungsi sinyal dari famili protein
ini.
Pengobatan Ansietas
tahun 1960.
Benzodiazepin terikat pada sisi spesifik dan berafinitas tinggi dari membran sel,
Reseptor Benzodiazepin terdapat hanya pada SSP dan lokasinya sejajar dengan
neuron GABA.
yang bersangkutan, sehingga saluran klorida yang berdekatan lebih sering terbuka
sehingga ion klorida akan lebih banyak yang mengalir masuk ke dalam sel.
Cincin A.
Cincin B.
Cincin C
Cincin C 5-fenil tidak diperlukan untuk mengikat BZR
secara in vitro.
struktural berperan pada ikatan ligan benzodiazepin dan nonbenzodiazepin dengan reseptor GABAA, terutama untuk interaksi
dengan residu histidin yang berfungsi sebagai sumber proton
pada GABAA subunit a1.
Substitusi
Substitusi
Pemanjangan
Ikatan rangkap dua pada posisi 4,5 ataupun nitrogen pada posisi
Umumnya,
1. Chlordiazepoxide
Merupakan
oxazepam
T : 2-6 jam
pada 4jam
T : 6-30 jam
2. Diazepam
Diabsorbsi
metabolik
desmetildiazepam
utamanya
N-
3. Oxazepam
Metabolit aktif dari klordiazepoksid dan
diazepam
Keduanya merupakan agen anxiolytic kerja
pendek
T : 4-8 jam
4. Lorazepam
Derivative
2-kloro
dari
5. Flurazepam
Diberikan secara oral sebagai garam dihidroklorida
Mengalami 1N-dealkilasi turunan 2fluoro dari
N-desmetildiazepam
Jalur metabolitnya sama seperti klordiazepoksid
dan diazepam
T : 7 jam
Efek klinis & efek samping sama dengan
chlordiazepoxide dan diazepam
6. Chlorazepate
Benzodiazepine lain yang dimetabolisme (3dekarboksilasi) N-desmetildiazepam
Sifat klinis dan farmakokinetiknya sama dengan
chlordiazepoxide dan diazepam
Mayoritas bentuk
eksresi klordiazepoksid
Produk N-demetilasi
awal
*Demoxepam mengalami 4
nasib metabolik yang
berbeda
Bentuk
tidak aktif
Deaminasi
Hidrolisis
Penghilangan
bagian N-oxide
4
Hidroksilasipa
da posisi 3
< 1% klordizepoksid
dieksresi sebagai
demoxepam
Hidroksilasi
Cincin A
Hidroksilasi
Cincin C
1. -carboline
Afinitas sekitar 10 kali lipat lebih tinggi terhadap
Cyclopyrrole zopiclone
belum
disetujui
3. Eszopiclone
untuk
Karenanya potensiasi
S-enantiomer
zopiclone
(eszopiclone)
memiliki
afinitas tertinggi untuk insomnia, karena onsetnya
yang cepat dan durasinya sedang pada efek
hypnotic-sedative.
2. Cl 218,72
Memiliki efikasi yang lebih kecil dari benzodiazepine
<
4. Imidazopryridines
Zolpidem, dan alpidem contoh lain 1
subunit-selective
BZR/GABAA
ligands
memiliki profil klinis yang berbeda dengan
benzodiazepine.
Zolpidem
hypnotic
dipasarkan
sebagai
sedative-
Efektif
5. Pyrazolopyrimidines
Zaleplon,
yang efektif.
mengurangi
latensi
tidur,
tidak
menginduksi gejalanya muncul kembali
saat penghentian obat.
Imidazenil
adalah
imidazobenzodiazepine
carboxamide yang mempunyai afinitas BZR lebih
tinggi dibanding diazepam tetapi hanya setengah
efikasinya dalam memodulasi efek GABA pada
klorida.
tetapi tidak
diazepam.
memblok
efek
antikonvulsan
yang
berkaitan
Pirimidinilbutilpiperazin
(azapiron), buspiron,
ipsaperon, dan gepiron agonis parsial pada
reseptor 5-HT1A dan mempunyai aktivitas
anxiolitik pada manusia.
anxietas
lini
pertama
pada
benzodiazepine
Mekanisme
rangsangan otak
Lemke, Thomas L. et. Al. 2008. Foyes The Principle of Medicinal Chemistry 6th