KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkah dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan Laporan Kunjungan
Pelayanan Publik Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Pratama
Pasar Baru ini tepat pada waktunya.
Kami
mengucapkan
terima
kasih
terima
beliau. Kami
juga
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................iii
BAB I. PENDAHULUAN.............................................................................................1
1.1. Latar Belakang....................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah...............................................................................................2
1.3. Tujuan Penelitian.................................................................................................3
1.4. Manfaat Penelitian..............................................................................................3
BAB II. LANDASAN TEORI.......................................................................................4
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN................................................................... 26
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN.....................................................................31
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN......................................................................33
5.1. Kesimpulan.......................................................................................................33
5.2. Saran..................................................................................................................33
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................35
LAMPIRAN.................................................................................................................36
BAB I
PENDAHULUAN
Pelayanan publik oleh birokrasi publik merupakan salah satu perwujudan dari
fungsi aparatur negara sebagai abdi masyarakat di samping sebagai abdi negara
untuk menyejahterakan masyarakat (warga negara). Apalagi saat ini masyarakat
semakin sadar apa yang menjadi hak dan kewajibannya sebagai warga negara
dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Di Indonesia, upaya memperbaiki pelayanan sebenarnya juga telah sejak lama
dilaksanakan oleh pemerintah, antara lain melalui Inpres No. 5 Tahun 1984 tentang
Pedoman Penyederhanaan dan Pengendalian Perijinan di Bidang Usaha. Upaya ini
dilanjutkan dengan Surat Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara No. 81/1993 tentang Pedoman Tatalaksana Pelayanan Umum. Untuk lebih
mendorong komitmen aparatur pemerintah terhadap peningkatan mutu pelayanan,
maka telah diterbitkan pula Inpres No. 1 Tahun 1995 tentang Perbaikan dan
Peningkatan Mutu Pelayanan Aparatur Pemerintah Kepada Masyarakat. Pada
perkembangan
terakhir
telah
diterbitkan
pula
Keputusan
Menpan
No.
Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penulisan karya ilmiah ini
adalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah pelayanan publik Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan
Cukai Tipe Pratama Pasar Baru ?
2. Apa saja yang menjadi hambatan dalam pelaksanaan pelayanan publik di
Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Pratama Pasar Baru ?
3. Bagaimana upaya Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe
Pratama Pasar Baru dalam meningkatkan pelayanan publik ?
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini yaitu :
BAB II
LANDASAN TEORI
Gambar dibawah ini berikut menjelaskan konsep dasar peran pemerintah sebagai
penyedia layanan umum dan peran warga masyarakat sebagai pengguna atau
penerima layanan sekaligus peran dalam membantu penyelenggaraan pelayanan
publik (co-produser).
Dalam gambar dikenal istilah co-produser, yang berarti penghasil jasa atau
layanan.
Co-produser ini adalah masyarakat yang terlibat dalam penyelenggaraan pemberian
layanan umum, sebagai bentuk partisipasi. Ini berangkat dari konsep ko-produksi
yang dijelaskan oleh Ostrom. Dalam definisinya Ostrom (Ostrom, 1996)
menjelaskan bahwa coproduction as the process through which inputs used to
produce a good or service are contributed by individuals who are not in the
same organization , yaitu bahwa co-production adalah proses di mana input yang
digunakan untuk menghasilkan barang atau jasa diberikan oleh individu yang
bukan berasal dari organisasi yang sama.
Dalam Keputusan Menpan No: 63/KEP/M.PAN/7/2003 tentang Pedoman
Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik, pengelompokan pelayanan publik
secara garis besar adalah :
1. Pelayanan administratif
2. Pelayanan barang
3. Pelayanan jasa
Dari berbagai jenis pengelolaan pelayanan publik yang disediakan oleh
pemerintah tersebut, umumnya akan timbul beberapa persoalan dalam hal
penyediaan pelayanan publik.
10
dilayani oleh instansi, mensurvei pelanggan untuk menentukan jenis dan kualitas
pelayanan yang mereka inginkan dan untuk menentukan tingkat kepuasan
pelanggan dengan pelayanan yang sedang berjalan, mengukur hasil yang terbaik,
menyediakan berbagai pilihan sumber sumber pelayanan kepada pelanggan dan
sistem pengaduan yang mudah diakses, serta menyediakan sarana untuk
menampung dan menyelesaikan keluhan/pengaduan.
Di Indonesia, upaya untuk menetapkan standar pelayanan publik dalam rangka
peningkatan kualitas pelayanan publik sebenarnya telah lama dilakukan. Upaya
tersebut antara lain ditunjukan dengan terbitnya berbagai kebijakan, di antaranya
adalah UU RI No.25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik.
Namun sejauh ini standar pelayanan publik sebagaimana yang dimaksud
masih lebih banyak berada pada tingkat konsep, sedangkan implementasinya masih
jauh dari harapan. Hal ini terbukti dari masih buruknya kualitas pelayanan yang
diberikan oleh berbagai instansi pemerintah sebagai penyelenggara layanan publik.
Adapun yang dimaksud dengan standar pelayanan (LAN, 2003) adalah suatu
tolok ukur yang dipergunakan untuk acuan penilaian kualitas pelayanan sebagai
komitmen ataucjanji dari pihak penyedia pelayanan kepada pelanggan untuk
memberikan pelayanan yang berkualitas.
Sedangkan yang dimaksud dengan pelayanan berkualitas adalah pelayanan
yang cepat, menyenangkan, tidak mengandung kesalahan, serta mengikuti proses
dan prosedur yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Jadi pelayanan yang
berkualitas tidak hanya ditentukan oleh pihak yang melayani, tetapi juga pihak
yang ingin dipuaskan ataupun dipenuhi kebutuhannya. Manfaat yang dapat
diperoleh dengan adanya standar pelayanan (LAN, 2003) antara lain adalah:
1. Memberikan jaminan kepada masyarakat bahwa mereka mendapat
pelayanan dalam kualitas yang dapat dipertanggungjawabkan, memberikan
fokus pelayanan kepada pelanggan/masyarakat, menjadi alat komunikasi
antara pelanggan dengan penyedia pelayanan dalam upaya meningkatkan
pelayanan, menjadi alat untuk mengukur kinerja pelayanan serta menjadi
alat monitoring dan evaluasi kinerja pelayanan.
11
12
13
2. Akuntabilitas
Dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang
undangan.
3. Kondisional
Sesuai dengan kondisi dan kemampuan pemberi dan penerima pelayanan
dengan tetap berpegang pada efisiensi dan efektifitas.
4. Partisipatif
Mendorong peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik
dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan dan harapan masyarakat.
5. Kesamaan hak
Tidak diskriminatif dalam arti tidak membedakan suku, ras, agama, gender, dan
status ekonomi.
6. Keseimbangan hak dan kewajiban
Pemberi dan penerima pelayanan publik harus memenuhi hak dan kewajiban
masingmasing pihak.
Pengertian pelayanan yang dikemukakan oleh Catherine Devrye ( 1997 : 10)
dengan menggunakan servis adalah sebagai berikut :
1. Pengabdian mereka yang kalah terhadap yang menang atau
2. Menjadi berguna.
Berdasarkan kedua hal tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa servis atau
pelayanan merupakan usaha yang dilakukan untuk melakukan persaingan dengan
orang organisasi lain dengan cara persainganpersaingan dalam hal pemberian
pelayanan sehingga pelayanan yang diberikan dapat menjadi berguna bagi
pelanggan atau konsumen. Sehingga dalam melakukan pelayanan kepada
konsumen atau masyarakat, menurut Catherine Devrye (1997 : 10) mengemukakan
tujuh hal pokok yang perlu diperhatikan terhadap kepuasan konsumen, yaitu :
1. Tetapkan, penuhi dan lampauilah harapan-harapan konsumen menguasai pasar.
14
15
16
Layanan umum bentuknya tidak terlepas dari tiga macam, yaitu layanan
dengan lisan, layanan melalui tulisan dan layanan dengan perbuatan. Hal ini
dikemukakan oleh Moenir (1995 : 190 196) dalam bentuk layanan dibawah ini :
1. Layanan dengan lisan
Layanan dilakukan dengan lisan dilakukan oleh petugas-petugas di bidang
hubungan masyarakat (HUMAS), bidang layanan informasi dan bidangbidang
lain yang tugasnya memberikan penjelasan atau keterangan kepada siapa pun
yang memerlukan.
