Anda di halaman 1dari 24

ANALISIS GRANULOMETRI ENDAPAN

SUNGAI PROGO, JAWA TENGAH DIY


STA 7 12

OLEH :
MUH. FARID MUJAHID
(15/379939/TK/43204)

OUTLINE
Lokasi
Sari
Maksud dan Tujuan
Dasar Teori
Pembahasan dan Interpretasi
Kesimpulan
Dokumentasi
Daftar Pustaka

LOKASI

STA 7
STA 8
STA 9
STA 10
STA 11
STA 12

Lokasi pengamatan berada di


Kali Progo yang merupakan batas
alami antara Kabupaten Kulonprogo
dengan Kabupaten Sleman dan
Bantul. Sungai ini bermuara di
lereng Gunung Sumbing. Sungai
yang
memiliki
panjang
140
kilometer ini mengaliri bagian dari
selatan Provinsi Jawa Tengah dan

SARI
Analisis granulometri pada endapan sungai merupakan suatu
rangkaian dalam studi sedimentologi suatu wilayah yang meliputi ukuran
butir, morfologi butir pasir, morfologi butir kerakal, kompoisisi partikel
sedimen, untuk engkorelasi dari data-data yang ada pada Stasiun
Pengamatan dan menginterpretasikan sejarah geologi, setting tektonik,
lingkungan pengendapan, iklim, perubahan roundness dari data tersebut.
Lokasi analisis dan dilakukan pengambilan sampel yang digunakan
dilakukan pada titik awal tepatnya STA 7 hingga STA 12 yang berada di
Sungai Progo, kecamatan Nanggulan, Kabupaten Kulon Progo, Daerah
Istimewa Yogyakarta.
Secara regional, lokasi merupakan Sungai dengan Stadia Dewasa yang
mempunyai arah aliran dari utara selatan, yang diperkirakan material
sedimen berasal dari Gunung Sumbing Sindoro.
Potensi positif daerah ini merupakan penambangan pasir sebagai
bahan bangunan, area rafting sebagai tempat wisata. Potensi negatifnya
adalah banjir yang terjadi apabila curah hujan yang terlalu tinggi
mengakibatkan permukaan sungai menjadi naik.

MAKSUD dan TUJUAN


Maksud
Untuk melakukan korelasi dari data tiap STA yang meliputi ukuran butir
pasir, morfologi butir pasir, morfologi butir kerakal, komposisi partikel
sedimen.

Tujuan
Mengkorelasi dari data-data yang ada dapat berupa ukuran butir pasir,
morfologi butir pasir, morfologi butir kerakal, komposisi partikel
sedimen, pada Stasiun Pengamatan dan menginterpretasikan sejarah
geologi, setting tektonik, lingkungan pengendapan, perubahan
roundness dari data tersebut.

DASAR TEORI
UKURAN BUTIR
1. Nilai rata-rata ukuran butir, yang akan menunjukkan elemen
interpretasi seperti jarak transportasi dan juga kecepatan arus.
2. Sortasi, yang akan menunjukkan elemen interpretasi berupa
viskositas media transportasi.
3. Skewness, menunjukkan elemen interpretasi berupa dominasi ukuran
butir yang selanjutnya akan menjelaskan tentang jarak transportasi
dan juga kecepatan arus serta mekanisme transportasi
4. Kurtosis, menunjukkan tingkat keseragaman butir yang akan
menunjukkan elemen interpretasi yan sama dengan sortasi yaitu
viskositas media transportasi.

DASAR
TEORI
- MORFOLOGI BUTIR :
Bentuk Butir

Sphericity

Roundness

UKURAN BUTIR
Mean
4
3
2
Phi

1.4
1.18

1.2
2.84
2.02

1.45
0.92

1
0

2.47
2.03

2.32
1.7

2.49

P.07

P.08

1.07
1

0.84
0.83

1.15
0.93
0.85

0.8
Deviasi
0.6 Standar

0.51
0.51

0.4

-0.1
-0.1

-1

Sortasi

P.09

P.10

P.11

P.12

0.2

0.03

Kode Sampel

P.07

P.08

P.09Sampel
P.10
Kode

P.11

0P.12

Kurtosis
Skewness

6
5

Graphic
Matematis

Graphic

Matematis

0.5

1
0

1.5

0
P.07

P.08

P.09

P.10

P.11

P.12

-0.5
-1

P.07

P.08

P.09

P.10

P.11

P.12

Mean
Dari data mean memiliki
trend yang semakin menghalus
ke arah hilir.
Skewness
Dari hulu ke hilir, nilainya
berkurang atau di dominasi
oleh butir halus.
Ini menandakan energi
pengendapan berkurang dari
hulu ke hilir.
Sortasi
Dari hulu ke hilir, sortasinya
secara umum adalah
moderatly-poorly sorted
Kurtosis
Dari hulu ke hilir secara grafis
adalah mesokurtik.
Ini menandakan viskositas
fluidanya adalah tidak terlalu

PEMBAHASAN
Pada data analisis ukuran butir Berdasarkan hasil perhitungan, analisa, dan pembahasan
yang telah dilakukan, pada ukuran butir sedimen dapat di interpretasikan bahwa semakin ke
hilir (STA 7 STA 12) material sedimen akan mempunyai ukuran yang semakin halus seperti
pada STA 7 mempunyai ukuran butir kasar, pada STA 12 lebih cenderung ke halus. Dengan
agen transportasi oleh air yang mengalir dari arah utara ke selatan. Pada STA 8 Pada data
matematis dapat dilihat bahwa ukuran butir rata-rata (mean) adalah 0,9476 (course sand).
Nilai sortasi butir adalah 1,158376 (poorly sorted) atau sortasi buruk. Nilai skewness adalah
0,76593 (fine-skewed). Nilai kurtosis adalah 3,637635 (extremely leptokurtic). Dari data
matematis dapat disimpulkan bahwa material sedimen yang diendapkan pada bagian tepi
sungai (point bar) memiliki ukuran pasir kasar, ukuran butirnya tidak seragam, dengan
ukuran butir didominasi oleh ukuran butir yang lebih kasar. Ini dipengaruhi oleh jarak
transportasi yang tidak begitu jauh dan kecepatan sungai yang kecil yaitu 0,242 m/s2. Hal
ini disebabkan oleh pengambilan sampel yang dilakukan setelah hujan. Sehingga dari STA 7
STA 12 yang merupakan anomali lebih cenderung terjadi pada STA 8.

DIAGRAM HJULSTROM
LEGENDA :
- STA 7
- STA 8
- STA 9
- STA 10
- STA 11
- STA 12

Pada diagram Hjulstrom


menunjukkan roses erosi, entranment,
transportasi,
dan
pengendapan,
terahadap
ukuran
butir
yang
berhubungan dengan kecepatan arus.
Diplottkan tiap-tiap kecepatan arus
sungai setiap STA mulai dari STA 7 - 12,
dan dengan ukuran butir pebble mm
(Grain Size) dan didapatkan dengan
dominan Deposition - Transport as
Bedload (Deposition of Bedload) Erosion and transport (Erosion of Sand
and
Gravel).
Sehingga
dengan
pengeplottan pada diagram ini proses
deposisi pada stasiun pengamatan
dapat diketahui. Pada STA 8 mengalami
Erosi dan transportasi (ukuran pasirgravel) hal ini diakibatkan pengambilan
sampel yang dilakukan setelah hujan
sehingga mendapatkan kecepatan arus

PEMBAHASAN DAN
INTERPRETASI

Sphericity

Bentuk Butir

12

20

10

15
Frekuensi

Equent
Prolate
Oblate

Frekuensi

Subequent

Intermediete Shape
Subelongate

Elongate

0
P.07

P.08

P.09

P.10

P.11

P.12

P.07

Roundness
Well Rounded
Rounded
Subrounded

10

Subangular
Angular

Very Angular
0
P.07

P.08

P.09

P.10

Kode Sampel

P.11 P.12

P.08

P.09

P.10

Sphericity

20
15

Very Elongate

Kode Sampel

Frekuensi

Equent

Bladded

10

Very Equent

P.11

P.12

Bentuk Butir Feldspar

Bentuk Butir Litik

20

18

18

16

16

14

14

Equant

12

Prolate

12

Axis Title 10

Oblate

10

Oblate

Bladed

Bladed

8
6

0
STA 7

STA 8

STA 9

STA 10 STA 11 STA 12

Prolate

STA 7

STA 8

STA 9

STA 10

STA 11

STA 12

Bentuk Butir Mineral Berat

Bentuk Butir Kuarsa

16

16

14

14

12

Equant

10

Equant

10

Prolate

Prolate

12

Axis Title

Equant

Oblate

Bladed

Bladed

6
4

2
0

Oblate

2
STA 7

STA 8

STA 9 STA 10 STA 11 STA 12

Axis Title

STA 7

STA 8

STA 9

STA 10

STA 11

STA 12

Roundness Feldspar
Roundness Litik

14
12

very angular
angular

10

subangular

Axis Title

subrounded
rounded

well-rounded

14
12

very angular
angular

10

subangular

subrounded
rounded
well-rounded

0
STA 7 STA 8 STA 9 STA 10 STA 11 STA 12

Roundness Mineral Berat

STA 7

STA 8

STA 9

STA 10

STA 12

Roundness Kuarsa

18

14

16
14
12

very angular

12

angular

10

subangular

10

subrounded

rounded

well-rounded

Axis Title

very angular

angular

subangular

subrounded

rounded

well-rounded

2
0

STA 11

STA 7

STA 8

STA 9

STA 10

STA 11

STA 12

Axis Title

Sphericity Feldspar

Sphericity Litik

14

18

12

Very Elongate

16

Very Elongate

10

Elongate

14

Elongate

Subelongate

12

Subelongate

10

Intermediate Shape

Axis Title

Intermediate Shape

Subequent

Equent

Equent

Very Equent

Subequent

Very Equent

2
0

STA 7

STA 8

STA 9 STA 10 STA 11 STA 12

Sphericity Mineral Berat

Sphericity Kuarsa
18

16
14
12
10
8
Axis Title 6
4
2
0

16

Very Elongate

Elongate

14

Elongate

Subelongate

12

Subelongate

Intermediate Shape

10

Intermediate Shape

Very Elongate

Subequent
Equent
Very Equent

Subequent

Equent

Very Equent

4
2

Axis Title

STA 7

STA 8

STA 9 STA 10 STA 11 STA 12

PEMBAHASAN
Pada data analisis morfologi bentuk kerakal dan pasir, proses transportasi dapat
diinterpretasikan dari tiga parameter yaitu, bentuk butir, roundness dan sphericity. Pada
sampel yang didapat pada ke 6 stasiun pengamatan, bentuk butir kerakal yang dominan
adalah equent, dengan roundness berada di kisaran sub angular rounded, dan dominan
subrounded, sedangkan sphericity dominan berada pada nilai very equent. Dari nilai-nilai
diatas, perubahan bentuk akan lebih banyak dipengaruhi oleh abrasi selama transportasi
batuan. Dari analisis ini dapat diinterpretasikan bahwa proses transportasi yang terjadi
dikontrol oleh fluida (air) dengan mekanisme saltasi dan rolling ialah mekanisme yang dominan
(karena berukuran pasir), slidding dan rolling (karena berukuran kerakal). Secara umum, makin
equant bentuk suatu butir, maka semakin lambat proses transportasi-deposisi, namun jika
semakin bladed bentuk butir, maka semakin cepat untuk tertransportasi-terdeposisi. Material
sedimen sampel dominan merupakan produk vulkanik, dengan roundness dominan subrounded
pada kerakal dan subangular pada ukuran pasir, serta mempunyai bentuk yang beragam ke 6
Stasiun pengamatan ini, sehingga dapat diinterpretasikan bahwa material telah mengalami
proses transportasi yang jauh dari asalnya mengingat bahwa data analisis merupakan STA 7
12 yang lebih cenderung ke tengah hingga hilir sungai progo

PEMBAHASAN DAN
INTERPRETASI
Mineral Berat

Mineral Ringan

180
160
Hornblende

Piroksen

Magnetite

Hematite

120

Ilmenite

Apatite

100

zircon

rutile

pirit

kyanite

tourmaline

olivine

60

litik

epidot

40

ortoklas 3

140

80

kuarsa

120

Feldspar
Litik

100

klorit
Fossil

80

Kalsit

60

limonite
hematit

40

muscovite

20

20
0

140

0
STA 7

STA 8

STA 9

STA 10

STA 11

STA 12

hornblende
STA 7

STA 8

STA 9

STA 10

STA 11

STA 12

Pada data analisis komposisi partikel sedimen pada mineral berat lebih dominan magnetit
sedangkan mineral ringan didominasi oleh kuarsa dan feldspar. Dari data mineral ringan anomali
lebih terlihat pada STA 8 yang dimana terdapatnya fossil, kalsit yang cukup beragam, pengambilan
sampel dilakukan pada saat setelah hujan sehingga mempunyai arus yang lebih deras dan juga
dengan komposisi yang beragam yang diakibatkan oleh terbawanya oleh arus dari hulu yang bisa
saja bukan tempat batuan asalnya sehingga dapat terendapkan didaerah tersebut

biotite

LEGENDA
STA 7
STA 8
STA 9
STA 10
STA 11
STA 12

PEMBAHASAN
Pada data analisis komposisi partikel sedimen pada mineral berat lebih dominan magnetit
yang diperkirakan bersumber dari Gunung Sumbing-Sindoro, sedangkan mineral ringan
didominasi oleh kuarsa dan feldspar. Dari data mineral ringan anomali lebih terlihat pada
STA 8 yang dimana terdapatnya fossil, kalsit yang cukup beragam, pengambilan sampel
dilakukan pada saat setelah hujan sehingga mempunyai arus yang lebih deras dan juga
dengan komposisi yang beragam yang diakibatkan oleh terbawanya oleh arus dari hulu yang
bisa saja bukan tempat batuan asalnya sehingga dapat terendapkan didaerah tersebut.
Dengan menggunakan diagram triangular diplotkan komposisi pada mineral ringan yaitu
kuarsa, feldspar, dan litik untuk mengetahui setting tektonik dan iklim saat pengendapan
dari ke 6 stasiun pengamatan didapatkan data yang dominan dengan setting tektonik
recycle orogenic (STA 8-12) dissected arc (STA 7), dan dengan iklim pengendapan lebih
dominan metamorphic source himid climate (lembab). Recycle orogenic merupakan zona
dimana terdapatnya batuan campuran atau melange yang bersumber dari setting tektonik
yang terjadi tidak hanya sekali dapat berupa subduksi lalu klolisi yang menyebabkan
mempunyai material sedimen dan metamorf yang beragam.

KESIMPULAN

Dari analisa sampe mulai dari ukuran butir pasir, morfologi bentuk kerakal,
morfologi bentuk butir pasir, komposisi partikel sedimenl dan pembahasan, dan
interpretasi pada analisis tersebut maka dapat ditarik kesimpulan, yaitu:
Perhitungan parameter statistik secara grafis memberikan hasil yang lebih
sesuai dengan kondisi aslinya, apabila benar dalam menentukan titik
perpotongan antara phi dengan frekuensi kumulatifnya.
Sampel dominan memiliki bentuk oblate dan equant, dengan sphericity very
equant (Krumbein, 1941) dan (Sneed & Folks, 1958), dengan pengamatan visual
sphericity menunjukan dominan low sphericity dan nilai roundness dominan
subangular subrounded.
Lingkungan pengendapan sampel berukuran butir kerakal adalah lingkungan
fluvial (sungai).
Terdapat hubungan antara bentuk butir dan nilai sphericity Kerakal ini sudah
mengalami transportasi yang cukup jauh dari sumbernya
Komposisi mineral berat yang paling dominan adalah magnetit.
Terdapatnya anomali pada STA 8 yang diakbitakan pengambilan sampel saat
hujan.

KESIMPULAN
Komposisi mineral ringan yang paling dominan adalah kuarsa dan
litik.
Tingkat resistensi mineral memperngaruhi keterdapatan jumlah
material pada sampel, dalam hal ini mineral kuarsa dengan tingkat
resistensi tinggi merupakan mineral yang paling resisten dan paling
tahan terhadap abrasi.
Provenance berasal dari recycled orogenic provenance yang
dipengaruhi oleh subduksi kompleks. Provenance dipengaruhi oleh
kondisi iklim metamorphic source humid climate.
Provenance dari material sedimen yang diamati berasal dari
Gunung Sumbing Sindoro.
Daerah pengamatan memiliki relief yang relatif rendah. Jarak
transportasi sedimen agak jauh dari provenance.
Sampel berukuran butir pasir dominan memiliki bentuk equant,
dengan sphericity very equent (Rittenhouse, 1943) dan nilai
roundness dominan subangular subrounded Proses transportasi

DOKUMENTASI
STA 7

STA 10

STA 8

STA 11

STA 9

STA 12

DOKUMENTASI

Salah satu kerakal


dengan roundness
Subrounded pada
STA 7, gambar
dengan sumbu A, B

Salah satu kerakal


dengan roundness
Subrounded pada
STA 7, gambar
dengan Sumbu C

Mineral
Ringan

Mineral
Berat

DAFTAR PUSTAKA
Boggs, Sam. 2006. Principles of Sedimentology and Stratigraphy 4th Edition.
New Jersey: Pearson Prentice Hall.
Boggs Jr, Sam. 2009. Petrology of Sedimentary Rocks 2nd ed. USA:
CambridgeUniversity Press.
Surjono, Sugeng S, D. Hendra Amijaya, Sarju Winardi. 2010. Analisis
Sedimentologi. Yogyakarta: Pustaka Geo.
Pettijohn, F.J. 1975. Sedimentary Rocks, Third Edition. New York : Harper &
Row Publishing.
Tucker,M.E. 1991. An Introduction to Sedimentology Petrology. John Wiley
and Sons, Toronto
Salley,.R.C. 1982. An Introduction to Sedimentology. Prentice-Hall Inc. New
Yersey

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai