Anda di halaman 1dari 34

PENDEKATAN GIZI

DI TEMPAT KERJA

DIREKTORAT BINA KESEHATAN KERJA DAN


OLAHRAGA
JAKARTA, 8 APRIL 2015
14
SITUASI GIZI DI INDONESIA
bl e
Dou en
u rd
KEKURANGAN B KELEBIHAN
GIZI GIZI

KVA controll Gizi Lebih


GAKI ed emergi
ng

Gizi Kurang
un- PTM
Stunting
finished
Anemia
2
Transisi
Epidemiolo
gi

PENYAKIT PTM
MENULAR

beban ganda terkait
beban ganda terkait
pengendalian Diabetes Melitus 2,1%
penyakit menular Gagal Ginjal 0,2%
yang belum selesai, Jantung Koroner 1,5%
sedangkan di sisi lain Stroke 12,1 permil
kasus penyakit tidak Hipertensi 25,8%
menular meningkat Kanker 1,4%

3
PERMASALAHAN GIZI PEKERJA

Hasil penelitian terdapat 3 masalah gizi


pada pekerja di Indonesia :
24-42% pekerja & 18-30% pekerja
menderita anemia gizi (kurang darah)
kapasitas kerja
28.5% pekerja berstatus gizi kurang
(Mulyani, 2007)
36.4% pekerja berstatus gizi lebih
(Bardosono & Amri , 2009)
PERMASALAHAN GIZI PEKERJA

Pekerja yang anemia (Scholz dkk, 1997;


Untoro dkk, 1998):
produktivitas kerja 20% lebih rendah dari
pada pekerja sehat
output kerjanya rata-rata 5% lebih rendah
dari pada pekerja yang tidak anemia
kapasitas kerja rata-rata/minggu 6.5 jam
lebih rendah
Pekerja yang sarapan pagi hasil kerjanya
28% lebih tinggi dari pada yang tidak
sarapan pagi
PERMASALAHAN GIZI PEKERJA

Studi efektivitas pelaksanaan progam


penanggulangan anemia gizi bagi pekerja
pada beberapa perusahaan di NTB :
perusahaan yang tidak menjalankan
program gizi prevalensi anemia lebih
tinggi
Kekurangan zat gizi mengakibatkan
kematian & kecatatan kerugian nasional
5% produk domestik bruto (Bank Dunia)
Gizi pekerja perlu mendapat perhatian pengelola
tempat kerja karena waktu yang dihabiskan di
tempat kerja 8 jam/ hari khususnya perempuan
(kelompok rentan)
Pekerja dengan gizi kurang :
Cepat lelah reaksi lamban
Kurang motivasi tidak punya
inisiatif
Mudah sakit izin tidak masuk kerja

Prestasi menurun

Produktivitas kurang
PENYEBAB MASALAH GIZI PEKERJA
Sosial budaya dan ekonomi
Kebiasaan/perilaku
Pola kegiatan : kerja ringan, sedang, dan
berat
Faktor biologis pada perempuan
Ketidaktahuan mengenai gizi
Tingginya penyakit parasit dan infeksi
pada alat pencernaan
Kesehatan lingkungan dan pelayanan
kesehatan yang belum memadai
TANTANGAN