2. Layanan dengan tulisan
Agar layanan tulisan ini memuaskan pihak yang dilayani, satu hal yang harus
diperhatikan ialah faktor kecepatan, baik dalam pengelolaan masalah maupun
dalam proses penyelesaiannya (pengetikan, penandatanganan dan pengiriman
kepada yang bersangkutan). Layanan tulisan terdiri atas dua golongan, pertama
layanan berupa petunjuk, informasi dan yang sejenis ditujukan pada orang
orang yang berkepentingan, agar memudahkan mereka dalam berurusan dengan
instansi atau lembaga. Kedua, layanan berupa reaksi tertulis atas permohonan,
laporan, keluhan, pemberitahuan.
3. Layanan berbentuk perbuatan
Layanan dalam bentuk perbuatan 70% - 80% dilakukan oleh petugas-petugas
tingkat menengah dan bawah. Karena itu faktor keahlian dan keterampilan
petugas tersebut sangat menetukan terhadap hasil perbuatan atau pekerjaan.
Layanan perbuatan dan layanan lisan sering bergabung. Jadi tujuan utama orang
yang berkepentingan ialah mendapatkan pelayanan dalam bentuk perbuatan atau
hasil perbuatan bukan sekedar penjelasan dan kesanggupan secara lisan.
2.3. Permasalahan Pelayanan Publik
2.3.1 Penyelenggaraan
17
18
utama
yang
sangat
perlu
dipertimbangkan
untuk
2.3.3 Kelembagaan
Kelemahan utama kelembagaan birokrasi pemerintah terletak
pada desain organisasi yang tidak dirancang khusus dalam
rangka pemberian pelayanan kepada masyarakat yang efisien
dan
optimal,
pelayanan
tetapi
menjadi
justru
hirarkis,
berbeli-belit
sehingga
(birokratis)
membuat
dan
tidak
masih
sangat
dominan
dilakukan
oleh
fungsi
pengaturan,
sedangkan
dalam
hal-hal
penyelenggaraan,
misalnya
perencanaan
dan
pembangunan.
2.4 Penilaian Kinerja dan Pemecahan Masalah Organisasi
Publik
2.4.1 Penilaian Kinerja
Kinerja atau juga disebut performance dapat didefinisikan
sebagai pencapaian
19
juga
dapat
berarti
prestasi
kerja,
prestasi
kemampuan
pelaksanaan
tugas-tugas
organisasi
melakukan
penyesuaian
anggaran,
mendorong
20
21
25/KEP/M.PAN/2/2004.
Berdasarkan
Keputusan
Menpan
No.
petugas
dalam
penyelenggaraan
dan
penyelesaian
pelayanan.
6. Kemampuan petugas pelayanan, yaitu tingkat keahlian dan ketrampilan
yang dimiliki petugas dalam memberikan/menyelesaikan pelayanan kepada
masyarakat.
7. Kecepatan pelayanan, yaitu target waktu pelayanan dapat diselesaikan
dalam waktu yang telah ditentukan oleh unit penyelenggara pelayanan.
8. Keadilan mendapatkan pelayanan, yaitu pelaksanaan pelayanan dengan
tidak membedakan golongan/status masyarakat yang dilayani.
9. Kesopanan dan keramahan petugas, yaitu sikap dan perilaku petugas dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat secara sopan dan ramah serta
saling menghargai dan menghormati.
22
23
Dari sisi mikro, hal-hal yang dapat diajukan untuk mengatasi masalah-masalah
tersebut antara lain adalah sebagai berikut:
1. Penetapan Standar Pelayanan.
Standar pelayanan memiliki arti yang sangat penting dalam pelayanan
publik. Standar pelayanan merupakan suatu komitmen penyelenggara
pelayanan untuk menyediakan pelayanan dengan suatu kualitas tertentu yang
ditentukan atas dasar perpaduan harapan-harapan masyarakat dan kemampuan
penyelenggara pelayanan. Penetapan standar pelayanan yang dilakukan
melalui proses identifikasi jenis pelayanan, identifikasi pelanggan, identifikasi
harapan pelanggan, perumusan visi dan misi pelayanan, analisis proses dan
prosedur, sarana dan prasarana, waktu dan biaya pelayanan.
Proses ini tidak hanya akan memberikan informasi mengenai standar
pelayanan yang harus ditetapkan, tetapi juga informasi mengenai kelembagaan
yang
mampu
mendukung
terselenggaranya
proses
manajemen
yang
24
25
Oleh karena itu, survey kepuasan pelanggan memiliki arti penting dalam
upaya peningkatan pelayanan publik.
4. Pengembangan Sistem Pengelolaan Pengaduan.
Pengaduan masyarakat merupakan satu sumber informasi bagi upayaupaya pihak penyelenggara pelayanan untuk secara konsisten menjaga
pelayanan yang dihasilkannya sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Oleh karena itu perlu didisain suatu sistem pengelolaan pengaduan yang
secara dapat efektif dan efisien mengolah berbagai pengaduan masyarakat
menjadi bahan masukan bagi perbaikan kualitas pelayanan.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1.
Waktu
26
Tempat: Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Pratama
Pasar Baru, Jl. Lapangan Banteng Utara No.1 Jakarta Pusat
3.2.
3.3.
Unit Analisis
Unit analisis penelitian ini adalah instansi. Penentuan unit analisis ini
didasarkan pada pertimbangan bahwa objek penelitian adalah pelayanan yang
dilakukan di Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Pratama
Pasar Baru.
Populasi
Dalam penelitian ini populasi adalah keseluruhan individu yang mendapatkan
pelayanan pada Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe
Pratama Pasar Baru.
27
3.4.2.
Sampel
Untuk mempermudah dalam pengumpulan data, penulis mengambil sampel
dari populasi yang ada, jenis sampel yang digunakan adalah sampel insidensial
yaitu penentuan sampel secara kebetulan yaitu siapa saja yang secara
kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel,
bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.
Sugiyono (2005:96). Adapun sampel dalam penelitian ini sebanyak 5 orang.
2. Telaah Dokumen
Teknik pengumpulan data yang digunakan dengan mengkaji dokumendokumen baik berupa buku referensi maupun peraturan atau pasal yang
berhubungan dengan penelitian ini.
3.6. Jenis dan Sumber Data
Jenis sumber data terdiri dari :
28
1) Data Primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari para responden.
2) Data sekunder, yaitu data pendukung data yang diperoleh dari literatur
literatur dan dokumendokumen serta laporanlaporan yang berhubungan
dengan permasalahan yang diteliti.
Variabel
Indikator
Ya
1.
2.
3.
Sistem dan
Tidak
Tidak
Tahu
Prosedur
29
4.
5.
Pelayanan
Pegawai dan
Petugas
pegawai
Keahlian dan keterampilan
Pelayanan
6.
pegawai
Kedisiplinan pegawai
7.
8.
9.
10.
11
12.
pelayanan
Integritas pegawai
Sarana
dan Kenyamanan ruang tunggu
Kejelasan petunjuk ruang
Prasarana Kantor
Kebersihan kantor
Layanan
Ketersediaan informasi
Informasi
13.
pamflet
Kemudahan mendapatkan
14.
30
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
31
32
Gambar survei kepuasan pengguna jasa Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan
Cukai Kantor Pos Pasar Baru
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibahas pada bab sebelumnya, maka
dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Kuantitas
Kinerja pelayanan Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe
Pratama Kantor Pos Pasar Baru dari segi kuantitas sudah bagus dimana
program kerja dan kegiatan semuanya dapat terealisasi dengan baik.
2. Kualitas pekerjaan
Tangible (bukti Fisik), menurut konsumen jasa KPPBC Tipe Pratama Kantor
Pos Pasar Baru adalah memuaskan dilihat dari kebersihan, ketersediaan
informasi, dan ketersediaan sarana dan prasarana, Reliability (keandalan),
33
34
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Pelayanan_publik
http://www.pengertianpakar.com/2015/05/pengertian-dan-standar-pelayananpublik.html
http://www.kajianpustaka.com/2013/01/pelayanan-publik.html
http://ramlibisomu.blogspot.co.id/2013/08/pengertian-pelayanan-publik.html
http://www.landasanteori.com/2015/10/pengertian-pelayanan-publik-dentuk.html
http://www.academia.edu/3549078/Pelayanan_Publik
https://nofalliata.wordpress.com/sosial-budaya/pelayanan-masyarakat-dalamlembaga-pemerintah-2/
35
36
LAMPIRAN
37
38
39
40