Kompetensi Dasar
1.1Mensyukuri karunia Allahbagi dirinya yang
terusbertumbuh sebagai pribadidewasa.
2. Menghayati dan mengamalkan perilakujujur, disiplin, tanggung jawab, peduli(gotong 2.1Mengembangkan perilakusebagai pribadi
royong, kerjasama, toleran,damai), santun, responsif dan pro-aktifdan menunjukkan yangterus bertumbuh menjadidewasa.
sikap sebagai bagiandari solusi atas berbagai permasalahandalam berinteraksi secara
efektif denganlingkungan sosial dan alam serta dalammenempatkan diri sebagai
cerminanbangsa dalam pergaulan dunia.
3.1Mengidentifikasi ciri-ciri pribadi yang
3. Memahami, menerapkan, menganalisispengetahuan faktual, konseptual,prosedural
berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan,teknologi, seni, budaya, dan terusbertumbuh menjadidewasa.
humanioradengan wawasan kemanusiaan,kebangsaan, kenegaraan, dan
peradabanterkait penyebab fenomena dan kejadian,serta menerapkan
pengetahuanprosedural paddang kajian yang spesifiksesuai dengan bakat dan
minatnya untukmemecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalamranah konkret dan ranah abstrak terkaitdengan 4.1 Menunjukkan ciri-ciripribadi yang
terusbertumbuh menjadidewasa.
pengembangan dari yangdipelajarinya di sekolah secara mandiri,dan mampu
menggunakan metodasesuai kaidah keilmuan.
A. pengantar
Bab I. dalam buku kelas x ini mengangkat masalah
tanggung jawab. pokok ini dirasakan penting karena
tanggung jawab mestinya menjadi sifat yang bertumbuh
bersama-sama dengan kedewasaan seseorang. namun
demikian, yang menjadi masalah ialah banyak orang
dewasa di dalam masyarakat kita yang memberikan
contoh yang buruk, yaitu sikap tidak mau bertanggung
jawab. dalam keadaan seperti itu, yang seringkali terjadi
justru adalah pemanfaatan jabatan dan kekuasaan agar
seseorang bisa lepas dari tanggung jawabnya.
E. Kejujuran
Ciri kedewasaan yang lain adalah kejujuran.
Anak kecil seringkali berbohong, bukan karena ia suka
berbohong, tetapi karena secara psikologis di usia
yang masih muda sekali anak-anak belum bisa
membedakan antara dunia khayal dengan dunia yang
nyata. Masalahnya, kebiasaan menceritakan
kebohongan ini kemudian berlanjut ke masa remaja
dan dewasa, khususnya ketika seseorang belajar
bahwa ia dapat lolos begitu saja dari persoalan yang
ia hadapi dengan berbohong.
Di sini ditekankan juga pentingnya kejujuran. Contoh
dari kehidupan anak-anak Eli, Hofni dan
Pinehas, yang tidak jujur, diangkat untuk
menunjukkan bagaimana anak-anak yang sudah
dewasa itu justru suka memanfaatkan posisi
mereka untuk keuntungan mereka sendiri.
E.KEJUJURAN
Ciri kedewasaan yang lain adalah kejujuran. Anak kecil
seringkali berbohong, bukan karena ia suka berbohong,
tetapi karena secara psikologis di usia yang masih muda
sekali anak-anak belum bisa membedakan antara dunia
khayal dengan dunia yang nyata. Masalahnya, kebiasaan
menceritakan kebohongan ini kemudian berlanjut ke
masa remaja dan dewasa, khususnya ketika seseorang
belajar bahwa ia dapat lolos begitu saja dari persoalan
yang ia hadapi dengan berbohong.
Di sini ditekankan juga pentingnya kejujuran.
contoh dari kehidupan anak-anak eli, hofni dan pinehas,
yang tidak jujur, diangkat untuk menunjukkan
bagaimana anak-anak yang sudah dewasa itu justru suka
memanfaatkan posisi mereka untuk keuntungan mereka
sendiri.
G. Hidup Berhikmat
Sebuah kebajikan yang akhir-akhir ini banyak dilupakan adalah
hikmat. Berhikmat tidak sama dengan menjadi pandai. Ada
banyak orang yang pandai, namun ternyata tidak berhikmat.
Masalahnya, hikmat tidak diajarkan di sekolah-sekolah formal.
Tidak ada mata pelajaran atau kursus untuk menguasai hikmat.
Akitab mengatakan bahwa hikmat hanya dapat diperoleh lewat
ketaatan kepada Tuhan. Hanya apabila seseorang mau hidup
dekat dengan Allah, tekun mempelajari firman-Nya, maka ia akan
memperoleh hikmat.
Barangkali tidak ada contoh yang lebih baik tentang orang yang
berhikmat selain Raja Salomo. Hikmatnya terkenal ke berbagai
negara pada zamannya. Cara Salomo memutuskan kasus
perebutan seorang bayi di antara dua perempuan adalah contoh
yang sangat luar biasa bijaksananya (1 Raj. 3:16-28).
Tema pelajaran 1 ini juga mengajak peserta didik untuk
bertumbuh menjadi berhikmat. Artinya, peserta didik didorong
untuk hidup dengan kepada Tuhan dan tekun mempelajari hikmatNya, supaya bertumbuh menjadi orang yang rendah hati dan
penuh dengan hikmat sehingga mereka sanggup menentukan
pilihan-pilihan yang benar dan tepat di dalam hidup mereka.
1 Samuel 2:26
Kitab 1 Samuel mengisahkan awal permulaan sejarah Israel sebagai sebuah kerajaan. Kitab ini
dimulai dengan riwayat hidup Samuel, pemimpin terakhir Israel sebelum bangsa itu dipimpin oleh
raja-raja, yang dimulai oleh pengurapan Saul sebagai raja Israel.
Bagian yang menjadi bahasan kita di sini adalah 1 Samuel 2:26 dan 3:19 yang merupakan cuplikan
dari dua kisah kehidupan Samuel di masa kecilnya. Kisah dalam 1 Samuel 2:26 melukiskan
bagaimana Samuel kecil bertumbuh menjadi orang yang disukai banyak orang.
Bacaan dari 1 Samuel 2:26 melukiskan bagaimana Samuel semakin lama semakin disukai orang. Ia
bertumbuh menjadi matang dan bijaksana, sehingga kelak memang sungguh layak bahwa Samuellah yang dipilih Tuhan untuk menjadi pemimpin bangsa Israel.
Apa yang digambarkan tentang Samuel di sini dapat kita bandingkan dengan seorang tokoh lain yang
juga disukai orang banyak ketika ia bertumbuh semakin dewasa. Lukas 2:52 melukiskan bagaimana
Yesus pun bertumbuh secara fisik dan mental, Dan Yesus makin bertambah besar dan bertambah
hikmat-Nya dan besar-Nya, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia. Inilah pertumbuhan yang
kita harapkan dari setiap anak Tuhan. Dalam pengertian seperti itu pulalah maka banyak gereja
menyelenggarakan program-program pendidikan berupa sekolah regular (sekolah biasa), maupun
sekolah-sekolah yang melayani anak-anak dengan kebutuhan khusus. Di luar itu, gereja
punterpanggil untuk menyelenggarakan program-program pendidikannya sendiri yang mengisi
kebutuhan pertumbuhan rohani warga jemaatnya misalnya program Sekolah Minggu, kebaktian
remaja, persekutuan pemuda, serta bimbingan tentang bagaimana pertumbuhan itu harus diimbangi
oleh pemahaman yang benar tentang berbagai masalah dan tantangan hidup masa kini.