Kurangnya kesadaran pekerja, kesibukan


para pekerja & faktor ekonomi
Kurangnya kesadaran & komitmen pengusaha
anggaran untuk program gizi masih dianggap
beban bagi perusahaan
rendahnya produktivitas pekerja dianggap
semata-mata karena malas, kurang inisiatif
Pemerintah belum melakukan pembinaan
secara optimal.
DASAR HUKUM
UU No.1 tahun 1970, ttg Keselamatan Kerja.
UU No. 13 tahun 2003 ttg Ketenagakerjaan
UU no. 36 tahun 2009 ttg Kesehatan
Keputusan bersama Dirjen Pembinaan Hubungan
Industrial & Pengawasan Ketenagakerjaan (Binawas
Depnaker) & Dirjen Binkesmas (Depkes) No. Kep
22/BW/1996 & No. 202/BM/DJ/BGM/II/1996, ttg
Penanggulangan anemia gizi (kekurangan zat gizi) bagi
pekerja wanita.
Kepmenkes No. 1593/Menkes/SK/XI/2005 ttg Angka
Kecukupan Gizi yg Dianjurkan bagi Bangsa Indonesia
SE Menakertrans No. SE.01/Men/1979 tentang
Pengadaan Kantin & Ruang Makan
Instruksi Menaker No. INST-03/Men/BW/1999 ttg
Pengawasan thd Pengelolaan Makanan di Tempat Kerja
MANFAAT PROGRAM GIZI PEKERJA
Meningkatkan citra perusahaan
Meningkatnya status gizi pekerja dalam
rangka mendukung peningkatan
produktivitas kerja dan menambah
pendapatan
Menurunnya angka absensi karena
sakit dan kecelakaan akibat kerja
Menurunnya biaya pengobatan yang
dikeluarkan perusahaan
Upaya Pelayanan Gizi
Bagi Pekerja?
PELAYANAN GIZI BAGI PEKERJA
1. Pemenuhan asupan gizi sesuai jenis
pekerjaan, jenis kelamin dan kondisi
khusus (hamil, menyusui, lembur,
sakit) dan faktor risiko lainnya di
tempat kerja.
2. Penyediaan makanan bergizi di
tempat kerja
Pengadaan Pusat pelayanan
makanan
Sistim diborongkan
Sistim pengelolaan langsung
Sistim kerjasama
UPAYA PELAYANAN GIZI PADA PEKERJA

1. Periksaan kesehatan awal, berkala &


khusus.
2. Intervensi :
deworming (pemberian obat cacing),
pemberian tablet tambah darah
pemberian suplemen lainnya sesuai
indikasi pd pekerja seperti vitamin A, oralit
(diare)
3. Penyuluhan gizi & konseling bagi karyawan.
4. Motivasi ttg upaya perbaikan gizi pekerja
kepada pengurus, pimpinan perusahaan &
organisasi pekerja.
PENILAIAN STATUS GIZI
IMT = Berat Badan (kg)
Tinggi Badan (m) x Tinggi Badan (m)

IMT STATUS GIZI KATEGORI


< 17.0 Gizi kurang Sangat kurus
17.0 18.5 Gizi kurang Kurus
18.5 25.0 Gizi baik Normal
> 25.0 27.0 Gizi lebih Gemuk
> 27.0 Gizi lebih Sangat gemuk
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KEBUTUHAN GIZI PEKERJA
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KEBUTUHAN GIZI PEKERJA
Faktor lingkungan kerja yg
mempengaruhi kebutuhan gizi
1. SUHU
suhu tingi penguapan tinggi keringat banyak
dibutuhkan air & garam
2. BAHAN KIMIA
Keracunan kronis metabolisme terganggu nafsu
makan, gangguan fungsi alat pencernaan
3. PARASIT & MIKROORGANISME
Infeksi cacing fungsi pencernaan terganggu &
kehilangan zat-zat gizi
4. FAKTOR PSIKOLOGIS
Ketegangan mental, nafsu makan berkurang, pe BB
produktivitas .
KATEGORI PEKERJAAN FAO/WHO 1985
KATEGORI PEKERJAAN King & Burger 1993
Berdasarkan tingkat aktivitas fisik rata2 tiap
orang selama 24 jam
KEBUTUHAN GIZI PEKERJA
Kebutuhan energi SELAMA BEKERJA (8 jam)
40 50 % kebutuhan sehari
Pekerja perempuan (19-29 th)
Kerja ringan : 720 Kkal
Kerja sedang : 760 Kkal
Kerja berat : 860 Kkal

Pekerja Laki-laki (19-29 th)


Kerja ringan : 960 Kkal
Kerja sedang : 1.020 Kkal
Kerja berat : 1.120 Kkal
PELAYANAN GIZI KONDISI KHUSUS

IBU HAMIL
Tambahan energi dan asupan gizi :
pemberian tablet tambah darah
Pemberian Vit. A dosis tinggi bagi ibu
Nifas
IBU MENYUSUI
ASI Ekslusif Ruang Asi di tempat kerja
Pelayanan Gizi dan Kesehatan di TPA
KECUKUPAN GIZI KONDISI KHUSUS
Hamil & menyusui tambahan energi dan zat gizi
(tablet tambah darah)
HAMIL MENYUSUI
trimester 1 +180 kkal/hr 6 bln ke-1 +500 kkal/hr
trimester 2 & 3 +300 kkal/hr 6 bln ke-2 +550 kkal/hr

Pencegahan anemia TTD 60 mg 2x/minggu


s/d anemia teratasi
Selama haid TTD 60 mg/ hari
KEBUTUHAN GIZI KONDISI KHUSUS
Obesitas:
diet rendah kalori & gizi seimbang
olah raga teratur & rutin min 4-5x/mgg selama 20-
30
Risiko lingkungan kerja
Suhu tinggi kebutuhan air & garam pengganti
cairan
Bahan kimia tambahan zat gizi
Bahan Radiasi tambahan protein & antioksidan
untuk regenerasi sel
Parasit dan Mikroorganisme
Kecacingan tambahan zat gizi
PENYEDIAAN MAKANAN BAGI
PEKERJA
Proporsi KH, protein, & lemak dalam menu
agar seimbang (WNPG VIII, 2004):
- KH 50-65%
- Protein 10-20%
- Lemak 20-30%

Makanan utama di tempat kerja


diberikan saat istirahat (4-5
jam setelah kerja) diselingi
pemberian kudapan
Contoh Menu Makan Selingan & Makan
Siang di tempat kerja (660-760 kkal)
Waktu Menu Jumlah (g)

Jam 10.00 Teh manis 1 gls

Siang Nasi 1 gls


Telur balado 1 btr
Tumis tempe cb hijau 2 ptg sdg
Sayur oyong 1 gls
Pisang barangan 2 bh
Contoh Menu Makan Selingan & Makan
Siang di tempat kerja (800-960 kkal)

Waktu Menu Jumlah (g)

Jam 10.00 Teh manis 1 gls

Siang Nasi 1 gls


Ayam goreng 1 ptg sdg
Perkedel tahu 2 ptg sdg
Sup sayuran 1 gls
Semangka 1 ptg sdg
UNSUR YANG TERLIBAT
DALAM LINGKUNGAN PERUSAHAAN
Pimpinan perusahaan
Serikat pekerja
Klinik perusahaan, kantin/ bag penyelenggaraan
makanan
Kader gizi/ kesehatan (pendidik sebaya)
Tenaga kerja

Diluar lingkungan perusahaan


Puskesmas Pembina kesehatan bila perusahaan
belum mempunyai unit kesehatan dpt ditangani oleh
Puskesmas setempat koordinasi dengan
perusahaan
RS terdekat
PERSYARATAN RUANG
MAKAN/KANTIN, DAPUR
Mudah dijangkau semua pekerja
Ruangan cukup luas sesuai dengan
kapasitas pekerja yang dilayani
Sirkulasi udara baik dan penerangan
cukup
Lingkungan sekitarnya bersih dan tidak
becek
Tidak berdekatan dengan pembuangan
sampah
Tidak terkena polusi bahan kimia
DUKUNGAN PERUSAHAAN

Melakukan penyuluhan tentang Gizi & ASI


kepada karyawati
Menyediakan materi penyuluhan
Menyediakan sarana ruang untuk memerah
dan menyimpan ASI berikut perlengkapannya
Menyediakan dukungan paket obat gizi,
berupa Kapsul Vitamin A, Tablet Fe
dll
Dapur, Kantin &
Ruang Makan
Kantin
Ruang Makan
GIZI SEIMBANG
BANGSA SEHAT
BERPRESTASI

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai