Anda di halaman 1dari 17

PENGANTAR FOTOGRAMETRI DALAM FOTO UDARA

1. Pengertian Fotogrametri
Fotogrametri dapat didefinisikan sebagai suatu seni, ilmu pengetahuan, dan teknologi
untuk memperoleh data dan informasi dari suatu obyek fisik dan keadaan di sekitarnya
melalui proses perekaman, pencatatan, pengamatan/pengukuran dan interpretasi citra
fotografis dan pola radiasi energi elektromagnetik yang terekam (Wolf, 1989).

Pemetaan Fotogrametri

Sedangkan pengertian pemetaan fotogrametri adalah proses pemetaan dengan cara


melakukan pengumpulan data dari lapangan dan data dari foto udara, kemudian dilakukan
serangkaian proses sehingga dapat diperoleh peta dalam bentuk peta garis, peta foto dan
peta digital.
Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, perkembangan teknologi
pencitraan (imaging) dan kumputer, fotogrametri juga dibedakan menjadi dua bagian, yaitu
fotogramteri analitik dan fotogrametri digital. Perbedaan keduanya terletak pada jenis data
foto yang digunakan. Fotogramteri analitik menggunakan foto udara analog dengan metode
analisis secara manual, sedangkan fotogrametri digital sumber data dan pengukuran objek
pada foto dilakukan secara digital dengan bantuan teknologi kumputer.

Proses Pekerjaan Foto Analog (Stereoplotter) Proses Pengolahan Foto Udara (Digital)
Tujuan yang paling mendasar dari pemetaan fotogrametri adalah membangun
secara benar hubungan antara suatu objek dengan citra dan menurunkan informasi tentang
objek tersebut secara teliti dari sebuah citra.
2. Jenis-Jenis Foto Udara
Foto udara dapat dibedakan berdasarkan ukuran format film, sudut pemotretan,
spektrum yang digunakan, dan warna yang dihasilkan.
Berdasarkan format ukuran film
Foto udara terbagi menjadi:
a. Foto udara format besar (standar)
memiliki ukuran bingkai negatif (film) sebesar 23×23 cm. Jenis ini diambil dengan
kamera metrik dan paling umum digunakan dalam fotogrammetri pada masanya.
b. Foto udara format sedang
c. Foto udara format kecil
Small Forat Aerial Photography (SFAP) berukuran 6 x 6 cm atau 24 mm x 35 mm.
Berdasarkan tipe film
Foto udara terbagi menjadi:
a. Foto Ultraviolet
b. Foto Orthokromatik
c. Pankromatik Hitam-putih
d. Foto Infra Merah

Berdasarkan wahana
foto udara terbagi menjadi:
a. Foto udara dirgantara
Pesawat Udara, Uav/drone, Balon udara
b. Foto udara luar angkasa/ foto satelit/ foto orbital
Pemotretan satelit luar angkasa
Berdasarkan kemiringan sumbu kamera
a. Foto udara tegak
Pada foto udara tegak, sumbu kamera berada dalam posisi tegak lurus dengan posisi
area yang dipotret. Hasilnya, akan diperoleh foto udara vertikal.
b. Condong/ miring/ oblique
dengan kemiringan tertentu (berkisar 10 derajat) terhadap permukaan bumi yang
dipotretnya. Hasilnya, terdapat sudut pandang (perspektif) miring pada hasil foto.
c. Sangat condong
sudut kemiringan kamera lebih miring dibandingan jenis foto udara condong yaitu
sekitar 60 derajat. Foto udara sangat condong memperlihatkan garis cakrawala. Hal ini
yang membedakannya dengan foto udara condong.

Sudut Kamera Foto Udara

3. Foto Udara dalam Pemetaan Menggunakan UAV/Drone


Sebelum melakukan pemetaan menggunakan drone, harus diperhatikan syarat
dalam peta yang akan dihasilkan, yaitu skala Peta dan resolusi area cakupan (Ground
resolution / GSD).
a. Skala Foto Udara
Merupakan perbandingan jarak antara jarak/ukuran antara objek di foto dengan
jarak objek sebenarnya. Skala foto selalu dikaitkan dengan kebutuhan skala peta
yang dihasilkan.
Skala foto udara dapat dicari dengan rumus :

S = f/(H)
s : Skala Foto
f : Panjang focus kamera
H : Tinggi Terbang

Sketsa Skala Foto Udara

b. Ground Sampling Distance (GSD


GSD atau ground sampling distance adalah ukuran resolusi piksel dari hasil foto
udara, baik foto udara dengan kamera metrik maupun foto udara dengan kamera
non metrik. Nilai GSD ini sering dijadikan salah satu patokan kualitas foto udara
yang dihasilkan.
Nilai GSD dihitung menggunakan rumus :
Sensor h ( mm ) x H ( m ) x 100
GSD=
f ( mm ) x image h( pixel)

GSD : Ground Sampling Distance (Resolusi piksel)


Sensor h : Panjang sensor
Image h : Panjang gambar
F : Panjang focus kamera

Ground Sampling Distance

4. Orthophoto
Orthophoto adalah foto udara yang telah dilakukan rektifikasi (orthorektifikasi)
sehingga menghasilkan gambar dengan objek yang tegak.
Proses orthorektifikasi dalam foto udara dilakukan dengan merekonstruksi foto
berdasarkan nilai titik kontrol tanah (Ground Control Point), biasanya dilakukan dengan
menggunakan Survey GPS yang dipasang di tanah dengan menambahkan objek tertentu
(Premark) yang dapat teridentifikasi dalam foto udara.
Premark dan Ground Control Point

Orthorektifikasi foto udara menghasilkan DEM (Digital Elevation Model) dari dense cloud
yang telah terkoreksi, sehingga kesalahan yang terjadi pada proses akuisisi foto udara
dapat direduksi lebih lanjut melalui bidang pertampalan antar foto (Overlap dan
Sidelap).
Overlap
Overlap merupakan bidang pertampalan depan (Forward Lap), yaitu kemampuan
kamera dalam melakukan potret yang saling bertampalan pada satu kali terbang di jalur
track terbang yang sama.
Sidelap
Sidelap merupakan pertampalan diantara 2 (dua) garis track penerbangan yang disebut
dengan spasi antar jalur.
Ilustrasi Bidang Overlap dan Sidelap

Besaran nilai dari Overlap direkomendasikan adalah 70%


Besaran nilai dari sidelap yang direkomendasikan adalah sedikitnya 50%
Semakin tinggi nilai overlap dan sidelap, maka akan semakin bagus hasil olahan
orthophoto, terutama jika ingin dijadikan gambar 3D.

Pengenalan dan Dasar Perakitan Drone


UAV (Unmanned Aerial Vehicle) atau pesawat tanpa awak Pada dasarnya drone
adalah robot terbang yang dapat dikendalikan dari jarak jauh atau terbang otomatis
berdasarkan rencana terbang yang dikondisikan oleh sistem pada pesawat dan
dikombinasikan dengan onboard sensor dan system GPS
Teknologi UAV / drone merupakan salah satu pengembangan teknologi yang dapat
diterapkan pada beberapa aplikasi pengambilan gambar di beberapa sektor seperti industri,
pertambangan, pemantauan bencana, pertanian, dan masih banyak lagi aplikasi yang dapat
diterapkan dengan menggunakan UAV tergantung dari tujuan pengguna memanfaatkan
teknologi tersebut.
Jenis – Jenis UAV drone :
a. Fixed Wing
Drone jenis ini biasanya menggunakan gaya dorong yang dihasilkan dari
mekanisme putar motor yang ditransmisikan secara langsung dengan baling-
baling (proppeler) pada bagian depan atau bagian belakang pesawat tersebut.

Uav jenis Fixed Wing

b. Single Rotor
Drone single rotor atau biasa disebut dengan helicopter adalah drone yang
memiliki satu mesin penggerak (rotor). Biasanya juga memiliki rotor lain di ekor
atau ujung pesawat

Uav jenis Single Rotor

c. Multi Rotor
Multi rotor merupakan pesawat tanpa awak yang memiliki lebih dari 1 motor
sebagai mekanis angkat dari flying platform dan baling-baling di tiap ujung-ujung
kerangka utama.
Uav jenis Multi Rotor

UAV / Drone System


Sistem perakitan drone terdiri dari berbagai komponen yang bekerja secara simultan,
sehingga drone dapat dioperasikan secara aman.

Multi Rotor Control System

a. Frame
Frame merupakan bagian utama dari multi rotor yang berfungsi sebagai kerangka
utama sebagai tempat meletakan beberapa komponen elektronik.

Frame Multi Rotor

b. Flying Control
Flying Control merupakan sebuah pengatur pada mekanisme yang berada pada multi
rotor untuk bergerak dengan mengatur kecepatan putar dari tiap motor yang berada
pada wahana tersebut.

Berbagai contoh Flying Control Multi Rotor

c. Motor
Motor merupakan penggerak yang digunakan pada multi rotor yang dapat dipilih
sesuai kegunaan pada pengangkatan beban dan tujuan awal pembuatan multi rotor

Berbagai contoh Motor Multi Rotor

d. ESC (Electronic Speed Control)


merupakan part yang digunakan sebagai penyalur arus dari baterai menuju motor
yang digunakan untuk mendapatkan putaran untuk bermanuver.

ESC (Electronic Speed Control)

e. Propeller
Propeller atau baling-baling merupakan komponen yang berfungsi mentransmisikan
putaran dari motor menjadi gaya angkat (Lift) pada multi rotor.
Propeller

f. Gimbal dan Kamera


Gimbal kamera dengan fungsi menempatkan kamera agar tidak bergerak walaupun
posisi multi rotor berubah.
Kamera merupakan alat yang digunakan untuk pengambilan kebutuhan gambar.
Pada penggunaan multi rotor pemilihan kamera sangat penting untuk tiap jenis multi
rotor dimana tiap kamera memiliki beban yang berbeda.

Contoh rangkaian Gimbal dan Kamera

g. Transmitter
Transmitter merupakan pengirim sinyal ke Receiver pada multirotor yang berfungsi
sebagai pengendali gerak dari multi rotor yang memiliki beberapa chanely.

Contoh rangkaian transmitter


Teknik Penerbangan Drone (Manual Flight)
1. Persiapan Awal
Sebelum melakukan pekerjaan pemetaan dengan UAV ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan seperti Pemilihan instrument dan persiapan instrumen.
Sebelum digunakan untuk pemetaan, UAV yang digunakan harus melalui beberapa
proses perakitan serta kalibrasi agar tidak mengalami masalah saat melakukan
proses pemetaan. Perakitan drone dimulai dengan pengaturan dan kalibrasi semua
elektronik yang digunakan pada UAV seperti FC(Flight Controler), motor,
ESC(Electronic Speed Control), Servo, GPS, telemetry, serta Remote Transmiter.
2. DJI Pilot Manual Flight Interface
a. Menu Utama
Terdapat 2 mode penerbangan, yaitu manual Flight dan Mission Flight

Propeller

b. Halaman Muka Manual Flight

Manual Flight Interface


A Tampilan Peta F Drone Batterys
B Tampilan Kamera G Obstacle Sensor
C Kamera / video H GPS Signal
D Remote Signal I Flight Mode
E Image Transmition

c. Flight Control Setting


Pengaturan terbang drone, tinggi maksimal, tinggi RTH, Jarak maksimal, etc.

Flight Control Settings

d. Obstacle Sensing
Pengaturan Sensor Drone

Obstacle Sensing Settings

e. Remote Control Settings


Pengaturan remote kontrol, tombol perintah joystick

Remote Control Settings

f. Image Transmission Settings


Pengaturan terkait transmit kenampakan kamera
Image Transmission Settings

g. Aircraft Battery
Profil kapasitas battery drone

Aircraft Battery

h. Gimbal Settings
Pengaturan rotasi gimbal kamera

Gimbal Settings

i. Common Settings
Pengaturan umum, display indicator, units settings, etc.
Common Settings

3. DJI Phantiom 4 Pro Parts and Control


a. Bagian drone DJI Phantom 4

DJI Phantom 4 Pro


1 Gimbal dan Kamera 9 Motor
2 Sensor Bawah 10 Propeller
3 USB Port Micro 11 Indikator Status Pesawat
4 Tombol Linking 12 Antena
5 Slot kartu Micro SD 13 Sensor Belakang
6 Sensor Maju 14 Baterai
7 Infrared 15 Tombol Power
8 Led Depan 16 Indikator Level baterai

b. Remote Control
DJI Phantom 4 Pro Remote Control
1 Tombol Power 11 Dial Gimbal
2 Tombol RTH 12 Tombol Pengaturan Kamera
3 Joystick Control 13 Tombol Rekam
4 LED Status 14 Switch Mode Terbang
5 LED Level Baterai 15 Tombol rana
6 Port Daya 16 Tombol jeda penerbangan cerdas
7 Holder Smartphone 17 Tombol C1 dan C2 (dapat disesuaikan
8 tab pemosisian perangkat 18 Port USB
9 Antena 19 USB Port Micro
10 Handle Bar

c. Tombol Perintah Pergerakan Drone dan Pengoperasian


Perintah dalam pergerakan drone

Basic Control Remote Transmitter

Power On/Off dan Cek Kapasitas Baterai


Tekan sekali untuk memeriksa level baterai dan tekan satu kali lalu tekan tahan
untuk menghidupkan dan mematikan drone.
Battery Indicator and On/Off Button

Take Off Secara Manual

Perintah Take Off dan Landing Manual

Anda mungkin juga menyukai