Anda di halaman 1dari 50

LAPORAN KASUS

PUA e.c. Polip Endoserviks

Disusun oleh,
PUTY ANNISA PRILINA


Pembimbing
dr. Gunawan Budhi Santosa, Sp.OG (K) OS


KEPANITERAAN KLINIK ILMU OBSTETRI GINEKOLOGI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH EMBUNG FATIMAH BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
TAHUN 2017
Status Pasien
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. S
Umur : 46 tahun
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam
Status Perkawinan : Menikah
Alamat : Perum Muka Kuning Indah
No. RM : 100464
Tanggal Masuk : 23 November 2016
Tanggal Pulang : 25 November 2016
ANAMNESIS

Keluhan Utama
Keluar darah dari vagina berupa flek
berwarna merah terang.
Riwayat Penyakit
Sekarang 4x Masuk RSUD
PAP
SMEAR
07/04/20 21/08/20 04/04/20 24/08/20 23
15 15 16 16 november
NILM + Servisitis kronik
2016

Via IGD

Menstrua Sela Keluar darah


si >14 kemaluan dari vagina
hari terasa (flek)
panas Keputiha
n (+)

Riwayat kontrasepsi IUD (2 BAB


tahun) dan
BAK
dbn
Riwayat Penyakit Dahulu:

Servisitis Kronik
DHF (Dengue Haemorrhage Fever)
Hipertensi

Riwayat Penyakit Keluarga :

Riwayat keluarga yang mengalami penyakit yang


serupa (-)
Riwayat DM (-)
Riwayat Hipertensi (+)
Riwayat Asma (-)
Riwayat Obstetri
Kehamilan
Perawatan Periksa ke bidan
Antenatal 1x/bulan

Kelahiran Tempat Persalinan Rumah Sakit


Penolong Dokter
Persalinan
Cara Persalinan Spontan
Masa Gestasi G1P0A0 gravid 37
minggu
Keadaan Lahir BBL 1800 gr
PBL 49 cm
Langsung
menangis
Kulit kemerahan
Riwayat Menstruasi :
Menarche : 13 tahun
Haid : teratur
Siklus : tidak beraturan
Haid : >14 hari hari
HPHT : 27 September
2016
Riwayat KB :
Pasien pernah menggunakan kontrasepsi IUD.

Riwayat Pemeriksaan PAP SMEAR :


07/04/2015 : NILM ( Negative for Intraepithelial
Lesion or Malignancy) disertai cervicitis kronik e.c.
actinomyces
21/08/2015 : NILM dengan peradangan kronis non
spesifik
04/04/2016 : NILM disertai cervicitis non spesifik
STATUS GENERALISATA
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Tinggi badan : 158 cm
Berat badan : 60 kg

Vital sign
Tekanan darah : 140/ 90 mmHg
Nadi : 74 kali/ menit
Pernapasan : 20 kali/ menit
Suhu : 36,5 o C

Status Generalis
Kepala : Normocephali
Mata : Konjungtiva anemis (-/-) dan sklera ikterik (-/-)
Telinga : normotia
Hidung : tidak tampak deformitas
Mulut : sianosis (-)
Leher : pembesaran KGB (-)
Thorax
Paru
Inspeksi : Bentuk dada simetris, pergerakan dada simetris (tidak ada
gerakan nafas yang tertinggal)
Palpasi : Vocal fremitus kanan sama dengan kiri
Perkusi : Sonor pada seluruh lapang paru
Auskultasi : Suara nafas vesikuler, ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Jantung
Auskultasi : Bunyi jantung S1-S2 murni reguler, murmur (-) , gallop (-)

Abdomen
Inspeksi : Normal, supel
Palpasi : Nyeri tekan (-)
Auskultasi : Bising usus (+) normal

Ekstremitas
Extremitas Superior : akral hangat (+/+) , edema (-/-)
Extermitas Inferior : akral hangat (+/+) , edema (-/-)
Status Ginekologi

Inspeksi : Abdomen datar,


tidak tampak luka bekas operasi, tidak
tampak striae
Palpasi : Abdomen soepel,
nyeri tekan (-), massa tumor (-),
Perkusi : Timpani
Auskultasi : Bising usus (+)
Inspekulo :
Tampak massa tunggal yang keluar dari
OUE berwarna merah terang, diameter
lebih kurang 2 cm, bulat irreguler, dan
Hasil Pemeriksaan Laboratorium (23 November 2016)
a. Hematologi
HasilPemeriksaan NilaiRujukan

Hb 11,7 11.0 16,5 gr/dl

Leukosit 8.400 3.500 10.000/mm

Eritrosit 4,4 3,8 5,8 juta/ul

Ht 34 35,0 50,0 %

Trombosit 329 150 500 ribu/ul

MCV 76 60,0 97,0 fl

MCH 26 26,5 33,5 pg

MCHC 34 31,5 35,0 gr/dl

BT 200 1-6

CT 900 6-11

GolonganDarah B RH +
Hasil Pemeriksaan Laboratorium (23 November 2016)
b. Kimia darah
HasilPemeriksaan NilaiRujukan

GlukosaSewaktu 97 < 200 mg/dl

HbsAg NEGATIF NEGATIF

Anti HIV NEGATIF NEGATIF


Hasil Pemeriksaan Laboratorium (23 November 2016)
c. Urinalisa
Hasil Pemeriksaan Rujukan
Warna kuning Kuning
Kejernihan Agak keruh Jernih
Berat Jenis 1,005 1,003-1,030
PH 7,0
Leukosit Negatif Negatif
eritrosit ++ Negatif
Protein Negatif Negatif
Glukosa Negatif Negatif
Keton Negatif Negatif
Diagnosis Kerja
PUA e.c Polip Endoserviks

Rencana Tindakan
Ekstirpasi Polip
Kuretase
FOLLOW UP
Hasil Pemeriksaan Patologi Anatomi Post
Kuretase (30/11/2016)

Makroskopis : diterima keping keping


jaringan kurang lebih sebanyak 1cc berwarna
putih pucat coklat kehitaman, rapuh.

Mikroskopis : Sediaan operasi berupa keping


keping jaringan nekrotik diantaranya tampak
kelenjar kelenjar endoserviks yang tumbuh
polipoid dilapisi epitel selapis masih dalam
batas normal. Tampak pula pelebaran dan
bendungan kapiler pembuluh darah, sebukan
masiv sel sel limfosit dan perdarahan. Tidak
tampak sel ganas.

PEMBAHASAN
Perdarahan Uterus Abnormal
(PUA)

Perdarahan uterus abnormal


meliputi semua kelainan haid
baik dalam hal jumlah maupun
lamanya. Manifestasi klinis
dapat berupa perdarahan
banyak, sedikit, siklus haid
yang memanjang atau tidak
beraturan
KLASIFIKASI

PUA AKUT
Perdarahan uterus abnormal akut didefinisikan sebagai
perdarahan haid yang banyak sehingga perlu
dilakukan penanganan yang cepat untuk mencegah
kehilangan darah
PUA
KRONIS

perdarahan uterus abnormal yang telah


terjadi lebih dari 3 bulan.

PUA
TENGAH
perdarahan haid yang terjadi di antara 2
siklus haid yang teratur. Perdarahan
dapat terjadi kapan saja atau dapat juga
terjadi di waktu yang sama setiap siklu
Polip (PUA-P)
Pertumbuhan lesi lunak pada lapisan
endometrium uterus, baik bertangkai maupun
tidak, berupa pertumbuhan berlebih dari
stroma dan kelenjar endometrium dan dilapisi
oleh epitel endometrium
Adenomiosis (PUA-A)
Adenomiosis ditandai dengan pembesaran
rahim yang disebabkan oleh sisa ektopik dari
endometrium -baik kelenjar maupun stroma-
yang terletak dalam di miometrium.

Leiomioma (PUA-L)
Leiomioma adalah neoplasma jinak otot
polos yang biasanya berasal dari
miometrium.
Malignancy and hyperplasia (PUA-M)
Pertumbuhan hiperplastik atau pertumbuhan
ganas dari lapisan endometrium. Gejala berupa
Perdarahan uterus abnormal. Meskipun jarang
ditemukan, namun hiperplasia atipik dan
keganasan merupakan penyebab penting PUA
Coagulopathy (PUA-C)
Gangguan hemostatis sistemik yang
berdampak terhadap perdarahan uterus.
Gejalanya berupa perdarahan uterus
abnormal. Terminologi koagulopati
digunakan untuk kelainan hemostatis
sistemik yang terkait dengan PUA
Ovulatory dysfunction (PUA-O)
Kegagalan ovulasi yang menyebabkan terjadinya
perdarahan uterus. Gejalanya berupa perdarahan
uterus abnormal
Iatrogenik (PUA-I)
Perdarahan uterus abnormal yang
berhubungan dengan intervensi medis seperti
penggunaan estrogen, progestin, AKDR.
Perdarahan haid diluar jadwal yang terjadi
akibat penggunaan estrogen atau progestin
dimasukkan dalam istilah perdarahan sela
atau breakthrough bleeding
Not yet classified (PUA-N)
Kategori not yet classified dibuat untuk
penyebab lain yang jarang atau sulit
dimasukkan dalam klasifikasi. Kelainan
yang termasuk dalam kelompok ini adalah
endometritis kronik atau malformasi
arteri-vena.
DIAGNOSIS PUA
Anamnesis
- Kemungkinan adanya
kelainan uterus
- Risiko kelainan tiroid
- Penambahan/penurunan BB
drastis
- Riwayat kelainan
hemostasis
- Siklus haid sebelumnya
- Waktu mulai terjadi PUA
Pemeriksaan Ginekologi

Miometriu
Ovulasi
m

PENILAIAN

Kavum Endometri
uteri um
Pemeriksaan Laboratorium

Tes hCG dan Hematologi


Pemeriksaan Kultur Serviks
Pemeriksaan Sitologi
Biopsi Endometrium

Histeroskopi

Mendeteksi lesi intrakavitas seperti


leiomioma dan polip yang mungkin
terlewati jika menggunakan sonografi
atau endometrial sampling
Pemeriksaan Penunjang

1. Ultrasound
membantu diagnosis polip endometrium,
adenomiosis, leiomioma, anomali uterus,
penebalan endometrium

2. Saline Infusion Sonohysterography


5-15mL larutan saline yang dimasukkan ke
dalam rongga rahim selama sonografi
transvaginal dan improvisasi diagnosis
patologi intrauterin
3. MRI
Membantu memetakan lokasi yang
tepat dari fibroid dalam
perencanaan operasi dan sebelum
terapi embolisasi untuk fibroid
Menilai endometrium ketika USG
transvaginal tidak dapat dilakukan

4. Histeroskopi
Visualisasi langsung dari patologi
kavitas dan memfasilitasi biopsi
langsung.
5. Biopsi Endometrium
Dapat mendeteksi lebih dari 90%
dari kanker.
PENATALAKSANAAN PUA
Pilihan Tatalaksana Medis yang Efektif untuk Perdarahan
Uterus Abnormal
Non-hormonal Obat Antiinflamasi Non-Steroid
Antifibrinolitik
Hormonal Kontrasepsi hormonal kombinasi
Levonorgestrel-releasing intrauterine
system
Progestin oral
Depot-medroxyprogesterone acetate
Danazol
GnRH-agonist
Penatalaksanaan bedah
Pilihan tatalaksana bedah untuk perdarahan
uterus abnormal tergantung pada beberapa
faktor termasuk ekspektasi pasien dan
patologi uterus. Pilihan bedahnya adalah :
Dilatasi dan kuretase uterus
Hysteroscopic, Polypectomy
Ablasi endometrium
Miomektomi
Histerektomi
POLIP
SERVIKS

Lesi atau tumor padat serviks yang


paling sering dijumpai. Kebanyakan
berasal dari endoserviks

Polip endoserviks
Merah terang, rapuh, strukturnya menyerupai
spons

Polip ektoserviks
Warna lebih pucat, strukturnya lebih kenyal dari
polip endoserviks
Gambaran histopatologis
polip adalah sama dengan jaringan
asalnya. Umumnya, permukaan polip
tersusun dari selapis epitel kolumner
yang tinggi (seperti hal nya
endoserviks), epitel kelenjar serviks,
dan stroma jaringan ikat longgar yang
diinfiltrasi oleh sel bulat dan edema.
Tidak jarang, ujung polip mengalami
nekrotik atau ulserasi sehingga dapat
menimbulkan perdarahan terutama
sekali pasca senggama.
Tanda dan Gejala

- Intermenstrual bleeding
- Postcoital bleeding
- Leukorrhea
- Menorrhagia
- Perdarahan abnormal vagina
- Perdarahan post menopause
Diagnosis Banding
Adenokarsinoma
endometrium
Sarkoma endometrium
mioma submukosa kecil yang
bertangkai
Polip endometrium
Komplikasi
Salpingitis akut dapat dimulai
atau diperburuk oleh polypectomy.
Tidak dianjurkan untuk
mengangkat polip besar kemudian
melakukan histerektomi beberapa
hari kemudian. Peritonitis pelvis
dapat mempersulit prosedur
terakhir. Dianjurkan melakukan
penundaan selama beberapa
minggu atau 1 bulan antara
polypectomy dan histerektomi.
Terapi
1.Ekstirpasi
2.Kuret
3.Kauter unipolar/bipolar
4.Apabila jumlah polip
multipel, lakukan dilatasi
dahulu sebelum
melakukan ekstirpasi
ANALISA KASUS

KASUS TEORI
Pasien datang ke IGD RSUD Embung Keluhan pasien sesuai dengan definisi PUA yaitu
Fatimah Kota Batam pada tanggal 23 meliputi semua kelainan haid baik dalam hal
November 2016 dengan keluhan keluar flek jumlah maupun lamanya. Manifestasi klinis dapat
berwarna merah segardari vagina sejak 2 berupa perdarahan banyak, sedikit, siklus haid
minggu yang lalu. Pasien juga mengeluh yang memanjang atau tidak beraturan.
nyeri pada sela kemaluan. Keputihan (+).
Siklus haid tidak teratur, lamanya hingga
>14 hari. HPHT : 27 Oktober 2016 dan
hingga sekarang masih timbul flek
Pada pasien ini, etiologi dari PUA yang Salah satu temuan klinis yang berhubungan
dialaminya, berdasarkan pemeriksaan yang dengan PUA adalah massa endoserviks, salah
dilakukan adalah ditemukannya polip satunya yaitu polip endoserviks. Polip serviks
endoserviks. Dari pemeriksaan inspekulo timbul sebagai hasil dari hiperplasia fokal dari
terlihat polip berwarna merah terang yang endoserviks. Apakah berasal dari inflamasi
terjepit keluar dari ostium serviks dengan kronik, respon lokal yang abnormal terhadap
stuktur yang rapuh. Munculnya polip stimulasi hormon, atau kongesti vaskular
tersebut kemungkinan karena riwayat terlokalisata dari pembuluh darah serviks belum
servisitis kronik yang dialami pasien. diketahui secara pasti. Polip serviks bervariasi
dari tunggal hingga multipel, berwarna merah
terang, rapuh, dan strukturnya menyerupai
Usia pasien 46 tahun, yang Sesuai teori, polip serviks
merupakan usia pre menopause. relatif sering terjadi, terkhusus
pada multigravida dan usia lebih
dari 20 tahun. Polip serviks
jarang terjadi sebelum
menarche, tetapi sesekali dapat
berkembang setelah
menopause.

Pasien mengalami keputihan dan Perdarahan tengah


juga perdarahan setelah (intermenstrual bleeding) dan
berhubungan yang termasuk postcoital bleeding adalah gejala
gejala polip endoserviks. tersering dari polip serviks.
Leukorrhea ( sekresi mukus
berwarna putih atau kuning) dan
menorrhagia juga dikaitkan
dengan polip serviks
Penatalaksanaan yang Karena pada umumnya
dilakukan untuk polip bertangkai dan
menyingkirkan polip pada dasarnya mudah terlihat,
kasus ini adalah ekstirpasi maka dapat diekstirpasi
polip serta kuretase. dengan mudah. Setelah
melakukan pemutaran
tangkai, biasanya juga
dilakukan pembersihan
dasar tangkai dengan
kuret atau kerokan
Terapi yang diberikan :
IVFD RL 20 tpm
Injeksi :
Ceftriaxone 2 x 1
As. Traneksamat 3 x 1
Vit K 3 x 1
Vit C 3 x 1
Oral : Amlodipin 10 mg
3x1
Antibiotik (ceftriaxone) diberikan sebagai profilaksis.
Asam traneksamat sebagai anti plasmin, bekerja
menghambat aktivitas dari aktivator plasminogen dan
plasmin. Sebagai hemostatik, bekerja mencegah
degradasi fibrin, meningkatkan agregasi platelet dan
memperbaiki kerapuhan vaskuler dan meningkatkan
aktivitas faktor koagulasi.
Vitamin K berguna untuk meningkatkan biosintesis
beberapa faktor pembekuan darah yang berlangsung
di hati. Sebagai hemostatik, vitamin K memerlukan
waktu untuk dapat menimbulkan efek, sebab vitamin
K harus merangsang pembentukan faktor faktor
pmbekuan darah terlebih dahulu.
Vitamin C mempunyai efek meningkatkan
permeabilitas kapiler dan sangat penting untuk
penyerapan zat besi sehingga membantu mencegah
Amlodipin diberikan untuk mengatasi
hipertensi. Amlodipin bekerja dengan
menghambat masuknya ion kalsium
melalui membran ke dalam otot polos
vaskular dan otot jantung sehingga
mempengaruhi kontraksi otot polos
vaskular dan otot jantung. Bekerja
langsung sebagai vasodilator arteri perifer
yang dapat menyebabkan penurunan
resistensi vaskular serta penurunan
tekanan darah.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai