Anda di halaman 1dari 18

KEBIJAKAN SISTEM LOGISTIK NASIONAL

Seminar
Outlook Proyek Konstruksi Logistik Nasional 2017
Jakarta Convention Center
10 November 2016
Erwin Raza, Asisten Deputi Pengembangan Logistik Nasional, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
FAKTA EMPIRIS
SEKTOR LOGISTIK NASIONAL SAAT INI
LOGISTICS PERFORMANCE INDEX (LPI) INDONESIA 2016
LPI adalah gambaran prespektif pembeli, penjual, dan pelaku bisnis, mengenai kinerja logistik suatu negara, berdasarkan hasil survei Bank
Dunia yang dikeluarkan setiap 2 tahun;
Peringkat LPI disusun berdasarkan skor kinerja masing-masing negara, meliputi 6 komponen indikator, yaitu: (1) Custom; (2) Infrastructure; (3)
International Shipments; (4) Logistics quality and competence; (5) Tracking and tracing; dan (6) Timeliness .
Tahun 2016 LPI Indonesia berada pada peringkat 63 dari 160
Tahun
Komponen Perubahan negara, turun 10 tingkat dibandingkan tahun 2014, di bawah
2014 2016 Singapura (5), Thailand (45), Malaysia (32).
Rank 53 63 - 10 Turunnya peringkat Indonesia, karena skor LPI Indonesia turun
Akumulasi dari 3,08 (2014) menjadi 2,98 tahun 2016, dan membaiknya
Score 3,08 2,98 - 0,10
skor kinerja negara-negara lain di luar ASEAN seperti India
Rank 55 69 - 14 peringkat (35), China (27), Itali (21), Kenya (42), Oman (48),
Customs
Score 2,87 2,69 - 0,18 Mesir (49), Brazil (55), Bostwana (57), Tanzania, (61), Rwanda
(62);
Rank 56 73 - 17
Infrastructure Penurunan Skor Indonesia terjadi pada 4 (empat) komponen
Score 2,92 2,65 - 0,27 Indikator yaitu: Customs, Infrastructure, Logistics quality
International Rank 74 71 +3 and competence, dan Timeliness; hanya 2 Indikator
Shipments meningkat, yaitu: International Shipments dan Tracking and
Score 2,87 2,9 + 0,03
tracing.
Logistics Quality and Rank 41 55 - 14 Negara-negara ASEAN yang mengalami penurunan skor,
Competence berurutan adalah: Laos (-0,32), Vietnam dan Thailand (0,17),
Score 3,21 3 - 0,21
Malaysia (-0,16), Filipina (-0,14), dan Indonesia (-0,10)
Rank 58 51 +7 Peringkat LPI
75 Indonesia
Tracking and Tracing 59
63
Score 3,11 3,19 + 0,08
53
43
Rank 50 62 - 12
Timeliness 3
Score 3,53 3,46 - 0,07 2007 2010 2012 2014 2016
BIAYA LOGISTIK NASIONAL TAHUN 2013 SEBESAR 25.15% ; DAN
BERDASARKAN PREDIKSI TAHUN 2015 SEKITAR 23,62% DARI PDB

Source: Pusat Pengkajian Logistik dan Rantai Pasok ITB


4
NATIONAL LOGISTICS COST 2004-2013 (% GDP)

Year Transportation Cost Inventory Cost Administration Logistics Cost


1. Kontribusi Biaya sektor transportasi merupakan
2004 11,83 13,12 1,50 26,45 komponen terbesar dalam pembentukan Biaya
Logistik Nasional. Dari keseluruhan biaya sektor
2005 12,53 13,50 1,56 27,59
transportasi, maka transportasi darat masih
2006 12,72 13,41 1,57 27,70 mendominasi komponen biaya logistik.
2007 12,85 12,38 1,51 26,74 2. Hal ini disebabkan pelaku usaha masih memandang
penggunaan moda transportasi darat lebih efisien
2008 11,51 12,94 1,47 25,92
(dari sisi waktu, biaya dan kecepatan), dibandingkan
2009 11,26 12,70 1,44 25,40 moda transportasi lainnya.
2010 11,95 11,20 1,39 25,54 3. Perlu percepatan untuk merealisasikan program
peningkatan angkutan barang melalui laut (short
2011 11,02 11,02 1,32 23,36
sea shipping), dan kereta api.
2012 11,05 11,94 1,38 24,37
2013 11,94 11,79 1,42 25,15
Average 11,87 12,40 1,46 25,72

Year Road (%) Water (%) Air (%) Rail (%) Service (%)
2004 51,55 38,12 1,04 0,43 8,86
2005 56,74 34,17 0,93 0,37 7,79
Transportation Cost
2006 58,94 32,25 0,89 0,33 7,58
Breakdown 2004-2013
2007 64,90 27,12 0,89 0,31 6,79
2008 68,09 25,23 0,91 0,30 5,47
2009 70,36 23,20 0,86 0,30 5,27
2010 73,38 20,63 1,07 0,27 4,65
2011 72,31 21,33 1,31 0,29 4,76
2012 72,91 20,76 1,49 0,28 4,56

Sumber: Pusat Pengkajian Logistik dan Sistem Rantai Pasok, ITB


2013 73,00 19,84 1,61 0,26 5,29 5
Average 67,13 25,34 1,22 0,31 6,00
Kondisi Imbalance PDB Wilayah Barat dan Timur

o 81.24% PDB Indonesia ada di Wilayah Jawa dan Sumatera, Sementara 18.76% di wilayah lainnya
(Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Papua dan Maluku)
o Luas pulau Jawa dan Sumatera hanya 44.46 % dari total wilayah Indonesia.
o Populasi pulau Jawa dan Sumatera 82.22% dari total penduduk Indonesia
6
DUKUNGAN YANG KUAT UNTUK MENINGKATKAN KINERJA LOGISTIK NASIONAL

1. KOMITMEN PRESIDEN R.I

Infrastruktur menjadi kunci dalam menekan biaya logistik, memberikan


daya saing dan juga akan mempersatukan kita, baik antar kota, antar kabupaten, antar
provinsi, antar pulau (Presiden RI dalam Sidang Kabinet Paripurna 7 April 2016)
...dan memang benar, biaya logistik kita, biaya transportasi kita ini yang memberatkan negara
ini, 2-2,5 kali lipat dari Singapura dan Malaysia... Pembangunan Pusat Logistik Berikat
bisa menjadikan Indonesia supermarket logistik untuk negara-negara ASEAN. PLB dapat
memicu perpindahan logistik secara masif dari negara-negara ASEAN ke Indonesia. (Presiden RI
dalam Peresmian Pusat Logistik Berikat , Cakung, Jakarta, Kamis, 10 Maret 2016)

...Melalui percepatan pembangunan infrastruktur, kita bangun sarana infrastruktur secara lebih
merata di seluruh Tanah Air guna memperkuat konektivitas antarwilayah dan memperkecil
ketimpangan dan kesenjangan sosial.
(Pidato Presiden pada tanggal 16 Agustus 2016)
2. KOMITMEN KERJASAMA INTERNASIONAL

Integrasi Jasa Logistik ASEAN 2015;


APEC Supply Chain: Menurunkan 10% Biaya, Waktu dan Ketidakpastian (uncertainty)
WTO Trade Facilitation

3. DUKUNGAN BANK DUNIA

Program Development Policy Loan (DPL): memasukkan logistik sebagai salah satu reform area
untuk digunakan sebagai Underlying DPL. 7
POKOK-POKOK KEBIJAKAN
PENGEMBANGAN SISTEM LOGISTIK NASIONAL
LOGISTIK

Point of
Consumption

Point of Origin Pengorganisasian yang sistematik dari


barang dan jasa
Logistik : adalah bagian dari Supply Chain yang menangani arus barang,
arus informasi, dan arus uang melalui proses procurement, warehousing,
transportation, distribution, dan delivery services sesuai dengan jenis,
kualitas, jumlah, waktu dan tempat yang dikehendaki konsumen, secara
aman, efektif, dan efisien, mulai dari point of origin sampai dengan point of 9
destination. (Cetak Biru SISLOGNAS)
PERPRES NO.26 TAHUN 2012
TENTANG CETAK BIRU PENGEMBANGAN SISTEM LOGISTIK NASIONAL

