Anda di halaman 1dari 26

REGULASI PENGGUNAAN UAV

DAN DASAR-DASAR PENGOPERASIAN UAV

Ruli Andaru, Ph.D


Departemen Teknik Geodesi Fak Teknik UGM
UAV Fotogrametri
• UAV Fotogrametri = sebuah wahana kendali jarak
jauh oleh pilot atau dengan autopilot dan mampu
membawa sensor kamera untuk keperluan
fotogrametri.
wahana

muatan, ex: kamera, video.

sistem navigasi

Sistem UAV Stasiun kendali/ Ground Control Station


(GCS)
Sistem komunikasi antara GCS dengan wahana
First Experience dengan UAV

Tahun 2010 → Riset Hibah Dosen Muda LPPM UGM


Pemodelan kondisi Candi Borobudur pasca Erupsi
Merapi
TYPE WAHANA UAV

1. Pesawat Remote control (RC) Trainer electric

Sistem pemotretan udara terdiri dari dua bagian, yaitu sistem pada pesawat
RC dan sistem pada ground station. Sistem pada pesawat RC antara lain
berupa perangkat bantu navigasi dan perangkat pemotretan udara.

Karakteristik UAV RC Trainer electric

1. Perlu space luas untuk proses take off dan


landing

2. Cocok untuk mapping koridor

3. Tinggi terbang mencapai 300-500m

4. Durasi terbang 15-30menit

5. Diperlukan skill tinggi untuk


pengoperasional alat
Pesawat UAV jenis Talon, dengan Lebar
sayap: 1300mm Panjang: 830 mm
flyingweight: 1000g-2000g
2. UAV Multi copter (Quadcopter,Hexacopter)

Quadcopter memiliki kelebihan mampu terbang ke segala arah, mengudara


tanpa landasan dan bergerak secara vertikal dan horizontal. Pesawat
bergerak menjaga keseimbangannya sendiri sehingga mudah dioperasikan
dan bisa terbang menjangkau ke berbagai

Karakteristik UAV multicopter

1. Tidak diperlukan areal luas untuk


landasan take off/landing

2. Pengoperasional lebih mudah

3. Terbang lebih smooth, menjangkau sudut-sudut


area yang sempit

4. Cocok untuk monitoring (video recording)

5. Tinggi terbang 100-200m


Instrumentasi Multicopter
Sistem Mounting Kamera
r un 2
si d el a
p
ov er
l ap r un 1

• Sistem autopilot pada UAV → pemotretan sesuai jalur


perencanaan
• Tidak hanya menghasilkan DSM tetapi dapat diperoleh DTM.
• Penempatan GCP dengan perencanaan dan diukur teliti
• Konsumsi waktu akuisisi data yang lebih cepat
• Cost yang lebih rendah
• Orthofoto mozaik dapat digunakan sebagai pengganti citra.
• Resolusi foto bisa disesuaikan sesuai keperluan (hingga 10 cm)
karena tinggi terbang relatif rendah (150-300 m diatas permukaan
tanah)
Data storage

Image data download Stereo photo with EXIF data

Mission Planning

Flight Plan
Preparation to fly

Flight / data acquisition


Peralatan dan spesifikasi
Teknis lapangan
Persiapan
• Perijinan
• Penentuan lokasi kerja/ Area of Interest (AOI)
• Penentuan lokasi take off dan landing
• Penentuan jumlah sebaran dan posisi GCP .
Pengukuran GCP dengan metode PPP (Precise
Point Posotioning)
Persiapan (lanjutan)

• Penentuan jalur terbang dengan Mission


Planner → Overlap 70%, sidelap 60%, tinggi
terbang 150-300 meter. Optimal dengan
kondisi angin di bawah 30 km/jam.
Pemotretan udara

pilot Setting pesawat, setting


kamera, take off dan
landing.
Pesawat UAV akan meng-capture image sesuai dengan interval
jarak atau waktu yang telah ditentukan

navigator Ground Control Station


: tinggi terbang, jalur
terbang, set home,
aba-aba kepada pilot
teknisi fotogrametri
Disamping faktor teknis yang berkaitan dengan pemrosesan
datanya, faktor lapangan juga harus diperhitungkan.
Faktor lapangan meliputi :
➢ lokasi pemotretan terhadap lapangan terbang terdekat,
➢ kondisi topografi,
➢ kondisi cuaca : angin, awan, turbulensi,
➢ halangan-halangan (obstacle),
➢ jalur penerbangan sipil
➢ daerah larangan (restricted area)
Pemrosesan data

DATA INPUT

Koordinat titik-titik
GCP (ground control Data koordinat foto topografi
Foto dari pesawat UAV
point)

PROCESSING

Align foto parameter kalibrasi Peletakan GCP

Eksporting hasil
DSM to DTM Orthofoto, list point
cloud, dan DSM Build Geometry
Hasil akhir

Mosaick foto

orthofoto

DSM

DTM

Kontur
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai