Anda di halaman 1dari 13

PENJELASAN BAB I

BERTUMBUH DAN SEMAKIN BERHIKMAT


Teks Alkitab: 1 Samuel 3:19; 2:26; 1 Korintus 3:1-9
Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaranagama yang dianutnya.

Kompetensi Dasar
1.1Mensyukuri karunia Allahbagi dirinya yang
terusbertumbuh sebagai pribadidewasa.

2. Menghayati dan mengamalkan perilakujujur, disiplin, tanggung jawab, peduli(gotong 2.1Mengembangkan perilakusebagai pribadi
royong, kerjasama, toleran,damai), santun, responsif dan pro-aktifdan menunjukkan yangterus bertumbuh menjadidewasa.
sikap sebagai bagiandari solusi atas berbagai permasalahandalam berinteraksi secara
efektif denganlingkungan sosial dan alam serta dalammenempatkan diri sebagai
cerminanbangsa dalam pergaulan dunia.
3.1Mengidentifikasi ciri-ciri pribadi yang
3. Memahami, menerapkan, menganalisispengetahuan faktual, konseptual,prosedural
berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan,teknologi, seni, budaya, dan terusbertumbuh menjadidewasa.
humanioradengan wawasan kemanusiaan,kebangsaan, kenegaraan, dan
peradabanterkait penyebab fenomena dan kejadian,serta menerapkan
pengetahuanprosedural paddang kajian yang spesifiksesuai dengan bakat dan
minatnya untukmemecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalamranah konkret dan ranah abstrak terkaitdengan 4.1 Menunjukkan ciri-ciripribadi yang
terusbertumbuh menjadidewasa.
pengembangan dari yangdipelajarinya di sekolah secara mandiri,dan mampu
menggunakan metodasesuai kaidah keilmuan.

Indikator:sesuatu yang dapat memberikan (menjadi) pe-tunjuk atau


keterangan

1. Menjelaskan bahwa kedewasaan fisikharus diikuti oleh kematangan


emosional
2. Menyebutkan minimal tiga hal yang menunjukkan kematangan emosional
dirinya, serta sikapnya yang menunjukkan kedewasaan dan tanggung
jawab.

A. pengantar
Bab I. dalam buku kelas x ini mengangkat masalah
tanggung jawab. pokok ini dirasakan penting karena
tanggung jawab mestinya menjadi sifat yang bertumbuh
bersama-sama dengan kedewasaan seseorang. namun
demikian, yang menjadi masalah ialah banyak orang
dewasa di dalam masyarakat kita yang memberikan
contoh yang buruk, yaitu sikap tidak mau bertanggung
jawab. dalam keadaan seperti itu, yang seringkali terjadi
justru adalah pemanfaatan jabatan dan kekuasaan agar
seseorang bisa lepas dari tanggung jawabnya.

B. Pemahaman tentang Remaja


Remaja di SMA berbeda dengan remaja di SMP. Ada
perubahan-perubahan besar di dalam hidup mereka, baik
secara fisik maupun psikologis. Masa-masa ini adalah masamasa yang kritis, sehingga guru perlu benar-benar
memahami mereka sehingga guru tidak keliru memberikan
bimbingannya.
Sebuah studi pada tahun 2004, misalnya, mencatat bahwa
pada usia remaja (10 24 tahun), tingkat kematian di
kalangan remaja terjadi paling banyak di negara-negara
berpenghasilan rendah hingga menengah (97%), mayoritas
di antaranya berada di Asia Tenggara dan di Afrika subSahara. Dari jumlah itu, 11% kematian disebabkan oleh HIV
dan AIDS dan tuberkulosis (TB). Sebanyak 14% remaja lakilaki dan 5% remaja perempuan meninggal karena
kecelakaan lalu lintas. Sementara itu, kekerasan
menyebabkan 12% kematian di kalangan remaja laki-laki,
dan bunuh diri menyebabkan 6% dari kematian.

Angka kematian yang tinggi di


kalangan remaja juga disebabkan
oleh perilaku mereka yang berisiko
tinggi, seperti misalnya:perilaku
yang menyebabkan luka atau
kecelakaan yang tidak disengaja;
penggunaan tembakau;
penggunaan minuman keras dan
obat-obat terlarang; hubungan
seks yang menyebabkan
kehamilan yang tak diinginkan dan
penularan PMS (penyakit menular

Banyak masalah di atas disebabkan oleh kegamangan


remaja ketika mereka mengalami dengan cepat
perubahan-perubahan fisik dan kejiwaan, sementara
orang-orang di sekitarnya tidak memahami mereka.
Mereka seringkali merasa disalahmengerti. Apalagi, pada
tingkat usia ini khususnya, kita seringkali menemukan praktik
bullying, ejek-mengejek yang bisa juga disertai oleh
tindakan fisik kepada seseorang yang dianggap lebih
lemah. Bullying telah menjadi salah satu faktor yang
paling banyak menimbulkan depresi dan juga bunuh diri
di beberapa negara maju. Tidaklah mengherankan apabila
seringkali remaja merasa lebih nyaman kalau bisa bercerita
kepada teman-teman seusianya, daripada menghubungi guru,
orangtua, apalagi tokoh agama. Dengan melihat angka-angka
di atas saja mestinya kita sudah merasa didorong untuk
sungguh-sungguh memikirkan bagaimana memberikan
bimbingan yang benar kepada remaja-remaja kita. Bahanbahan yang dibahas pada bagian ini didasarkan pada
kesadaran kita akan masalah-masalah remaja di atas.

c. Kedewasaan yang Benar


Dalam contoh pelajaran yang diambil dari
kisah hidup Tonya Harding, pemain
sepatu es Amerika Serikat, kita ingin
memperlihatkan bahwa ada orang-orang
yang tubuhnya dewasa, tetapi pikirannya
masih kanak-kanak, sehingga mereka
tidak mampu berpikir lebih jauh tentang
dampak dari suatu tindakannya. Menjadi
dewasa mestinya berarti seseorang
menjadi lebih mampu memperhitungkan
dampak dari segala perbuatannya. Apakah
suatu perbuatan akan memberikan dampak
yang baik atau buruk bagi saya sendiri? Bagi
orang lain? Bagi masyarakat?

D. Keberanian Bertanggung jawab


Selain itu, kisah Tonya Harding juga
menunjukkan perlunya keberanian
bertanggung jawab sebagai salah satu
ciri kedewasaan orang Kristen. Dengan
demikian, orang Kristen mestinya tidak
bersikap seperti yang dikatakan pepatah,
Lempar batu, sembunyi tangan. SEORANG
KRISTEN MESTINYA BERANI BERKATA
SEPERTI YANG DIUCAPKAN OLEH
PRESIDEN AS THEODORE ROOSEVELT,
THE BUCK STOPS HERE. ARTINYA,
SAYA BERANI BERTANGGUNG JAWAB
ATAS KESALAHAN YANG DIPERBUAT ANAK
BUAH SAYA.

E. Kejujuran
Ciri kedewasaan yang lain adalah kejujuran.
Anak kecil seringkali berbohong, bukan karena ia suka
berbohong, tetapi karena secara psikologis di usia
yang masih muda sekali anak-anak belum bisa
membedakan antara dunia khayal dengan dunia yang
nyata. Masalahnya, kebiasaan menceritakan
kebohongan ini kemudian berlanjut ke masa remaja
dan dewasa, khususnya ketika seseorang belajar
bahwa ia dapat lolos begitu saja dari persoalan yang
ia hadapi dengan berbohong.
Di sini ditekankan juga pentingnya kejujuran. Contoh
dari kehidupan anak-anak Eli, Hofni dan
Pinehas, yang tidak jujur, diangkat untuk
menunjukkan bagaimana anak-anak yang sudah
dewasa itu justru suka memanfaatkan posisi
mereka untuk keuntungan mereka sendiri.

E.KEJUJURAN
Ciri kedewasaan yang lain adalah kejujuran. Anak kecil
seringkali berbohong, bukan karena ia suka berbohong,
tetapi karena secara psikologis di usia yang masih muda
sekali anak-anak belum bisa membedakan antara dunia
khayal dengan dunia yang nyata. Masalahnya, kebiasaan
menceritakan kebohongan ini kemudian berlanjut ke
masa remaja dan dewasa, khususnya ketika seseorang
belajar bahwa ia dapat lolos begitu saja dari persoalan
yang ia hadapi dengan berbohong.
Di sini ditekankan juga pentingnya kejujuran.
contoh dari kehidupan anak-anak eli, hofni dan pinehas,
yang tidak jujur, diangkat untuk menunjukkan
bagaimana anak-anak yang sudah dewasa itu justru suka
memanfaatkan posisi mereka untuk keuntungan mereka
sendiri.

