Dimana :
∅e = Porositas efektif, fraksi (%)
ρg = Densitas butiran, gr/cc
ρb = Densitas total, gr/cc
ρf = Densitas formasi, gr/cc
Berdasarkan waktu dan cara terjadinya, maka porositas dapat juga diklasifikasikan
menjadi dua, yaitu :
1. Porositas primer, yaitu porositas yang terbentuk pada waktu yang bersamaan
dengan proses pengendapan berlangsung.
2. Porositas sekunder, yaitu porositas batuan yang terbentuk setelah proses
pengendapan.
Besar kecilnya porositas dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu ukuran butir,
susunan butir, sudut kemiringan dan komposisi mineral pembentuk batuan. Untuk
pegangan dilapangan, ukuran porositas dapat dilihat pada Tabel 1. berikut :
a. Interparticle, termasuk dalam porositas primer dan merupakan pori- pori yang
terdapat di antara partikel, biasanya tidak mengalami sedimentasi dan dipengaruhi
oleh sortasi, kemas, dan ukuran butiran.
b. Intraparticle, merupakan pori-pori yang terdapat di dalam butiran yang terbentuk
sebagai porositas primer atau bisa terbentuk pada awal diagenesis sebagai porositas
sekunder.
2. Porositas batuan karbonat tidak dipengaruhi atau dikontrol oleh kemas batuan,
disebuat sebagai not fabric selective, yaitu porositas :
d. Cavern, merupakan porositas yang terbentuk sebagai hasil dari pelarutan lubang
yang bisa membesar, sehingga dapat dimasuki manusia.
a. Breccia, merupakan porositas yang terbentuk karena adanya proses retakan yang
menyebabkan batuan hancur menjadi bongkah-bongkah kecil dan terbentuklah
pori-pori yang berada di antarannya.
b. Boring, adalah porositas yang terbentuk karena adanya aktivitas pemboran oleh
organisme.