Anda di halaman 1dari 16

Patogenesis Kriptokokosis Ditinjau

Dari Segi Imunologi

Fajriati Zulfa
Pendahuluan
Cryptococcus neoformans (serotype A dan D) dan
C.gatii (serotyp B dan C) Kriptokokosis
Infeksi C. neoformans respon imun diperantarai
oleh sel
Individu imunocompromised beresiko >
menderita kriptokokosis
Study histopatologis peradangam
granulomatosa penting untuk keberhasilan imunitas
host
Regulasi signaling sitokin sebagai outcome dari
makrofag intraselular parasitisme oleh C.
neoformans
Pada kriptokokosis sistem kekebalam
dimediasi oleh sel T
Innate immunity dan adaptive immunity
berperan menghadapi infeksi
Sel fagosit mononuklear ( monosit dan fagosit)
peran sentral dalam respon imun protektif
Makrofag fagositosis dengan cara
internalisasi pathogen dibunuh melalui
proses yang melibatkan lisosom
Infeksi diawali dengan cara inhalasi propaganules
kolonisasi pada saluran pernafasan kolonisasi
di paru kompleks primer nodus limfe
dormant
Imunokompetent : tidak terjadi gejala klinis
clearance atau pengendalian infeksi
sebelum terjadi diseminasi yang klinis
simptomatik
Pada beberapa penelitian in vivo
C.neoformans segera diinternalisasi oleh
makrofag alveolar lewat proses fagositosis
yang dipicu oleh pengenalan sel jamur secara
langsung atau dimediasi oleh reseptor
mannose, glukan, komplemen atau antibody
C.neoformans setelah di fagositosis
mengalami : - segera dibunuh
- jamur menjadi laten
- berproliferasi dalam fagosom
(parasitisme intraselular)
Sel jamur dalam makrofag sel jamur
terhindar dari pajanan elemen sistem imun
Penderita imunocompromised proses
internalisasi tetap terjadi, tetapi sel ragi tidak
dihancurkan, sel ragi tetap berada di makrofag
dan bereplikasi parasitisme intraselular
Parasitisme intraselular C.neoformans
bertahan lama (tanpa ada gejala klinis)
fungemia dan diseminasi ke organ lain
terutama otak
Dalam percobaan dengan mencit dan tikus,
setelah C.neoformans diinhalasi segera di
internalisasi oleh makrofag alveolar, dipicu
oleh pengenalan langsung dari sel ragi atau
melalui pengenalan mediator reseptor
komplemen atau antibodi
Cryptococcus memanipulasi sel makrofag
host bertahan hidup dan berproliferasi
lisis makrofag
Mekanisme ekspulsif keluar dari makrofag
host terhindar respon inflamasi lokal
Hasil analisa restriksi rantai polimorfisme
Infeksi awal pada usia dini fase laten yang
panjang (imunokompeten)
Trojan horse model replikasi dan ekspulsif
dari makrofag potensi C.neoformans tetap
menjadi laten dan menyebar dalam tubuh
host tanpa memicu respon imun langsung
Pada host sehat self limiting efektifvitas
clearance atau perawatan pada masa laten oleh sel
fagosit
Outcome kriptokokosis tergantung status imunitas
individu yang terinfeksi dan pattern sitokin yang
dihasilkan dari menghadapi respon pathogen.
Baik sel sitokin Th1 maupun sel sitokin Th2, keduanya
terlibat dalam perlindungan terhadap
C.neoformans,pada study dengan tikus sitokin Th-1
berhubungan dengan imunitas alami dan sitokin Th2
tidak memiliki proteksi
Peningkatan ekspresi sitokin Th1 seperti TNF
dan INF peningkatan pengendalian jamur
IFN di KO pada tikus maka akan terjadi
kenaikan beban jamur
Muller et al (2007) peran penting dari
respon Th17 dan sitokin proinflamasi
interleukin-17 (IL-17) yang berperan
memodulasi kelangsungan hidup tikus yang
terinfeksi Cryptococcus
Sitokin Th2 seperti IL-4 dan IL-13
menyebabkan berkurangnya kemampuan
hospes dalam menangani C.neoformans in
vivo
Pentingnya respon imunitas Th1 dalam
mengendalikan beban kriptokokkus terlihat
dari tingginya insiden infeksi C. neoformans
yang berat pada penderita HIV
Keseimbangan Th-1, Th-2, Th17 dapat sangat
mempengaruhi progresifitas penyakit pada
pasien yang terinfeksi
sitokin Th-1 seperti IFN dan TNF dan sitokin
Th-17 seperti IL-17 memiliki efek proteksi
Proliferasi sel ragi intraseluler meningkat
setelah aktivasi makrofag Th-2 efek non
protektif dari sitokin Th-2 seperti IL-4 dan IL-
13
Terdapat hambatan pertumbuhan
Cryptococcus dalam alveolar manusia dan
makrofag derivate monosit setelah dilakukan
terapi IFN.
Hubungan antara ekspulsi dengan progresivitas
penyakit:
- Belum diketahui dengan pasti
Cryptococcus yang di keluarkan ( expelled)
dari sirkulasi monosit akan terpapar oleh
serangan system imun yang lebih besar dari
pada mereka yang tetap berada pada
intraseluler
- Berkurangnya ekspulsi Cryptococcus ke
sistem saraf pusat dengan makrofag
parasitisme melalui mekanisme trojan horse
Kesimpulan
Signaling sitokin bekerja dengan dua cara yaitu
untuk memodifikasi proliferasi intraseluler dan
mempengaruhi kemungkinan ekspulsi.
supresi dari ekspulsi Cryptococcus yang
disebabkan oleh dominasi sitokin Th-2 dapat
menguntungkan pathogen dan mengurangi
kemampuan host dalam bertahan terhadap
infeksi

Anda mungkin juga menyukai