Anda di halaman 1dari 126

PPN

Pengukuhan

PKP

Pengusaha
Pasal 1 angka 14
Pengusaha adalah orang pribadi atau badandalam
bentuk apa pun yang dalam kegiatan usaha atau
pekerjaannya
menghasilkan barang,
mengimpor barang,
mengekspor barang
melakukan usaha perdagangan,
memanfaatkan barang tidak berwujud dari luar Daerah
Pabean,
melakukan usaha jasa termasuk mengekspor jasa, atau
memanfaatkan jasa dari luar Daerah Pabean

Pengusaha Kena Pajak


Pengusaha Kena Pajak adalah Pengusaha
yangmelakukan penyerahan Barang
Kena Pajak dan/atau penyerahan Jasa
Kena Pajak yang dikenai pajak
berdasarkan Undang-Undang PPN.

Pasal
4(1)

OBJEK
PPN

Penyerah
an
BKP/JKP
Impor
BKP
Pemanfaatan
BKP Tidak
Berujud/JKP
Ekspor
BKP/JKP

Pengusah
a
Siapapun
Siapapun
PKP

Pasal
16C

Siapapun

Pasal
16D

PKP

Pengukuhan
Pengusa
ha
Melakukan:
Penyerahan BKP
Penyerahan JKP
Ekspor BKP
Berwujud
Ekspor BKP
Tidak Berwujud
Ekspor JKP
Bermaksud
melakukan
penyerahan/eks
por

Omzet 1
tahun >
4,8
milyar

Omzet 1
tahun
4,8
milyar

Dapat
Memil
ih

PKP

NE
W

PMK
197/2013
Berlaku
mulai 1 Jan 201

Wajib

Dapat
Memil
ih

PKP
Wajib
memungut,
menyetor,
dan
melapor
PPN
terutang

BATASAN PENGUSAHA KECIL


Dari Masa ke
Masa

Juta
Rupiah

Tahun
(Juta Rupiah)

PERILAKU PKP
BATASAN
PKP

OMZET NORMAL

4,8
Milyar
Perilaku Pelaporan
Omzet apabila batasan
PKP Rp4,8 M

600 Juta
Perilaku Pelaporan Omzet
dengan batasan PKP
Rp600 juta

OMZET
PPh
DILAPORK
AN
KEPATUHAN
PPh
MENINGKAT

Pengusaha Kecil
Peraturan Menkeu No 197/PMK.03/2013

Pengusaha kecil merupakan pengusaha yang selama


1 (satu) tahun buku melakukan penyerahan Barang
Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak dengan jumlah
peredaran bruto dan/atau penerimaan bruto tidak
lebih dari Rp4.800.000.000,00
Jumlah peredaran bruto dan/atau penerimaan bruto
tsb adalah jumlah keseluruhan penyerahan Barang
Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak yang dilakukan
oleh pengusaha dalam rangka kegiatan usahanya.
Bagi pengusaha orang pribadi yang dikecualikan dari
kewajiban menyelenggarakan pembukuan,
pengertian tahun buku adalah tahun kalender.
Berlaku 1 Januari 2014

Timeline Pelaporan
Pengukuhan PKP

Penyerah
an

Omzet > 4,8


milyar

PMK 68/2010
stdd PMK
197/2013

Pra
produksi

JAN

FE
B

MA
R

AP
R

MEI

JUN

JUL

Dapat lapor
PKP
Ps 2 PP
1/2012

Dapat lapor
PKP
Wajib lapor
PKP p.l.
akhir Juni

Tidak/Terlam
bat lapor
DapatPKP
dikenai
sanksi

Tempat Peng
ukuhan PKP

PKP OP di te

mpat tinggal
dan/atau temp
at kegiatan us
aha

PKP Badan

di tempat
kedudukan da
n tempat kegia
t an
usaha

STOP !!!

latihan lagi biar mantabbb

LATIHAN
Tuan Liem membuka usaha toko elektronik di ITC Glodok Jakarta Pusat
sejak 1 Januari 2014. Berikut ini peredaran bruto toko elektronik Tuan
Liem selama tahun 2014:
Peredaran
Buto

Bulan
Januari
Februari
Maret
April

300.000.000
500.000.000
800.000.000
700.000.000

Pertanyaan :

Bulan
Juli
Agustus
September
Oktober

Peredaran
Buto
800.000.000
500.000.000
300.000.000
400.000.000

Mei
a) Kapan
paling lambat
Tuan LiemNopember
harus melaporkan
usahanya untuk
900.000.000
200.000.000
dikukuhkan sebagai pengusaha kena pajak (PKP)?
Juni
Desember
600.000.000
800.000.000
b) Jika sampai dengan
akhir tahun 2014 Tn Liem
tidak melaporkan
usahanya untuk dikukuhkan sebagai PKP, sejak masa pajak apa
Direktur Jenderal Pajak dapat menerbitkan STP/SKP?

LATIHAN
Tn Bambang bertempat tinggal di Jl Raya
Puncak No.14 Ciawi yang masuk wilayah
kerja KPP Pratama Ciawi. Tn Bambang
mempunyai usaha berupa bengkel
kendaraan bermotor yang berlokasi di :
a. Jl Proklamasi No.17 Sukabumi (masuk wilayah
kerja KPP Pratama Sukabumi)
b. Jl Kemerdekaan No.45 Cibinong (masuk wilayah
kerja KPP Pratama Cibinong)

Pertanyaan : di KPP mana Tn Bambang


harus melaporkan usahanya untuk
dikukuhkan
sebagai PKP?

LATIHAN
CV TITIPAN PETIR bergerak dalam bidang jasa
pengiriman (ekspedisi). Kantor pusat perusahaan
terletak di Jl Merak No 2 Bekasi (masuk wilayang
kerja KPP Pratama Bekasi).
CV TITIPAN PETIR mempunyai cabang yang
terletak di Jl Merpati No 3 Tangerang (masuk
wilayang kerja KPP Pratama Tangerang) dan Jl
Tekukur No 4 Serpong (masuk wilayang kerja KPP
PratamaSerpong).

Pertanyaan :

di KPP mana CV TITIPAN


PETIR melaporkan usahanya untuk
dikukuhkan sebagai PKP ?

LATIHAN
Ny Maya seorang bertempat tinggal di Jl
Pemuda No 7 Karawang (masuk wilayang
kerja KPP Pratama Karawang) mempunyai
usaha salon kecantikan yang berlokasi di
rumahnya. Usaha salon kecantikan Ny
Maya juga mempunyai cabang yang
terletak di Jl Remaja No. 8 Karawang
(masuk wilayang kerja KPP Pratama
karawang) dan Jl Balita No.9 Karawang
(masuk wilayang kerja KPP Pratama
karawang)

Pertanyaan : apakah semua tempat


usaha Ny Maya harus dilaporkan ke
Kantor Pajak

Pengusaha Kecil
Peraturan Menkeu No 197/PMK.03/2013

Pengusaha kecil merupakan pengusaha yang


selama 1 (satu) tahun buku melakukan
penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa
Kena Pajak dengan jumlah peredaran bruto
dan/atau penerimaan bruto tidak lebih dari
Rp4.800.000.000,00
Jumlah peredaran bruto dan/atau penerimaan
bruto tsb adalah jumlah keseluruhan
penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa
Kena Pajak yang dilakukan oleh pengusaha
dalam rangka kegiatan usahanya.
Berlaku 1 Januari 2014

Verifikasi Untuk Mengukuhkan PKP


146/PMK.03/2012
Secara jabatan

WP OP sebagai
Pengusaha

WP OP dan Badan sebagai


pengusaha sesuai hasil
kegiatan ekstensifikasi
yang dilakukan secara
massal
(termasuk hasil SPN)

PMK-

Atas permohonan WP

WP OP sebagai
Pengusaha
(termasuk WP OP PTT)

WP Badan sebagai
Pengusaha

Menentukan kebenaran pemenuhan


persyaratan subjektif dan objektif sebagai
PKP
Pengujian pemenuhan persyaratan
Pengujian pemenuhan persyaratan
subjektif
objektif
Pengujian kelengkapan dokumen terkait
dengan identitas pengusaha
(KTP Pengusaha, KTP Pengurus, akta pendirian, surat
keterangan domisili)

Pengujian kebenaran status pengusaha,


kebenaran alamat, kebenaran
keberadaan
(Peta lokasi kegiatan usaha, foto tempat kegiatan
usaha)

Pengujian kelengkapan dokumen izin


usaha
(surat izin usaha perdagangan, surat izin usaha
konstruksi)

Pengujian kesesuaian dokumen izin usaha


dengan kegiatan usaha yang dilakukan
(gambaran kegiatan usaha, data peredaran usaha,
daftar harta)

Pemusatan Tempat Pajak


Terutang
Pasal 12
Atas pemberitahuan secaratertulis dari
Pengusaha Kena Pajak, Direktur Jenderal Pajak
dapat menetapkan 1 (satu) tempat atau lebih
sebagai tempat pajak terutang.
Apabila Pengusaha Kena Pajak terutang pajak
pada lebih dari 1 (satu) tempat kegiatan usaha,
Pengusaha Kena Pajak tersebut dalam
pemenuhan kewajiban perpajakannya dapat
menyampaikan pemberitahuan secara tertulis
kepada Direktur Jenderal Pajak untuk memilih 1
(satu) tempat atau lebih sebagai tempat
terutangnya pajak

Pengukuhan PKP
73/PMK.03/2012
Wajib
Pajak
yang
mendaftarkan
diri
untuk
memperoleh NPWP dan/atau melaporkan usahanya
untukdikukuhkan sebagai PKP dilakukan melalui
permohonan tertulis.
Berdasarkan
permohonan
WP,
Kepala
Kantor
Pelayanan Pajakmelakukan pengukuhan PKP paling
lambat 5 hari kerja terhitung sejak permohonan
diterima secaralengkap
Pengukuhan PKP diberikan setelah dilakukan verifikasi

Pencabutan PKP
73/PMK.03/2012

1. Direktur Jenderal Pajak karena jabatan atau atas


permohonan Wajib Pajak dapat melakukan Pencabutan
Pengukuhan PKP.
2. Pencabutan Pengukuhan PKP dapat dilakukan dalam hal:
a. PKP pindah alamat ke wilayah kerja Kantor Pelayanan
Pajak lain;
b. sudah tidak memenuhi persyaratan sebagai PKP
termasuk PKP yang jumlah peredaran dan/atau
penerimaan bruto untuk suatu tahun buku tidak melebihi
batas jumlah peredaran dan/atau penerimaan bruto
untuk Pengusaha Kecil;
c. PKP telah dipusatkan tempat terutangnya Pajak
Pertambahan Nilai di tempat lain; atau
d. PKP menyalahgunakan pengukuhan PKP.
3. Pencabutan Pengukuhan PKP sebagaimana dimaksud pada
angka 1 dilakukan melalui verifikasi atau pemeriksaan.

Pencabutan PKP
73/PMK.03/2012

4. Atas permohonan Wajib Pajak untuk melakukan Pencabutan


Pengukuhan PKP sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Direktur Jenderal Pajak setelah melakukan verifikasi atau
pemeriksaan harus memberikan keputusan dalam jangka
waktu 6 (enam) bulan sejak tanggal permohonan diterima
secara lengkap.
5. Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
telah terlampaui dan Direktur Jenderal Pajak tidak memberi
suatu keputusan, maka permohonan Pencabutan
Pengukuhan PKP dianggap dikabulkan.
6. Dalam hal permohonan Pencabutan Pengukuhan PKP
dianggap dikabulkan sebagaimana dimaksud pada angka 5,
Direktur Jenderal Pajak menerbitkan keputusan mengenai
Pencabutan Pengukuhan PKP dalam jangka waktu paling
lambat 1 (satu) bulan setelah jangka waktu sebagaimana
dimaksud pada angka 4 berakhir.

OBJEK PPN

Apakah ini OBJEK PPN?

Apakah ini OBJEK PPN?

Perkembangan Objek PPN


UU No 42 Tahun 2009

Penyerahan

OBJEK PPN

o Impor BKP
o Pemanfaatan BKP tidak Berwujud
o Pemanfaatan JKP

16C
Kegiatan
Membangun
Sendiri

OBJEK PPN
o Ekspor BKP
o Ekspor BKP Tidak Berwujud
o Ekspor JKP

16D

Penyraham BKP _ AKTIVA YG MENRT TUJUAN


SEMULA
TDK UTK DIPERJUALBELIKAN OLEH PKP

UMUM
Pasal 4 ayat 1
Pasal 4 ayat 1
hrf a BKP di
penyerahan
hrf
a BKP di
penyerahan
dalam Daerah
dalam
Daerah
Pabean
yang
Pabean
yang
dilakukan oleh
dilakukan
oleh
pengusaha
pengusaha
Pasal
4 ayat 1

Pasal 4 ayat 1
hrf b
hrf b
impor BKP
impor BKP

Pasal 4 ayat 1
Pasal 4 ayat 1
hrf c JKP di
penyerahan
hrf
c JKP di
penyerahan

Pasal 4 ayat 1
Pasal 4 ayat 1
hrf e
hrf e JKP dari
pemanfaatan

pemanfaatan
dari
luar Daerah JKP
Pabean
luar
Pabean
di Daerah
dalam Daerah
di dalam
Daerah
Pabean
Pabean

Pasal 4 ayat 1
Pasal 4 ayat 1
hrf f
ekspor
hrf f BKP

ekspor BKP
Berwujud
oleh
Berwujud oleh
Pengusaha
Kena
Pengusaha
Kena
Pajak
Pajak
Pasal 4 ayat 1

Pasal 4 ayat 1
hrf g
ekspor
hrfBKP
g Tidak

dalam Daerah
dalam
Daerah
Pabean
yang
Pabean
yang
dilakukan oleh
dilakukan
oleh
pengusaha
pengusaha
Pasal
4 ayat 1

ekspor
BKP Tidak
Berwujud
oleh
Berwujud oleh
Pengusaha
Kena
Pengusaha
Kena
Pajak
Pajak
Pasal 4 ayat 1

Tidak Berwujud dari


Tidak
Berwujud
dari
luar Daerah
Pabean
luar
Pabean
di Daerah
dalam Daerah
di dalam
Daerah
Pabean
Pabean

ekspor
JKP oleh
Pengusaha
Kena
Pengusaha
Kena
Pajak
Pajak

Pasal 4 ayat 1
hrf d BKP
pemanfaatan
hrf
d BKP
pemanfaatan

KHUSUS

Pasal 4 ayat 1
hrf h
hrf
h oleh
ekspor JKP

Pasal 16 C
Pasal 16 C

Atas Kegiatan
Atas Kegiatan
membangun
membangun
sendiri
sendiri
Pasal 16 D
Pasal
16 D
Penyerahan

Penyerahan
BKP berupa
BKP berupa
aktiva yang
aktiva yang
tujuan semula
tujuan semula
tidak utk
tidak utk
diperjualbelika
diperjualbelika
n
n

Objek PPN (Pasal 4 UU


PPN)

a. penyerahan BKP di dalam Daerah Pabean yang


dilakukan oleh Pengusaha
b. impor BKP
c. penyerahan JKP di dalam Daerah Pabean yang
dilakukan oleh Pengusaha
d. pemanfaatan BKP Tidak Berwujud dari luar
Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean
e. pemanfaatan JKP dari luar Daerah Pabean di
dalam Daerah Pabean
f. ekspor BKP Berwujud oleh Pengusaha Kena Pajak
g. ekspor BKP Tidak Berwujud oleh Pengusaha
Kena Pajak
h. ekspor JKP oleh Pengusaha Kena Pajak
11/3/16

33

Ayo Lihat Kembali Istilah di


Pasal 1

1. Barang, Barang Kena Pajak (BKP) dan Penyerahan


BKP
2. Daerah Pabean
3. Pengusaha
4. Impor
5. Jasa, Jasa Kena Pajak (JKP) dan Penyerahan JKP
6. pemanfaatan BKP Tidak Berwujud, dan JKP
7. ekspor BKP Berwujud/Tidak Berwujud dan JKP
8. Pengusaha Kena Pajak
9. ekspor BKP Tidak Berwujud oleh PKP
10.Ruang lingkup Penyerahan BKP (Pasal 1A ayat 1)
11.Tidak termasuk Penyerahan BKP (Pasal 1A ayat 2)
11/3/16

34

Syarat Penyerahan
BKP

JKP

1.barang berwujud yang


diserahkan merupakan
Barang Kena Pajak;

1. jasa yang diserahkan


merupakan Jasa Kena
Pajak;

2.barang tidak berwujud


yang diserahkan
merupakan Barang Kena
Pajak Tidak Berwujud;

2. penyerahan dilakukan
di dalam Daerah
Pabean; dan

3.penyerahan dilakukan di
dalam Daerah Pabean;
dan
4.penyerahan dilakukan
dalam rangka kegiatan
usaha atau pekerjaannya.
Penjelasan Pasal 4 ayat (1) huruf a
11/3/16

3. penyerahan dilakukan
dalam kegiatan usaha
atau pekerjaannya.

Penjelasan Pasal 4 ayat (1) huruf c

Baca Penjelasan Pasal 4,


Cermati kalimat dalam
rangka kegiatan usaha atau
35
pekerjaannya

Rumusan Dasar Objek PPN

OBJEK
PPN
BKP
PERISTIWA
BKP
dan/atau
SUBJEK
PERISTIWA
HUKUM
dan/atau
SUBJEK
JKP
HUKUM
JKP
DALAM DAERAH
PABEAN
36

Barang
Barang adalah barang berwujud, yang
menurut sifat atau hukumnya dapat berupa
barang bergerak atau barang tidak bergerak,
dan barang tidak berwujud.
Barang Kena Pajak adalah barang yang
dikenai pajak berdasarkan Undang-Undang
PPN

Pasal 1 angka 2 & 3 UU PPN

Barang kena
pajak
Semua barang pada prinsipnya

merupakan Barang Kena Pajak


(dikenakan PPN) kecuali yg
ditentukan lain oleh UU PPN itu
sendiri. (UU PPN menganut azas
negatif list)
Barang adalah barang berwujud,
yang menurut sifat atau
hukumnya dapat berupa barang
bergerak atau barang tidak
bergerak, dan barang tidak
berwujud.

Yang diatur secara rinci oleh Undang Undang PPN


adalah barang-barang yg tidak dikenakan PPN, yaitu
di Pasal 4A ayat (2) Undang Undang Nomor 42 Tahun
2009.
Dengan demikian, secara otomatis barang-barang
lainnya merupakan Barang Kena Pajak.

Visualisasi
Daerah Pabean

Pasal 1 angka 1 UU PPN

39

Penyerahan BKP/JKP di dalam Daerah


Pabean yang dilakukan oleh
Pengusaha
Pak Dewa pengusaha di

Ibu Ratna pengusaha di


Ibu Ratna pengusaha di
Jakarta menjual mebel
Jakarta menjual mebel
kepada Ibu Zalzabilla
kepada Ibu Zalzabilla
pengusaha di
pengusaha di
Banjarmasin
Banjarmasin
Banjarma
Banjarma
sin
sin

Jakart
Jakart
a
a
Pasal 4 ayat 1
hrf a BKP di
penyerahan
dalam Daerah
Pabean yang
dilakukan oleh
pengusaha

Denpasa
Denpasa
rr

Pak Dewa pengusaha di


Denpasar melayani jasa
Denpasar melayani jasa
arsitektur kepada Pak
arsitektur kepada Pak
Kalalo pengusaha di
Kalalo pengusaha di
Manado
Manado

Manado
Manado

Pasal 4 ayat 1
hrf c JKP di
penyerahan
dalam Daerah
Pabean yang
dilakukan oleh
40
pengusaha

Impor BKP dan Pemanfaatan BKP Tidak


Berwujud serta JKP dari luar Daerah
Pabean di dalam Daerah Pabean
USA
USA

Pasal 4 ayat 1
hrf b
impor BKP

Pak Dewa pengusaha di


Pak Dewa pengusaha di
Denpasar mengimpor alat
Denpasar mengimpor alat
Singapur
Singapur
cetak poster dari
cetak poster dari
a
a
Singapura
Singapura
Bu Ratna pengusaha di
Bu Ratna pengusaha di
Jakarta membeli hak
Jakarta membeli hak
franchise Starbuck dan
franchise Starbuck dan
jasa instalasi outlet dari
jasa instalasi outlet dari
Amerika
Pasal 4 ayat 1
Amerika
hrf d BKP
Jakarta
pemanfaatan
Jakarta
Tidak Berwujud dari
Denpasa
Denpasa
luar Daerah Pabean
rr
di dalam Daerah
Pabean

Pasal 4 ayat 1
hrf e

pemanfaatan JKP dari


luar Daerah Pabean
di dalam Daerah
41
Pabean

Ekspor BKP Berwujud


dan/atau
Tidak Berwujud oleh
Pengusaha Kena Pajak

Singapura
Nodermen Ltd

Garme
n

Asian Food Ltd

Merek
Merek
Bebek
Bebek
SBY
SBY

Batas Negara
Pasal 4 ayat 1
hrf f

ekspor BKP
Berwujud oleh
Pengusaha Kena
Pajak

PT. Ciamik
mengirim
produk garmen
ke Nordemen
perusahaan
yang ada di
PT.
Singapura
PT.

CIAMIK
CIAMIK

PT. Bebek SBY menjual


hak memakai merek
Bebek SBY ke
perusahaan yang ada
di Singapura

PT.
PT.
BEBEK
BEBEK
SBY

Pasal 4 ayat 1
hrf g

ekspor BKP Tidak


Berwujud oleh
Pengusaha Kena
Pajak

Indonesia
42

Pasal 4 ayat 1
hrf hJKP
ekspor

1)

Jasa
Jasa
Maklon
Maklon
2)
3)
PERATURAN
MENTERI
KEUANGAN
NO.
70/PMK.03/201
0 TANGGAL 31
MARET 2010

4)
5)

oleh
Pengusaha
Kena Pajak
pemesan atau penerima JKP berada di luar
jasa
jasa
Daerah
Pabean dan merupakan
Wajib
jasa
jasa
perbaikan
Pajak
Luar Negeri serta tidak
mempunyai
perbaikan
konstru
dan
konstru
Bentuk
Usaha Tetap (BUT)
sebagaimana
dan
perawatan
ksiNomor 7
dimaksud
dalam Undang-Undang
perawatan
ksi
Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan dan
perubahannya
layanan jasa
jasa yang
konsultasi
spesifikasi
disediakan oleh
melekatdan bahan
pemesan atau penerima
JKP;
perencanaan
pada
atau
bahan adalah bahan
baku, barang
pekerjaan
jasa untuk
setengah
jadi, dan/atau
bahan layanan
konstruksi,
penolong/pembantu
yang
akan diproses
barang
jasa
pelaksanaan
menjadi BKP yang dihasilkan;
pekerjaan
bergerak
kepemilikan atas barang
jadi berada
konstruksi,
dan pada
yang
pemesan atau penerima JKP; dan
layanan jasa
dimanfaat
pengusaha Jasa Maklon
mengirim barang
konsultasi
hasil
berdasarkan
kanpekerjaannya
di luar pengawasan
43
permintaan pemesan atau penerima Jasa

PERATURAN
MENTERI
Atas Kegiatan
KEUANGAN NO.
membangun
163/PMK.03/2012
sendiri
TANGGAL 22 OKT
2012
Kegiatan membangun bangunan yang dilakukan tidak
dalam kegiatan
usaha atau pekerjaan oleh orang pribadi atau badan, yang hasilnya
digunakan sendiri atau digunakan pihak lain. bangunan tersebut
berupa satu atau lebih konstruksi teknik yang ditanam atau dilekatkan
secara tetap pada satu kesatuan tanah dan/atau perairan dengan
kriteria sebagai berikut:
a) Konstruksi utamanya terdiri dari kayu, beton, pasangan batu bata
atau bahan sejenis, dan/atau baja;
b) Diperuntukan bagi tempat tinggal atau tempat kegiatan usaha; dan
c) Luas keseluruhan paling sedikit 200m2 (dua ratus meter persegi).
Pasal 16 C

PPN = 10% x (20% x Jumlah biaya yang dikeluarkan TIDAK


TERMASUK harga perolehan tanah dan/atau dibayarkan untuk
membangunbangunan)
Orang pribadi atau badan yang melakukan kegiatan membangun
sendiri wajib melaporkan penyetoran (tgl. 15 bulan berikut) Pajak
Pertambahan Nilai terutang tersebut ke Kantor Pelayanan Pajak
Pratama yang wilayah kerjanya meliputi tempat bangunan didirikan
dengan mempergunakan lembar ketiga Surat Setoran Pajak paling
44
lama akhir bulan berikutnya setelah berakhirnya masa pajak.

PPN KMS = 10% x DPP


DPP :

20% dari jumlah biaya


untuk
membangun
bangunan, tidak termasuk
harga perolehan tanah

(Pasal 16C UU PPN)

Orang
Pribadi/
Badan

Kegiatan
Membangu
n

16C

Kegiatan
Usaha/
Pekerjaa
n
tidak
a) konstruksi utama kayu, beton,
batu bata/ sejenis, baja;
b) untuk tempat tinggal atau tempat
kegiatan usaha; dan
c) luas keseluruhan paling sedikit

200
ya

m2

Dibangun
sendiri

ya

KM
S

ya

tidak
Bukan KMS

ya
tidak

Bukan KMS

ya

Kontraktor =
PKP

Saat terutang

16C

saat mulai
dibangunnya bangunan

Tempat PPN

ditempat
bangunan tersebut didirikan

KMS secara bertahap dianggap satu kesatuan


kegiatan

tenggang waktu < 2


tahun

Saat dan Tempat Terutang


Saat terutangnya Pajak Pertambahan Nilai atas
kegiatan membangun sendiri dimulai pada
saatdibangunnya bangunan sampai dengan
bangunan selesai.
Kegiatan membangun sendiri yang dilakukan secara
bertahap dianggap merupakan satu
kesatuankegiatan sepanjang tenggang waktu
antara tahapan-tahapan tersebut tidak lebih dari 2
(dua) tahun.
Tempat Pajak Pertambahan Nilai terutang atas
Pasal 16 C
kegiatan membangun sendiri adalah di tempat
Atas Kegiatan
bangunantersebut didirikan.
membangun
sendiri

Pembayaran/Penyetoran
PPN
Pembayaran Pajak Pertambahan Nilai
terutang atas kegiatan membangun
sendiri dilakukan setiap bulan sebesar
10% (sepuluh persen) dikalikan dengan
20% (dua puluh persen) dikalikan dengan
jumlah biaya yang dikeluarkan dan/atau
yang dibayarkan pada setiap bulannya
Pasal 16 C
Atas Kegiatan
membangun
sendiri

Pasal 16 C
Atas Kegiatan
membangun
sendiri

Pajak Pertambahan Nilai terutang atas kegiatan membangun


sendiri wajib disetor ke kas negara melalui kantor pos atau
bank persepsi paling lama tanggal 15 bulanberikutnya
setelah berakhirnya masa pajak.
Penyetoran Pajak Pertambahan Nilai terutang dilakukan
denganmenggunakan Surat Setoran Pajak yang harus diisi
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di
bidang perpajakan.
Dalam hal tempat bangunan didirikan berada di wilayah
kerja Kantor Pelayanan Pajak Pratama tempatorang pribadi
atau badan yang melakukan kegiatan membangun sendiri
terdaftar, kolom NPWP yangtercantum pada Surat Setoran
Pajak diisi dengan NPWP orangpribadi atau badan tersebut.

Pasal 16 D
Penyerahan
BKP berupa
aktiva yang
tujuan semula
tidak utk
diperjualbelika
n

Pajak Pertambahan Nilai dikenakan atas


penyerahan aktiva oleh Pengusaha Kena Pajak yang
menurut tujuan semula aktiva tersebut tidak untuk
diperjualbelikan,
PPN dikenakan atas penyerahan seluruh aktiva,
kecuali atas penyerahan aktiva yang tidak
berhubungan langsung dengan kegiatan usaha,
serta penyerahan aktiva berupa sedan dan station
wagon. (Pasal 9 ayat (8) huruf b dan huruf c Pajak
Masukan atas perolehan aktiva tersebut tidak dapat
dikreditkan)
Contoh:
PT. Doremi (PKP) menjual mesin generator milik perusahaan kepada PT.

51

Pasal 16 D
Pasal 16 D

Penyerahan BKP
Penyerahan
berupa aktivaBKP
yang
berupa
aktiva
yang
tujuan semula tidak
tujuan
semula tidak
utk diperjualbelikan
utk diperjualbelikan

Penyerahan Barang Kena Pajak, antara lain, berupa mesin,


bangunan, peralatan, perabotan, atau Barang Kena Pajak lain
yang menurut tujuan semula tidak untuk diperjualbelikan oleh
Pengusaha Kena Pajak dikenai pajak.
Namun,Pajak Pertambahan Nilai tidak dikenakan atas
pengalihan Barang Kena Pajak yang tidak mempunyai
hubungan langsung dengan kegiatan usaha dan
pengalihan aktiva yang menurut tujuan semula tidak untuk
diperjualbelikan, yaitu kendaraan bermotor berupa sedan dan
station wagon, yang menurut ketentuan Pasal 9 ayat (8) huruf
b dan huruf c Pajak Masukan atas perolehan aktiva tersebut
tidak dapat dikreditkan

leasing

perjanjian

Pemakaian sendiri dan


pemberian cuma-cuma

P Juru Le
ada Pedagang Perantara ataunmelalui
K
B
a
h
a
r
e
y
n
BKP
Pe bekas yang masih tersisa pada
saat pembubaran perusahaan

antar cabang

Konsinyasi

berdasarkan prinsip syariah

TERMASUK DALAM PENGERTIAN PENYERAHAN BARANG KENA


PAJAK

Penyerahan hak atas BKP karena suatu perjanjian

Pengalihan BKP oleh karena suatu perjanjian sewa beli


dan/atau perjanjian sewa guna usaha (leasing)

3
4

Penyerahan BKP kepada Pedagang Perantara atau melalui


Juru Lelang
Pemakaian sendiri dan pemberian cuma-cuma

BKP berupa persediaan dan/atau aktiva yang menurut


tujuan semula tidak untuk diperjualbelikan, yang masih
tersisa pada saat pembubaran perusahaan

Penyerahan BKP dari kantor pusat ke cabang atau


sebaliknya dan
penyerahan BKP antar cabang
Penyerahan BKP secara Konsinyasi

7
8

Penyerahan BKP oleh PKP dalam rangka perjanjian


pembiayaan yg dilakukanberdasarkan prinsip syariah, yg
penyerahannya dianggap langsung dari PKP kepada pihak
yg membutuhkan BKP
55Pasal 1A ayat (1)

PENYERAHAN BARANG KENA PAJAK


1Penyerahan

hak atas BKP karena suatu perjanjian

Jual beli
Tukar menukar
Jual beli dengan angsuran

Perjanjian lain yang mengakibatkan penyerahan hak atas BK

Pasal 1A ayat (1) huruf a


56

PENYERAHAN BARANG KENA PAJAK


2Pengalihan

BKP oleh karena suatu perjanjian sewa


beli dan/atau perjanjian sewa guna usaha (leasing)

Penjelasan :
Yang dimaksud dengan pengalihan Barang Kena Pajak
karena suatu perjanjian sewa guna usaha (leasing) adalah
penyerahan Barang Kena Pajak yang disebabkan oleh
perjanjian sewa guna usaha (leasing) dengan hak opsi
Dalam hal penyerahan Barang Kena Pajak oleh Pengusaha
Kena Pajak dalam rangka perjanjian sewa guna usaha
(leasing) dengan hak opsi, Barang Kena Pajak dianggap
diserahkan langsung dari Pengusaha Kena Pajak pemasok
(supplier) kepada pihak yang membutuhkan barang (lessee).
Pasal 1A ayat (1) huruf b
57

SEWA GUNA USAHA DENGAN HAK OPSI


BKP berasal dari
Pemasok
Lessor melakukan 2 penyerahan:
Jasa pembiayaan (non objek
JKP)

BKP dianggap diserahkan dari Pemasok


ke Lessee

Lessor melakukan jasa


pembiayaan (non objek JKP)
Pemasok membuat Faktur Pajak
kepada Lessee
DPP sebesar harga jual dr
Pemasok ke Lessee

Penyerahan BKP
Lessor membuat Faktur Pajak
kepada Lessee
DPP sebesar harga jual dr Lessor
ke Lessee non bunga
pembiayaan

BKP milik Lessor


SE-129/PJ/2010
58

PENYERAHAN BARANG KENA PAJAK


Penyerahan BKP kepada Pedagang
Perantara atau melalui Juru Lelang

Penjelasan:
Yang dimaksud dengan pedagang perantara adalah
orang pribadi atau badan yang dalam kegiatan usaha
atau pekerjaannya dengan nama sendiri melakukan
perjanjian atau perikatan atas dan untuk tanggungan
orang lain dengan mendapat upah atau balas jasa
tertentu, misalnya komisioner.
Yang dimaksud dengan juru lelang adalah juru
lelang Pemerintah atau yang ditunjuk oleh Pemerintah
Pasal 1A ayat (1) huruf c

59

Pasal 8

Penyerahan BKP melalui Juru Lelang


FP

Pemilik
Barang

BKP

Juru
Lelang

BKP

Pembeli

(Pemenan
g Lelang)

Tidak ada
FP
Bayar
SSP
PP 1 tahun 2012

Diatur lebih
lanjut di
PMK

60

PENYERAHAN BARANG KENA PAJAK


Pemakaian sendiri
dan/atau
Pemberian cuma-cuma

Pasal 1A ayat (1) huruf d

Barang Kena Pajak

Penjelasan :
Yang dimaksud dengan pemakaian sendiri adalah pemakaian untuk
kepentingan pengusaha sendiri, pengurus, atau karyawan, baik barang produksi
sendiri maupun bukan produksi sendiri.
Yang dimaksud dengan pemberian cuma-cuma adalah pemberian yang
diberikan tanpa pembayaran baik barang produksi sendiri maupun bukan
produksi sendiri, seperti pemberian contoh barang untuk promosi kepada relasi
atau pembeli
Pemakaian sendiri terdiri dari pemakaian sendiri untuk tujuan produktif dan
untuk tujuan bukan produktif.
Pemakaian sendiri untuk tujuan produktif tidak termasuk dalam pengertian
penyerahan BKP, dan tidak terutang PPN.
Pemakaian sendiri yang bukan untuk tujuan produktif dikenakan PPN.
Atas pemberian cuma-cuma Barang Kena Pajak baik yang dilakukan secara
tersendiri atau menyatu dengan barang yang dijual serta atas
61 pemberian
cuma-cuma Jasa Kena Pajak terutang PPN dan harus diterbitkan Faktur Pajak.

Pemakaian Sendiri

Pasal 5

Dilakukan
pemunguta
n PPN
Produktif

Pemakaian
Sendiri
BKP/JKP
(Terutang
PPN)

Konsumt
if

OUTPUT

Penyerahan:
- Tidak Terutang PPN
- Dibebaskan PPN

OUTPUT

Penyerahan Terutang
PPN

FP

Tidak
Dilakukan
Pemunguta
n PPN
(Tidak
Dibuat
Faktur Pajak)

Dilakukan
pemunguta
n PPN

FP

Pemakaian sendiri untuk tujuan produktif tidak perlu dibuat Faktur Pajak, sepanjang
digunakan untuk melakukan penyerahan yang terutang PPN

PP 1 tahun
2012
62

Pasal 5

Contoh Pemakaian Sendiri

Pabrikan
Ban
OUTPUT

Tidak dilakukan
pemungutan PPN
(Tidak Dibuat Faktur
Pajak)
Truk Pengangkut
Ban
Unit
Produks
i Ban

Terutan
g
PPN

Penjualan
Ban

Pemakaian
Sendiri
Ban
OUTPUT

Dilakukan
pemungutan
PPN
FP

Angkutan
Umum

Tidak
Terutang
PPN

Jasa
Angkutan
Umum

63

Pasal 6

Contoh Penyerahan JKP di Dalam Daerah


Pabean

A
corp.

Japan
Indonesia

lagu

Membu
Membu
at
at Not
Not
Balok
Balok

Not
BalokTerutang

Z
corp.

PPN
PT B

Kontra
k

PT
DEF

Hasil
Survei

Terutang
PPN

Korea
Indonesia

Survei
Survei
Pasar
di di
Pasar
Indonesia
Indonesia

Sumber : Slide Direktorat PP I DJP

P
K
B
n
a
h
a
r
e
y
Pen

K
A
TID

KP
B
n
a
ah
r
e
y
n
Pe
k
u
s
terma

epada makelar sebagaimana dimaksud KUHD

untuk jaminan utang piutang


P
K
B
antar cabang dlm hal PKP melakukan
pemusatan
han
a
r
e
y
Pen dalam rangka

penggabungan,
BKP bekas yang masih tersisa pada
KP
B
n
a
h
a
r
e
y
peleburan,
pemekaran,
n
saat pembubaran perusahaan yang
Pe
k
u
s
terma
Pajak Masukan atas perolehannya
pemecahan,
dan
K
A
tidak dapat dikreditkan sebagaimana
D
I
T
pengambilalihan usaha
dimaksud dalam Pasal 9 ayat (8) huruf
b dan huruf c

16D

PPN
dikenakan
atas
Penyerah
an BKP
berupa
aktiva
yang
m
e
n
u
t
u
rut
j
u
a
n
PPN atassB
emula
tE
idK
K
untuk
a
P
k
B
A
diperjualb
S
elikan
oleh PKP
, kecuali
atas
penyerah
an aktiva
yang
PM-nya
tidak
dapat
dikreditka
n sebaga
imana
dimaksud
Pasal 9 ay
a t (8)
huruf b da
nc

asal 16D UU PPN)

apa yang kita

konsumsi ?

Barang/Jasa
BKP/JKP

P/
K
B
n
P
N o n JK
No

apakah setiap yang kita


konsumsi

dikenai

NON BKP / NON JKP

SELURUH BARANG
DIKENAI PPN

Kecuali UU mengatur lain

BARANG
Berwujud

Tidak
Berwujud
70

Bukan Barang
kena Pajak

71

72

gas bumi, tidak


termasuk gas bumi
seperti elpiji yang siap
dikonsumsi langsung
oleh masyarakat

73

74

Asbes,
Asbes, batu
batu tulis,
tulis, batu
batu setengah
setengah permata,
permata, batu
batu kapur,
kapur, batu
batu apung,
apung, batu
batu permata,
permata,
bentonit,
bentonit, dolomit,
dolomit, felspar
felspar ,, garam
garam batu,
batu, Grafit/andesit,
Grafit/andesit, gips,
gips, kalsit,
kalsit, kaolin,
kaolin, leusit.
leusit.
magnesit,
magnesit, mika,
mika, marmer,
marmer, nitrat,
nitrat, opsidien,
opsidien, oker,
oker, pasir
pasir dan
dan kerikil,
kerikil, pasir
pasir kuarsa,
kuarsa, perlit,
perlit,
fosfat,
fosfat, talk,
talk, tanah
tanah serap
serap ,, tanah
tanah diatome,
diatome, tanah
tanah liat,
liat, tawas,
tawas, tras,
tras, yarosif,
yarosif, zeolit,
zeolit,
basal,
basal, dan
dan trakkit.
trakkit.

75

batu
bara
batu
sebelum
bara
diproses
sebelum
menjadi
diproses
briket
menjadi
batu
briket
bara; dan
batu
bara; dan
Bijih:
besi,
Bijih:
timah,
besi,
emas,
timah,
tembaga,
emas,
nikel,
tembaga,
perak,
nikel,
serta

76

Beras dan gabah,


beras putih, termasuk
beras merah, beras
hitam, atau beras ketan
putih, sepanjang
berbentuk
1. Beras sebagai
berikut;
berkulit

2. Beras dan
gabah yang
digiling
setengah atau
seluruhnya
3. Beras
pecah
4. Menir
(groat) dari
beras
77

segala jenis
jagung, ;
jagung
putih,
jagung
jagung kuning
kuning,
kemerahan
atau popcorn
(jagung
brondong)
sepanjang
berbentuk :
telah dikupas/ tongkol dan
biji /pipilan, menir/beras
dan butiran.

78

i
t
r
e
,
p
,
m
e
s
a
u
t
,
a
i
i
j
i
la i h lai h
e
d ela de
e
g
k ed
e
n
s
k
a
i
k
c
n
u
,
a
e
a kk
j
h
t
i
a
t
a
u uh
al i pu ing
t
g
n
t
se ela kun rbe
u
u
d ai
e
a
e
b
t
k
l
a
g
e
n
h
d
ke anja peca
sep elai
d
e
k

79

r
a
g
e
s
daging pa
n
a
t
g
n
ya
i
p
a
t
e
t
,
h
a
l
o
i
d
i
u
l
a
l
e
telah m
proses lih,
e
b
m
e
,
g
n
dis
o
t
o
ip
d
,
i
t
i
l
diku
,
n
a
k
n
i
diding
,
n
a
k
u
k
dibe
au
t
a
s
a
dikem
,
s
a
m
e
ik
d
k
a
d
ti
,
i
m
a
r
diga
,
r
u
p
a
dik
,
n
a
k
m
diasa
n
a
k
t
e
80
,
n
i
diaw
a
l
a
ar

telur,
yaitu
telur
yang
tidak
diola
h,
terma
suk
telur
yang
diber
s i hk a
n,
diasin
kan,
atau
dikem
as

81

, yaitu sus
u
perah ba
ik yang
telah me
lalui
proses d
idinginka
n
maupun
dipanask
an, tidak
mengand
un g
tambaha
n gula
atau bah
an lainny
a,
dan/atau
dikemas
atau tida
k dikema
s;

82

i
a
b

,
k
i
i
t i, , d
e
p uc ris ak
i
d ic ii id
t
g d ,d
n
s g au
a
e
y s
t
n
a
r
o
o t s
r
a
o a
p
g
p
i
se lu di em
n la s , i k
a
e a d
h
a
m up u
u
b lah ik ata
d n/
h
e
,
t si a
a
u
b ng ta , d
ya sor ing
di ad as
gr kem
di
83

84

sa
yu
dip ra
n
dit etik seg
dis irisk , dic ar y
uc
a
a
i
m
ng
n
re
i
,
,
p
nd
a n da
n/a
sa
a
p
h
ad
yu
,
tau
t
dic ra
a
e
ac n s rma suh
ah
eg
su
u
.
ar
k
y

85

makanan dan minuman yang disajikan


di hotel, restoran, rumah makan,
warung, dan sejenisnya, meliputi
makanan dan minuman baik yang
dikonsumsi di tempat maupun tidak,
termasuk makanan dan minuman yang
diserahkan oleh usaha jasa boga atau
katering

86

Uang, emas batangan


dan surat berharga

Poin
Poin Penting
Penting
Seluruh Barang dikenai PPN
kecuali UU menyatakan lain
Empat Kelompok Bukan Barang Kena pajak ,
1.

barang hasil pertambangan atau pengeboran yang diambil langsung dari sumbernya

2.

barang kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan oleh rakyat banyak

3.

makanan dan minuman yg disajikan, di tempat atau dibawa/layan antar, produk jasa boga
dan katering

4.

Uang, emas batangan dan surat berharga.

88

JASA KENA PAJAK

JASA

( Ps. 1 angka 5
UU PN 1984)

setiap kegiatan pelay. berdasar suatu perikatan atau


perbuatan huk. yg menyebabkan suatu brg. atau
fasilitas atau kemudahan atau hak tersedia utk
dipakai
termasuk jasa yg dilakukan utk menghasilkan brg krn
pesanan atau permintaan dg bahan dan atas
petunjuk Pemesan
DIKENAI PPN

JASA KENA PAJAK


Pada dasarnya Tiap jasa dpt dikenakan pajak
kecuali UU menetapkan sebaliknya
Ps 1 angka 6 jo Ps 4A ay. (3) UU PPN 1984

Jasa
Jasa adalah setiap kegiatan pelayanan
yang berdasarkan suatu perikatan atau
perbuatan hukum yang menyebabkan
suatu barang, fasilitas, kemudahan, atau
hak tersedia untuk dipakai, termasuk
jasa yang dilakukan untuk menghasilkan
barang karena pesanan atau permintaan
dengan bahan dan atas petunjuk dari
pemesan.
Jasa Kena Pajak adalah jasayang dikenai
pajak
Undang-undang PPN
Pasal berdasarkan
1 angka 5 & 6 UU PPN

Jasa Tidak Kena Pajak (Non


JKP)

jasa pelayanan kesehatan medis,


meliputi:

jasa dokter umum, dokter spesialis,


dan dokter gigi;
jasa dokter hewan;
jasa ahli kesehatan seperti ahli
akupuntur, ahli gigi, ahli gizi, dan ahli
fisioterapi;
jasa kebidanan dan dukun bayi;
jasa paramedis dan perawat;
jasa rumah sakit, rumah bersalin, klinik
kesehatan, laboratorium kesehatan,
dan sanatorium;
jasa psikolog dan psikiater; dan
jasa pengobatan alternatif, termasuk
yang dilakukan oleh paranormal.

