Anda di halaman 1dari 33

PRE-FLIGHT CHECK DAN PEMBUATAN JALUR TERBANG

Menggunakan Modul DJI Pilot


1. Download DJI Pilot
Dji Pilot bisa didownload di Google pada telepon genggam dengan mensearch Dji Pilot dan
masuk halaman dji.com

Klik pada icon DJI Pilot dan download

2. Proses instalasi selesai ada beberapa perintah yang harus disetujui untuk
dapat menggunakan aplikasi DJI Pilot.
Centang persetujuan persyaratan dari aplikasi dan pemberitahuan privasi.

3. Aplikasi juga akan meminta akses lokasi dan media dari telepon genggam agar
memudahkan saat aplikasi dijalankan.

4. Pemberitahuan untuk izin akses dari DJI Pilot agar aplikasi lancar digunakan oleh

pengguna.
5. Memasukan email serta password untuk mendaftar pada aplikasi yang akan digunakan
untuk masuk ke DJI Pilot.
6. Halaman awal yang akan muncul setelah melakukan registrasi dan masuk ke aplikasi

Terdapat 2 pilihan yaitu Manual Flight dan Mission Flight.


Manual Flight digunakan untuk keperluan pembuatan video maupun foto. Untuk pemetaan
umumnya menggunakan Mission Flight.
7. Masuk ke menu Mission Flight pada DJI Pilot terdapat 2 pilihan yaitu Create a Route
(membuat route secara manual pada layer telepon genggam) dan KML Import (memasukan
jalur drone yang sudah dibuat di google earth dengan format kml)

Create a Route terdapat pilihan Waypoint, Mapping, Oblique, dan Linear Flight Mission

Pemetaan lebih familiar menggunakan opsi mapping dengan jalur yang otomatis
terbuat berdasarkan boundary atau area yang sudah ditentukan.
8. Pilih Mapping kemudian menentukan area yang akan dilakukan pemetaan.

Bisa diedit point disesuikan dengan area.


9. Mengubah nama mission pada tanda pena.
a. Mensesuikan settingan sesuai dengan drone yang digunakan pada camera type
dan mode photo pilih setingan waktu atau setingan jarak. Mengatur juga ketinggian
terbang dengan melihat sekeliling apakah ada obstacle.

b. Mengatur Upon Completion dengan Return To Home (drone akan balik


sendiri dan landing setelah selesai misi sesuai dengan tempat saat take off).

c. Mengatur Side Overlap Ratio, Frontal Overlap Ratio, dan Course Angle sesuai
dengan yang diinginkan.

d. Mengatur Ketinggian, kecepatan saat take off dan kecepatan saat menjalankan misi

10. Setelah semua disesuikan maka terdapat informasi berapa jarak yang akan ditempuh,
waktu misi dan berapa jumlah point yang akan dilewati serta luas area. Catatan :
pastikan waktu terbang berdasarkan Kesehatan baterai.
Kemudian melakukan save misi pada layer bagian kiri, maka misi akan tersimpan dan
siap dijalankan.

11. Pilihan KML Import (jalur yang sudah dibuat di google earth dengan format kml)

Memilih Mapping dan cari file kml yang sudah dibuat sebelumnya.

Tinggal pilih file tersebut setelah diimport untuk mengatur ketinggian, speed, overlap ratio
dan sebagainya.
12. Menjalankan misi
a. Sesudah semua settingan di rubah sesuai dengan yang diinginkan untuk
menjalankan misi.
b. Menghubungan telepon genggam yang sudah terinstal apikasi DJI Pilot dengan
controller drone/remote drone.

Remote drone sudah terhubungke perangkat telepon genggam yang terinstal DJI
Pilot.
c. Menghidupkan drone dan menunggu hingga indicator parameter siap menjalankan
misi sudah berwarna hijau, seperti jumlah GPS serta indicator baterai drone sudah
muncul pada aplikasi DJI Pilot. (Minimal jumlah GPS minimal harus ada 8)

d. Memencet ikon play kemudian masuk ke halaman Prepare Fly dan


mengatur Upon Completion ke mode Return To Home serta mengatur Out of
Control Action ke
pilihan Continue (pada saat drone hilang sinyal dengan controler maka drone akan lanjut
sesuai dengan jalur misi)
e. Mengupload jalur misi dan tekan start. Drone akan terbang sesuai jalur yang
sudah dibuat.

f. Landing drone akan otomatis karena sebelumnya sudah memilih fitur Return to
Home.
Contoh Check List sebagai lampiran dalam Laporan

Lokasi :

Pre-flight Cek Buatlah Catatan untuk File LOG


yang disimpan
Ground Control Station
( ) Batere GCS.....................OK ( ) Download data LOG Flight.................OK
( ) Modem Telemetry............OK ( ) Download data Foto dalam SUBDir yang
( ) RC Tx Batere...................OK sama dengan data LOG.....................OK
( ) Cek Batere UAV...............OK ( ) Download LOG Data GPS PPK...........OK
( ) File Batas Area.................OK
Nama Sub-Dir:
( ) File Jalur Terbang............OK
( ) Siapkan Target GCP atau Nama File LOG:
Sistem GPS PPK..............OK
File GPS PPK (Rover):

Cek Sensor Payload File GPS PPK (Base) :

( ) Batere Kamera..................OK Sesi Terbang Tanggal:


( ) Tes Hasil Potret.................OK Jam: s/d
( ) Tes Interval Shutter...........OK Nama Jalur ke:
dari
Nama File Jalur Terbang:
Cek Wahana Udara
( ) Cek Fisik UAV...................OK Nama File Area (KML):
( ) R/C Range Tes.................OK
( ) Cek Respon Autopilot Mode
Apabila tidak menggunakan sistem GPS PPK,
Stabilize....................................OK maka catat data pengukuran GCP dalam
( ) Sistem pendaratan, Jaring formulir terpisah
atau roda atau parasut terpasang Lampiran Hasil yang diserahkan:
baik
................................................ OK - Plot Gambar desain Jalur Terbang
( ) Koneksi Telemetry.............OK - Plot Gambar realisasi jalur terbang
( ) Cek GPS 3D Fix.................OK
- Plot Gambar Distribusi GCP
( ) Cek Load/Upload Flight Plan
......................................Normal OK - File Foto yang sudah ber Geo-TAG
( ) PASANG TARGET GCP dan - Spesifikasi Sensor yang digunakan
GPS PPK...........................OK
POLA TERBANG

Lokasi Bergunung, HUTAN/Vegetasi Lebat Lokasi Koridor Panjang


PERSAWAHAN yang seragam

Lokasi Multi Bentuk Memodelkan Bangunan 3D


(selalu ada overlap area > 20%) potret keliling obyek

Menghitung Ukuran Ground Sample Distance (GSD)

Umumnya potret dengan GSD 10 – 20cm sudah cukup

Sw = lebar sensor CCD [mm]


f= Panjang Fokus lensa [mm]
f35 = ekuivalen panjang focus dengan 35mm [mm] H= tinggi terbang [m]
D= lebar liputan 1 foto [m]
imW = lebar piksel foto [pixel]
GSD = nilai GSD yang diinginkan [cm/pixel] Contoh:

Akan dipotret GSD of 5 [cm/pixel] dengan canon ixus panjang focus: 5 mm


lebar sensor 6.17 mm. ukuran lebar foto 4000 pixels. Berapa tinggi terbangnya
Menghitung INTERVAL ANTAR FOTO

D = lebar liputan 1 foto [m]


overlap = persentase nilai overlap (biasanya 80%-85%) od= lebar area overlap antar foto [m].
x= jarak antara 2 eksposur foto [m]
v= kecepatan terbang [m/s] (biasanya 40-60km/jam atau 11m/s – 16m/s) t= interval waktu antar 2
imW= lebar foto pixels

interval waktu eksposure

Contoh: rencana overlap 75%. nilai GSD : 5 cm/pixel. Lebar sensor 4000 pixels.
Kecepatan UAV: 30 km/h = 8.33 m/s.

Jawabannya 6 detik

SETTING KAMERA dan GPS logger harus disamakan waktunya

Kurang Shutter Speed Sering terjadi pada


Minimal Tv: 1/800 Iso terlalu besar kamera rekaman
Harus < 400 Terlalu lebar
Harus F-stop > video
Ukuran sensor kamera 3

WAKTU Terbaik untuk ambil foto

Umumnya canon ixus: 1/2.3, S100: 1/1.7 (4,000 x 3,000 piksel) , EOS-M: 22.3x14.9mm (5184 x 3456 piksel)
Langkah buat jalur terbang pakai MISSION PLANNER
1. buat Gambar batas lokasi dengan globalmapper  lalu dieksport ke fomat KML

2. loading batas area yang sudah dibuat dalam format KML


3. Gambar Polygon Batas area Potret

4. Gambar jalur terbang otomatis

Daftar waypoint di save untuk di upload nantinya ke UAV


Standar Prosedur
Sistem Pemetaan dengan
UAV
Untuk Percepatan Pemetaan di
UAV pada umumnya Fotogrametri Non-Metrik

• Dimana posisi UAV diantara Teknik Survei lainnya ?


• Apa permasalahan yang bisa dibantu dengan UAV ?
• Soal
By regulasi dan idealisme pemanfaatan
Catur Aries MadeUAV di
For Participatory Mapping
Rokhmana
Bidang
Pertanahan
• Apa saja Faktor-faktor yang mempengaruhi akurasi ?
PRINSIP UMUM  Ada banyak pilihan teknik survei untuk akurasi produk
10cm

UAV pada
umumnya
Fotogrametri
Non-Metrik

Peraturan
BPN

Problem Utama  Apakah Obyek yang akan diukur


PRINSIP UMUM  Teknik Fotogrametri Apakah bisa Membantu ?
Adanya produk citra TRUE-ORTHO yang akurat :
1. Membantu Seamless data, sebab kesalahan relatif homogen (mendekati pola
pendataan sistematik) dan coverage luas
2. Apabila Patok Batas dapat dilihat, akan Dapat mempercepat, sebab semua
obyek
akan dapat diukur melalui proses studio
3. Pada kasus obyek tidak terlihat, bisa diselesaikan di masa mendatang
dengan PARTICIPATORY mapping dan pemotongan ke muka di atas citra
True Ortofoto
Soal Regulasi

Foto Udara dengan GSD 8 cm

Made For Participatory Mapping


Foto Udara dengan GSD 5 cm. Apakah
bisa melihat jelas ?
Warna Kontras dari Patok, perlu kah ?
Ciri-ciri obyek batas bidang: pematang; pagar; tembok; dll… (apakah bis
Ada berapa macam Obyek PATOK BATAS ?
Bisa dilihat  bisa diukur pasti
Ada berapa macam Obyek Batas ? Bisa dilihat  bisa diukur pasti
Pematang Sawah

Tembok Perumahan

Bisa dilihat 
bisa diukur pasti

Beda Vegetasi Made For Participatory Mapping


• Contoh Foto Udara dengan GSD 12 cm.
• Pemberian kertas putih (marking)
mempermudah identifikasi patok di sawah
Tampak Jelas di area terbuka

Tertutup Obyek Lainnya


Tertutup Obyek Lainnya,
menggunakan jarak bantu
dari obyek yang jelas di
dekatnya
Minimal diukur 2 jarak
dengan prinsip pemotongan
kemuka
Bagaimana jika eksisting peta tidak SEAMLESS dengan o

Diskusi Kasus data BPN


• Garis batas data eksisting ada yang Pas, banyak yang Meleset
• Bentuk batas Blok lebih konsisten daripada batas persil
• Dalam 1 blok bentuk konsisten, tetapi berotasi
• Citra satelit lebih konsisten dengan ortofoto dari pada eksisting data

Apakah perlu dikunci pada batas BLOK


Bagaimana jika eksisting peta tidak SEAMLESS dengan o

Diskusi Kasus data BPN


• Dalam 1 blok bentuk konsisten, tetapi berotasi
• Citra satelit lebih konsisten dengan ortofoto dari pada eksisting data

Apakah perlu dikunci pada batas BLOK


Kasus penggunaan UAV, bahkan biayanya bisa menjadi dominan, seiring dengan berta

Made For Participatory Mapping


FAKTOR UTAMA YANG MEMPENGARUHI AKURASI PRODUK

• Kualitas Kamera  Kalibrasi Kamera (dominan)


• Resolusi Spasial / Ground Sampling Distance (GSD)
desain jalur pemotretan, efek image motion
• Base/High (B/H) ratio  terutama akurasi kedalaman
konfigurasi posisi kamera saat pemotretan
• Data Eksternal  GNSS PPK dan Exterior Orientation
sensor GNSS/IMU yang terintegrasi mengurangi jumlah
titik kontrol secara drastis
• Redundansi Foto  jumlah overlap yang banyak
memperkuat proses otomatisasi
• Kondisi Obyek  jelas terlihat, tingkat kompleksitas
dan tekstur obyek
13
Faktor dominan yang mempengaruhi akurasi

Resolusi Lensa non- adjsutmen B/H ratio Jumlah ng dari tekstur


tinggi metric t Terutama titik tie pada foto
menghasil WAJIB akurasi point
kan nilai kalibrasi kedalaman
kamera Keberha
GSD yang
dengan sila h
semakin teknik deteksi
baik Field titik tie-
Calibration point
with selft- otomati
calibration s
bundle tergantu
Minimal setiap obyek terlihat Ada
dalam 4 foto yang berbeda target
(Pre-
Mark)
akan
memp
ermu
dah
identifi
kasi
titik
kontro
l
tanah
Peraturan Kepala
Untuk UAV akurasi 2-3BIG
x
GSD

toleransi beda luas bidang • 10% untuk


• 2% untuk kepentingan BPN dan kepentinga
n PBB.

Made For Participatory Mapping


Mengapa Teknik PPK ?  sub-meter

• Motivasi Utama mengurangi kegiatan survei lapangan untuk GCP


• The Advantage of PPK (Post-Processing Kinematic) over RTK (Real Time
Kinematic)
• PPK tidak ada kebutuhkan koneksi real-time data. Jadi tidak diperlukan
instrument Data Telemetry
• Lebih Praktis. Tinggal Colok memory Card
Contoh
Hasil Teknik UAV-
PPK DOUBLE-
Freq.

tanpa
GCP dapat
menghasilkan
akurasi dibawah
Gambar elips
kesalahan posisi titik
eksposure setelah
proses hitungan
bundle adjustment
Contoh Hasil Teknik UAV-PPK SINGLE-Freq.
tanpa GCP dapat menghasilkan akurasi dibawah
50cm

Gambar elips
kesalahan posisi titik
eksposure setelah
proses hitungan
bundle adjustment
UAV bebas di wilayah
udara < 150m Dan dalam

Made For Participatory Mapping

Anda mungkin juga menyukai