MEMBANGUN KONEKTIVITAS EKONOMI DESA, KOTA, DAN PASAR GLOBAL

VISI

Terwujudnya
Sistem Logistik
yang
Terintegrasi
secara Lokal,
Terhubung
secara Global
untuk
Meningkatkan
Daya Saing
Nasional dan
Kesejahteraan
Rakyat

Cetak Biru Pengembangan Sistem Logistik Nasional berlaku pada tanggal


5 Maret 2012
10
ENAM PILAR KUNCI PENGEMBANGAN SISTEM LOGISTIK
NASIONAL

Visi
Logistik
Indonesia
2025

1. Paradigma : Ship follows the trade & Ship promotes the trade
Ship follow the trade: Pengembangan sarana transportasi mengikuti perkembangan
dinamika perekonomian wilayah
Ship promote the trade: Pengembangan sarana transportasi bertujuan untuk
mengembangkan perekonomian wilayah.

2. Berdasarkan Manajemen Rantai Pasok 11


MILESTONE KINERJA LOGISTIK NASIONAL SAMPAI 2025

12
BIG WINS SISLOGNAS (TAHAP I - 2011 - 2015)
No Rencana Aksi Big Wins No. Rencana Aksi Big Wins
.
10 Penguatan Penyedia Jasa Logistik Nasional
1 Pembangunan Pelabuhan Hub Laut sebagai pemain kelas dunia.
Internasional Kuala Tanjung dan Bitung;
11 Revitalisasi BUMN Niaga menjadi Trading House
Bandara Hub Internasional Jakarta, Kuala
komoditas pokok dan strategis serta unggulan
Namu dan Makasar.
ekspor.
2 Pembangunan Pelabuhan Kali Baru, Jakarta
12 Peningkatan peran BUMN dalam logistik
3 Pengoperasian Short Sea Shipping Pantai pedesaan.
Utara Jawa dan Jalintim Sumatera.
13 Terselenggaranya sistem pendidikan dan
4 Peningkatan Peran Kargo Kereta Api di Jawa pelatihan profesi logistik nasional yang
dan Sumatera. berstandar internasional.
5 Sistem Otomasi informasi logistik INALOG. 14 Terwujudnya Pusat Distribusi Regional Komoditas
6 Peningkatan kapasitas Kapal Perintis dan Pokok dan Strategis pada tiap Koridor Ekonomi.
Nasional di Kawasan Timur Indonesia. 15 Harmonisasi regulasi dan kebijakan untuk
7 Pemberdayaan Pelayaran Nasional dan mendorong efisiensi kegiatan ekspor/impor.
Pelayaran Rakyat. 16 Penetapan tarif pelayanan jasa logistik dalam
8 Consolidated Container bagi eksportir UKM. denominasi Rupiah.

9 Pelayanan 24/7 kargo udara di Soeta Intl 17 Efektifnya pengoperasian Dry Port.
Airport.

13
TRANSPORTASI LAUT
SEBAGAI TULANG PUNGGUNG SISTEM LOGISTIK NASIONAL
Global Hub Port Front Line
West Global Hub Port Front Line
East

