Anda di halaman 1dari 9

PEMBUATAN DIGITAL TERRAIN MODEL MENGGUNAKAN

BERBAGAI METODE

A. Pengertian
a. DSM
DSM adlah singkatan dari Digital Surface Model. DSM merupakan model
elevasi yang menampilkan ketinggian permukaan seperti ketinggian
pohon, bangunan dan objek lain yang berada diatas permukaan tanah.
Untuk mengetahui elevasi permukaan dapat diperoleh menggunakan radar.

b. DTM
DTM adalah singkatan dari Digital Terrain Model. Areanya hanya
meliputi permukaan tanah saja (tidak termasuk objek yang berada
diatasnya) dengan hal ini dapat disebut dengan tahap filltering. DTM
digambarkan sebagai tiga representasi dimensi permukaan yang memiliki
X, Y, Z disimpan dalam bentuk digital.

B. Gambar Hasil dari DTM dan DSM

C. Cakupan Data

Perolehan Data

Analisis MPD Pemodelan Visualisasi


D. Sumber dan Metode Pengumpulan Data DTM
a. Sumber Data
Untuk melakukan collecting data, diperlukan sumber data utama
melalui berbagai metode yang digunakan. Metode tersebut antara lain :
1. Terestris
Metode penentuan posisi titik-titik atau target yang dilakukan
dengan proses pengamatan atau surveying terhadap yang ada di
permukaan bumi. Menggunakan alat serpeti TS, GPS, Waterpass,
Theodholite dsb.

2. Fotogrametris
Metode pemetaan objek di permukaan bumi yang menggunakan
foto udara sebagai media. Dengan memanfaatkan data geospasial
yang diperoleh melalui pemotretan udara.

3. SAR/InSAR
Pada SAR menggunakan prinsip Doppler yang mengacu pada
perubahan frekuensi atau panjang gelombang yang dihasilkan dari
pergerakan relatif antara sensor dan target. Pada InSAR
menggunakan kombinasi nilai tiap piksel dari dua data radar.

4. LiDAR
Metode untuk menentukan jarak menuju objek atau permukaan
dengan menggunakan laser.

5. GPS
Digunakan untuk keperluan navigasi. Terdapat dua metode dalam
GPS yaitu absolut untuk keperluan navigasi dan relatif untuk
menentukan posisi titik relatif terhadap titik lainnya yang telah
diketahui koordinatnya.
b. Metode Pengumpulan Data DTM dengan berbagai metode :
1. Metode Terestris
Tahapan yaitu :
1) Membuat detail perencanaan survey
2) Melakukan persiapan survey
3) Pelaksanaan survey

- Melakukan survey data primer baik kontrol maupun detail.


Dapat menggunakan alat ukur seperti theodholite,
waterpass, GPS Navigasi, GPS Geodetik maupun yang
sederhana. Pada metode terestris ini dilakukan
menggunakan Total Station. Tahapan untuk memperoleh
data di Total Station :
1. Set-up alat (centering)
2. Membuat job
3. Memasukkan koordinat tempat berdiri alat
4. Masukkan BS
5. Melakukan pengukuran FS
6. Pindah ke titik lainnya dan lakukan cara tersebut.

Meskipun dalam metode terestris diperoleh ketelitian dalam mm


(milimeter) yang berarti baik, metode ini memiliki kekurangan, yaitu :
1. Waktu yang dibutuhkan sangat lama.
2. Biaya yang diperlukan saat pelaksanaan survey mahal.
3. Mencakup pada area yang sempit.
2. Fotogrametris
Pengambilan data atau suatu informasi mengenai sebuah object atau
fenomena tanpa survey secara tidak langsung atau tidak berhubungan
langsung dalam bidang studi.

Proses :
- DEM dari hasil Fotogrametri mengandalkan serangkaian foto-foto
yang diambil di area target atau object. Hal ini membutuhkan area
yang akan diamati dari dua sudut pandang yang berbeda sehingga
pengukuran dapat dihitung.
- Jumlah tumpang tindih tergantung pada variasi dalam medan dan
persyaratan pekerjaan tertentu dalam hal akurasi dan waktu
penerbangan. Biasanya membutuhkan minimal 60% akhir lap dan
30% sisi lap, jika diperlukan ini dapat meningkat menjadi 80%.
- Sebagai pesawat terbang rute GPS preprogramed yang digunakan
untuk mengontrol jalur penerbangan, ketinggian dan pengambilan
gambar. Hal ini memastikan bahwa tumpang tindih yang benar
diperoleh antara foto dan bahwa tidak ada kesenjangan dalam citra
yang dihasilkan.
- Selain itu sebuah IMU (Inertial Measurement Unit) menyimpan
data tentang UAV roll, pitch dan yaw sementara di penerbangan.
Hal ini memungkinkan kita untuk melakukan koreksi distorsi ini
dapat menyebabkan gambar. Selain itu, gunung kamera canggih
kami secara otomatis mengkompensasi perubahan ini dengan posisi
UAV, meminimalkan dampaknya.
- Sebelum penerbangan serangkaian target diidentifikasi ditempatkan
di wilayah survei dan jika mungkin, fitur yang mudah didefinisikan
dari daerah diidentifikasi (Misalnya marka jalan di persimpangan).
Ini dikenal sebagai titik kontrol tanah (GCP). Ini disurvei
menggunakan GPS atau total station untuk menangkap tepat lokasi
XYZ.

3. SAR/InSAR
- SAR
Menyinari bumi dengan sinar dari radiasa koherensi gelombang
radar dengan mempertahankan informasi fase dan amplitudo.
Memiliki 3 komponen utama, yaitu :
1) Panjang gelombang
2) Amplitudo
3) Fase
- InSAR
Menggunakan kombinasi nilai pada setiap piksel dari dua data
radar. Yang diamati pada InSAR adalah objek yang ada
dipermukaan bumi yang terlihat jelas dan memiliki posisi tiga
dimensi yang cukup.

InSAR memiliki kelebihan, yaitu :


1) Mengetahui akurasi deformasi dalam mm (milimeter).
2) Menyajikan densitas spasial.
3) Memonitoring pergerakan secara kontinyu.
4. LiDAR
LiDAR adalah singkatan dari Light Detection and Ranging. Lidar
merupakan prinsip sinar laser dalam penggunaannya. Akuisisi data
dilakukan dengan cara memasang modul lidar dan kamera udara pada
badan pesawat udara.

Laser ditembakkan oleh sensor dalam jumlah ribuan pulse per detik
dan digerakkan oleh mirror dengan sudut penyiaman tertentu ke arah
permukaan bumi. Sinar laser yang mengenai permukaan bumi akan
dipantulkan balik dan diterima oleh sensor dan direkam oleh recorder.
Perjalanan sinar laser menggunakan prinsip gelombang
elektromagnetik dan disimpan dalam format binery. Posisi (XYZ)
pergerakan pesawat terekam oleh GPS, sedangkan orientasi pesawat
terekam oleh IMU (Inertial Measurement Unit). Data 3D inilah yang
kemudian diolah menjadi DSM.

5. GPS (GPS Navigasi)


Konsep mendapakan data yaitu :
1) Minimal ada 2 receiver GPS yang diperlukan.
Tipe receiver yang digunakan adalah tipe survey/geodetik.
2) Penentuan posisi sifatnya statik (titik surveynya tidak bergerak).
3) Setiap titik dapat melihat satelit.
Pengukuran langsung di lapangan menggunakan GPS akan
menghasilkan data titik-titik ketinggian dengan koordinat lokasinya.
Selanjutnya, data tersebut diimport ke dalam software GIS dan
dilakukan interpolasi data untuk menentukan ketinggian titik-titik lain
yang tidak terukur pada wilayah yang dimaksud.
DAFTAR PUSTAKA

Prasetya, Arya. (2010). Konsep Dasar Pemetaan Fotogrametri. PT.


IndoAtlas Geo Solusi | Jasa Pemetaan dan Foto Udara » Perbedaan
DEM, DTM dan DSM InSAR, DInSAR dan PS-InSAR –
eko.andik.saputro.http://birohukum.pu.go.id/uploads/DPU/2014/La
mp1-PermenPUPR25-2014.pdf.

Anda mungkin juga menyukai