A. Tujuan Diskusi
Untuk mengetahui fungsi, defisini dan ruang lingkup NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak),
NPPKP (Nomor Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak ),dan SPT (Surat Pemberitahuan).
B. Resume Materi
1. Pengertian NPWP
Nomor Pokok Wajib Pajak adalah suatu sarana dalam administrasi perpajakan yang
dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas Wajib Pajak. Setiap WP (Wajib
Pajak) hanya diberikan satu NPWP. NPWP juga dipergunakan untuk menjaga ketertiban
dalam pembayaran pajak dan pengawasan administrasi perpajakan. Apabila Wajib Pajak
Pindah Alamat harus melakukan perubahan data alamat atau update alamat ke Kantor Pajak
tempat terdaftarnya Wajib Pajak, apabila pindah alamatnya diluar Wilayah Kantor Pajak
semula, maka dilakukan permohonan pindah kantor pajak.
Fungsi pengukuhan Pengusaha Kena Pajak selain dipergunakan untuk mengetahui identitas
Pengusaha Kena Pajak yang sebenarnya juga berguna untuk melaksanakan hak dan
kewajiban di bidang Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah serta
untuk pengawasan administrasi perpajakan. Terhadap pengusaha yang telah memenuhi
syarat sebagai Pengusaha Kena Pajak, tetapi tidak melaporkan usahanya untuk dikukuhkan
sebagai Pengusaha Kena Pajak dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan.
Terhadap WP atau Pengusaha Kena Pajak yang tidak memenuhi kewajiban untuk
mendaftarkan diri dan/atau melaporkan usahanya dapat diterbitkan Nomor Pokok Wajib
Pajak dan/atau pengukuhan Pengusaha Kena Pajak secara jabatan.
NPWP terdiri atas 15 digit, meliputi 9 digit pertama merupakan Kode Wajib Pajak dan 6 digit
berikutnya merupakan Kode Administrasi Perpajakan. Format tersebut adalah sebagai
berikut:
X X X X X X X X X X X X X X X
Setiap Wajib Pajak sebagai Pengusaha yang dikenai pajak berdasarkan UU Pajak
Pertambahan Nilai Tahun 1984 dan perubahannya, wajib melaporkan usahanya untuk
dikukuhkan menjadi pengusaha kena pajak (PKP). Tempat pelaporan dan pengukuhannya
adalah sebagai berikut :
Wajib Pajak Tertentu dan Pengusaha Kena Pajak Tempat Pendaftaran dan
Tertentu Pelaporan Usaha
BUMD yang berkedudukan di wilayah DKI Jakarta KPP Perusahaan Negara dan
Rangkuman Pajak, kelompok 9 2
Wajib Pajak BUMN, termasuk anak perusahaan yang Daerah
penyertaan modal induknya lebih dari 50%
Wajib Pajak penanaman modal asing yang tidak KPP Penanaman Modal
masuk bursa dan melakukan kegiatan usaha di Asing I
bidang industri nonlogam
Wajib Pajak penanaman modal asing yang tidak KPP Penanaman Modal
masuk bursa dan melakukan kegiatan usaha di Asing II
bidang industri logam dan mesin
Wajib Pajak penanaman modal asing yang tidak KPP Penanaman Modal
masuk bursa dan melakukan kegiatan usaha di Asing III
bidang nonindustri
Wajib Pajak bentuk usaha tetap KPP Badan dan Orang Asing
Orang Asing yang berkedudukan/bertempat tinggal
di Wilayah DKI Jakarta
Wajib Pajak yang pernyataan pendaftaran emisi KPP Perusahaan Masuk
sahamnya telah dinyatakan efektif oleh Bapepam Bursa
Wajib Pajak BUMD dan bentuk usaha tetap KPP yang wilayah kerjanya
meliputi tempat kedudukan
Wajib Pajak BUMD dan
bentuk usaha tetap
Wajib Pajak orang asing yang berkedudukan atau KPP yang wilayah kerjanya
bertempat tinggal di luar DKI Jakarta meliputi tempat tinggal WP
orang asing
Wajib Pajak BUMN, BUMD, penanaman modal asing, KPP yang wilayah kerjanya
badan dan orang asing, dan perusahaan masuk meliputi tempat cabang
bursa, terbatas pada Pajak Penghasilan Pemotongan, perwakilan, atau kegiatan
Pajak Penghasilan Pemungutan, Pajak Pertambahan usaha dilakukan
Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah
*KPP : Kantor Pelayanan Pajak
2. Pengertian NPPKP
NPPKP (No. pengukuhan pengusaha kena pajak) adalah setiap wajib pajak sebagai
pengusaha yang dikenakan pajak pertambahan nilai (PPN) berdasrkan undang-undang PPN
wajib melaporkan usahanya untuk dikukuhkan pengusaha kena pajak (PKP) dan atau
pengusaha yang dikukuhkan sebagai pengusaha kena pajak memiliki surat pengukuhan kena
pajak yang berisi identitas dan kewajban perpajakan Pengusaha kena pajak.
WP dgn Kriteria Tertentu yg dpt melaporkan Beberapa Masa Pajak dalam Satu SPT Masa.
Dalam Pasal 3 ayat (3a) dan (3b) ditetapkan bahwa WP dengan kriteria tertentu dapat
melaporkan beberapa Masa Pajak dalam 1 (satu) SPT Masa. WP dengan kriteria tertentu dan
tata cara pelaporan diatur dengan atau berdasarkan PMK No. 182/PMK.03/2007 sbb :
1) WP dengan kriteria tertentu dapat menyampaikan 1 (satu) SPT Masa untuk beberapa
Masa Pajak sekaligus, yang meliputi:
a. WP usaha kecil; terdiri dari:
1) WP Orang Pribadi yang menjalankan kegiatan usaha atau melakukan pekerjaan
bebas, yang harus memenuhi kriteria sbb :
a. WP Orang Pribadi dalam negeri; dan
b. menerima atau memperoleh peredaran usaha dari kegiatan usaha atau
penerimaan bruto dari pekerjaan bebas dalam Tahun Pajak sebelumnya tidak
lebih dari Rp.600.000.000,- (enam ratus juta rupiah); atau
2) WP Badan yang harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
a. modal WP 100% (seratus persen) dimiliki oleh W N I;
b. menerima atau memperoleh peredaran usaha dalam Tahun Pajak sebelumnya
tidak lebih dari Rp.900.000.000,-; atau
b. WP di daerah tertentu, adalah WP yg tempat tinggal/kedudukan/kegiatan usahanya
berlokasi di daerah tertentu yang ditetapkan oleh Dirjen Pajak.
D. Lampiran
Gambar 1.1
Gambar 1.2