Pengembangan Pelabuhan Hub Internasional di Kuala Tanjung untuk Wilayah Indonesia Barat
dan Bitung Untuk Wilayah Indonesia Timur
Short Sea Shipping sebagai backbone dari Transportasi Barang Nasional
14
DEREGULASI KEBIJAKAN EKONOMI
DI SEKTOR LOGISTIK
DEREGULASI KEBIJAKAN SEKTOR LOGISTIK YANG TELAH
DIKELUARKAN PADA PAKET KEBIJAKAN EKONOMI I-XIII
PAKET I
PAKET VIII PAKET IX
Fasilitas PUSAT LOGISTIK BERIKAT (PLB) Peningkatan Daya Saing Industri
Memudahkan Mendapatkan Supply PengembanganUsahaJasa
Penerbangan Nasional melalui insentif PenyelenggaraanPos Komersial
Bahan Baku Industri & Mendekatkan
ketersediaan bahan baku untuk
bea masuk 0% untuk 21pos tarif suku Penetapan besarantarifjasa pos komersial tidak
keperluan industri di dalam negeri. cadang dan komponen pesawat lebih tinggi atau sama dengan dari tarif layanan
Penggunaan Single Identity Importir terbang. pos universal yang ditetapkan pemerintah
Angka Pengenal Impor (API) merupakan satu-
satunya tadan pengenal importir.
PenyatuanPembayaranJasa-jasa
Kepelabuhanan Secara Elektronik (Single
Inland Free Trade Arrangement (FTA) Billing)
Langkah pemindahan kawasan FTA ke PenegasanpelaksanaanPeraturanMenteri
Indonesia yang sebelumnya berada di BUMN Nomor 2 Tahun 2013 tentang Panduan
negara lain Penyusunan Pengelolaan Teknologi Informasi
Fasilitas Impor Tidak Dipungut PPN BUMN.
SinergiBUMNMembangunAgregator/Konsol
Pemberian Fasilitas tidak dipungut PPN atas idator Ekspor Produk UKM, Geographical
impor alat transportasi dan sparepartnya Inidications, dan Ekonomi Kreatif
meliputi: Angkutan di air, di bawah air, di Sinergi BUMN Trading-Logistics dalam hal inovasi
MEMBANGUN
udara, kereta api, berbagai jenis kapal, pesawat bisnis yang strategis untuk mendorong produk
udara. KONEKTIVITAS UMKM yang dipasarkan dalam negeri dan ekspor.
Pembebasan Pengenaan PPN Angkutan EKONOMI
Laut DESA-KOTA Sistem Pelayanan Terbadu Kepelabuhan
Pembebasan dari pengenaan PPN untuk Secara Elektronik
angkutan laut nasional yang melakukan Integrasi Inaportnet system ke dalam INSW
kegiatan angkutan luar negeri. system.
PAKET XI Penggunaan Mata Uang Rupiah untuk
Indonesian Single Risk Management) Transaksi Kegiatan Transportasi
Penerapan Manajemen Risiko yang terintegrasi antar Kepastian tarif dalam bentuk mata uang rupiah
Kementerian/Lembaga untuk meningkatkan efisiensi
pelayanan dan efektivitas pengawasan di seluruh proses
layanan impor-expor

16
DEREGULASI KEBIJAKAN SEKTOR LOGISTIK TAHAP BERIKUTNYA
FOKUS:
Rasionalisasi & Harmonisasi Peraturan yang menghambat Pengembangan Logistik Nasional, serta Penyusunan
Peraturan Baru Untuk Mendukung Implementasi Pengembangan Logistik Nasional Sesuai Perpres No. 26 Tahun
2012;
Rasionalisasi Perijinan Sektor Logistik.
Mencakup 6 (enam) Faktor Penggerak Utama
Pengembangan SISLOGNAS
Komoditas Utama
Target :
Terbangunnya sistem logistik yang
terintegrasi, efektif, dan efisien;
Pengembangan Infrastruktur
Logistik Terbangunnya konektivitas desa-kota-
pasar global;
Peningkatan Pelaku dan Penyedia Penerbitan Paket Kebijakan Ekonomi
Jasa Logistik khusus di Sektor Logistik
Pengembangan Sumber Daya
Manusia (SDM) Tujuan/Sasaran:
Penurunan biaya logistik terhadap
Penerapan Teknologi Informasi Produk Domestik Bruto (PDB);
dan Komunikasi Penurunan Cost of Production (COP);
Harmonisasi Regulasi dan Meningkatnya ekspor dari desa-kota-
Kebijakan pasar global. 17
...Bangunlah jiwanya,
bangunlah badannya untuk
Indonesia Raya.... [W.R
Supratman]
TERIMA
KASIH

UNTUK INDONESIA ERWIN RAZA


ASISTEN DEPUTI PENGEMBANGAN LOGISTIK

YANG LEBIH BAIK NASIONAL

Anda mungkin juga menyukai