Anda di halaman 1dari 16

Electronic Health Recor

Pengantar
Electronic

Health Record (EHR) sudah banyak


digunakan di berbagai rumah sakit di dunia
sebagai pengganti atau pelengkap rekam
kesehatan berbentuk kertas. Di Indonesia
dikenal dengan Rekam Kesehatan Elektronik
(RKE)
Saat ini di Indonesia tercatat sekitar 1300 RS
dan ribuan puskesmas (Menkes RI) yang
tentunya pemerintah perlu memikirkan
rancangan induk (grand disain) EHR yang
disusun secara strategis per regional meliputi
wilayah Indonesia Timur, Tengah dan Barat.

Pengertian
EHR

adalah kegiatan mengkomputerisasikan


isi rekam kesehatan dan proses yang
berhubungan dengannya.
EHR merupakan sistem informasi yang
memiliki
framework
lebih
luas
dan
memenuhi satu set fungsi, harus memenuhi
kriteria sebagai berikut:
Mengintegrasikan
data
dari
berbagai
sumber
Mengumpulkan data pada titik pelayanan
Mendukung pemberi pelayanan dalam
pengambilan keputusan

Fungsi EHR >> Utama


Data

dan informasi kesehatan: diagnosis


medik dan keperawatan, daftar pengobatan,
alergi, demografi, informasi klinis yang
bersifat naratif, hasil laboratorium
Manajemen
hasil (result management):
mengelola seluruh hasil (misal laboratorium
dan radiologi) secara elektronik
Pemasukkan
perintah
(order
entry):
penerapan
pemasukan
perintah
oleh
petugas secara elektronik (computerized
provider order entry) khususnya dalam
memasukkan pengobatan

Fungsi EHR >> Utama


(Lanjutan)
Pendukung

keputusan
(decision
support):
fasilitas
pendukung
keputusan
berbasis
komputer,
misalnya pengingat, alert, maupun
diagnosis berbantuan komputer

Fungsi EHR >> Lainnya


Komunikasi

dan konektivitas elektronik:


memungkinkan siapa saja yang terlibat
dalam
perawatan
pasien
berkomunikasi satu sama lain dan
dengan
pasien,
teknologi
untuk
komunikasi serta konektivitas melalui
email,
Web,
perpesanan
dan
telemedicine
Pendukung pasien: meliputi materi
pendidikan pasien sampai dengan
pemantauan rumah atau telehealth

Fungsi EHR >> Lainnya


(Lanjutan)
Administratif:

memudahkan proses
penjadwalan,
otorisasi,
verifikasi
asuransi,
program
manajemen
penyakit kronik, sampai dengan uji
klinik
Pelaporan dan kesehatan masyarakat:
mengikuti standar terminologi dan
format data untuk pelaporan

Komponen EHR
Menurut

Johan Harlan, komponen


fungsional EHR, meliputi:
Data pasien terintegrasi
Dukungan keputusan klinik
Pemasukan perintah klinikus
Akses terhadap sumber
pengetahuan
Dukungan komunikasi terpadu

Implementasi EHR di
Saryankes
Salah

satu aspek yang paling sulit


dalam menerapkan EHR adalah pada
tahapan implementasi. Ada beberapa
alternatif implementasi yaitu:
Implementasi seluruh fungsi di
semua unit (instalasi) pada saat
yang sama secara menyeluruh di
rumah sakit
Implementasi seluruh fungsi pada
satu unit (instalasi). Jika di lokasi
tersebut sudah stabil, kemudian
dilanjutkan ke seluruh lokasi lain

Implementasi EHR
(Lanjutan)

Implementasi fungsi-fungsi terbatas


pada seluruh unit (instalasi), misalnya
permintaan tes laboratorium secara
elektronik. Jika fungsi ini sudah
menjadi bagian dari kegiatan klinik
secara rutin, kemudian menerapkan
lebih banyak fungsi lagi
Kombinasi
dari
pendekatanpendekatan
di
atas,
misalnya
menerapkan fungsi terbatas pada
satu lokasi. Jika fungsi tersebut sudah
stabil,
kemudian
memperluas
berbagai fungsi pada lokasi tersebut

Implementasi EHR
(Lanjutan)

Implementasi
EHR
merupakan
suatu
tuntutan dan kebutuhan bagi setiap sarana
pelayanan kesehatan yang dipicu oleh
peningkatan mutu pelayanan kesehatan.
Untuk itu diperlukan pemahaman bersama
dalam strategi imlementasi EHR
Kebijakan terkait dengan implementasi EHR
antara lain: Standarisasi model EHR yang
sesuai di sarana pelayanan kesehatan
Indonesia, Peraturan Pemerintah sebagai
penjabaran dari UU ITE No. 11 tahun 2008
dan
Pedoman
pelaksanaan
EHR
di
saryankes termasuk standarisasi istilah-

Keuntungan EHR
Keuntungan

dengan diterapkannya
EHR di Saryankes yaitu sistem
pengelolaan data medis, data pasien,
data keuangan, dan data-data lainnya
saling terintegrasi serta meminimalisir
terjadinya kesalahan-kesalahan yang
sering manusia lakukan (human error).

Kelemahan EHR
Membutuhkan

investasi awal yang lebih


besar daripada rekam medis kertas,
untuk perangkat keras, perangkat lunak
dan biaya penunjang
Waktu yang diperlukan oleh key person
dan dokter untuk mempelajari sistem
dan merancang ulang alur kerja.
Konversi rekam medis kertas ke EHR
membutuhkan waktu, sumber daya,
tekad dan kepemimpinan
Risiko kegagalan sistem komputer
Masalah pemasukan data oleh dokter

Faktor yg Mendukung
Penggunaan EHR di Saryankes
Perubahan

ekonomi kesehatan dengan


adanya
trend
untuk
melakukan
penghematan,
Peningkatan komputer literacy dalam
populasi umum, termasuk generasi
baru klinikus,
Perubahan kebijakan pemerintah,
Peningkatan
dukungan
terhadap
komputasi klinik.

Faktor yg Menghambat
Penggunaan EHR di Saryankes
Butuh

modal awal untuk investasi


Penyelesaian dan instalasi perangkat lunak
seringkali terlambat dari yang direncanakan
Perbaikan
untuk
implementasi
butuh
tambahan biaya besar dan waktu yang lama
Permasalahan
pada
pengembangan
perangkat lunak meningkatkan resistensi
lokal
dan
menurunkan
produktivitas
klininikus.
Keamanan desktop di ruang periksa tidak
terjamin jika pengunjung membawa anakanak yang sangat aktif.

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai