Anda di halaman 1dari 12

PENDIDIKAN YANG TERHALANG

KEBUTUHAN HIDUP

Disusun oleh:
1.Afri Komala Jati (14503241048)
2. Muhammad Fadli A (14503241057)
3.Yusuf Rohmatulloh (14503244016)
4.Apri Viarik A.G (14503244018)
Latar belakang
Putus sekolah merupakan masalah klasik yang masih belum bisa
diatasi dunia pendidikan Indonesia. seperti data yang dilansir
Nationalgeographic.co.id berdasarkan Kementerian Pendidikan Nasional
di 2008, setiap tahunnya 1,5 juta remaja tidak dapat melanjutkan
sekolah. Bahkan pada 2010, jumlah anak jalanan untuk daerah Jakarta
saja sudah mencapai 4.000 anak (Bappenas). Sementara itu, data tahun
2009 dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak menunjukkan bahwa jumlah anak putus sekolah SD rata-rata
600.000 hingga 700.000 siswa per tahun. Sementara itu, jumlah anak
putus sekolah SMP rata-rata 150.000 sampai 200.000 orang siswa setiap
tahun. Data BKKBN, di lain pihak, menyebut jumlah anak-anak putus
sekolah tahun 2009 meningkat pesat dibandingkan jumlahnya pada
1996. Pada 1996, terdapat 1,7 juta siswa putus sekolah, sedangkan
pada 2009, mencapai 11,7 juta siswa. Sebagian besar anak-anak
tersebut berusia antara 7 hingga 15 tahun. Data tersebut menunjukkan
bahwa jumlah anak putus sekolah di Indonesia tergolong tinggi.
Permasalahan ekonomi penyebab
berhentinya sekolah
Materi pertanyaan wawancara
1. Apakah anda masih sekolah?
2. Mengapa anda tidak melanjutkan sekolah?
3. Apakah orang tua anda mendukung untuk melanjutkan sekolah
atau tidak?
4. Masih berminatkan anda untuk melanjutkan sekolah? Kalau
berminat apa motivasi anda untuk melanjutkan sekolah?
5. Seberapa pentingkah pendidikan menurut anda?
6. Adakah teman anda yang juga tidak melanjutkan sekolah? Kalau
ada apa penyebabnya teman anda juga tidak melanjutkan sekolah?
7. Apakah lingkungan sekitar anda mendukun anda untuk belajar?
8. Contoh hal yang mendukung/tidak mendukung anda untuk belajar
9. Apakah harapan anda untuk pendidikan di Indonesia terutama
Yogyakarta
Transkip wawancara
Pewawancara: Apakah Anda masih sekolah?
Narasumber : Tidak
Pewawancara: Mengapa Anda tidak melanjutkan sekolah?
Narasumber : Karena dulu faktor biaya
Pewawancara: Apakah orang tua anda mendukung untuk
melanjutkan sekolah atau tidak?
Narasumber : Dulu iya, tapi sekarang tidak. Karena
terhimpit faktor biaya, jadi orang tua susah mencarikan
uang. Apa ya... istilahnya lebih mementingkan uang
daripada massa depan saya.
Pewawancara: Berarti kalau Anda pribadi masih
berminatkah Anda untuk bersekolah?
Narasumber : Masih
Pewawancara: Motivasi anda untuk melanjutkan sekolah, apa?
Narasumber : Agar bisa lebih dewasa, saya ingin mencapai
cita-cita saya.
Pewawancara: Menurut Anda... Seberapa pentingkah
pendidikan?
Narasumber :Menurut saya pendidikan itu penting karena
pendidikan itu adalah masa depan. Karena kalau tidak ada
pendidikan kita tidak bisa meraih ilmu.
Pewawancara: Adakah teman anda yang juga tidak
melanjutkan sekolah seperti Anda saat ini?
Narasumber : Banyak
Pewawancara: Teman sebaya Anda?
Narasumber : Iya
Pewawancara: Kira-kira apa penyebabnya teman anda
juga tidak melanjutkan sekolah?
Narasumber : Ada bermacam-macam, yang pertama
kaya saya tadi faktor biaya. Yang kedua karena faktor
lingkungan atau gaya hidup. Contohnya saya tidak
sekolah terus dia ikut-ikut tidak sekolah karena ingin
menirukan gaya hidup saya.
Pewawancara: Kalau menurut Anda, apakah lingkungan
sekitar Anda mendukung anda untuk belajar? Contoh hal
yang mendukung itu apa...yang tidak mendukung itu apa?
Narasumber : Kalau mendukung itu... karena di sisi lain
saya melihat teman-teman saya yang sekolah itu bisa
melanjutkan sekolah hingga ke jenjang yang tinggi, terus
terang... saya malu sebagai orang.
Pewawancara: Misalkan contoh yang tidak mendukung
Anda?
Narasumber : Kalau tidak mendukung, satu... motor,
yang kedua... teman-teman.
Pewawancara: Teman yang seperti apa itu Mas?
Narasumber : Itu... gini... di teman-teman saya yang dulu
sekolah mereka ingin saya itu sekolah. Tetapi di saya main di
lingkungan sekitar sini pasti banyak orang yang menganggap
saya itu kamu ngga usah sekolah aja, ngga penting karena
dia belum merasakan gimana susahnya cari uang.
Pewawancara: Ya mungkin harapan anda untuk pendidikan di
Indonesia terutama Yogyakarta ini seperti apa?
Narasumber : Semoga pemerintah membantulah, gimana...
harusnya dia itu masuk ke orang-orang... contohnya orang
miskin agar dia bisa melihat... oo ini yang tidak mampu... oo
ini yang tidak mampu... ini yang mampu. Sekarang soalnya
gini, banyak orang kaya yang melihat kita ini mampu sekolah
padahal kita ini tidak punya biaya... Sedangkan orang tua kita
memenuhi biaya kita sulit, setidaknya pemerintah itu...
Pewawancara: Setidaknya pemerintah bisa membantu biaya,
minimal sekolah duabelas tahun.
Narasumber : Iya
Solusi
Pemerintah harus lebih tanggap terhadap masyarakat
yang kurang mampu.
Orang tua harus mendukung dan mengupayakan
kelanjutan pendidikan bagi anaknya.
Pemerintah memberikan sosialisasi kepada masyarakat
akan pentingnya pendidikan.
Diperlukan kejujuran dan rencana yang strategis dari
organisasi pendidikan,untuk mengimplementasikan
anggaran pendidikan pada program pembiayaan
pendidikan Gratis (Murah) bagi masyarakat.
Dalam dunia pendidikan harus dibersihkan dari berbagai
biaya pungutan, seperti biaya LKS,biaya seragam,biaya
uang gedung,biaya ektrakulikuler,dll
kesimpulan
Banyak permasalahan-permasalahan klasik pendidikan di
Indonesia yang belum terselasaikan. Salah satunya seperti
yang dialami Narasumber. Sebenarnya Narasumber masih
berkeinginan untuk melanjutkan sekolah. Namun karena
permasalahan ekonomi sehingga orang tua Narasumber
lebih mementingkan kebutuhan hidup daripada pendidikan
anaknya (Narasumber). Untuk mengatasi permasalahan ini
perlu ikut campur pemerintah dan birokrasi-birokrasi
pendidikan yang lebih intensif dan tepat sasaran.
Diperlukan perubahan mindsetmasyarakat akan
pendidikan yang mahal mealui sosialisasi. Selain itu juga
permasalahan ini merupakan PR kita sebagai mahasiswa
calon pendidik, dimana pendidik merupakan kunci pokok
terciptanya masyarakat yang bermoral baik.
THANKS FOR ATTENTION

ANY QUESTION BRO.... ???

Anda mungkin juga menyukai