Anda di halaman 1dari 8

KROMATOGRAFI

FLUIDA
SUPERKRITIS

Oleh :
Zulfan Firda (140208046)
Nanda Safrina (140208058)

A. Pengertian
Kromatografi Superkinetis
Kromatografi fluida superkritis merupakan
perpaduan antara Kromatogafi gas (GC)
dan Kromatografi cairan kinerja tinggi
(APLC).

B. Keadaan suatu zat


bersifat fluida superkritis
Sifat Fisika:
Kelarutan tinggi
Difusivitas tinggi
Viskositas rendah
Densitas tinggi

C. Fungsi romatografi
fluida superkritis
Kromatografi fluida superkritis
digunakan untuk
memisahkan campuran-campuran kompleks
yang
tidak mungkin dila kukan GC dan HPLC. Karena SFC
mampu memisahkan campuran senyawa-senyawa
yang memunyai massa molekul tinggi yang tidak
mungkin dilakukan oleh GC. Selain itu SFC dapat
langsung menganalisis ampuran-campuran
komplek
tanpa harus dibuat derivatnya terlebih dahulu.

Contonya : CO2 Sebagai fluida


utama untuk ekstarksi,
dikarenakan :

Fasa
Gerak

D. Instrumen

Tc rendah (31 oC) P, (73 atm)


Tidak mudah Terbakar
Tersedia dalam kemurnian tinggi
Pelarut yang sangat baik untuk
molekul Organik
Kekuatan pelarutan mampu
memecah ikatan solut matriks

Reciprocating pump
(Kecepatan tinggi)
Syringe pump (Kecepatan
rendah)

Pompa

Detektor

Detektor
Detektor
Detektor
Detektor

UV
MSD
Ionisasi Nyala (FID)
Nitrogen Fosfor (NPD)

E. Penerapan
Kromatografi fluida
superkritis
Analisis Oligomer

Kromatografi fluida superkritis telah


digunakan untuk memisahkan berbagai
campuran komplek oligomer polipropilena
glikol.
Analisis Lipida
Pemisahan campuran komplek mono -, di-,
dan trigliserildehida dengan SFC kapiler
memungkinkan dilakukan pada suhu
operasi sedang, 90 C.

Pemisahan
SFC
mono-,
di-,
dan
trigliserldehida dilakukan pada kolom 19 x
100 m yang dilapisi DB-5 (tebal 0,25 m)
tekanan diprogram dari 150 atm hingga 300.
Analisis Hidrokarbon

SFC telah diterapkan untuk menganalisis


berbagai campuran komplek hidrokarbon.
Cuplikan diperoleh dari tumbuhan komersial .
Untuk pemisahan SFC digunakan kolom
kapiler 19,5 m x 100 m yang dilapisi DB-5
0,25 m. Fasa gerak yang digunakan adalah
karbon dioksida pada 150 C dan tekanan
diprogram dari 125 atm hingga 300 atm pada
2 atm/menit setelah periode isobar selama 20

F. Analisis Jurnal
No

Tahun

Peneliti

Hasil Penelitian

2014

Ani
Purwanti

Jumlah lipid yang dihasilkan dari mikroalga basah


jenis Nannochloropsis sp. seberat 42,6 gram dengan
proses pada tekanan 20 psi 60 psi adalah berkisar
antara 0,659 4,021 gram. Kondisi proses dengan
hasil yang optimal dengan yield sebesar 46,19%
(berat lipid/berat mikroalga kering) diperoleh pada
proses menggunakan campuran pelarut kloroform
dan methanol dengan perbandingan 2:1, tekanan
proses 60 psi, dan waktu proses selama 120 menit.

2010

Dadan
Ramdan,
dkk.

Dilakukan analisa perilaku aliran fluida cair (EMC)


pada model IC dengan Menggunakan etoda
Computa-tional Fluid Dynamics (CFD). Fluida cair
yang memasuki model IC yang dilengkapi dengan
awat penghubung mengalami hambatan yang
cukup besar. Sedangkan model Castro Macosko
menghasilkan karakteristik aliran luida yang lebih
baik jika dibandingkan dengan model Cross yaitu
dapat mengurangi erjadinya udara terperangkap
atau daerah ang tidak terisi penuh oleh fluida cair.

Anda mungkin juga menyukai