Gangguan mempengaruhi cara tubuh memetabolisme komponen-komponen protein tertentu. Komponen ini adalah tiga cabang-rantai asam amino leusin, isoleusin, dan valin. Asam amino ini menumpuk di dalam darah menyebabkan efek toksik yang mengganggu fungsi otak. MSUD disebabkan oleh kekurangan enzim metabolisme rantai cabang asam keto-dehidrogenase (BCKDH), yang mengarah ke penumpukan dari cabang rantai asam amino (leucine, isoleucine, dan valine) dan bersifat racun dalam darah dan urin. Penyakit syrup mapel ini di temukan 1 dari 185.000 bayi di seluruh dunia. Cacat gen penyakit ini bersifat genetik autosom resesif dan di turunkan dari generasi ke generasi. Untuk setiap kehamilan dari orang tua yang membawa gen ini, ada kemungkinan 25% anak mereka akan lahir dengan penyakit yang sama dan 50% anak akan membawa gen cacat tersebut. Orang dengan kondisi ini, metabolisme dalam tubuhnya tidak dapat memecah cabang rantai leusin asam amino, isoleusin dan valin. Hal ini menyebabkan penumpukan zat- zat kimia dalam darah. Dalam bentuk yang paling parah, MSUD dapat merusak otak selama stres fisik seperti infeksi, demam, atau tidak makan untuk waktu yang lama. Sebagian besar penderita MSUD akan mati pada bulan pertama kehidupan, jika diagnosis tidak segera ditegakkan dan tidak ada pembatasan diet asam amino rantai bercabang. Beberapa hal yang dapat membantu di dalam menegakkan diagnosis MSUD:
1. Kadar leusin, isoleusin, valin, aloisoleusin di dalam urin
dan plasma meningkat. 2. Kadar alanin plasma menurun.
Intinya, analisis asam amino menunjukkan peningkatan asam
amino rantai bercabang termasuk alloisoleucine di dalam serum dan urin.
3. Tes presipitan urin.
4. Neuroimaging pada kondisi akut menunjukkan edema serebral.
Menegakkan diagnosis prenatal adalah mungkin.
PATOFISIOLOGI Terjadi kerusakan atau cacat (defect) di dalam dekarboksilasi leusin, isoleusin, dan valin oleh suatu branched-chain ketoacid dehydrogenase. Gejala Beberapa tanda dan gejala MSUD antara lain: 1. Defisiensi subunit enzim yang berbeda menimbulkan variabilitas klinis yang lebar. 2. Kurangnya asupan gizi, muntah di minggu awal kehidupan, berlanjut menjadi lesu (lethargy) dan koma. 3. Kelenturan otot (flaccidity) dan kekakuan otot (hypertonicity) yang berubah-ubah, kejang (convulsions), dan hipoglikemia. 4. Kencing, keringat, dan kotoran telinga (cerumen) berbau sirup maple. Penyakit ini tidak mengalami kelainan apapun pada hari-hari pertama ia dilahirkan. Gejala yang tidak normal baru muncul pada hari ke-8 saat bayi Janisha sering tertidur, susah minum dan hampir tidak mau menyusu. Cara mengatasi kondisi ini adalah dengan menghentikan asupan protein termasuk ASI eksklusif yang seharusnya didapatkan bayi Janisha setidaknya hingga usia 6 bulan. Sebagai gantinya, Janisha harus mendapatkan susu dengan formulasi khusus dan beberapa suplemen yang tidak dijual di Indonesia. Pengobatan Dua aspek utama untuk pengobatan penyakit urin sirup maple (MSUD) jangka panjang manajemen dan pengobatan episode dekompensasi metabolik akut. Dialisis peritoneal atau hemodialyses digunakan untuk mengurangi tingkat asam amino. Pengobatan jangka panjang memerlukan diet khusus. Diet termasuk formula bayi sintetik dengan level di bawah dari asam amino leusin, isoleusin, dan valin. Tujuan dari terapi diet adalah untuk menormalkan kembali cabang-rantai asam amino (terutama leusin) dengan membatasi asupan cabang rantai asam amino tanpa pertumbuhan merusak dan pengembangan intelektual. Terapi diet harus seumur hidup. Terapi gen juga merupakan pengobatan yang potensial di masa depan untuk pasien dengan MSUD. Pemeriksaan penunjang Pada kondisi itu bayi yang menderita MSUD perlu menjalani tes berupa : Tes asam amino plasma dan tes asam amino urin. penderitanya bisa berat, sedang dan ringan. Jika sudah diketahui menderita MSUD. Penatalaksaan Bayi/anak penderita MSUD menu makanannya bebas protein. cairan, gula dan lemak tertentu diberikan melalui vena. Dimungkinkan menjalani peritoneal dialisis atau hemodialisis alias cuci darah untuk menurunkan kadar asam amino. Diet khusus di bawah pengawasan ahli gizi diperlukan untuk mengetahui kadar leucine, isoleucine dan valine. sehingga sepanjang hidupnya harus menjalani diet yang diatur oleh dokter ahli gizi dan bekerjasama dengan kedua orangtuanya agar tetap adapemeriksaan rutin tes darah. Tujuannya agar tidak sampai terjadi kerusakan pada sistem syaraf. Jika tidak ditangani dengan baik bisa merusak sistem saraf yang mengganggu semua kerja organ tubuh vital antara lain otak, bahkan bisa mengancam jiwanya. * Diet rendah asam amino rantai bercabang (low branched-chain amino acid diet) secara berkesinambungan. * Sering memonitor kadar serum asam amino rantai bercabang pada bulan-bulan pertama kehidupan untuk berhubungan dengan berubahnya kebutuhan akan protein. * Meresepkan asam amino intravena daripada rantai bercabang. * Episode akut haruslah dirawat secara agresif untuk mencegah katabolisme dan keseimbangan nitrogen negatif (negative nitrogen balance). * Perkembangan dan pertumbuhan yang normal dapat diperoleh