Jasa Tidak Kena Pajak (Non


JKP)

jasa pelayanan sosial; meliputi:

jasa pelayanan panti asuhan dan panti jompo;


jasa pemadam kebakaran;
jasa pemberian pertolongan pada kecelakaan;
jasa lembaga rehabilitasi;
2
jasa penyediaan rumah duka atau jasa pemakaman,
termasuk krematorium; dan
jasa di bidang olahraga kecuali yang bersifat
komersial.

Objek PPN atau


Bukan ?

Jasa Tidak Kena Pajak (Non


JKP)
3
n
a
g
n
e
d
t t dengan
a
r
u
s
n
a
a
riirm
ujarsa
i
s
g
n
n
a
e
p
m
i
a
JaJassa pgeknogmelilpipuutiti jasgaan
nngko meurat denngan pel
ppeera
airiman ssurat dn
egko tem
r
el
p
g
m
n
a
e
r
t
a
e
ppeenngirim
o
p
k
nn perang
a
k
inin
a
a
l
n
u
a
r
g
a
g
a
c
n
k
eenggung
aunakann cara lael.
m
p
g
a
m
n
k
m
e
a
e
n
t
m
.
u
l
o
e
n
g
k
p
g
ddaan mentg
n
m
a
e
r
t
ppeerangko
i
n
a
g
g
ppeenngganti

Jasa Tidak Kena Pajak (Non JKP)


4

jasa keuangan; meliputi :


jasa
keuangan; meliputi :

jasa menghimpun dana dari masyarakat berupa

giro,
jasadeposito
menghimpun
dana dari
masyarakat
berupa
berjangka,
sertifikat
deposito,
giro, deposito
berjangka,
tabungan,
dan/atau
bentuksertifikat
lain yangdeposito,
tabungan, dan/atau
lain yang
dipersamakan
denganbentuk
itu;
dipersamakan dengan itu;

jasa menempatkan dana, meminjam dana, atau


meminjamkan
jasa menempatkan
dana, meminjam
atau
dana kepada
pihak lain dana,
dengan
meminjamkansurat,
dana sarana
kepadatelekomunikasi
pihak lain dengan
menggunakan
menggunakan
maupun
dengansurat,
weselsarana
unjuk, telekomunikasi
cek, atau sarana
maupun
dengan
wesel
unjuk,
cek, atau sarana
lainnya;
lainnya;

jasa pembiayaan, termasuk pembiayaan


berdasarkan
jasa pembiayaan,
pembiayaan
prinsiptermasuk
syariah, berupa
:
berdasarkan
prinsip
syariah,
berupa

sewa guna usaha dengan hak opsi; :

sewapiutang;
guna usaha dengan hak opsi;
anjak
anjakkartu
piutang;
usaha
kredit; dan/atau

usaha
kartu
kredit; dan/atau

pembiayaan konsumen;

pembiayaan konsumen;

jasa penyaluran pinjaman atas dasar hukum gadai,


termasuk
jasa penyaluran
pinjaman
dasar
hukum gadai,
gadai syariah
danatas
fidusia;
dan
termasuk gadai syariah dan fidusia; dan

jasa penjaminan.

jasa penjaminan.

Jasa Tidak Kena Pajak (Non


JKP)
5

jasa asuransi. Yang dimaksud dengan "jasa


asuransi" adalah jasa pertanggungan yang meliputi
asuransi kerugian, asuransi jiwa, dan reasuransi,
yang dilakukan oleh perusahaan asuransi kepada
pemegang polis asuransi, tidak termasuk jasa
penunjang asuransi seperti agen asuransi, penilai
kerugian asuransi, dan konsultan asuransi

jasa keagamaan; meliputi:

jasa
jasa
jasa
jasa

pelayanan rumah ibadah;


pemberian khotbah atau dakwah;
penyelenggaraan kegiatan keagamaan; dan
lainnya di bidang keagamaan.

Jasa Tidak Kena Pajak (Non JKP)


7

jasa pendidikan;meliputi:

jasa penyelenggaraan pendidikan


sekolah, seperti jasa penyelenggaraan
pendidikan umum, pendidikan
kejuruan, pendidikan luar biasa,
pendidikan kedinasan, pendidikan
keagamaan, pendidikan akademik, dan
pendidikan profesional; dan
jasa penyelenggaraan pendidikan luar
sekolah.

Jasa Tidak Kena Pajak (Non JKP)


8

jasa kesenian dan hiburan. Jasa


kesenian dan hiburan meliputi
semua jenis jasa yang
dilakukan oleh pekerja seni dan

Jasa Tidak Kena Pajak (Non


JKP)

jasa penyiaran yang tidak bersifat


iklan.

Jasa penyiaran yang tidak bersifat iklan


meliputi jasa penyiaran radio atau televisi
yang dilakukan oleh instansi pemerintah
atau swasta yang tidak bersifat iklan dan
tidak dibiayai oleh sponsor yang bertujuan
komersial.

Jasa
JasaTidak
TidakKena
KenaPajak
Pajak(Non
(NonJKP)
JKP)
10

jasa
jasaangkutan
angkutanumum
umumdi
didarat
daratdan
dandi
di
air
airserta
sertajasa
jasaangkutan
angkutanudara
udaradalam
dalam
negeri
negeriyang
yangmenjadi
menjadibagian
bagianyang
yangtidak
tidak
terpisahkan
terpisahkandari
darijasa
jasaangkutan
angkutanudara
udara
luar
luarnegeri.
negeri.

Jasa Tidak
Kena Pajak
(Non JKP) 11
jasa tenaga kerja;
meliputi:

jasa tenaga kerja;


jasa penyediaan
tenaga kerja
sepanjang
pengusaha penyedia
tenaga kerja tidak
bertanggung jawab
atas hasil kerja dari
tenaga kerja
tersebut; dan
jasa
penyelenggaraan

jasa
perhotelan,
meliputi:

jasa penyewaan
kamar, termasuk
tambahannya di
hotel, rumah
penginapan,
motel, losmen,
hostel, serta
fasilitas yang
terkait dengan
kegiatan
perhotelan untuk
tamu yang
menginap; dan
jasa penyewaan
ruangan untuk
kegiatan acara
atau pertemuan
di hotel, rumah
penginapan,
motel, losmen,

Jasa Tidak Kena


Pajak (Non JKP)
12

Jasa Tidak Kena Pajak (Non


JKP)
13

jasa yang disediakan oleh pemerintah


dalam rangka menjalankan
pemerintahan secara umum. Jasa yang
disediakan oleh pemerintah dalam rangka
menjalankan pemerintahan secara umum
meliputi jenis-jenis jasa yang dilaksanakan
oleh instansi pemerintah, antara lain
pemberian Izin Mendirikan Bangunan,
pemberian Izin Usaha Perdagangan,
pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak, dan
pembuatan Kartu Tanda Penduduk

Jasa Tidak Kena Pajak (Non


JKP)

14
15
16
17

jasa penyediaan tempat parkir. Yang dimaksud


dengan "jasa penyediaan tempat parkir" adalah jasa
penyediaan tempat parkir yang dilakukan oleh pemilik
tempat parkir dan/atau pengusaha kepada pengguna
tempat parkir dengan dipungut bayaran.

jasa telepon umum dengan menggunakan uang


logam. Yang dimaksud dengan "jasa telepon umum
dengan menggunakan uang logam" adalah jasa telepon
umum dengan menggunakan uang logam atau koin,
yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun swasta.

jasa pengiriman uang dengan wesel pos; dan

jasa boga atau katering.

Non JKP

Pasal 4A ayat (3)


k

jasa tenaga kerja

jasa perhotelan

jasa pelayanan kesehatan medis

b
c

Jasa pelayanan sosial


Jasa pengiriman surat dengan
perangko

Jasa keuangan

Jasa asuransi

jasa penyediaan tempat parkir

Jasa keagamaan

jasa telepon umum dengan


menggunakan uang logam

Jasa pendidikan

Jasa kesenian & hiburan

jasa pengiriman uang dengan


wesel pos

Jasa penyiaran yang tidak


bersifat iklan

jasa angkutan umum di darat dan di air serta jasa angkutan udara dalam negeri yang

jasa jasa yang disediakan oleh


pemerintah dalam rangka
menjalankan pemerintahan
secara umum

jasa boga atau katering

menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari jasa angkutan udara luar negeri

Non JKP
jasa pelayanan
kesehatan medis,
meliputi:
jasa dokter umum, dokter
spesialis, dan dokter gigi;
jasa dokter hewan;
jasa ahli kesehatan seperti ahli
akupuntur, ahli gigi, ahli gizi,
dan ahli fisioterapi;
jasa kebidanan dan dukun bayi;
jasa paramedis dan perawat;
jasa rumah sakit, rumah
bersalin, klinik kesehatan,
laboratorium kesehatan, dan
sanatorium;
jasa psikolog dan psikiater; dan
jasa pengobatan alternatif,
termasuk yang dilakukan oleh
paranormal.

Non
PasalJKP
4A ayat (3)

jasa pelayanan sosial;


meliputi:
jasa pelayanan panti asuhan
dan panti jompo;
jasa pemadam kebakaran;
jasa pemberian pertolongan
pada kecelakaan;
jasa lembaga rehabilitasi;
jasa penyediaan rumah duka
atau jasa pemakaman,
termasuk krematorium; dan
jasa di bidang olahraga
kecuali yang bersifat
komersial.

Non JKP
Pasal 4A ayat (3)

Non JKP
Pasal 4A ayat (3)

Non JKP
Non
PasalJKP
4A ayat (3)

jasa pengiriman
perangko

surat

dengan

Jasa pengiriman surat dengan perangko


meliputi jasa pengiriman surat dengan
menggunakan
perangko
tempel
dan
menggunakan
cara
lain
pengganti
perangko tempel

jasa keuangan, meliputi :


jasa menghimpun dana dari
masyarakat
berupa
giro,
deposito berjangka, sertifikat
deposito, tabungan, dan/atau
bentuk
lain
yang
dipersamakan dengan itu;
jasa
menempatkan
dana,
meminjam
dana,
atau
meminjamkan dana kepada
pihak
lain
dengan
menggunakan surat, sarana
telekomunikasi
maupun
dengan wesel unjuk, cek, atau
sarana lainnya;
jasa pembiayaan, termasuk
pembiayaan
berdasarkan
prinsip syariah, berupa :
sewa
guna
usaha
dengan hak opsi;
anjak piutang;
usaha
kartu
kredit;
dan/atau
pembiayaan konsumen;

Non JKP

Non JKP

Non
PasalJKP
4A ayat (3)

jasa asuransi
o Yang dimaksud dengan "jasa
asuransi"
adalah
jasa
pertanggungan yang meliputi
asuransi kerugian, asuransi jiwa,
dan reasuransi, yang dilakukan
oleh perusahaan asuransi kepada
pemegang polis asuransi,
o tidak termasuk jasa penunjang
asuransi seperti agen asuransi,
penilai kerugian asuransi, dan
konsultan asuransi

Non JKP
Non
PasalJKP
4A ayat (3)

jasa keagamaan, meliputi:

Non JKP

o jasa pelayanan rumah ibadah;


o jasa pemberian khotbah atau dakwah;
o jasa penyelenggaraan kegiatan
keagamaan; dan
o jasa lainnya di bidang keagamaan.

Non JKP
Non
PasalJKP
4A ayat (3)

Non JKP

Non JKP
jasa
pendidikan,
meliputi:
o jasa penyelenggaraan
pendidikan sekolah,
seperti jasa
penyelenggaraan
pendidikan umum,
pendidikan kejuruan,
pendidikan luar biasa,
pendidikan kedinasan,
pendidikan keagamaan,
pendidikan akademik, dan
pendidikan profesional;
dan
o jasa
penyelenggaraan
pendidikan luar sekolah

Non
PasalJKP
4A ayat (3)

Non JKP

Non JKP

Non
PasalJKP
4A ayat (3)

jasa kesenian dan hiburan


Jasa kesenian dan hiburan meliputi semua jenis jasa
yang dilakukan oleh pekerja seni dan hiburan

Non JKP
Non
PasalJKP
4A ayat (3)

Jasa penyiaran yang tidak bersifat iklan


Jasa penyiaran yang tidak bersifat iklan
meliputi jasa penyiaran radio atau televisi
yang dilakukan oleh instansi pemerintah atau
swasta yang tidak bersifat iklan dan tidak
dibiayai
oleh
sponsor
yang
bertujuan
komersial

Non JKP

Non

PasalJKP
4A ayat (3)

jasa angkutan umum di darat dan di air serta


jasa angkutan udara dalam negeri yang
menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari
jasa angkutan udara luar negeri

Non JKP

jasa tenaga kerja, meliputi:


o jasa tenaga kerja;
o jasa penyediaan tenaga kerja
sepanjang pengusaha
penyedia tenaga kerja tidak
bertanggung jawab atas hasil
kerja dari tenaga kerja
tersebut; dan
o jasa penyelenggaraan
pelatihan bagi tenaga kerja

Cleaning service

Non
Pasal
4A ayat (3)
JKP

jasa perhotelan, meliputi:


jasa
penyewaan
kamar,
termasuk
tambahannya
di
Non
hotel,
rumah
penginapan,
motel, losmen, hostel, serta
fasilitas yang terkait dengan
kegiatan perhotelan untuk tamu
yang menginap; dan
jasa penyewaan ruangan untuk
kegiatan acara atau pertemuan
di hotel, rumah penginapan,
motel, losmen, dan hostel

Non
JKP

JKP

Pasal 4A ayat (3)

jasa yang disediakan oleh


pemerintah dalam rangka
menjalankan pemerintahan
secara umum.
antara lain pemberian Izin
Mendirikan Bangunan,
pemberian Izin Usaha
Perdagangan, pemberian
NPWP, dan pembuatan KTP

Non JKP

Non
Pasal
4A ayat (3)
JKP

Non JKP
jasa penyediaan tempat parkir,
yang dilakukan oleh pemilik
tempat
parkir
dan/atau
pengusaha kepada pengguna
tempat parkir dengan dipungut
bayaran

Non
Pasal
4A ayat (3)
JKP

Non JKP
jasa telepon umum dengan menggunakan uang
logam yang diselenggarakan oleh pemerintah
maupun swasta

Non
Pasal
4A ayat (3)
JKP

Non
jasa pengiriman uang dengan
wesel pos

JKP

Non
Pasal
4A ayat (3)
JKP

Non JKP

Non JKP
jasa boga atau
katering

Non
Pasal
4A ayat (3)
JKP

Barang /
Jasa
Fasi
l it a
s PP
N
Dikenai PPN
sepanjang syarat
penyerahan
terpenuhi

P/
K
B
n
P
N o n JK
No

Syarat

PENYERAHA
dalam Daerah Pabean
N
KOMULATIF

diserahkan BKP/JKP

Dalam
Kegiatan
Usaha/Pekerj
aan PKP
Ada unsur
Pengulanga
n

Sesuai
Kegiatan
sehari-hari
PKP

STOP !!!

latihan dulu sebelum lanjut

Anda mungkin juga menyukai