Anda di halaman 1dari 30

Perhitungan Tonisitas

Teknologi Formulasi
Sediaan Steril

Disusun oleh,
Jono Sugiharto (A 0920026)
Dita Prilia (A 0920027)
Disampaikan oleh,
Sri Sulung (A. 0920038)

Tonisitas Larutan
Isotonis
Jika suatu larutan konsentrasinya sama
besar dengan konsentrasi dalam cairan
tubuh, sehingga tidak terjadi pertukaran
cairan di antara keduanya, maka larutan
dikatakan isotonis (ekivalen dengan larutan
0,9% NaCl).

Hipotonis
Keadaan tekanan osmosanya lebih rendah
dari cairan tubuh, sehingga menyebabkan
cairan akan melintasi membran
semipermiabel memperbesar volume sel
dan menyebabkan peningkatan tekanan
dalam sel. Tekanan yang lebih besar
menyebabkan pecahnya sel.

Hipertonis
Keadaan dimana tekanan osmosanya lebih
tinggi dari cairan tubuh, sehingga
menyebabkan cairan keluar dari sel
melintasi membran semipermeabel dan
mengakibatkan terjadinya penciutan.

Cara Perhitungan
Tonisitas
1. Penurunan Titik Beku.
2. Kesetaraan dengan garam natrium
klorida.
3. Kesetaraan Volume Isotonik.
4. Perhitungan dengan tetapan L iso.

1. Penurunan Titik Beku


Metode paling teliti dan mudah
Penurunan titik beku darah 0,52oC
Penurunan titik beku suatu larutan
tergantung dari jumlah bagian dalam
larutan tersebut, untuk larutan encer
penurunan titik beku sebanding dengan
tekanan osmosa.

Cara perhitungan penurunan titik beku


dibagi menjadi 2 cara:
1. Penurunan titik beku molar.
2. Penurunan titik beku berdasarkan Tabel.

1.1. Penurunan titik beku


molar
Untuk zat zat bukan elektrolit larutan yang
sama molaritasnya adalah isotonis,
misalnya larutan glukosa 1 molar isotonis
dengan larutan fruktosa 1 molar
Akan tetapi tidak isotonis dengan larutan
natrium klorida 1 molar, karena dalam air
terionisasi menjadi 2 ion.
Jadi tekanan osmosa dan penurunan titik
beku adalah fungsi jumlah bagian zat
dalam larutan.

Bila 1 grmol zat dilarutkan dalam 100 gr


pelarut, menunjukkan penurunan titik
beku yang tetap disebut penurunan titik
beku molar.
Untuk air tetapannya 18,6oC untuk 100 gr
pelarut.
Jadi untuk larutan yang mengandung 1 gr
zat/liter adalah 1,86oC.

Misal:

Glukosa (BM=180) dilarutkan dalam air,


maka larutan glukosa isotonis mengandung:
Glukosa = 180
= 50,3 gr/L atau 5 gr/100mL
= 5%
Dengan kondisi glukosa dalam air tidak
terionisasi

Untuk NaCl (larutan elektrolit) yang


terionisasi dalam air. Penurunan titik beku
selain ditentukan oleh jumlah molekul juga
tergantung dari jumlah ion dalam larutan
1 grmol NaCl (BM 58,5) dengan derajat
ionisasi 0,67 dalam 1 liter air.
Bila, 100 mol NaCl ada 67 mol terionisasi
menjadi 67 ion Na dan 67 ion Cl ditambah
33 mol NaCl, total 167 ion dan molekul.

Penurunan

titik beku NaCl:


oC = jumlah ion dan molekul/mol x tetapan
ptb air
= 167/100 x 1,86 = 3,1oC
Jadi larutan isotonis NaCl:
Kadar = 58,5
= 9,8 gr/L atau 0,98 gr/100mL
= 0,9 %
Dianggap NaCl terionisasi 100%

l
Contoh soal :
R/ Pilokarpin nitrat 100 mg
Natrii.Chlorida qs
Aq ad 10 ml
Mf sol. Isot.
Diketahui :
penurunan titik beku molar air 18,6oC untuk
100g air
BM Pilokarpin 271, terionisasi dalam 2 ion.

Perhitungan:

1 gr pilokarpin nitrat menyebabkan


penurunan titik beku sebesar:
oC = 18,6
= 0,136oC
Selisih ptb NaCl:
oC = 0,52 0,136
= 0,384oC

Jadi
jumlah NaCl yang harus ditambahkan
agar memperoleh larutan isotonis:
NaCl 0,52 = 0,9%
0,384 = x
NaCl
=
= 0,664 g untuk 100 ml.
untuk 10 ml 0,0664 g

1.2. Penurunan titik beku


berdasarkan BPC
BPC
memberikan persamaan untuk menghitung
jumlah zat yang harus ditambahkan untuk
mendapatkan larutan isotonis sebagai berikut:
B =
B = bobot dalam gram zat yang ditambahkan
dalam 100
mL hasil akhir.
b1 = penurunan titik beku air yang disebabkan
oleh 1% b/v zat khasiat.
b2 = penurunan titik beku air yang disebabkan
oleh
penambahan 1% b/v zat tambahan.
C = kadar zat khasiat dalam % b/v

Contoh
soal :

Pilokarpin Nitrat 0,1
NaCl q.s ad isotonis
Aq ad 10ml

ptb = 1% = 0,132
ptb = 1% = 0,576
C pilokarpin = =1%

Perhitungan :
B

=
= 0,674 g/100 mL

Maka NaCl yang harus ditambahkan untuk 10 mL =


0,0674 gr

Contoh
soal :

Efedrin HCl 2%
ptb 1% = 0,165
Asam sitrat 60mg
ptb 1% = 0,09
Dextrosa anh q.s ad isotonis
ptb 1% = 0,101
Aq ad 100ml
C Efedrin = 2%
C As. Sitrat = =0,06%
Perhitungan :
B

=
= 1,83 g/100 mL

Maka dekstrosa anhidrat yang harus ditambahkan 1,83


gr

2. Kesetaraan dengan NaCl


Definisi :
Ekivalensi dengan NaCl (E) adalah sejumlah
NaCl yang memberikan efek osmosa yang
sama dengan 1 gram zat terlarut. Angka ini
berlainan untuk setiap zat
Contoh :
Amfetamin sulfat E = 0,22 artinya 1 gram
amfetamin sulfat dalam larutan memberikan
efek osmosa yang sama dengan 0,22 NaCl
1 g Amfetamin sulfat ~ 0,22 g NaCl

Tetapan

E diturunkan oleh Wells.


Jika kadar zat diketahui dalam % maka
harga E dapat dihitung dengan rumus :
E=
W = kadar (%)
ptb = penurunan titik beku air oleh zat

Contoh perhitungan:
Pilokarpin nitrat 1 %
Harga E = 0,23
Buat isotonik dengan NaCl
Aquadest ad 10 mL
harga E zat dilihat dari buku (Farmakope ed 3 atau 4)

Perhitungan :
1. Gram Pilokarpin nitrat 1 % X 10 ml = 0,1
gr
2. E Pilokarpin nitrat = 0,23 g NaCl
3. Jadi jumlah NaCl yang diperlukan 0,1 X
0,23 = 0,023 g
4. Larutan 10 ml memerlukan NaCl 0,9% X
10 ml = 0,09 g
5. Kekurangan NaCl 0,09 g - 0,023 g =
0,067 gr

3. Kesetaraan dengan Volume


NaCl
Perhitungan
berdasarkan metode White-Vincent dimana

dengan mengkalikan berat obat dan ekivalen NaCl nya
akan diperoleh larutan isotonis, yang selanjutnya dapat
diencerkan dengan larutan isotonik 0,9% NaCl atau larutan
isotonik dekstrosa untuk menggenapkan volumenya.
Rumus:
V = WE x = 111,1 WE
V = Volume larutan obat yang dicari
W = Masa bahan obat (g) dan larutan yang dibuat
E = Harga ekivalensi terhadap NaCl
111,1 = Volume larutan isotonik (ml) yang mengandung 1
gr NaCl

Contoh perhitungan :
Pilokarpin nitrat 1 %
Buat larutan isotonik
Aquadest q.s. ad 10 ml

Cara penyelesaian :
1. Gram Pilokarpin nitrat 1 % = 1% x 10 ml
= 0,1 gr
2. Air yang dibutuhkan membuat larutan
pilokarpin = 0,1 gr x 0,23 x 111,1 ml/g =
2,56 ml
3. Volume larutan isotonik yg dibutuhkan
yaitu 10 2,56 = 7,44 ml
Untuk membuktikan perhitungan benar
tidaknya, jumlah ekivalen NaCl yang
ditambahkan 7,44 x 0,9% = 6,7 g/100mL
= 0,67/10mL

4. Perhitungan dengan tetapan L


iso

Berlaku

bila tidak ada data pada tabel


penurunan titik beku.
Dengan rumus:
tf = L iso x
tf = penurunan titik beku dalam 1g/liter

Tahapan
perhitungan :

1. Berapa BM molekul obat
2. Tentukan jenis isotoniknya berdasarkan jenis struktur
kimia senyawa
3. Cari harga L iso dari tabel berdasarkan jenis isotoniknya
4. Hitung dengan penurunan titik bekunya dengan
menggunakan rumus tf = L iso x
5. Hitung selisih penurunan titik beku
6. Hitung kekurangan tonisitas
7. Dengan melihat tabel, hitung kekurangan zat untuk
mencapai isotonis

Contoh:
Pilokarpin nitat
1%
Buat larutan isotonis dengan
Natrium klorida
Aquadest q.s. ad

10 ml

1. BM Pilokarpin nitrat = 272,

2. Jenis isotonis univalen- univalen


3. Harga Liso = 3,7
4. Penurunan titik beku
tf =

L iso x

= 3,7 x

= 0,14oC

5. Selisih dengan penurunan titik beku


= 0,52-0,14 = 0,38oC
6. Dari tabel penurunan titik beku
NaCl 1%= 0,576oC
7. Jadi NaCl yang ditambahkan adalah
(0,38/ 0,576) X 1 % = 0,66 %
8. Larutan 10 ml memerlukan NaCl =
0,66 % X 10 ml = 0,066 g

Anda mungkin juga menyukai