Anda di halaman 1dari 3

Universitas Jendral Achmad Yani

Nama : Selvi Hardiana

Nim : 2250241004

Dosen : Niswah Selmi Kaffa, SST., MT.

Matkul : Kalkulus (Rangkuman Webinar)

“Pemetaan Agraria menggunakan UAV, sudahkah siap? “


Dalam acara webinar yang diselenggarakan oleh Ikatan Surveyor Indonesia (ISI) dengan
TerraDrone yang dilaksanakan pada :

Tanggal : Rabu, 14 Desember 2022

Waktu : 14.00-16.00 WIB

Aplikasi : Zoom & Youtube ISI

Arah kebijakan kementrian ATR/BPN pada tahun 2025 salah satunya memiliki rencana aksi
(renaksi) menuju indonesia lengkap yang tepetakan pada tahub 2025. Untuk memenuhi
kebutuhan peta dasar pertahanan yang sifatnya terpusat dan terintegrasi, pemerintah melalui
kementrian ATR/BPN akan menggunakan teknologi Unmanned Aerial Vehicle (UAV)
Photogrammetry.

Kondisi kuantitas data pertahanan terdapat 126 juta bidang tanah yang ada di indonesia
yang belum terleasisasi dan terpetakan sejak 1961, Dengan target pertahun 10.6 jt bidang sampai
tahun 2024 sekitar 30% lagi yang belum terdaftar atau sekitar 39jt bdang tanah.
Menurut Ir. R. Agus Wahyudi Kushendratno, M.Eng, Sc. Dengan ini percepatan yang dilakukan
degan menggunakan metode UAV untuk membantu penunjangan kebutuhan pemetaan di
kementian agraria. Adapun pengadaan PDP berupa foto untuk Pendaftaraan Tanah Sistematis
Lengkap (PTSL) oleh penyedia jasa melalui mekanisme lelang dengan nilai >200jt dengan
kriteria output yang dibutuhkan adalah :
1. GSD <0.15
2. Hasil uji akusisi ketelitian horizontal (CE90)<0.5m
3. Visualisali tidak blur, tidak patah patah, tidak melengkung
4. Upload dalam bentuk Mbtiles grid TMI16
Dengan mempunyai personil yang sudah berpengalaman dibidang fotogrametry dan rekomendasi
pesawat yang digunakan adalah nirawak/UAV dengan receiver GNSS ppk/rtk dengan resolusi
kamera >20MP.
Drone/UAV/UAS/PTTA/PUNA merukapan sebuah mesin terbang yang berfungsi dengan
kendali jarak jauh oleh penerbang (pilot) atau mampu mengendalikan dirinya sendiri dengan
menggunakan hukum aerodinamika. -Permenhub 37/20. UAV berfungsi untuk memperoleh hasil
foto Ortometrik, DEM maupun 3Dmodeling untuk kebutuhan planning, feseability study,
persentasions, GIS, dan reporting, Earthwork, Design, Used for visualization. Dengan cara kerja
mulai dari pernerbangan drone sampai pengolahan points cloud dan analisis data. Adapun
perbedaan antara lidar dan Photogrammetry yaitu output yang dihasilkan oleh kedua metode
yang digunakan, sesuai kebutuhan untuk hal Photogrammetry yaitu hanya cukup sampai peta
informasi spasial berbentuk foto beda hal nya dengan lidar output yang dihasilkan bisa maksimal
karena dapat memproses data DTM maupun DSM yang ketelitian nya dapat di seimbangkan
dengan pengukuran terestis walaupun masih ada kekurangan, dengan hasil perbandingan dengan
menggunakan pengukuran total station tidak jauh beda hanya saja lidar tidak dapat membaca
level tanah ketika ada genangan air dipermukaan tanah.
Pemanfaatan foto udara juga ada kriteria yang harus dicapai untuk percepatan
pengumpulan data kementrian agraria yaitu dengan dilengkapi GNSS PPK per
desa/kelurahan,peta foto udara dibuat menyesuaikan kondisi dilapangan harus mencapai skala
1;1000 kelas 1 untuk daerah perkotaan dan pemukiman , serta skala 1:5000 kelas 1 untuk daerah
pertanian. Berdasarkan uji ketelitian horizontal foto udara hasil pemotretan UAV/VTOL/PPK,
Pemanfaatan pemotretan ini mampu menghasilkan peta orthofoto dengan nilai akurasi horizontal
(CE90) sebesar 0.013 meter dan resolusi spasial sebesar 0.079 meter. Nilai CE90 dan resolusi
spasial diatas menunjukan bahwa peta foto ini masuk kriteria peta foto udara skala 1:1000
dikelas 1 pada aspek akurasi horizontal dan kelas 2 pada aspek resolusi spasialnya.
Menurut dosen dari ITB Dr. Deni Suwardhi, S.T., M.T. Fotogrametri UAV dapat
mendukung kegiatan pemetaan agraria itu boleh tapi yang harus diperhatikan yaitu:
1. Kalibrasi kamera (Pre,Post, on the Job + Self Calibration Procedure)
2. Titik Kontrol
3. Kontrol kualitas tahap triangulasi udara
4. Kontrol kualitas produk
Konsep dari fotogrametri mengembalikan proses fotografi yang mengubah atau memetakan
gambar 2D yang datar Kembali ke dunia 3D yang nyata. Sytem koordinat yang digukanan untuk
permodelan fotogrametri juga menggunakan sistem koordinat kartesian yang dimana elevasi
yang didapat dari proyesi bumi (Elipsoid). Titik control tanah yang digunakan terdiri dari titik
kontrol dan titik cek dimana titik kontrol memiliki konfigurasi sebaran dan jumlah yang minimal
bagi keperluan titik kontrol pada triangulasi udara, sedangkan tiitk cek memiliki konfigurasi
sebaran yang merata di seluruh aria pekerjaan dan berfungsi untuk menentukan nilai akurasi
secara independen pada triangulasi udara tahap awal dan kemudian dijadikan sebagi titik kontrol
pada triangulasi udara tahap akhir.
Kesimpulan:
Setelah mengikuti webinar tersebut kita dapat mengenal perkembembangan pemetaan lewat foto
udara dan tentunya pemetaan fotogrametri menurut saya dapat mendukung pemetaan di
kementrian agraria karena dapat mengoptimalkan waktu dan percepatan performa agraria,
walaupun hanya sebatas alat untuk pendukung bukan halnya untuk mengganti pemetaan terestis
yang sudah berjalan, tetapi keduanya terus berhubungan untuk percepatan pemetaan tanah yang
belum tercapai sampai target yang sudah ditetapkan. Terimakasih :)

Anda mungkin juga menyukai