Anda di halaman 1dari 46

NPWP dan PKP

Nomor Pokok Wajib Pajak


Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) adalah
nomor yang diberikan kepada Wajib Pajak
sebagai sarana dalam administrasi perpajakan
yang dipergunakan sebagai tanda pengenal
diri atau identitas Wajib Pajak dalam
melaksanakan hak dan kewajiban
perpajakannya.
Wajib Pajak
Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan,
meliputi pembayar pajak, pemotong pajak,
dan pemungut pajak, yang mempunyai hak
dan kewajiban perpajakan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan
(Pasal 1 ayat 2 UU KUP)
Wajib Pajak menurut UU PPh
subjek pajak (orang pribadi atau badan
termasuk Bentuk Usaha Tetap) apabila
menerima atau memperoleh penghasilan yang
merupakan objek PPh,
subjek pajak yang dikenai kewajiban
melakukan pemotongan dan atau
pemungutan pajak.
Pengusaha Kena Pajak
Pengusaha adalah orang pribadi atau badan dalam bentuk apapun
yang dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya menghasilkan
barang, mengimpor barang, mengekspor barang, melakukan
usaha perdagangan, memanfaatkan barang tidak bewujud dari
luar Daerah Pabean, melakukan usaha jasa, atau memanfaatkan
jasa dari luar Daerah Pabean.
Pengusaha Kena Pajak (PKP) adalah Pengusaha yang melakukan
penyerahan Barang Kena Pajak dan atau penyerahan Jasa Kena
Pajak yang dikenakan pajak berdasarkan Undang-Undang Pajak
Pertambahan Nilai (UU PPN) 1984 dan perubahannya, tidak
termasuk Pengusaha Kecil yang batasannya ditetapkan dengan
Keputusan Menteri Keuangan, kecuali Pengusaha Kecil yang
memilih untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak.
Yang Wajib Mendaftarkan diri untuk
memiliki NPWP
Wajib Pajak Badan (Setiap kumpulan orang atau
kumpulan modal yang merupakan satu kesatuan
dengan nama dan dalam bentuk apapun)
Wajib Pajak Orang Pribadi (Orang pribadi yang telah
memiliki penghasilan melebihi PTKP)
Wajib Pajak sebagai pemotong/pemungut (WP Non
Subjek)
Seperti Bendaharawan dan badan-badan tertentu
yang ditetapkan Menteri Keuangan.
Bentuk Usaha Tetap (BUT)
Bentuk usaha tetap
Bentuk Usaha yang dipergunakan oleh orang
pribadi yang tidak bertempat tinggal di
Indonesia atau berada di Indonesia tidak
lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12
bulan, atau badan yang tidak didirikan dan
tidak bertempat kedudukan di Indonesia,
untuk menjalankan usaha atau melakukan
kegiatan di Indonesia.
Yang Wajib Mendaftarkan diri menjadi
PKP
Pengusaha yang bukan pengusaha kecil yang
menyerahkan Barang Kena Pajak/ Jasa Kena
Pajak
Pengusaha kecil yang menyerahkan Barang
Kena Pajak / Jasa Kena Pajak dan memilih
menjadi PKP
Fungsi NPWP
Sarana dalam administrasi perpajakan, untuk
penyetoran pajak (SSP), pelaporan pajak (SPT) dsb.
Tanda Pengenal diri atau identitas WP dalam
melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya
Dicantumkan dalam setiap dokumen perpajakan
Menjaga ketertiban dalam pembayaran pajak dan
pengawasan administrasi perpajakan.
Setiap Wajib Pajak hanya diberikan satu NPWP
Fungsi Pengukuhan PKP
Pengawasan dalam melaksanakan hak dan kewajiban
PKP di bidang PPN dan PPnBM
Sebagai identitas PKP yang bersangkutan.
Tempat Pendaftaran NPWP dan PKP
KPP atau Kantor Pelayanan Penyuluhan dan
Konsultasi Perpajakan (KP2KP) yang :
Wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal (Orang
Pribadi) atau tempat kedudukan WP (badan)
Wilayah kerjanya meliputi tempat tempat
kegiatan usaha Wajib Pajak
Yang ditetapkan oleh Dirjen Pajak apabila tempat
tinggal atau tempat kedudukan Wajib Pajak
berada dalam dua atau lebih wilayah kerja KPP
WP Tertentu dan PKP Tertentu
yaitu
badan usaha milik Negara;
penanaman modal asing;
bentuk usaha tetap dan orang asing;
perusahaan masuk bursa, termasuk badan-badan
khusus (self regulatory organization) yang didirikan dan
beroperasi di bursa berdasarkan UU tentang Pasar
Modal serta perusahaan-perusahaan tertentu lainnya
yang melakukan kegiatan usaha di Pasar Modal;
perusahaan besar tertentu.
Orang Pribadi Tertentu
KPP di Kanwil DJP Wajib Pajak Besar
KPP Wajib Pajak Besar Satu, untuk Wajib Pajak badan
besar tertentu yang melakukan kegiatan usaha di sektor
pertambangan dan jasa penunjang pertambangan;
KPP Wajib Pajak Besar Dua, untuk Wajib Pajak badan besar
tertentu yang melakukan kegiatan usaha di sektor industri,
perdagangan, dan jasa:
KPP Wajib Pajak Besar Tiga, untuk Wajib Pajak BUMN yang
melakukan kegiatan usaha di sektor industri dan
perdagangan;
KPP Wajib Pajak Besar Empat, untuk Wajib Pajak BUMN
yang melakukan kegiatan usaha di sektor jasa dan Wajib
Pajak orang Pribadi tertentu
KPP di Kanwil DJP Khusus
KPP Pajak Perusahaan Masuk Bursa untuk WP yang pernyataan
pendaftaran emisi saham telah dinyatakan efektif oleh BAPEPAM LK,
badan-badan khusus (Self Regulatory Organization) yang didirikan
dan beroperasi di bursa berdasarkan UU No 8 tahun 1955 tentang
Pasar Modal Dan Perusahaan Efek Non Bank
KPP Penanaman Modal Asing Satu, untuk WP PMA tertentu yang
tidak masuk bursa dan melakukan usaha di sektor Industri kimia dan
bahan galian non logam.
KPP Penanaman Modal Asing Dua, untuk Wajib Pajak penanaman
modal asing tertentu yang tidak masuk bursa dan melakukan usaha
di sektor industri logam dan mesin;
KPP Penanaman Modal Asing Tiga untuk untuk WP PMA tertentu
yang tidak masuk bursa dan melakukan usaha di sektor
pertambangan dan perdagangan;
KPP di Kanwil DJP Khusus (2)
KPP PMA Empat untuk WP PMA tertentu yang tidak masuk
bursa dan melakukan usaha di sektor industri tekstil, makanan,
dan kayu;.
KPP PMA Lima untuk WP PMA tertentu yang tidak masuk
bursa dan melakukan usaha di sektor agribisnis dan jasa;
KPP PMA Enam untuk WP PMA tertentu yang tidak masuk
bursa dan melakukan usaha di sektor jasa dan perdagangan;
KPP Badora untuk WP BUT)dan orang asing yang
berkedudukan/bertempat tinggal di wilayah Daerah Khusus
Ibukota Jakarta.
KPP Madya
Perusahaan besar tertentu dan/atau orang pribadi
tertentu yang ditetapkan dengan Keputusan Direktur
Jenderal Pajak
Wajib Pajak Badan atau Orang Pribadi tersebut
adalah Wajib Pajak terbesar yang dipilih berdasarkan
kriteria tertentu dari KPP di Kantor Wilayah di mana
KPP Madya tersebut berada.
KPP yang wilayah kerjanya meliputi tempat cabang,
perwakilan, atau kegiatan usaha dilakukan yang
lokasinya di luar Provinsi DKI Jakarta untuk :
WP BUMN yang terdaftar pada KPP WP Besar ,
WP PMA tertentu yang terdaftar pada KPP PMA
WP BUT dan orang asing tertentu yang terdaftar pada
KPP Badora,
WP PMB tertentu yang terdaftar pada KPP PMB,dan
Wajib Pajak perusahaan besar tertentu atau orang
pribadi tertentu yang terdaftar pada Kantor
Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar/ KPP Madya
terbatas dalam hal sebagai pemotong dan/atau
pemungut Pajak Penghasilan (sbg WP Cabang)
Pendaftaran PKP OPPT
Tempat pendaftaran dan pelaporan usaha untuk
dikukuhkan sebagai PKP bagi Wajib Pajak orang
pribadi pengusaha tertentu (OPPT) adalah Kantor
Pelayanan Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat
tinggal dan Kantor Pelayanan Pajak yang wilayah
kerjanya meliputi tempat kegiatan usaha Wajib Pajak.
OPP T adalah orang pribadi yang melakukan:
a. penjualan barang baik secara grosir maupun
eceran; dan/atau
b. penyerahan jasa,
melalui suatu tempat usaha.
(Peraturan Dirjen Pajak Nomor PER-32/PJ/2010)
Jangka Waktu Pendaftaran NPWP
WPOP yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas dan
WPOP Pengusaha tertentu serta WP badan, wajib
mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP paling lama 1
(satu) bulan setelah saat usaha mulai dijalankan (saat yang
terjadi mana yang lebih dahulu antara saat pendirian dan
saat usaha nyata-nyata mulai dilakukan).
WPOP yang tidak menjalankan usaha atau pekerjaan
bebas, apabila sampai dengan suatu bulan yang
disetahunkan memperoleh penghasilan yang jumlahnya
telah melebihi PTKP setahun, wajib mendaftarkan diri
paling lambat pada akhir bulan berikutnya.
WPOP selain WP sebagaimana dimaksud pada dua poin di
atas, dapat mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP.
Jangka Waktu Pelaporan PKP
WP yang telah memenuhi ketentuan sebagai PKP wajib
melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai PKP sebelum
melakukan penyerahan BKP dan atau JKP
WP sebagai Pengusaha kecil yang :
1. Memilih untuk dikukuhkan sebagai PKP, wajib mengajukan
pernyataan tertulis untuk dikukuhkan sebagai PKP.
2. Tidak memilih untuk dikukuhkan sebagai PKP tetapi sampai
dengan suatu bulan dalam satu tahun buku jumlah nilai
peredaran bruto atas penyerahan BKP atau JKP telah
melampaui batasan yang ditentukan sebagai pengusaha
kecil, wajib melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai
PKP paling lama akhir masa pajak berikutnya.
Pemberian NPWP dan Pengukuhan
PKP Secara Jabatan
Apabila Wajib Pajak yang wajib mendaftarkan diri
untuk memperoleh NPWP atau Wajib Pajak yang wajib
melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai PKP
tidak melaksanakan kewajiban tersebut dapat
diterbitkan NPWP dan atau pengukuhan PKP secara
jabatan.
Kewajiban perpajakan bagi WP yang diterbitkan NPWP
dan/atau yang dikukuhkan sebagai PKP secara jabatan
dimulai sejak saat WP memenuhi persyaratan subjektif
dan objektif sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan, paling lama 5 (lima)
tahun sebelum diterbitkannya NPWP dan/atau
dikukuhkannya sebagai PKP.
Prosedur Pendaftaran
Wajib Pajak wajib mengisi, menandatangani dan menyampaikan formulir
pendaftaran ke KPP
Berdasarkan formulir pendaftaran, KPP menerbitkan kartu NPWP dan
Surat Keterangan Terdaftar dan atau Surat Pengukuhan PKP
KPP menerbitkan kartu NPWP dan Surat Keterangan Terdaftar paling lama
pada hari kerja berikutnya setelah permohonan pendaftaran beserta
persyaratannya diterima secara lengkap
KPP menerbitkan Surat Pengukuhan PKP paling lambat 3 (tiga) hari kerja
berikutnya setelah pelaporan beserta persyaratannya diterima secara
lengkap
Dalam hal Wajib Pajak melakukan pendaftaran sekaligus melaporkan
usahanya untuk dikukuhkan sebagai PKP, maka kartu NPWP, Surat
Keterangan Terdaftar dan Surat Pengukuhan PKP diterbitkan secara
bersamaan paling lama 3 (tiga) hari kerja berikutnya setelah permohonan
pendaftaran dan pelaporan beserta persyaratannya diterima secara
lengkap.
Cara Pendaftaran
Datang langsung ke KPP
e-Registration melalui Pojok Pajak/Mobil Pajak
Keliling
e-Registration melalui internet
Persyaratan Pendaftaran NPWP
(Per-42/PJ/2008)

Untuk WPOP (usahawan /bukan usahawan):


KTP bagi Penduduk Indonesia, atau paspor bagi orang asing
Untuk Wajib Pajak Badan:
Akte pendirian dan perubahan atau surat keterangan penunjukan dari
kantor pusat bagi bentuk usaha tetap;
NPWP Pimpinan/Penanggung Jawab Badan;
KTP bagi penduduk Indonesia, atau paspor bagi orang asing sebagai
penanggung jawab.
Untuk Bendahara sebagai Wajib Pajak Pemungut/Pemotong:
surat penunjukan sebagai Bendahara;
Kartu Tanda Penduduk Bendahara.
Untuk Joint Operation sebagai Wajib Pajak Pemungut/Pemotong:
Perjanjian Kerjasama/Akte Pendirian sebagai Joint Operation;
KTP / paspor (bagi orang asing) sebagai penanggung jawab;
NPWP Pimpinan/Penanggung Jawab JO.
Lain-lain
Wajib Pajak dengan status cabang, orang
pribadi pengusaha tertentu, atau wanita
kawin tidak pisah harta, wajib melampirkan
fotokopi Surat Keterangan Terdaftar Kantor
Pusat atau domisili atau suami
Apabila permohonan ditandatangani oleh
orang lain, harus dilengkapi dengan surat
kuasa khusus.
Sanksi Berhubungan dengan NPWP
dan PKP
Setiap orang yang dengan sengaja tidak
mendaftarkan diri atau menyalahgunakan atau
menggunakan tanpa hak NPWP atau Pengukuhan
PKP, sehingga dapat merugikan pada pendapatan
Negara
Dipidana dengan pidana penjara paling sedikit 6
bulan paling lama 6 (enam) tahun dan denda
paling rendah 2 kali paling tinggi 4 (empat) kali
jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang
bayar.
Perubahan data Wajib Pajak
Perubahan data Wajib Pajak meliputi
perubahan identitas Wajib Pajak, pemindahan
Wajib Pajak dan atau pengusaha kena pajak,
serta penghapusan NPWP dan atau
pencabutan Surat Pengukuhan Pengusaha
Kena Pajak. Perubahan tersebut diajukan
dengan menggunakan formulir Permohonan
Pendaftaran dan Perubahan Data Wajib Pajak.
Beberapa perubahan data Wajib Pajak
Perbaikan data karena kesalahan dalam keluaran (data dalam
dokumen masukan tidak sama dengan data keluaran)
Perubahan NPWP karena adanya kesalahan (misal NPWP cabang
tidak sama dengan pusat)
Perubahan nama WP karena penggantian nama
Perubahan bentuk badan hukum
Perubahan alamat WP karena perpindahan tempat tinggal atau
tempat kedudukan atau tempat usaha dalam wilayah kerja KPP
yang sama
Perubahan status usaha WP
Perubahan jenis usaha karena ada perubahan kegiatan usaha Wajib
Pajak
Perubahan jenis pajak, karena sesuatu hal yang mengakibatkan
kewajiban-kewajiban jenis pajaknya berubah.
Prosedur Pindah Tempat Terdaftar
Mengisi Surat Pemberitahuan Pindah yang diajukan ke
KPP Lama
Kemudian KPP Lama menerbitkan Surat Pindah untuk
diberikan kepada Wajib Pajak tersebut guna diserahkan
ke KPP Baru
Dalam hal WP tersebut mengajukan Surat
Pemberitahuan Pindah langsung ke KPP Baru maka
tindasan surat pemberitahuan pindah wajib dikirim
oleh WP tersebut ke KPP Lama.