F. Hidup yang Terarah kepada


Orang Lain
Ciri berikutnya dari kedewasaan seorang
Kristen adalah hidup yang terarah
kepada orang lain, dan bukan hanya
kepada diri sendiri saja. Di sini seorang
Krisen yang dewasa perlu menunjukkan
bagaimana ia menggunakan apa yang ia
miliki atau yang dipercayakan kepadanya,
bagaimana ia bertanggung jawab kepada
gereja, masyarakat, negara dan bahkan
terhadap sesama yang tidak harus orang
Indonesia saja.

ORANG YANG BERTUMBUH DEWASA,


SUDAH PASI DAPAT MELAKUKAN :

G. Hidup Berhikmat
Sebuah kebajikan yang akhir-akhir ini banyak dilupakan adalah
hikmat. Berhikmat tidak sama dengan menjadi pandai. Ada
banyak orang yang pandai, namun ternyata tidak berhikmat.
Masalahnya, hikmat tidak diajarkan di sekolah-sekolah formal.
Tidak ada mata pelajaran atau kursus untuk menguasai hikmat.
Akitab mengatakan bahwa hikmat hanya dapat diperoleh lewat
ketaatan kepada Tuhan. Hanya apabila seseorang mau hidup
dekat dengan Allah, tekun mempelajari firman-Nya, maka ia akan
memperoleh hikmat.
Barangkali tidak ada contoh yang lebih baik tentang orang yang
berhikmat selain Raja Salomo. Hikmatnya terkenal ke berbagai
negara pada zamannya. Cara Salomo memutuskan kasus
perebutan seorang bayi di antara dua perempuan adalah contoh
yang sangat luar biasa bijaksananya (1 Raj. 3:16-28).
Tema pelajaran 1 ini juga mengajak peserta didik untuk
bertumbuh menjadi berhikmat. Artinya, peserta didik didorong
untuk hidup dengan kepada Tuhan dan tekun mempelajari hikmatNya, supaya bertumbuh menjadi orang yang rendah hati dan
penuh dengan hikmat sehingga mereka sanggup menentukan
pilihan-pilihan yang benar dan tepat di dalam hidup mereka.

H. Penjelasan Bahan Alkitab

1 Samuel 2:26
Kitab 1 Samuel mengisahkan awal permulaan sejarah Israel sebagai sebuah kerajaan. Kitab ini

dimulai dengan riwayat hidup Samuel, pemimpin terakhir Israel sebelum bangsa itu dipimpin oleh
raja-raja, yang dimulai oleh pengurapan Saul sebagai raja Israel.
Bagian yang menjadi bahasan kita di sini adalah 1 Samuel 2:26 dan 3:19 yang merupakan cuplikan
dari dua kisah kehidupan Samuel di masa kecilnya. Kisah dalam 1 Samuel 2:26 melukiskan
bagaimana Samuel kecil bertumbuh menjadi orang yang disukai banyak orang.
Bacaan dari 1 Samuel 2:26 melukiskan bagaimana Samuel semakin lama semakin disukai orang. Ia
bertumbuh menjadi matang dan bijaksana, sehingga kelak memang sungguh layak bahwa Samuellah yang dipilih Tuhan untuk menjadi pemimpin bangsa Israel.
Apa yang digambarkan tentang Samuel di sini dapat kita bandingkan dengan seorang tokoh lain yang
juga disukai orang banyak ketika ia bertumbuh semakin dewasa. Lukas 2:52 melukiskan bagaimana
Yesus pun bertumbuh secara fisik dan mental, Dan Yesus makin bertambah besar dan bertambah
hikmat-Nya dan besar-Nya, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia. Inilah pertumbuhan yang
kita harapkan dari setiap anak Tuhan. Dalam pengertian seperti itu pulalah maka banyak gereja
menyelenggarakan program-program pendidikan berupa sekolah regular (sekolah biasa), maupun
sekolah-sekolah yang melayani anak-anak dengan kebutuhan khusus. Di luar itu, gereja
punterpanggil untuk menyelenggarakan program-program pendidikannya sendiri yang mengisi
kebutuhan pertumbuhan rohani warga jemaatnya misalnya program Sekolah Minggu, kebaktian
remaja, persekutuan pemuda, serta bimbingan tentang bagaimana pertumbuhan itu harus diimbangi
oleh pemahaman yang benar tentang berbagai masalah dan tantangan hidup masa kini.

Anda mungkin juga menyukai