Anda di halaman 1dari 40

PENGUKURAN TTV

DAN PEMERIKSAAN
FISIK

1. PENGUKURAN SUHU DI
AKSILA/KETIAK
A. DEFINISI

Pengukuran suhu di aksila adalah suatu tindakan untuk


mengukur suhu tubuh dengan menggunakan thermometer
aksila
B. TUJUAN
Mengetahui suhu tubuh klien
C. PERSIAPAN ALAT
1. Termometer bersih dalam tempanya
2. Tiga botol berisi larutan sabun, larutan lisol 5% dan air bersih
3. Tissue
4. Bengkok
5. Buku catatan

E. CARA KERJA
1. Beritahu px tindakan yg akan dilakukan
2. Bawa alat-alat kedekat pasien
3. Cuci tangan
4. Keringkan ketiak pasien dengan tissue
5. Periksa termometer apakah air raksa sudah turun
sampai reservoir
6. Jepitkan termometer di tengah-tengah ketiak,
lengan pasien dilipat di dada, tangan pasien
memegangbahu di sebelahnya sementara tangan
lain menahan siku sehingga ketiak tertutup rapat
7. Angkat termometer setelah 10 menit
8. Bersihkan termometer dengan tissue dari atas ke
arah reservoir

9. Baca dan catat suhu pasien


10. Bersihkan kembali termometer sesuai

prosedur
11. Menurunkan air raksa sampai reservoir
12. Rapikan alat
13. Akhiri kegiatan dengan baik
14. Cuci tangan

2. PENGUKURAN SUHU DI MULUT


Adalah suatu tindakan mengukur suhu tubuh dengan
menggunakan termometer oral
CARA KERJA :
1. Beritahu pasien
2. Bawa alat kedekat pasien
3. Cuci tangan
4. Perintahkan pasien untuk membuka mulut
5. Letakkan ujung termometer di bawah lidah pasien dari
sudut mulut
6. Perintahkan pasien untuk mengatupkan mulut rapatrapat dan bernafas melalui hidung

7. Angkat termometer setelah 3-5menit


8. Bersihkan termometer menggunakan tissue

dari atas kearah reservoir


9. Baca dan catat hasilnya
10. Bersihkan kembali termometer seesuai
prosedur
11. Akhiri kegiatan
12. Cuci tangan

3. PENGUKURAN SUHU DI ANUS


Adalah suatu tindakan untuk mengukur suhu tubuh dengan
menggunakan termometer anal
CARA KERJA:
1. Beritahu px
2. Bawa alat kedekat pasien
3. Cuci tangan
4. Bebaskan pakaian pasien yang menutupi pantat
5. Posisikan pasien dengan posisi sims
6. Oleskan vaselin pada ujung termometer
7. Singkapkan belahan pantat bagian atas dengan tangan
kiri sehingga anus terbuka

8. Masukan termometer kedalam anus kira-

kira 3cm
9. Angkat termometer setelah 2-3 menit, di lap
dengan tissu
10. Baca dan catat hasilnya
11. Bersihkan termometer sesuai prosedur
12. Cuci tangan

4. MENGHITUNG DENYUT NADI


DEFINISI
tindakan yang dilakukan untuk menghitung denyut nadi pasien
CARA KERJA
1. Beritahu px
2. Cuci tangan
3. Persilahkan pasien berbaring / duduk dengan tenang di tempat
tidur
4. Pegang pergelangan tangan pasien dengan jari telunjuk dari
manis untuk meraba nadi
5. Tangan yang lain memegang alat penghitung nadi
6. Hitung denyut nadi selama setengah menit hasilnya dikalikan dua
7. Catat hasilnya
8. Cuci tangan

Hal-hal yang perlu diperhatikan


1. Pasien harus dalam keadaan tenang
2. Nadi dihitung setelah nadi teraba dengan baik
3. Pada keadaan tertentuseperti penyakit jantung

dan keadaan payah nadi harus dihitung


selama satu menit penuh
4. Bila menggunakan polsteller harus dipegang
tegak lurus, tabung berisi serbuk bagian atas.
Bila ada kelainan harus dilaporkan kepada
perawat yang bertanggung jawab atau dokter

5. MENGHITUNG PERNAFASAN
DEFINISI

tindakan yang dilakukan untuk menghitung


pernafasan

CARA KERJA
Mengetahui irama pernafasan

PERSIAPAN PASIEN
a. berikan salam, perkenalkan diri perwat
b. Jelaskan tindakan yg akan dilakukan

PERSIAPAN ALAT
c. Arloji tangan dng penunjuk detik
d. Buku catatan

CARA KERJA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Beritahu px bahwa tindakan akan segera dimulai


Cuci tngan
Persilhkan px berbaring / duduk dng tenang ditempt tidur
Hitung pernafasan dgn melihat turun naiknya dada sambil
memegang pergelangan tangan pasien
Hitung dalam satu menit penuh
Catat hasilnya
Akhiri kegiatan dng baik
Cuci tangan

HAL-HAL YG PERLU DIPERHATIKAN


Perhitungan pernafasan dilakukan bersamaan dg pengukuran
suhu
10. Waktu perhitungan pernafasan jng sampai diketahui oleh
pasien
11. Satu kali pernafasan : satu kali mengeluarkan nafas dan satu
kali menarik nafas.
9.

6 MENGUKUR TEKANAN DARAH


A. DEFINISI

Tindakan yg dilakukan unt mengukur besarnya


tekanan darah.
B. TUJUAN
Mengetahui tekanan darah pasien
C. PERSIAPAN PASIEN
a. Berikan salam,perkenalkan diri perawat
b. Jelaskan prosedur tindakan yg dilakukan
D. PERSIAPAN ALAT
a. Tensimeter
b. Stetoskop
c. Buku catatan

E. CARA KERJA
a. Beritahu px bhwa tindakan akan dilakukan
b. Cuci tangan
c. Gulung lengan baju pasien
d. Pasang manset tensimeter pd lengan atas dg
pipa karetnya berada di sisi luar lengan.
e. Manset dipasang tidak terlalu kuat atau longgar
f. Pompa tensimeter dipasang
g. Denyut arteri branchialis diraba lalu stetoskop
ditempatkan pd daerah tersebut.
h. Sekrup balon karet ditutup, pengunci air raksa
dibuka kmudian balon dipompa sampai denyut
arteri tdk terdengar lg dan air raksa di pipa gelas
naik.

i.

Sekrup balon dibuka perlahan-lahan shg air raksa


turun perlahan-lahan sambil memperhatikan
turunnya air raksa, dngarkan bunyi denyutan
pertama
j. Skala permukaan air raksa pada waktu terdengar
denyutan bpertama disebut tekanan sistole
k. Dngarkan trs smp denyutan berakhir,skala
permukaan air raksa pd wktu denyutan berakhir
disebt tekanan diastole
l. Catat hasilnya, pencatatn dilakukan dg cara :
tekanan sistole dituliskan diatas dan tekanan
diastole dituliskan dibawah , misalnya 120/80 dng
satuan mmHg
m. Akhiri kegiatan dng baik
n. Cuci tangan

F. Hal-hal yg perlu diperhatikan

a. Memasang manset hrs tepat diatas permukaan


dinding arteria brachialis
b. Menempelkan stetoskop jng terlalu keras dan
penggunaanya hrs betul tepat
c. Sbelum menutup tensimeter msukkan dulu air
raksa ke dlm reservoirnya, manset dan balon
disusun pd temptnya unt mencegah pecahnya
tabung air raksa
d. Pada anak-anak digunakan manset khusus
e. Bilamana menggunakan tensimeter elektronik
pengggunaanya sesuaikn dng petunjuk yg ada
secara tepat dan benar

7. PEMERIKSAAN KEPALA DAN LEHER


A. DEFINISI : suatu tindakan unt memeriksa kepala & leher
B. PERSIAPAN PASIEN

- Berikan salam, pnggil pasien dng nama,jelaskan tujuan pemeriksaan,berikan pasien


kesempatan unt bertanya, berikan prifasi pd pasien.
C. PERSIAPAN ALAT
- Tongue spatel, penlight, garpu tala, optalmaskop, otoskop, kertas penyaring, snellen chart,
Kartu isihara, stetoskop, Dua penggaris
D. CARA KERJA

TINDAKAN
1.

Pemeriksaan kepala
a. Kaji possisi kepala dan gambaran wajah klien, kepala
normalnya tegak dan stabil
b. Kaji bentuk kepala untuk mengetahui adanya :
Hidrosefalus, Mikrosefalus, Kraniosinostosis,
Skafosefali,
Akrosefali, Plegiosefali, Frontal Bossing

c. Lakukan palpasi unt mengetahuai adanya massa dan


nyeri tekan
d. Kaji ekspresi wajah pasien perhatikan kesimetrisan
wajah
2 Pemeriksaan rambut
. - Inspeksi dan palpasi rambut unt megetahui : warna

rambut, kuantitas rambut (lebat, tipis ), penyebaran


rambut ( jarang / alopesia total )Tekstur rambut
( halus /kasar )kebersihan rambut dan kulit kepala
( bau, ketombe,kutu rambut )
3 Pemeriksaan Mata
. a. Kaji posisi dan kesejajaran mata dalam kaitanya antara

satu dng lain, temuan dpt berupa : mata sejajar,


eksoftalmus, penonjolan mata abnormal akibat tumor /
inflamasi orbital.
b. Inspeksi kesimetrisan alis, ukuran, eksistensi, tekstur
rambut, kesejajaran dan gerakan
c. Kaji kelopak mata unt posisi, warna,kondisi dan
kemampuan unt membuka, menutup dan berkedip
d. Kaji apparatus lakrimalis

e. Kaji konjungtiva
untuk mengetahui adanya anemia atau inflamasi.
f. Kaji warna sklera, normalnya sklera berwarna putih porselen.
Kaji adanya kemerahan atau ikterus.
g. Kaji kejernihan kornea , normalnya kornea berwarna jernih
h. Kaji ukuran, bentuk, akomodasi, dan reflek pupil terhdp
cahaya.
Temuan yg mungkin didapat : pupil keruh.
i. Kaji pergerakan bola mata, px diminta duduk / berdiri 2 Kaki
dr perawat. Prwat mengangkat jari pada jarak 15-30 cm di
depan mata px grakan jari sesuai pergerakan otot bola mata
px menahan kepala tetap pd posisi menghadap perawat dan
mengikuti gerakan jari dngn bola mata, kmungkinan yg
ditemukan: starbismus, nistagmus
j. Kaji tajam penglihatan / visus, mint px berdiri pd jark 6 m dr
kartu snellen lalu minta px membaca huruf2 pd kartu dngn
satu mata dan mata yg lainya ditutup.lakukan pd mata yg lain
k. Kaji lapang penglihatan
l. Kaji kondisi buta warna

5 Pemeriksaan Hidung
a. Inspeksi bentuk, ukuran, warna dan deformitas pd
hidung
b. Kaji kepatenan lubang hidung
c. Inspeksi septum dan turbinate
d. Lakukan palpasi sinus, palpasi sinus frontal dg
menekan menggunakan ibu jari pd daerah diatas dan
dibawah alis
e. Lakukan transluminasi sinus
6 Pemeriksaan Mulut
a. Kaji kondisi warna, tekstur, hidrasi, kontur dan adanya
lesi pada bibir
b. Kaji bau mulut dan halitosis
c. Inspeksi gigi unt melihat warna, posisi dan kesejajaran
gigi, kaji adanya karies gigi
d. Inspeksi mukosa dan gusi
e. Kaji mukosa bukal
f. Kaji kesimetrisan palatum saat px mengucapkan kata
ah
g. Kaji kesimetrisan lidah, ovula dan tonsil

PEMERIKSAAN TELINGA
a. Kaji anatomi telinga : bentuk,struktur telinga luar
b. Kaji riwayat tinnitus, vertigo dan nyeri.
c. Lakukan palpasi pd antrum mastoid, tarik daun telinga kearah
dpn dg salah satu tngan jr telunjuk pd yg lain menekan tragus :
nyeri tekan pd tulang mastoideus mengindikasikan otitis media
akut, nyeri tekan pada antrum mastoideus : mastoiditis
d. Kaji adnya lesi ( kebersihan dan kondisi telinga )
e. Lakukan pemeriksaan pendengaran
-. Tes rinne : getarkan garpu tala 512 Hz letakan dibelakang os.
Mastoideus minta px merasakan getaran garpu tala setelh px
tdk merskn getaran minta px membertahu prawat dan
pindahkan garpu tala ke depan kanalis eksterna .Normalnya
getaran akan terdengar lg ( hasil tes positif ).
-. Tes Weber : Getarkan garpu tala 512 Hz dan letakkan di
tengah os. Frontalis, tnyakan pd px apkah merasakan getaran
yg lebih kuat pd salah satu telinga.
-. Tes swabach : getarkan garpu tala 512 Hz letakan pd os.
Mastoideus px minta px memberitahu jk sdh tdk merasakan
getaran kmudian pindahkan garpu talla ke os mastoideus
perawt dan rasakan apakh perawat masih dpt merasakan
getaran terseut

7 Pemeriksaan leher
a. Kaji bentuk dan warna kulit leher
b. Kaji kesimetrisan bilateral otot leher
c. Palpasi nodus limfe , kaji adanya edema, eritema atau
guratan merah
d. Lakukan palpasi kelenjar tiroid
e. Lakukan palpasi trakhea unt mengetahui adanya deviasi
trakhea
f. Kaji A. carotis, px berada dlm posisi berbaring terlentang
dg posisi 30 *: inspeksi adny pulsasi arteri, Palpasi
A.carotis, minta px memiringkan kepala kesalah satu sisi
susurkan jari telunjuk dan jari tengah disekitar medial
M.sternocleidomastoideus, Lakukan auskultasi pd
A.Carotis
g. Lakukan palpasi V. Jugularis
h. Ukur tekanan V.Jugularis
- Posisikan px semifowler, inspeksi adanya pulsasi vena,
ukur jarak vertikal antara sudut louis dan tingkat tertinggi
titik pulsasi vena yg terlihat, buat garis tepi bwh penggaris
biasa dg ujung area pulsasi kmdian ambil penggaris
sentimeter dan buat tegak liurus dg penggaris pertama

8. PEMERIKSAAN THORAK PULMO


a. Definisi : Suatu tindakan untuk memeriksa kondisi pulmo
b. Persiapan pasien
Berikan salam, panggil px dng nama
Jelaskan tujuan tindakan
Beri kesempatan px untuk bertanya
Berikan privasi pada px
c. Persiapan alat : stetoskop
d. Cara kerja
TINDAKAN
1

INSPEKSI
a. Kaji bentuk dada, bntuk dada normal pd dewasa ditentukn
berdsrkan diameter anteroposterior dlm proporsi trhdp
dimeter lateral ( 1:2), bentuk dada yg biasa didapatkan :
-. Bentuk dada thoraks phtisis ( panjang dan gepeng )
-. Bentuk dada thoraks en betau ( thoraks dada burung )
-. Bentuk dada emfisematous ( barrel chest )
-. Bentuk dada thoraks pektus ekskavatus

b. Kaji jenis pernafasan yg digunakan px


- Pernafasan dada, pernafasan perut, pernafasan dada dan
perut
c. Kaji adanya retraksi
- Retraksi suprasternal, retraksi intercosta, retraksi
supraclavikular
d. Kaji kesimetrisan pergerakan dinding dada
e. Kaji pola nafas
- Eupneu, hiparapneu, hiperventilasi, apneu, pernafasan bioot,
pernafasan cheyne stokes, pernafasan khusmaul,
hipoventilasi, takipneu, bradipnea, dispneu, ortopnea
f. Kaji gerakan nafas : Regular atau irregular
2

Palpasi
a. Kaji kelainan dinding thorax, catat adanya lesi, nyeri, bengkak,
benjolan,dll.
b. Palpasi ekskrusi pernafasan thorax anterior
Letakkan kedua tgan pd dada px spanjang tepi costae,shg
kedua ibu jari prwat terltk di gris tengah diatas sternum,ktika px
mengambil nafs dlam kedua ibu jari tgn hrs bergerak secara
simetris dan terpisah satu sama lain min 5 cm.ekspansi yg
berkurg pd satu sisi menunjukkan adanya lesi pd sisi tersebut

c. Palpasi ekskrusi thorax posterior


Letakkan kedua tgan dg lembut pd dinding dada dng jari2 lurus
menempel pd kedua sisi pd sepanjang proc.spinalis costae 10. ibu
jari kanan dan kiri hrs bertemu di tengah dan harus agak
terangkat dr dinding dada shg dpt bergerak bebas sesuai irama
pernafasan.
d. Palpasi taktil fremitus
- Letakkan sisi ulnar tangan perawat pd thorax px, minta px
mengucapkan kata tujuh tujuh , sembilan-sembilan ,
bandingkan vibrasi saat px bicara, lakukan pemeriksaan kearah
interior thorax.
3

Perkusi
a. Lakukan perkusi thorax
-. Perkusi thorax dimulai dr thorax posterior , px duduk dg kepala
fleksi kedepan dan tngan disilangkan ke atas pangkuan
-. Perkusi kedua bag atas bahu, hindari perkusi pd scapula
-. Lakukan pemeriksaan kearah interior thorax
b. Lakukan pemeriksaan ekskrusi diafragma.
- Px dlm posisi duduk, minta px ambil nafas dlm dan kmdian
menahanya.lakukan perkusi pd dinding dada sepanjang garis
midscapular, catat titik dmn terjd perubhan bunyi dr resonan mnj
redup, minta klien menghembuskan nafas dan menahanya.lakukan
perkusi yg sama tandai titik dmn terjd perubahan bunyi dr resonan
mnjd redup, ukur jrak kedua titik. Ekskrusi maks. Diafragma

Auskultasi
a. Letakkan diafragma stetoskop dg kuat menekan dinding dada
ketika px bernafas melaluli mulut secra perlahan dan dalam
b. Bag. Dada yg berhubungan diauskultasi dg sistematis dari apeks
ke bag. Dasar dan sepanjang garis midaksila unt menilai segmen
2 paru.
c. Urutan auskultasi sama dg urutan perkusi
d. Penting untk mndengarkan dua kali inspirasi dan ekspirasi penuh
pda kedua lokasi anatomi untuk memastikan interpretasi valid
dr bunyi yg didengar.
e. Nafas dlm berulang dpt menimbulkn gejala hiperventilasi
f. Temuan bunyi nafas normal :
- Bunyi vesikuler, terdengr di hampir deluruh lapang paru
- Bunyi bronkoveskuler, terdngr di ics 1 dan ics 2 thorax
anterior serta diantara scapula
- Bunyi broncial, terdengar di atas manubrium sterni
Bunyi trakheal, diatas trakhea pd leher
g. Bunyi nafas tambahan
- Ronchi, Wheezing, krekel, Rales, friction rub, Broncofoni,
Egofoni

9. PEMERIKSAAN THORAK COR


a.
b.

c.
d.

Definisi : suatu tindakan untuk memeriksa kondisi jantung.


Persiapan pasien
Berikan salam, jelaskan tujuan tindakan, beri kesempatan klien unt bertanya, berikan
privasi pada pasien
Persiapan alat : stetoskop dan timer
Cara kerja
TINDAKAN
1

Inspeksi
a. Posisikan px terlentang dg sudut 45*
b. Inspeksi kesimetrisan prekordiumumumnya prekordium
simetris, temuan abnormal : prekordium cekung dan
prekordium cembung
c. Inspeksi denyut apeks jantung ( ictus cordis ). Ictus cordis
umumnya tampak pada ics 5 midclavicula sinistra
d. Amati adanya denyutan nadi pada dada
- denyutan nadi di ics 2 dextra mengindikasikan adanya
aneurisma aorta descenden, denyutan nadi di ics 2 sinistra
adanya dilatasi A.Pulmonalis dan aneurisma aorta ascenden

2.

Palpasi
a. Palpasi letak aspek denyut jantung.
. Cari ICS 5 disebelah kiri sternum. Gerakkan jari ke arah
samping kiri di sepanjang garis midclavicula untuk menemukan
ictus cordis.
. Ictus cordis juga dapat dipalpasi dengan menggunakan telapak
tangan. Letakkan telapak tangan dibawah papila mammae,
pada PX wanita, angkat mammae supaya dapat mempalpasi di
daerag yang tepat.
b. Palpasi pulsasi ventrikel kanan. Letakkan tangan diatas
precordium di lateralsternum sebelah kiri. Adanya pulsasi
ventrikel kanan adalah kondisi abnormal.
c. Palpasi A, pulmonalis, apabila A, pulmonalis mengalami dilatasi
dan dapat teraba, denyutnya akan teraba, denyutnya akan
teraba pada ICS 2 sinistra selama ekspirasi.
d. Palpasi adanya thrill (getaran). Minta PX duduk dengan tubuh
sedikit membungkuk kedepan selama ekspirasi. Letakkan
telapak tangan di basis jantung rasakan adanya getaran di
apeks jantung.

3.

Perkusi
Lakukan perkusi untuk mengetahui batas-batas jantung.
a. Batas kiri jantung.
. Lakukan perkusi dari arah lateral ke arah medial.
. Perubahan dari bunyi resonan ke redup relative ditetapkan
sebagai batas jantung kiri
. Batas normal :
- Atas : ICS 2 di linea parasternalis sinistra
- Bawah : ICS 5 di linea midclavicularis sinistra.
b. Batas kanan jantung.
. Lakukan perkusi dari arah lateral ke arah medial
. Perubahan dari bunyi resonan ke redup relative ditetapkan
sebagai batas jantung kanan
. Letak normal :
- Batas kanan jantunng adalah disekitar ruang ICS 3 ICS 4
dextra, di linea parasternalis kanan.
- Batas atas kanan jantung adalah di ICS 2 dextra linea
parasternalis kanan.

4 Auskultasi
. a. Mulai auskultasi jantung pada daerah mitral
ICS 5 linea midclavicula sinistra dengan
menggunakan bell stetoskop.
b. Selanjutnya gunakan diafragma untuk
auskultasi di region yang sama untuk
mengetahui adanya murmur sistolik.
c. Auskultasi secara sistematik mulai dari daerah
aorta (ICS 2 kanan), daerah pulmonary (ICS 2
kiri) dan daerah tricuspid (ICS 5), gunakan bell
dan diafragma stetoskop secara bergantian di
masing-masing daerah auskultasi.
d. Minta PX berubah posisi miring kiri dan duduk
dan lakukan auskultasi pada daerah yang
sama.
e. Kaji adanya pitting edema dengan melakukan
penekanan ringan menggunakan ujung jari di
area sacrum atau anterior dari tendon achilles.

10. PEMERIKSAAN ABDOMEN


a. DEFINISI

suatu tindakan untuk memeriksa kondisi abdomen.


b. PERSIAPAN PASIEN
- Berikan salam, panggil PX dengan nama panggilannya
- Jelaskan tujuan tindakan.
- Berikan kesempatan PX untuk bertanya
- Berikan privasi pada PX
c. PERSIAPAN ALAT
- Stetoskop
- pita ukur
- penggaris
d. CARA KERJA
1. inspeksi
- Kaji kontur,kesimetrisan dan gerakan permukaan abdomen
- inspeksi kulit abdomen ( warna,scar,pola vena,lesi dan strie )
- kaji kebersihan dan lokasi umbilicus
-Inspeksi gerakan peristaltic atau pulsasi aorta abdominalis

2. AUSKULTASI
- lakukan auskultasi bising usus ( normalnya 5-35 x/ mnit )
- auskultasi bunyi vaskuler di abdomen ( normalnya bunyi
vaskkuler tdk terdengar, adanya bunyi vaskuler (aneurisma)
3. PERKUSI
- lakukan perkusi pd seluruh kuadran abdomen
- lakukan perkusi untu menentukan batas- batas hepar
- Nyeri tekan renal
- Perkusi Lien
4. PALPASI
- lakukan palpasi sistemik dr setiap kuadran unt mengkaji
adanya resitensi muskuler,distensi muskuler,nyeri tekan.
- ballotement
- pemeriksaan asites
- pappasi hepar
- palpasi lien
- palpasi ginjal

11. PEMERIKSAAN MUSKULOSKELETAL


A. Definisi
tindakan yg dilakukan untuk memeriksa kondisi
muskuloskeletal
B. Persiapan pasien
- berikan salam
- jelaskan tujuan tindakan
- berikan ksempatan px unt bertanya
C. Persiapan alat
- reflek hammer
D. Cara kerja
1. inspeksi gaya berjalan px
2. kaji capillary refill time
3. kaji adanya nyeri tekan,deformitas, edema

4. Tulang belakang
- priksa rentang gerak(mant px bungkuk
kedepan,kebelakang,lateral,rotasi)
- lakukan palpasi proc.spinosus untuk mengetahui adanya nyeri
tekan
- kaji postur dr arah anterior,posterior dan lateral
(kifosis,lordosis,skoliosis)
5. Pelvis
- pemeriksaan rentang gerak
- lakukan pemeriksaan tanda thomas : untuk menemukan
kontraktur fleksi
- lakukan tes trendelenburg
6. Lutut
- lakukan pemeriksaan rentang gerak
a. Minta px unt berjongkok dan menekuk lutut dalam dalam
b. Minta px duduk,lakukan gerakan fleksi dan ekstensi lutut
c. Lakukan gerakan interna dan eksterna
- lakukan tes pemeriksaan anterior- posterior untuk memeriksa
keutuhan ligament krusiatum

7. Kaki
- lakukan pemeriksaan rentang gerak
- lakukan gerakan dorsofleksi dan plantarfleksi
- lakukan inversi dan eversi
- lakukan abduksi dan adduksi
8. Bahu, lakukan pemeriksaan rentang gerak
- Abduksi :minta px menggerakan tangan sprt burung
mengepakkan sayap
- Abduksi lambat : abduksikan bahu 90* hingga posisi lengan
diatas kepala
- Adduksi : minta px meletakkan tangan pada puncak bahu
- rotasi interna: mint klien menggaruk punggungnya
- rotasi eksternal : melakukan ayunan kebelakang untk
mlakukan ayunan tenin dng lengan bawah
9. Siku
- lakukan pemeriksaan rentang gerak
10. Lakukan pemeriksaan kekuatan otot

12. PEMERIKSAAN NEUROLOGI


Definisi

Suatu tindakan untuk memeriksa neurologis


Persiapan pasien
1. Berikan salam, panggil px dng nama
2. Jelaskan tujuan tindakan
3. Beri kesempatan px untuk bertanya
4. Berikan privasi pada px
Persiapan alat
1. Reflek hammer
2. Kapas
3. Snellen chart
4. Bau-bauan
5. Penlight
6. Garam, gula
7. Tongue spatel
8. Peniti, kunci, pencil

Cara kerja
1. Kaji kesadaran secara kualitatif

- Kesadaran kualitatif : compos mentis, apatis, samnolen,


stupor, spoor, koma
- Kesadaran kuantitatif : GCS
2. Pemeriksaan nervus carnialis
a. N. I : minta klien membedakan bau-bauan yang berbeda
b. N. II : periksa tajam penglihatan klien dan lapang pandang
c.
N. III : kaji arah pandangan/pergerakan bola mata. Kaji reflek
pupil dan tes akomodasi
d. N. IV : kaji arah pandangan/pergerakan bola mata
e. N. V : kaji reflek kornea. Sentuh kornea dengan ujung kapas.
Ukur sensasi terhadap sensasi ringan dan sentuhan pada kulit
wajah. Palpasi pelipis klien saat klien mengatupkan rahang.
f.
N. VI : kaji arah pandanagan/pergerakan bola mata
g. N. VII :
Minta klien tersenyum, menggelembungkan pipi, menaikkan
dan menurunkan alis mata. Perhatika adanya ketidaksimetrisan
Untuk memeriksa kekuatan N. VII minta klien untuk menutup
mata dan menahannya sementara pemeriksa mencoba
membuka kelopak mata klien

h. N. VIII : kaji pendengaran klien dengan melakukan tes


i.

j.

k.
l.

pendengaran
N. IX :
- Minta klien mengidentifikasi rasa asam atau manis
dibagian belakang lidah
- Kaji reflek dengan menekan faring posterior dengan
tongue spatel
N. X :
- Minta klien untuk mengucapkan ah. Onservasi
palatum dan gerakan faring
- N.X dikatakan normal bila klien dapat menelan dan
berbicara dengan jelas
N. XI : minta klien mengangkat bahu dan memiringkan
kepala dengan melawan tahanan pasif
N. XII : minta klien menjulurkan lidah ke garis tengah dan
menggerakkannya kesamping. Kaji kesimetrisan lidah.

3. Pemeriksaan reflek dan meningeal sign

Reflek bisep,reflek trisep, reflek patella, reflek


achiles, reflek abdominal, reflek babinski, tanda
hoffman, kaku kuduk, tanda brudzinski, Tanda kering
4. Fungsi motorik
Kaji adanya fasikulasi,kekuatan otot, dan kaji
kesimetrisan serta perkembangan otot
5. Fungsi sensorik
6. Fungsi serebelum
- Kaji gaya berjalan px
- Tes rhomberg
- Tes jari ke hidung.

TeRiMa
Kasihhhhh
.........

Anda mungkin juga menyukai