Anda di halaman 1dari 19

KETENAGAKERJAAN

FILIPINA
STUDI KOMPARATIF POLITIK
TENAGA KERJA FILIPINA
DENGAN TENAGA KERJA
INDONESIA

ANGGOTA KELOMPOK
AHMAD NURIL WINASISHADI (TOP
LEADER)
ASHARI
PURNIA ANGGI SUSETYO
AULIA TEGAR WIJAYA
JACOBUS WILLIAM TENGKAR
LEVI WILIANTORO
ABIYOGA WISNU AHIMSA

Pemerintah Filipina sangat serius dan konsen


serta sangat memuliakan warganya yang
bekerja
di
luar
luar
negeri
karena
pemerintah menyadari bahwa hampir setiap
tahun
para
pekerja
di
luar
negeri
menyumbang devisa yang tidak kecil bagi
perekonomian negara. Rata-rata mereka
mampu
menyumbang
devisa
sebesar
hampir 20 miliar dolar AS dalam setahun.
Bahkan devisa yang diperoleh dari warganya
ini menjadi penyumbang terbesar dari
seluruh
devisa
yang
dihasilkan
oleh
pemerintah Filipina.

LATAR BELAKANG
Sebagai hasil dari lemahnya hukum dan penegakannya
dalam hal pekerja migran, kasus-kasus pelecehan dan
eksploitasi terhadap pekerja migran Indonesia banyak
terjadi di tangan agen penyalur jasa tenaga kerja,
pelatih, pemberi kerja, para pelaku perdagangan
manusia (trafficker) dan pejabat pemerintah yang tidak
manusiawi.

Kasus-kasus ini terjadi pada setiap tahapan


dari proses migrasi tenaga kerja: prakeberangkatan, selama bekerja di luar negeri
dan setelah kembali. Sebagian tanggung jawab
atas pelanggaran dan eksploitasi seperti itu ada
di tangan pemerintah dan orang-orang yang
berada di negara tujuan di mana pekerja
Indonesia dipekerjakan.

Bagaimanapun juga, negara-negara pengirim


seperti Indonesia dapat mengambil langkahlangkah guna menghapus praktik-praktik
seperti itu dalam batasan negara mereka
sendiri dan juga mengurangi risiko terjadinya
pelanggaran dan eksploitasi di luar negeri.

Perlindungan Tenaga Kerja


Filipina Di Luar Negeri
Pemerintah
Filipina
menempatkan atase perburuhan
dan mendirikan crisis center
(pusat pengaduan) di negaranegara di mana tenaga kerja
Filipina mengadu nasib

Tahun 1982 dibentuk Philippine


Employment Overseas Agency
(PEOA)
memberikan
perlindungan
kepada
tenaga
kerja
Filipina
agar
tidak
dieksploitasi oleh majikan atau
perusahaan
Pengerah
Jasa
Tenaga Kerja (PJTK) di negara
mana pun mereka berada.

MENGAPA FILIPINA
Filipina telah memiliki program ketenagakerjaan luar negeri
sejak tahun 1974 dan dalam banyak hal menggambarkan praktikpraktik internasional terbaik sehubungan dengan perlindungan
dan pemberdayaan pekerja migran ahli dan semi ahli. Sebagai
salah satu negara tetangga Indonesia, dan dengan GDP per kapita
yang hampir menyerupai Indonesia, Filipina menjadi salah satu
studi kasus yang baik agar Indonesia dapat menarik pelajaran
dalam hal perlindungan terhadap pekerja migrannya.

Sebagai salah satu negara tetangga Indonesia,


dan dengan GDP per kapita yang hampir
menyerupai Indonesia, Filipina menjadi salah
satu studi kasus yang baik agar Indonesia
dapat
menarik
pelajaran
dalam
hal
perlindungan terhadap pekerja migrannya.

Jelaslah bahwa hukum atau kebijakan apapun


yang ada di Indonesia harus disesuaikan agar
dapat diterapkan dalam iklim sosial, budaya,
ekonomi dan politik Indonesia sendiri, namun
hal ini tidak seharusnya menjadi halangan
untuk
melakukan
perbandingan
yang
bermanfaat.

TINJAUAN STRUKTURPEMERINTAHAN
UNTUK PENGATURAN TENAGA KERJA
MIGRAN DI FILIPINA
Di Filipina, Migrant Workers and Overseas Filipinos
Act 1995 atau UU Pekerja Migran dan Bangsa Filipina
di Luar Negeri tahun 1995 (UU Republik No. 8042)
mengandung pembagian wewenang pemerintah yang
jelas antara departemen dan agen yang berbeda.
Contohnya :

Departemen Luar Negeri bertugas menangani


pemulangan pekerja di luar negeri dan untuk
melaksanakan advokasi diplomatik.
Departemen Buruh dan Tenaga Kerja Filipina
yang serupa dengan Departemen Tenaga
Kerja danTransmigrasi Indonesia mengawasi
penerapan
hukum-hukum
luar
negeri,
menyediakan bantuan Hukum dan menangani
perawatan kesehatan.

Sekretaris Departemen ini memimpin Dewan


PusatPengelolaan
Ketenagakerjaan
Luar
Negeri Filipina (Governing Board of the
Philippine
Overseas
Employment
Administration, POEA). POEA adalah sebuah
badan pemerintah independen dengan mandat
yang luas dalam mendorong dan mengawasi
ketenagakerjaan pekerja migran Filipina.

POEA ini melaksanakan sebagian besar fungsi


perlindungan, mendorong ketenagakerjaan di
negara-negara yang melakukan praktik terbaik,
mengatur agen-agen penyalur jasa tenaga
kerja,
menyelenggarakan
pendidikan
komunitas dan memelihara sebuah sistem
informasi pasar pekerja migran.

PERLINDUNGAN PRA KEBERANGKATAN :


PENDIDIKAN KOMUNITAS
Salah satu perbedaan yang paling nyata dalam
manajemen migrasi tenaga kerja di Indonesia
dan di Filipina adalah dalam hal jumlah
pendidikan komunitas yang diselenggarakan
mengenai pekerjaan migran. Di Indonesia,
bahkan warga yang proaktif menemukan
kesulitan untuk mendapatkan akses informasi
mengenai hak dan tanggung jawab mereka
sebagai pekerja migran atau calon pekerja
migran
(pasca-rekrutmen
namun
prakeberangkatan).

Ada pertanyaan?....

Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai