Pengelolaan Sampah
Pengelolaan Sampah
A. Sumber sampah
Sumber sampah dapat dikelompokkan
menjadi tiga yaitu;
sampah hasil kegiatan rumah tangga
(domestic refuse)
sisa makanan, bahan dan
peralatan rumah tangga.
Sampah dari kegiatan perdagangan
(comercial refuse)
Adalah sampah yang berasal dari tempat-
tempat perdagangan seperti supermarket,
pusat pertokoan, warung dan sejenisnya.
Bawaan lalat
Dysentreri basillaris Shigella shigae
D.Amoebica Entamoeba histolytica
Typhus abdominalis Salmonella typhi
Cholera Vibrio cholerae
Ascariasis A. lumbricoides
Ancylostomiasis A. duodenale
pelaksanaan
Membuat peraturan daerah bersama yang mengatur pengelolaan
persampahan. Peraturan tersebut berisi berbagai hal dengan
mempertimbangkan aspek hukum dan kelembagaan, teknik, serta
aspek keuangan.
Dari aspek kelembagaan telah ada pemisahan peran yang jelas
antara pembuat peraturan, pengatur / pembina dan pelaksana
(operator). Dengan adanya pemisahan yang jelas ini, diharapkan
penerapan peraturan dapat dilakukan dengan optimal termasuk
unsur pembinaan yang berupa sangsi-sangsi yang tegas.
Dari aspek teknis telah diterapkan beberapa indikator pelayanan
yang meliputi antara lain :
Tidak terdapat timbunan sampah pada tempat
terbuka;
Pengumpulan sampah harus dilakukan secepat
mungkin dan menjangkau seluruh kawasan
perkotaan termasuk kawasan rumah tinggal,
niaga, fasilitas umum dan tempat-tempat
wisata;
Sampah hanya dikumpulkan pada TPS atau
kontainer sampah yang telah ditentukan;
yang terkumpul pada TPS harus sudah diangkut
ke TPA Sampah dalam waktu kurang dari 24 jam;
Pengangkutan dari TPS dan dibuang ke TPA
harus tidak menyebabkan kemacetan lalulintas
serta tidak menimbulkan ceceran sampah
maupun cairannya di sepanjang jalan;
Pengoperasian TPA dilakukan dengan sistem
sanitary landfill;
Mengoptimalkan manfaat nilai tambah dari
sampah dengan menerapkan daur ulang atau
melakukan pengomposan.
Pengolahan Sampah
Yang dimaksud dengan pengolahan sampah
adalah suatu upaya yang sering dilakukan
dalam sistem manajemen persampahan
dengan tujuan untuk:
1. Meningkatkan efisiensi operasional,
2. Mendaur ulang material atau bahan-
bahan yang kurang bermanfaat untuk
ditingkatkan kembali manfaatnya,
3. Mendaur ulang material atau bahan-
bahan buangan untuk diubah menjadi
produk lain atau energi
Secara proses ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk
Replace (mengganti)
Reduce (mengurangi)
Re-use (gunakan kembali)
Recycle (daur ulang)
Penentuan Komposisi Sampah
Campur seluruh sampah dari kotak sampling
sebanyak 40 liter
Lakukan pemilahan sampah berdasarkan
komposisinya (organik, kertas, kaleng, kayu,
kaca dan lain-lain)
Timbang masing-masing komponen
tersebut.
Penentuan Karakteristik Sampah
Setiap komponen tersebut diatas diambil lebih kurang 10%
dan disatukan, kemudian dicacah sehingga homogen,
Sampel yang telah homogen diambil kira-kira 5 10 kg dan
dimasukkan ke dalam kantong plastik untuk secepatnya
dianalisa di laboratorium,
Analisa tersebut meliputi :
- Pengumpulan
a. Pola Pengumpulan
- Individual langsung
- Individual tidak langsung
- Komunal langsung
- Komunal tidak langsung
Pengumpulan sampah
Pengumpulan sampah : cara atau proses
pengambilan sampah mulai dari tempat
pewadahan / penampungan sampah dari
sumber timbulan sampah sampai ke tempat
pengumpulan sementara / stasiun pemindah
atau sekaligus diangkut ke tempat
pembuangan akhir.
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah
mo. ethanol
2. n(C6 H12 O6) 2n(CH CH2OH)
glukosa ethanol
+2n(CO2)+n(57000 kal)
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PRODUKSI GAS BIO
1. Derajat keasaman.
pH normal = 7 8
2. Temperatur pencernaan
suhu : 5C - 55C
suhu optimum : 35C
3. Pengenceran bahan baku
7 9 bahan kering paling baik
4. Pengadukan
Konstruksi tanki Gas Bio + alat pengaduk.
SUSUNAN LAPISAN DALAM TANKI
FASE LAPISAN DAYA GUNA
MANUSIA 11
SAPI 18
BABI 11
AYAM / BURUNG 25
MENGHITUNG KEBUTUHAN BAHAN BAKU
1. Perbandingan pengenceran = 1 : 1 atau 1 : 2
2. Volume tanki
3. Untuk pengisian kontinyu, ditentukan berapa hari sekali
penambahan kotoran (setiap 2 hari sekali atau setiap 3 hari
sekali).
Contoh perhitungan:
Kebutuhan bahan baku untuk membuat Gas Bio dengan
cara pengisian Kontinyu dalam drum ukuran 200 liter.
1. Jika perbandingan pengenceran = 1 : 1, maka dibutuhkan
190 liter kotoran dan 190 liter air, bila tersedia ember ukuran
22 liter, maka diperlukan kotoran sebanyak 8 ember.
2. Jika perbandingan pengenceran = 1 : 2, maka dibutuhkan
120 liter kotoran dan 240 liter air, bila tersedia ember ukuran
22 liter, maka diperlukan kotoran sebanyak 5 6 ember dan
untuk pengisian selanjutnya dilakukan setelah terbentuk Gas
Bio yaitu :
a. 1 ember (22 liter) kotoran, bila pengisian setiap hari.
b. 2 ember (44 liter) kotoran, bila pengisian 2 hari sekali.
c. 3 ember (60 liter) kotoran, bila pengisian 3 hari sekali.
PERLU DIKETAHUI
1. Campuran gas methan dan oxygen mudah terbakar
2. Gas Bio dapat menimbulkan korosif pada besi dan seng,
3. Gas Bio mempunyai tekanan rendah, untuk itu tidak bisa disalurkan
ketempat yang jauh,
4. Digester harus dibersihkan setiap 6 bulan sekali,
5. Hasil Gas Bio pertama harus dibuang
6. Baik digunakan kotoran yang masih baru
7. Perbandingan pengenceran kotoran bervariasi (1:1 atau 1:2)
8. Kotoran harus diaduk sampai rata dan dibersihkan dari benda keras
sebelum dimasukkan kedalam tanki
BAHAN-BAHAN UNTUK MEMBUAT TANKI GAS
BIO
Untuk pengisian Langsung :
1. 1 buah drum isi 200 liter
2. 1 buah drum isi 90 100 liter 50 cm
3. Pipa gas (Gi) ukuran 50 cm,
4. 1 buah stop kran
5. Slang karet secukupnya
PENGISIAN KONTINYU
1. 2 buah drum ukuran 200 liter
2. Pipa sludge (Gi), ukuran 60 cm,
3. Pipa Gas Bio (Gi) ukuran 50 cm,
4. 1 buah stop kran
5. Selang karet , panjang sesuai keperluan
6. Plat besi / seng untuk corong 2 mm
secukupnya
7. 12 buah baut dan mur
8. Karet penahan
9. Klem dari plat besi
KOMPOS
Kompos : Merupakan proses biologis yang merubah sampah
menjadi humus sebagai interaksi yang komplek dari organisme
tanah yang terdapat secara alami. (Yul.H. Bahar, 1986).
Kompos : Merupakan hasil penguraian sampah organik dengan
bantuan jasad renik. (Basriyanta, 2007).
Kompos dapat di buat dari bahan padat dan
semi padat, proses pengolahannya dapat
dilakukan dalam kondisi anaerobik dan aerobik.
Sampah yang mudah dibuat kompos adalah
sampah organik basah (garbage), sisa industri
makanan, tekstil, pulp, sisa industri kertas,
residu pertanian, sisa makanan ternak, sisa
industri kehutanan dll.
Hal-hal yang mempengaruhi proses pembuatan kompos antara
lain :
- derajat keasaman (pH) : 6 - 8
- Kelembaban 50% 70%
- Kandungan karbon (C)
- Nitrogen (N2),
- Pospor (P),
- Kalium (K),
- temperatur
Ada tiga langkah yang harus dilakukan untuk membuat
kompos yaitu :
a) pemilihan sampah organik,
b) pembuatan/penyediaan tempat untuk membuat kompos,
c) pembuatan kompos.
Jenis logam berat yang terkandung dalam
daging sapi yang digembalakan di TPA
sampah Jatibarang tersebut adalah
Mercury (Hg), Cadmium (Cd) dan Cobalt
(Co).
Residu logam berat terdapat pada semua
daging maupun bagian-bagiannya seperti
daging bagian paha, daging bagian
punggung, hati, usus, dan darah.
Pencemaran produk-produk peternakan
oleh logam berat dapat menimbulkan
bahaya kesehatan pada manusia.
Efek gangguan logam berat terhadap
kesehatan manusia tergantung pada
bagian mana dari logam berat tersebut
yang terikat dalam tubuh serta
besarnya dosis yang dikonsumsi.
Beberapa penyakit yang disebabkan
oleh keracunan logam berat antara lain
anemia, gangguan pada berbagai
organ tubuh dan penurunan
kecerdasan. Anak-anak merupakan
golongan yang beresiko tinggi
keracunan logam berat.
MATERI PRAKTEK
1. Pembuatan kompos dengan cara
aerobik
2. Pembuatan Briket arang
3. Daur ulang kertas
4. Incenerator
5. Perhitungan timbulan sampah
LIMBAH RUMAH SAKIT
2. Limbah nonmedis
- Padat
- Cair
LIMBAH PADAT MEDIS
Limbah padat medis sering juga disebut sebagai sampah biologis
yang terdiri dari :
1. Sampah medis yang dihasilkan dari ruang poliklinik, ruang
perawatan, ruang bedah, ruang kebidanan.
seperti : perban, kasa, alat injeksi, ampul, dan botol bekas obat
injeksi, kateter, swab, plester, masker dsb.
2. Sampah patologis yang dihasilkan dari ruang poliklinik, bedah,
kebidanan, ruang otopsi seperti : plasenta, jaringan organ,
anggota badan dsb.
3. Sampah laboratorium yang dihasilkan dari pemeriksaan
laboratorium diagnostik atau penelitian seperti : sediaan atau
media sampel dan bangkai binatang percobaan
LIMBAH PADAT NONMEDIS
Limbah padat nonmedis dihasilkan dari kegiatan
sebagai berikut :
1. Kantor atau administrasi
2. Unit perlengkapan
3. Ruang tunggu
4. Ruang inap
5. Unit gizi atau dapur
6. Halaman parkir dan taman
7. Unit pelayanan
LIMBAH CAIR MEDIS
Limbah yang mengandung zat beracun seperti bahan-bahan
kimia anorganik, zat organik yang berasal dari air bilasan
ruang bedah otopsi.
Limbah sangat infeksius Kuning, bertandaSANGAT Kantong plastik anti bocor yang
INFEKSIUS kuat atau kontainer yang dapat
Limbah infeksius lain, limbah di autoclaving
patologis dan anatomis. Kuning Kantong plastik atau kontainer
anti bocor.
Kontainer anti robek
Benda tajam Kuning, bertanda BENDA
TAJAM
Limbah bahan kimia dan sediaan Cokelat Kantong plastik atau kontainer
farmasi
a. Autoclaving
Autoclaving sering dilakukan untuk perlakuan sampah infeksius.
Sampah dipanasi dengan uap dibawah tekanan. Namun dalam
volume sampah yang besar saat dipadatkan, penetrasi uap
secara lengkap pada suhu yang diperlukan sering tidak terjadi
dengan demikian tujuan autoclaving (sterilisasi) tidak tercapai.
Perlakuan dengan suhu tinggi pada periode
singkat akan membunuh bakteri vegetatif dan
mikroorganisme lain yang bisa membahayakan
penjamah sampah. Kantong sampah plastik
biasa hendaknya tidak digunakan karena tidak
tahan panas dan akan meleleh selama
autoclaving.
Karena itu diperlukan kantong autoclaving.
Pada kantong ini terdapat indikator, seperti pita
autoclave yang menunjukkan bahwa kantong
telah mengalami perlakuan panas yang cukup.
Autoclave yang digunakan secara rutin untuk
limbah biologis harus diuji minimal setahun
sekali untuk menjamin hasil yang optimal.
b. Disinfeksi dengan Bahan Kimia
Peranan disinfeksi untuk institusi yang besar tampaknya
terbatas penggunanya, misalnya digunakan setelah mengepel
lantai atau membasuh tumpahan dan mencuci kendaraan
limbah.
Limbah infeksius dapat mengandung berbagai macam
mikroorganisme patogen.
Mikroorganisme Patogen tersebut dapat memasuki tubuh
manusia melalui beberapa jalur :
1) Akibat tusukan, lecet, atau luka di kulit
2) Melalui membran mukosa
3) Melalui pernapasan
4) Melalui ingesti
Pembuangan dan pemusnahan sampah dapat ditempuh
melalui dua alternatif yaitu:
1. Pembuangan dan pemusnahan sampah medis dan non
medis secara terpisah. Pemisahan ini dimungkinkan bila Dinas
Kebersihan dapat diandalkan sehingga beban rumah sakit
tinggal memusnahkan sampah medis.
2. Pembuangan dan pemusnahan sampah medis dan non
medis dijadikan satu. Dengan demikian rumah sakit harus
menyediakan sarana yang memadai.
Pemusnahan sampah rumah sakit dapat dilakukan dengan
metode sebagai berikut:
Insinerator
Incinerator. Sebuah ilustrasi bagian-bagian dalam sebuah
incinerator
Insinerasi pada dasarnya ialah proses oksidasi bahan-bahan
organik menjadi bahan anorganik. Prosesnya sendiri
merupakan reaksi oksidasi cepat antara bahan organik dengan
oksigen. Apabila berlangsung secara sempurna, kandungan
bahan organik (H dan C) dalam sampah akan dikonversi
menjadi gas karbondioksida (CO2) dan uap air (H2O).
Unsur-unsur penyusun sampah lainnya seperti
belerang (S) dan nitrogen (N) akan dioksidasi
menjadi oksida-oksida dalam fasa gas (SOx,
NOx) yang terbawa di gas produk. Beberapa
contoh insinerator ialah open burning, single
chamber, open pit, multiple chamber, starved
air unit, rotary kiln, dan fluidized bed
incinerator.
Insinerator merupakan alat yang digunakan untuk
memusnahkan sampah dengan membakar sampah tersebut
dalam satu tungku pada suhu 1500-1800 0F dan dapat
mengurangi sampah 70 %.
Dalam penggunaan insinerator di rumah sakit, maka beberapa
faktor yang perlu dipertimbangkan adalah ukuran, desain yang
disesuaikan dengan peraturan pengendalian pencemaran
udara, penempatan lokasi yang berkaitan dengan jalur
pengangkutan sampah dalam komplek rumah sakit dan jalur
pembuangan abu dan sarana gedung untuk melindungi
insinerator dari bahaya kebakaran.
Insinerator hanya digunakan untuk
memusnahkan limbah klinis atau medis.
Ukuran insinerator disesuaikan dengan jumlah
dan kualitas sampah.
Sementara untuk memperkirakan ukuran dan
kapasitas insinerator perlu mengetahui jumlah
puncak produksi sampah.