Anda di halaman 1dari 21

Studi Pemanfaatan UAV untuk

Perhitungan Volume Material


Perbandingan dengan Survey Terrestrial Laser Scanner
(TLS)

Pendahul
uan

Seberapa akurat data hasil survey dengan Unmanned Aerial


Vehicle (UAV) untuk menghitung volume material?

Lokasi & kondisi


Lokasi

Dicoba pada site


material
Tumpukan batu & pasir
Luas area 1.05 ha

Sistem pembanding

Dengan terrestrial
laser scanner (TLS)
Instrumen Leica C10
Jarak 0.1-300 m
Ketelitian 5 mm

Sistem UAV

Dengan quad copter


Kamera Nikon Coolpix
AW120 geotag 16 MP
Tinggi terbang 50 m,
overlap 75%
Total 219 foto GSD 15
mm

Sistem kontrol

Dengan GNSS-RTK
NavCom dual
frequency
Surveyor grade system
Presisi elevasi 2-3 cm
GCS pada 6 titik

Metode perhitungan volume


Metode
tradisional

Metode
kontemporer

Metode
popular

Mengukur breakline (crest, toe, creek, spot


height)
Volume dihitung dengan penjumlahan
volume penampang melintang atau profil
sepanjang sumbu tertentu

Mengukur sebanyak-banyaknya titik pada


permukaan obyek (point cloud)
Volume dihitung dengan volume profil
permukaan atau solid obyek secara 3D

Menghitung jumlah unit transport dengan


kapasitas masing-masing yang sudah fixed

Bagaimana menentukan akurasi


volume?
Tidak mudah untuk menentukan akurasi
perhitungan volume, karena merupakan prosentase
dari margin kesalahan (error margin). Juga untuk
membandingkan berbagai metode perhitungan
volume sangat sulit, karena akurasi volume tidak
hanya tergantung pada akurasi pengambilan data
permukaan, tetapi juga ketinggian (ketebalan)
volume terhitung.
Gambar di samping menunjukkan bahwa obyek
dengan ketebalan volume 10 m memiliki
sensitivitas terhadap kesalahan permukaan yang
lebih kecil dibandingkan dengan obyek setebal 3 m.
Oleh karena itu, analisis kemudian difokuskan
kepada perbandingan kesalahan permukaan
(surface error).

error margin 10 cm

A = 300 m2 5 m2 (~1.6%)

A = 100 m2 4.3 m2 (~4.3%)

h = 10 m

h=3m

Metode
Pengukur
an

Pengujian dataset surface


Pengukuran dilakukan pada area gumuk pasir di
Pantai Parangkusumo, Yogyakarta
Hasil generalisasi data UAV digunakan sebagai
reference plan, dengan pengaturan filter GSD
pada resolusi 15 mm.
Pengaturan pengolahan software fotogrametri
ditetapkan pada nilai standar untuk
mendapatkan hasil yang netral dan dapat
digunakan berulang.
Data UAV kemudian dibandingkan secara
statistik dengan metode laser scanning:
Nilai koordinat foto UAV dikontrol dengan
GCS yang diukur dengan GNSS-RTK
Nilai koordinat foto UAV dibandingkan
dengan hasil pengukuran dengan TLS
Hasil perhitungan volume material foto UAV
dibandingkan dengan perhitungan volume
data point cloud TLS pada area seluas 1.05
ha

Spesifikasi system & data UAV

Jenis wahana: quad-copter (Nusatech QC-15)


Sensor: kamera Coolpix AW120 geotag 16 MP
Panjang fokal kamera: 4.3 mm
Tinggi terbang wahana: 53.763 m
Ground sampling distance (GSD): 15.186 mm/piksel
(15 cm)
Jumlah foto: 219 station
Tie point: 33,527 titik
Error: 3.130 pixel
Kerapatan data: 1,084.08 titik/m2

Gambar di samping menunjukkan posisi kamera dan


banyaknya overlap pada suatu lokasi.

Spesifikasi system & data TLS

Jenis sistem: terrestrial laser scanner


Sensor: Leica ScanStation C10
Jangkauan laser: 0.1-300 m
Kecepatan pengukuran: 50,000 point/detik
Kerapatan data: 5.475 mm
Jumlah station: 4 station

Akurasi data point cloud ditunjukkan dengan tabel


RMS error pada proses registrasi di bawah ini:

Spesifikasi GNSS & titik kontrol

Jenis sistem: advanced GNSS UltraRTK


Instrumen: NavCom LandPak SF-3040
Frekuensi: geodetic L1, L2, L2C, L5
Akurasi RTK: 10 mm + 0.5 ppm
Akurasi static: 5 mm + 0.5 ppm
Raw data rate: 5 Hz

Berikut adalah daftar koordinat GCS hasil


pengamatan:

Hasil
Pengukur
an

Data posisi foto UAV vs GCS GNSSRTK

Sebagai kontrol, sebanyak 6 titik pada 6 lokasi yang berbeda dibandingkan dengan data GCS yang diamati
menggunakan advanced GNSS-RTK. Rerata kesalahan arah sumbu X sebesar 30.373 mm (3 cm), arah sumbu Y
sebesar 23.464 mm (2 cm) dan kesalahan elevasi sebesar 3.272 mm. Hasilnya, kecilnya nilai error arah sumbu X,
Y dan Z tersebut memberikan Error Vector hanya sebesar 38.520 mm (4 cm), atau kurang dari 3 kali GSD data foto
UAV.

Data posisi foto UAV vs point cloud


TLS

Deviasi rerata antara data surface UAV dengan TLS berada di kisaran 1 s/d 3 cm, dengan Error Vector sebesar
40.543 mm (4 cm). Hal ini mencapai level yang sesuai dengan hasil terbaik teoretis menggunakan metode
fotogrametri, bahkan dengan kualitas foto terendah sekalipun. Hasil lebih presisi dapat diperoleh dengan
meningkatkan kualitas resolusi kamera atau menurunkan tinggi terbang wahana UAV.

Data posisi point cloud TLS vs


GNSS-RTK

Sebagai kontrol perbandingan, data pengukuran TLS juga dibandingkan dengan data GCS hasil pengamatan GNSSRTK, yang memberikan Error Vector sebesar 32.267 mm (3 cm). Hasil ini mengkonfirmasi bahwa hasil pengukuran
dengan ketiga sistem memberikan hasil yang konsisten, dengan kisaran deviasi di angka 1 s/d 3 GSD (1.5 s/d 4.5
cm).

Perbandin
gan
Volume

Perbandingan volume
Untuk membandingkan hasil perhitungan volume secara relatif, diambil sebuah area gundukan gumuk pasir tanpa
vegetasi seluas 1.05 ha. Menggunakan software Surpac Geovia, perhitungan volume dilakukan dengan
mengurangkan surface gumuk pasir aktual pada bidang acuan 0 m, menggunakan metode Nett Volume.
Mengingat jumlah titik point cloud hasil pengukuran sangat banyak (mencapai puluhan juta titik), untuk bisa diolah
menggunakan Surpac, data UAV dan TLS dibuat menjadi data point XYZ dengan grid DSM 4 cm.

Hasil pemotongan data pada boundary area yang sama menghasilkan perbedaan jumlah titik, jumlah segitiga
triangulasi yang terbentuk dan luas permukaan area. Selisih luas area horizontal sebesar 1.792 m; selisih luas
permukaan surface sebesar 32.235 m2; dan selisih hasil perhitungan volume sebesar 436.947 m 3.
Deviasi perhitungan volume data yang diambil dengan sistem UAV dan sistem TLS dalam studi ini adalah sebesar
0.123%

Tampak memanjang 1 (YZ)

Tampak planimetris (XY)

Tampak memanjang 2 (XZ)

Hasil pengukuran UAV pada ruang 3 dimensi

Potongan memanjang pada Y=9113745 N dengan


perbesaran elevasi 5x, atas data foto UAV dan bawah
data TLS

Kesimpulan
Akurasi hasil pengukuran pada level sentimeter (cm)
Akurasi Deviasi memenuhi standar survey praktis untuk perhitungan volume (s/d 1%)

Presisi elevasi titik antara 1 s/d 3 GSD


Dapat ditingkatkan dengan menggunakan kamera resolusi lebih tinggi dan menurunkan tinggi terbang
Presisi
wahana

Nilai
tambah

Efisien dan murah untuk luas area sedang


Selain DSM, dihasilkan pula ortofoto mosaik detil tinggi yang ter-georeferensi

Terima
kasih

Anda mungkin juga menyukai