Apabila WP telah resmi terdaftar pada KPP Baru,
berkas dan uraian singkat dikirim dari KPP Lama ke KPP
Baru
Isi Uraian Singkat Ke KPP Baru
Jumlah tunggakan pajak yang masih harus
ditagih
Sampai dimana tindakan penagihan
Apakah masih ada permohonan restitusi atau
surat keberatan WP yang belum diselesaikan
Lampiran permohonan pindah
surat keterangan tempat tinggal baru atau tempat
kegiatan usaha atau pekerjaan bebas yang baru
dari instansi yang berwenang (lurah atau kepala
desa), (untuk WP OP usahawan)
Surat Keterangan tempat tinggal baru dari
instansi yang berwenang (lurah atau kepala desa),
atau surat keterangan dari pimpinan instansi
perusahaannya (untuk WP OP bukan usahawan)
surat keterangan tempat kedudukan atau tempat
kegiatan yang baru dari instansi yang berwenang
(lurah atau kepala desa). (untuk WP Badan)
Penghapusan NPWP dilakukan dalam
hal
diajukan permohonan penghapusan NPWP oleh WP dan/atau ahli
warisnya apabila WP sudah tidak memenuhi persyaratan subjektif
dan/atau objektif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan;
WP badan dilikuidasi karena penghentian atau penggabungan
usaha;
wanita yang sebelumnya telah memiliki NPWP dan menikah tanpa
membuat perjanjian pemisahan harta dan penghasilan; atau
WP BUT menghentikan kegiatan usahanya di Indonesia;
dianggap perlu oleh DJP untuk menghapuskan NPWP dari WP yang
sudah tidak memenuhi persyaratan subjektif dan/atau objektif
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan.
Pencabutan PKP dalam hal
PKP pindah alamat ke wilayah kerja KPP lain
WP Badan yang telah dibubarkan secara resmi
PKP lainnya yang tidak memenuhi syarat lagi
sebagai PKP
Pendaftaran NPWP Kolektif
Bagi karyawan / pengurus/ direksi/komisaris,
dapat memperoleh NPWP dengan
permohonan secara kolektif.
Wajib Pajak tetap Mengisi Formulir
pendaftaran
Fotocopy KTP (untuk Karyawati kawin
ditambah KTP/Kartu Keluarga a.n suami)
Pendaftaran NPWP untuk anggota
keluarga
Anggota keluarga di sini adalah:
isteri,
keluarga sedarah dan semenda dalam garis
keturunan lurus
serta anak angkat yang menjadi tanggungan
sepenuhnya Penanggung Biaya Hidup dan
diakui oleh Penanggung Biaya Hidup
berdasarkan hukum yang berlaku.
Ketentuan pendaftaran anggota
keluarga
a. Anggota keluarga tersebut mendaftarkan diri untuk
memperoleh NPWP ke KPP.
b. Anggota keluarga yang tidak mengajukan permohonan
NPWP harus melampirkan fotokopi NPWP Penanggung
Biaya Hidup dan Kartu Keluarga serta Surat Pernyataan
Susunan Anggota Keluarga untuk diserahkan kepada
pemberi kerja atau pihak lain yang berkepentingan
c. Dalam hal anggota keluarga tersebut telah memenuhi
syarat subjektif dan objektif untuk memperoleh NPWP
dan melaksanakan hak dan kewajiban perpajakan untuk
dirinya sendiri sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan perpajakan yang berlaku, NPWP bagi anggota
keluarga yang telah diberikan kepadanya menjadi tidak
berlaku
Pendaftaran anggota keluarga (2)
d. Anggota keluarga seperti tersebut dalam poin (c.) wajib
mendaftarkan diri kembali untuk memperoleh NPWP baru untuk
dirinya sendiri sesuai ketentuan perpajakan yang berlaku
e. Dalam hal Anggota Keluarga sebagaiman tersebut dalam poin (c.)
tidak mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP baru,
kepadanya akan diberikan NPWP secara jabatan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
f. Wajib Pajak yang mendaftarkan diri atau Penanggung Biaya Hidup
atau orang yang diberi kuasa khusus yang mendaftarkan Wajib
Pajak untuk memperoleh NPWP wajib mengisi, menandatangani,
dan menyampaikan permohonan pendaftaran NPWP ke KPP
g. Berdasarkan permohonan pendaftaran NPWP, KPP menerbitkan
Kartu NPWP dan SKT paling lama 1 (satu) hari kerja terhitung sejak
permohonan diterima secara lengkap
Pendaftaran anggota keluarga (3)
h. Atas penerbitan NPWP dan SKT sebagaimana dimaksud pada poin
(g), tidak perlu dilakukan konfirmasi lapangan untuk membuktikan
kebenaran pengisian formulir sebagaimana dimaksud pada Poin (f)
i. Nama WP pada NPWP dan SKT (Surat Keterangan Terdaftar) ditulis
sesuai dengan nama sebagaimana tercantum dalam permohonan
pendaftaran NPWP (misalnya nama orang tua, mertua, anak
kandung, anak angkat atau isteri)
j. Dua belas digit pertama pada NPWP yang diberikan sama dengan
dua belas digit pertama NPWP Penanggung Biaya Hidup,
sedangkan tiga digit terakhir merupakan kode cabang, yang
dimulai dari 999 untuk anggota keluarga yang pertama, 998 untuk
yang kedua dan seterusnya,
k. Alamat yang ditulis sama dengan alamat yang tertera pada kartu
NPWP dan SKT Penanggung Biaya Hidup,
Sentralisasi dan Desentralisasi
Kewajiban Perpajakan
Sentralisasi
Pemenuhan Kewajiban PPN / PPn BM dapat dipusatkan
ke satu KPP (ijin pemusatan PPN) yaitu Kantor Pusat
(tempat kedudukan berada),
sedangkan pemenuhan kewajiban PPh pasal 25/29
wajib tetap di kantor pusat
Desentralisasi
Pemenuhan kewajiban PPN / PPn BM dapat dilakukan
di cabang, bila WP tidak meminta pemusatan
dan kewajiban PPh pasal 21/23/26/4(2) di masing-
masing cabang/ tempat usaha/ pabrik .
Yang Mewakili Wajib Pajak
Badan diwakili oleh pengurus.
Termasuk dalam pengertian pengurus. adalah orang yang
nyata-nyata mempunyai wewenang ikut menentukan
kebijaksanaan dan atau mengambil keputusan dalam
menjalankan perusahaan. Orang yang nyata-nyata
mempunyai wewenang dalam menentukan
kebijaksanaan dan/atau mengambil keputusan dalam
rangka menjalankan kegiatan perusahaan, misalnya
berwenang menandatangani kontrak dengan pihak
ketiga, menandatangani cheque, dan sebagainya,
walaupun orang tersebut tidak tercantum namanya
dalam susunan pengurus yang tertera dalam akte
pendirian maupun akte perubahan.
Yang Mewakili Wajib Pajak
Badan dalam pembubaran / pailit oleh orang atau
badan yang dibebani dengan pemberesan.
Warisan yang belum terbagi oleh salah seorang ahli
warisnya, pelaksana wasiatnya atau yang mengurus
harta peninggalannya.
Anak yang belum dewasa atau orang yang berada
dalam pengampunan oleh Wali atau pengampunnya.
Kuasa Wajib Pajak
Konsultan
Bukan Konsultan
Syarat Konsultan
Menguasai ketentuan peraturan perundang-
undangan di bidang perpajakan;
Memiliki surat kuasa khusus dari Wajib Pajak
yang memberi kuasa;
Memiliki NPWP;
Telah menyampaikan Surat Pemberitahuan
Tahunan Pajak Penghasilan Tahun Pajak terakhir;
dan
Tidak pernah dipidana karena melakukan tindak
pidana di bidang perpajakan.
Syarat Kuasa bukan Konsultan
memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak;
telah menyampaikan Surat Pemberitahuan
Tahunan Pajak Penghasilan Tahun Pajak terakhir;
memiliki sertifikat brevet atau ijazah pendidikan
formal di bidang perpajakan, sekurang-kurangnya
tingkat Diploma III, yang diterbitkan oleh
perguruan tinggi negeri atau swasta dengan
status terakreditasi A; dan
memiliki surat kuasa khusus dari Wajib Pajak yang
memberi kuasa.
WP yang boleh menggunakan Kuasa
bukan Konsultan
WP OP yang tidak menjalankan usaha atau
pekerjaan bebas;
WP OP yang menjalankan usaha atau pekerjaan
bebas dengan peredaran bruto atau
penerimaan bruto tidak lebih dari Rp
1.800.000.000,00 dalam 1 (satu) tahun; atau
WP Badan dengan peredaran bruto tidak lebih
dari Rp 2.400.000.000,00 dalam 1 (satu) tahun.
Termasuk kuasa bukan konsultan adalah pegawai
Wajib Pajak.
Kelengkapan Kuasa
kuasa tersebut harus menyerahkan surat kuasa
khusus yang asli;
Satu surat kuasa untuk satu urusan (tidak bisa
bersifat umum)

Anda mungkin juga menyukai