Anda di halaman 1dari 21

NAMA : IKA ISMILIA

BP
: 2015210010
TUGAS : MATEMATIKA III

PERKALIAN VEKTOR,
HASIL KALI TITIK ,HASIL
KALI SILANG
Perkalian vektor

adalah operasi perkalian dengan dua


operand (objek yang dikalikan) berupa
vektor. Terdapat tiga macam perkalian
vektor, yaitu perkalian titik (dot product),
perkalian silang (cross product) dan
perkalian langsung

Perkalian titik ( produk skalar ) dot product


dua buah vektor akan menghasilkan
sebuah skalar. Jenis perkalian ini bersifat
komut
Untuk vektor satuan, terdapat hubunganhubungan yang khusus dalam operasi
perkalian titik, yang merupakan sifat-sifat
yang digunakan dalam perkalian titik,
Atau dapat pula dituliskan dengan
menggunakan notasi delta Kronecker

Hasil Kali Silang


Banyak penerapan dalam fisika, teknik, dan
geometri yang menuntut kita untuk
menemukan suatu vektor dalam ruang yang
ortogonal terhadap dua vektor. Pada
pembahasan ini, kita akan mempelajari operasi
hasil kali yang akan menghasilkan suatu vektor.
Operasi tersebut dinamakan hasil kali silang,
dan operasi ini akan lebih mudah didefinisikan
dan dihitung jika kita menggunakan bentuk
vektor satuan baku. Karena hasil kali silang
menghasilkan suatu vektor, operasi ini juga
sering disebut sebagai hasil kali vektor.

Definisi Hasil Kali Silang Dua Vektor dalam


Ruang
Misalkan u = u1i + u2j + u3k dan v = v1i + v2j + v3k
adalah vektor-vektor dalam ruang. Hasil kali silang u
dan v adalah vektor
Sangat penting untuk mengingat bahwa definisi ini
hanya berlaku pada vektor-vektor tiga dimensi. Hasil
kali silang tidak didefinisikan untuk vektor-vektor dua
dimensi.
Cara yang mudah untuk menghitung u v adalah
menggunakan bentuk determinan dengan ekspansi
kofaktor seperti yang ditunjukkan di bawah. (Bentuk
determinan 3 3 ini digunakan untuk membantu
mengingat rumus hasil kali silangakan tetapi secara
teknis bentuk tersebut bukanlah determinan karena
tidak semua elemen matriks tersebut adalah bilangan
real.)

Contoh 1: Menentukan kali silang


Untuk u = i 2j + k dan v = 3i + j 2k,
tentukan hasil kali silang untuk masingmasing pasangan vektor berikut

ux v
vu
vv
Hasil kali silang antara vektor-vektor u dan
v dapat dilakukan seperti berikut.

Hasil v u dapat ditentankan


seperti berikut.

V X V =

I
3
3

J
1
1

K = 0
-2
-2

Jika kita memperhatikan apa yang kita


peroleh pada Contoh 1, kita mungkin
sudah menduga sifat-sifat hasil kali silang.
Sebagai contoh, u v = (v u) dan v
v = 0. Sifat-sifat ini, dan beberapa yang
lain, dirangkum dalam teorema
selanjutnya.

Vektor dan Sifat-Sifatnya


Vektor didefinisikan sebagai besaran yang
memiliki arah. Kecepatan, gaya dan
pergeseran merupakan contoh contoh
dari vektor karena semuanya memiliki
besar dan arah walaupun untuk kecepatan
arahnya hanya positif dan negatif.
Vektor-vektor dapat dinyatakan secara
geometris sebagai segmen-segmen garis
terarah atau panah-panah di ruang-2 (R2)
atau ruang-3 (R3). Arah panah menentukan
arah vektor dan panjang panah
menyatakan besarnya vektor

Ekor panah dinamakan titi awal (initial


point) dari vektor, dan ujung panah
dinamakan titik terminal (terminal point).
Vektor biasanya dilambangkan dengan huruf
kecil dan tebal, misal a, b, p, q, u dan v atau
dengan huruf kecil dan memberi garis panah
diatasnya.
Jika v dan w adalah sebarang dua vektor,
maka jika ingin menggambar penjumlahan
vektor v + w secara geometris adalah dengan
cara meneempatkan vektor w sedemikian
sehingga titik awalnya berimpit dengan titik
terminal v. Vektor v + w dinyatakn oleh panah
dari titik awal v terhadap titik terminal w.
Perhatikan gambar dibawah ini.

u+v=v+u
Bukti :
u + v = (u1, u2, u3) + (v1, v2, v3)
= (u1 + v1, u2 + v2, u3 + v3)
= (v1 + u1, v2 + u2, v3 + u3) [sifat komutatif
bil.riil]
= (v1, v2, v3) + (u1, u2, u3)
=v+u

Ruang vektor adalah struktur


matematika yang dibentuk oleh
sekumpulan vektor, yaitu objek yang
dapat dijumlahkan dan dikalikan
dengan suatu bilangan, yang
dinamakan skalar. Skalar sering
adalah bilangan riil, tetapi kita juga
dapat merumuskan ruang vektor
dengan perkalian

skalar dengan bilangan kompleks, bilangan


rasional, atau bahkan medan. Operasi
penjumlahan dan perkalian vektor mesti
memenuhi persyaratan tertentu yang
dinamakan aksioma. Contoh ruang vektor
adalah vektor Euklides yang sering
digunakan untuk melambangkan besaran
fisika seperti gaya. Dua gaya dengan jenis
sama dapat dijumlahkan untuk
menghasilkan gaya ketiga, dan perkalian
vektor gaya dengan bilangan riil adalah
vektor gaya lain. Vektor yang
melambangkan perpindahan pada bidang
atau pada ruang tiga dimensi juga
membentuk ruang vektor.

Ruang vektor merupakan subjek dari


aljabar linear, dan dipahami dengan baik
dari sudut pandang ini, karena ruang
vektor dicirikan oleh dimensinya, yang
menspesifikasikan banyaknya arah
independen dalam ruang. Teori ruang
vektor juga ditingkatkan dengan
memperkenalkan struktur tambahan,
seperti norma atau hasilkali dalam. Ruang
seperti ini muncul dengan alamiah dalam
analisis matematika, dalam bentuk ruang
fungsi berdimensi takhingga, dengan
vektornya adalah fungsi.

Ruang vektor adalah struktur matematika yang


dibentuk oleh sekumpulan vektor, yaitu objek yang
dapat dijumlahkan dan dikalikan dengan suatu
bilangan, yang dinamakan skalar. Skalar sering adalah
bilangan riil, tetapi kita juga dapat merumuskan ruang
vektor dengan perkalian skalar dengan bilangan
kompleks, bilangan rasional, atau bahkan medan.
Operasi penjumlahan dan perkalian vektor mesti
memenuhi persyaratan tertentu yang dinamakan
aksioma. Contoh ruang vektor adalah vektor Euklides
yang sering digunakan untuk melambangkan besaran
fisika seperti gaya. Dua gaya dengan jenis sama dapat
dijumlahkan untuk menghasilkan gaya ketiga, dan
perkalian vektor gaya dengan bilangan riil adalah
vektor gaya lain. Vektor yang melambangkan
perpindahan pada bidang atau pada ruang tiga
dimensi juga membentuk ruang vektor.

Basis dan Dimensi


Pengertian basis untuk ruang vektor V serupa
dengan pengertian basis untuk Rn, yang telah kita
kenal. Untuk mengenal basis, diperlukan
pengertian membangun dan bebas linier.
Pengertian membangun telah kita pelajari di
materi sebelumnya yaitu , kombinasi
bergantungan dan bebas linier. Dengan
pengertian bebas linier, himpunan yang
membangun V dapat diperkecil sedemikian
mungkin sehingga himpunan yang baru tetap
membangun V.

Misalkan p(x) = 2 3x + x2 , q(x) = 1 + x


x2 , r(x) = 5 5x + x2 untuk setiap x real.
Karena 2p + g r = 0 maka {p, q, r}
bergantung linier di P2.

Basis: suatu ukuran tertentu yang


menyatakan komponen dari sebuah vector.
Dimensi biasanya dihubungkan dengan
ruang, misalnya garis adalah ruang dengan
dimensi 1, bidang adalah uang dengan
dimensi 2 dan seterusnya. Definisi basis
secara umum adalah sebagai berikut:
Jika V adalah ruang vektor dan S = {v1, v2,
v3, .., vn} adalah kumpulan vektor di
dalam V, maka S disebut sebagai basis dari
ruang vektor V jika 2 syarat berikut ini
dipenuhi:
i. S bebas linier; ii. S serentang V.

Contoh 1
Misalkan e1 = ( 1, 0, 0, , 0 ), e2 = ( 0, 1,
0, , 0 ), , en = ( 0, 0, 0, , 1 ). Dalam
contoh pada pembahasan kebebasan
linier, kita telah menunjukkan bahwa S = {
e1, e2, , en } adalah himpunan bebas
linier dengan Rn. Karena setiap vector v =
(v1, v2, , vn) pada Rn dapat dituliskan
sebagai v = v1e1 + v2e2 + + vnen,
maka S merentang Rn sehingga S adalah
sebuah basis. Basis tersebut dinamakan
basis baku untuk Rn.

2 Contoh
Misalkan v1 = ( 1, 2, 1 ), v2 = ( 2, 9, 0 ), dan v3 = ( 3, 3,
4). Perlihatkan bahwa himpunan S = { v1, v2, v3 } adalah
basis untuk R3.
Pemecahan. Untuk memperlihatkan bahwa S serentang R3,
maka kita harus perlihatkan bahwa sembarang vector b = (
b1, b2, b3 ) dapat dinyatakan sebagai kombinasi linier
b = k1v1 + k2v2 + k3v3
dari vector vector pada S. dengan menyatakan
persamaan ini dalam komponen-komponennya maka akan
memberikan
( b1, b2, b3 ) = k1 ( 1, 2, 1 ) + k2 ( 2, 9, 0 ) + k3 ( 3, 3, 4 )
atau ( b1, b2, b3 ) = ( k1 + 2k2 + 3k3, 2k1 + 9k2 + 3k3,
k1 + 4k3 )
atau
k1 + 2k2 + 3k3 = b1 2k1 + 9k2 + 3k3 = b2 k1 + 4k3 = b3
(1.1)

Jadi, untuk memperlihatkan bahwa S merentang


V, maka kita harus perlihatkan bahwa system
(1.1) mempunyai pemecahan semua pilihan b =
(b1, b2, b3 ). Untuk membuktikan bahwa S
bebas linier, kita harus perlihatkan bahwa satu
satunya pemecahan dari
k1v1 + k2v2 + k3v3 = 0 (1.2) adalah k1 = k2 =
k3 = 0
seperti sebelumnya, jika (1.2) dinyatakan dalam
komponen komponennya, maka pembuktian
bebas linier akan direduksi menjadi pembuktian
bahwa system tersebut homogen
k1 + 2k2 + 3k3 = 0 2k1 + 9k2 + 3k3 = 0 k1 +
4k3 = 0 (1.3)

Anda mungkin juga menyukai