Anda di halaman 1dari 66

IMUNOLOGI

DASAR
DR. IKA DYAH KURNIATI, M.SI. MED. - FK
UNIMUS
Sistem komplemen

Sitokin

Imunoglobuin/Antibodi

Pengenalan antigen

Presentasi antigen
FUNGSI KOMPLEMEN

• Menghancuran sel membrane


bakteri (lisis).
• Melepas bahan kemotaktik yang
mengerahkan makrofag ke
tempat bakteri (kemotaksis) 🡪
Inflamasi
• Mengendap pd permukaan
bakteri 🡪 memudahkan
makrofag mengenali
(opsonisasi) 🡪 Fagositosis

🡪
KOMPLEMEN

• Sebagian besar protein komplemen disebutkan dengan huruf C, diberi angka C1-C9,
dinamakan berdasarkan tempat ditemukannya.
• Protein komplemen C1-C9 bersifat inaktif dan akan menjadi aktif ketika dibagi oleh
enzim menjadi fragmen aktif, yang terindikasi dengan huruf kecil a dan b.
• Protein komplemen bekerja secara sinergis🡪 satu reaksi merangsang reaksi lainnya.
• Aktivasi komplemen dapat dimulai dengan tiga jalur berbeda, semuanya
mengaktifkan C3. Sekali teraktivasi, C3 akan memulai aksi sinergisnya yang akan
menyebabkan fagositosis, sitolisis, dan inflamasi secara berurutan.
C3 DAPAT DIAKTIVASI DENGAN TIGA CARA:

(1) Jalur klasik : (Ig G , Ig M)


dimulai ketika antibody berikatan dengan antigen (mikroba). Kompleks imun (antigen-antibody) berikatan dan mengaktifkan C1 🡪
C4 🡪 C2 🡪 Akhirnya C3 teraktivasi dan fragmen C3 akan menginisiasi fagositosis, sitolisis, dan inflamasi.

(2) Jalur alternatif : (Ig A)


tidak membutuhkan antibodi.
Tanpa melalui 3 reaksi pertama jalur klasik (C1, C4, C2)
Jalur ini diinisiasi oleh interaksi antara kompleks lipid-karbohidrat pada permukaan mikroba dan faktor komplemen protein B, D,
dan P. Interaksi ini akan mengaktivasi C3.

(3) Jalur lektin:


makrofag yang mendigesti mikroba yang melepaskan suatu kemikal yang mampu menyebabkan liver untuk menghasilkan protein
yang disebut sebagai lektin. Lektin akan berikatan dengan karbohidrat pada permukaan mikroba, menyebabkan aktivasi C3.
AKTIVASI C3 🡪 C3A DAN C3B.

C3b berikatan dengan permukaan mikroba dan reseptor pada fagosit melekat
pada C3b.
Sel C3b akan meningkatkan aktivitas fagositosis dengan cara menyelubungi
mikroba🡪 opsonizasi 🡪merangsang penempelan fagosit pada mikroba
Sel C3b juga menginisasi satu seri reaksi yang menyebabkan terjadinya sitolisis.
C3b membagi C5. Fragmen C5b kemudian berikatan dengan C6 dan C7, yang
menempel pada membran plasma mikroba yang menginvasi. Kemudian, C8 dan
beberapa molekul C9 akan bergabung komplemen protein lain dan membentuk
kompleks membran 🡪 membran plasma.
Kompleks membran 🡪 kanal di dalam membrane plasma yang mampu
menyebabkan sitolisis, keluarnya CES.
C3a dan C5a 🡪berikatan dengan sel mast 🡪 pelepasan histamin 🡪meningkatkan
permeabilitas selama inflamasi.
C5a juga mampu menarik fagosit ke tempat inflamasi.
QUIZ

1. Molekul komplemen berikut ini akan bergabung membentuk Membran Attack Complex
(MAC), yaitu …
2. Komplemen berikut ini selain meningkatkan aktivitas fagositosis dengan cara opsonisasi,
juga menginisiasi seri reaksi yang menyebabkan sitolisis, yaitu…..
A. C3a
B. C3b
C. C5a
D. C5b
E. C6
3. Komplemen berikut ini akan berikatan dengan sel mast dan menyebabkan terjadinya
peningkatan permeabilitas vaskuler yaitu…
A. C3a dan C5a
B. C3a dan C5b
C. C3b dan C5b
D. C3b dan C5a
E. C3b dan C6
SITOKIN
SITOKIN
• Sitokin merupakan protein-protein kecil sebagai messenger kimia atau
perantara dalam komunikasi interseluler yg sangat poten.
• Mengatur aktivasi sel-sel imun dan komunikasi antar sel.
• Berdasarkan jenis sel penghasil utamanya:
• Makrofag 🡪 Monokin
• Limfosit 🡪 Limfokin

• Sitokin dibebaskan saat fagositosis oleh macrofag, saat proliferasi Th


(T helper), oleh sel B, dll
SITOKIN
Cara kerja
• Autokrin
• Parakrin
• Endokrin
Kemampuan kerja:
- Pleiotropisme : 1 sitokin bekerja pada bbrp sel
target

- Redundasi : bbrp sitokin menghasilkan respon yg


sama

- Sinergi : beberapa sitokin bekerja sama


menghasilkan satu jenis respon

- Antagonisme : satu jenis sitokin menghambat


sitokin lain
KLASIFIKASI SITOKIN

1. Interleukin (IL)🡪 dihasilkan dan digunakan oleh sel lekosit


2. Kemokin 🡪 stimulasi gerakan lekosit ke t4 infeksi.
3. Colony-stimulating factors (CSF) 🡪 pertumbuhan dan differensiasi monosit dan DC.
3. Interferons (IFN) 🡪 Tipe I dan II, meningkatkan aktivitas sel NK
4. Tumor necrosis factors (TNF) 🡪 Mediator utama respon thd bakteri gram (-)
5. Transforming growth factors (TGF) 🡪 sangat pleiotropic

Sitokin pro inflamasi: TNF, IL-1, Kemokin (IL-8), IFN tipe-1 (α/β), IL-6
SITOKIN DAN FUNGSINYA
PERAN SITOKIN

1. Respon imun non spesifik:


• Mengaktivasi sel-sel respon imun non seluler.
• Dihasilkan makrofag dan sel dendritic 🡪 TNFα dan IL-12
• TNFα 🡪 stimulasi lekosit ke t4 infeksi 🡪 inflamasi, eliminasi pathogen.
• IL-12 :
• stimulasi sel NK dan sel T utk m’hasilkan IFN‐γ (mengaktivasi makrofag melakukan fagositosis).
• Meningkatkan aktivitas sitotoksik sel NK dan sel T CD8
• Bersama dg IFN‐γ , diferensiasi sel T menjadi Th1
PERAN SITOKIN

2. Respon imun spesifik:


• Banyak di produksi sel T 🡪 IL-2, IFN‐γ
• IL-2 : membantu pertumbuhan, daya tahan, perbanyakan dan diferensiasi sel T, perbanyakan dan
diferensiasi sel NK, serta meningkatkan aktivitas sitotoksik.
• IFN‐γ :
• mengaktivasi makrofag melakukan fagositosis,
• diferensiasi sel T helper menjadi Th1,
• menstimulasi produksi Ig G dari limfosit B dan
• meningkatkan ekspresi MHC dalam pengenalan antigen.
PROSES PENGENALAN DAN PRESENTASI ANTIGEN
OLEH RESPON IMUN
PRESENTASI ANTIGEN

• Respons imun tubuh dipicu oleh masuknya antigen/mikroorganisme ke dalam tubuh dan
dihadapi oleh sel makrofag yang selanjutnya akan berperan sebagai antigen presenting
cell (APC).
• Sel itu akan menangkap sejumlah kecil antigen dan diekspresikan ke permukaan sel yang
dapat dikenali oleh sel limfosit Th atau T helper.
• Sel Th ini akan teraktivasi dan selanjutnya akan mengaktivasi limfosit lain seperti sel
limfosit B atau sel limfosit T sitotoksik.
• Bila bukan oleh APC professional 🡪 toleran
• APC professional?? Makrofag(sesuai jaringan) dan limfosit B/sel B
ANTIGEN PRECENTING CELL (APC)
PERAN MAJOR HISTOCOMPATIBILITY COMPLEX (MHC)
• Respon imun sebagian besar antigen hanya dimulai bila antigen telah ditangkap dan diproses serta dipresentasikan
oleh sel APC.
• sel T hanya mengenal imunogen yang terikat pada protein MHC pada permukaan sel lain 🡪 Akan berikatan dengan
molekul TCR, sel T CD4 dan sel T CD8
• MHC Kelas I :
• Tdp pd sebagian besar sel tubuh
• Berikatan dg sel T CD8/sitotoksik.
• Berikatan dg peptida endogen (hasil degradasi protein oleh proteosome), contoh pada virus yang menginfeksi sel , virus akan di
degradasi oleh proteosome di sitoplasma menjadi peptida2 🡪 berikatan dg MHC kelas I 🡪 dipresentasikan ke sel T CD8.
• MHC kelas I digunakan ketika merepson infeksi virus.

• MHC Kelas II:


• Tdp pada sel-sel APC (makrofag, dendritic, sel B)
• Berikatan dg sel T CD4/helper.
• Mempresentasinkan Ag yang berasal dari hasil degradasi pathogen oleh protease 🡪 peptide 🡪 dipresentasikan ke sel T CD8 🡪
sel T akan teraktivasi mengeliminasi pathogen.
• MHC kelas II digunakan ketika merespon infeksi bakteri.
RESPON IMUN TERHADAP INFEKSI INTRASELULER DAN
EKSTRASELULER
1. RESPON IMUN TERHADAP AGEN
EKSTRASEL
RESPON IMUN TERHADAP AGEN EKSTRASEL

INNATE ADAPTIF
• Celular: fagositosis menghasilkan sitokin yang akan mendukung
1. Fagositosis proliferasi limfosit T CD 4🡪 membebaskan sitokin yang
meningkatkan daya bunuh macrofag.
2. Respon inflamasi
• Humoral : dibebaskan antibody untuk eliminasi dan netralisasi antigen
3. Aktivasi komplemen
2. RESPON IMUN TERHADAP AGEN INTRASEL
RESPON IMUN TERHADAP AGEN INTRASEL

INNATE
- Jika sel terinfeksi 🡪 mengekspresikan
MHC kelas 1 🡪 dikenali oleh NK cell🡪
membebaskan porin dan granzim 🡪 lisis
sel
- Makrofag IL-12 🡪 sel NK sekresi
IFN‐ γ 🡪 aktivasi fagositosis
ADAPTIF RESPON

• MHC kelas 1 akan berikatan dengan Th1


CD8/CTL 🡪porin dan
granzyme🡪cytolytic
IMUNOGOBULIN
PROSES PENGENALAN AG OLEH AB
• Antigen dapat dikenali karena mempunyai
EPITOPE (antigen determinan)
• hanya bagian-bagian tertentu saja dari
molekulnya yang dapat berikatan dengan
antigen binding site antibodi.
• menentukan spesifisitas reaksi antigen-
antibody juga sebagai penentu timbulnya
respon imun.
• Tiap epitope akan merangsang antibody spesifik.
• Antigen bisa punya lebih dari 1 epitope (epitope
kompleks)
IMUNOGLOBULIN (IG)

• Struktur spt huruf Y


• Fragmen Fab : bagian yg berikatan dg Ag:
• Variabel region 🡪 disesuaikan dg bentuk Ag yg dikenali.

• Fragmen Fc: berikatan dengan protein komplemen, mengaktivkan protein


komplemen dan sel fagositik.
• Constant region

• Penamaan sesuai dengan perubahan heavy chain penyusun (Ig G, Ig A, Ig M, Ig D,


Ig E)
• (α (alfa), γ (gamma), δ (delta), ε (epsilon), µ (mu)
IG G

• Monomer
• Aktivasi komplemen mll jalur klasik
• Dpt menembus plasenta
• Netralisasi toksin, virus
• Tx :
• Hemolytic Disease of the New Born (HDNB) 🡪 tidak sesuainya Rhesus (Rh) dan ABO antara sang
ibu dengan janinnya 🡪
Ibu Rh (-), bayi Rh (+) 🡪 Ig G anti-Rh 🡪 anak kedua Rh (+)?
Ibu A anak B 🡪?
IG A

• Monomer (serum), dimer


(epitel mukosa)
• Aktivasi komplemen
jalur alternatif
• Opsonisasi
mikroorganisme 🡪
fagositosis
• Tdk dpt menembus • IgA dimer, diproduksi oleh sel plasma lokal di stroma kelenjar ludah
plasenta namun tdp dlm dan diangkut ke rongga mulut oleh polymeric immunoglobulin receptor
kolostrum. (PIGR)pada sel duktus kelenjar ludah, dan IgA monomer, berasal dari
serum
IG M

• Pentamer
• Pertama kali dibentuk pd saat infeksi 🡪 akut
• Tdk dpt menembus plasenta
• Aktivasi komplemen mll jalur klasik
IG D

• Monomer
• Konsentrasi tinggi dalam tali pusat
IG E

• Monomer
• Berikatan erat dg sel mast dan basophil
• (Ikatan Ig E+sel Mast, Basofil )+ allergen 🡪 degranulasi 🡪 histamin, vasoaktif amin,
sitokin :
• Vasodilatasi, peningkatan permeabilitas kapiler, kontraksi otot polos bronkus, sal. Cerna,
inflamasi local 🡪 Rx hipersensitivitas tipe I 🡪 Anafilaksis
• Tx : cegah degranulasi sel mast?
CARA KERJA ANTIBODY DG NETRALISASI, OPSONISASI DAN
KERJASAMA DG KOMPLEMEN
• Netralisasi
• Ab memblokir sisi aktif dari toksin antigen (eksternal)
• Fagositosis, eliminasi mll urine (filtrasi)
• Ig G Anti Rh

• Opsonisasi:
• Opsonin : Suatu zat yang mampu meningkatkan fagositosis.
• Antibodi dan komplemen adalah dua opsonin utama.
• Aglutinasi
• Ag bahan tidak larut/partikel kecil 🡪 mempermudah fagositosis
• Aktif : Px Golongan darah
• Pasif : Ag+carier 🡪 Ab (+) 🡪 ASTO, WIDAL
• Presipitasi
• Ag bahan terlarut 🡪 mempermudah fagositosis 🡪 CRP

• Aktivasi system kompleman


• Di picu Ig G dan Ig M
• Opsonisasi
• Infeksi 🡪 aktifitas komplemen 🡪 fagositosis, inflamasi, lisis
• 3 Jalur : Klasik (Ag+Ab), Alternatif (Endotoksin bakteri ), Lektin (m.o yg memiliki monosa).
DINAMIKA RESPON ANTIBODY PADA KEJADIAN
INFEKSI PRIMER DAN SEKUNDER

Infeksi primer : Ig M 🡪 Ig G (hari -> minggu)


Infeksi sekunder : lebih cepat, titer lebih tinggi
VAKSIN

• Vaksinasi : memasukkan pathogen/antigen tertentu yang dilemahkan ke dalam tubuh utk


melindungi 🡪 respon imun spesifik.
• Antigen 🡪 vaksin
• Imunitas : munculnya kekebalan tubuh karena pemberian vaksin.
JENIS VAKSIN

• Live attenuated 🡪 BCG, kolera, polio


• Killed/inactivated 🡪 influenza, rabies, polio
• Sub unit vaccine 🡪 influenza, hepatitis B
• Toxoid/inactivated vaccine 🡪 TT
• Viral like particles 🡪 HPV
• Bacterial/viral vector 🡪 dikembangkan

• Pasif : pemberian AB spesifik 🡪 serum tetanus/ATS, ABU


IMUNITAS ARTIFICIAL

KEKEBALAN AKTIF BUATAN KEKEBALAN PASIF BUATAN


1.HIPERSENSITIVITAS TYPE 1(TYPE
CEPAT/ANAFILAKTIK)
• Tipe I:
• Alergi. Perantara Ig E
• Ag dikenali Ig E (pd perm sel
mast) 🡪 produksi sitokin pro
inflamasi 🡪 histamin 🡪 alergi
(kontraksi otot polos paru2,
peningkatan permeabilitas pembuluh
darah 🡪 syok anafilaktik) 15-30
menit stlh paparan allergen.
• Alergen
CONTOH KLINIS

• Asma
• Alergi
• Syok anafilaktik
• Dermatitis alergi
• rhinitis alergi
2.HIPERSENSITIVITAS TYPE 2 (SITOTOKSIK)

• Tipe II:
• Antibody dependent cytotoxicity
• Diperantarai antibody
(Ig M dan Ig G)
• Ikatan kompleks Ag-Ab 🡪 stimulasi
protein komplemen 🡪 sitotoksik
Antibodi bereaksi dengan permukaan
jaringan🡪 kerusakan jaringan.
Mekanisme kerusakan
1. Aktivasi komplemen🡪lisis
2. Fagositosis dari sel target
3. Antibody dependent cytotoxicity oleh
NK cell
• Contoh penyakit
• Alloimun: reaksi penolakan jaringan transplant, reaksi transfuse, eritroblastosis fetalis
• Autoimun:SLE, AIHA, DM type 1, RA, ITP

ERITROBLASTOSIS PADA KEHAMILAN


PERTAMA DAN KEDUA.
IBU RH (-), AYAH RH (+) 🡪JANIN RH (+)
HIPERSENSITIVITAS TYPE 3 (IKATAN AG-AB)

• Tipe III:
• Pembentukan kompleks imun di darah (terlarut) 🡪 mengendap di pembuluh darah,
ginjal 🡪 peradangan.
• 3- 10 jam
• SLE, arthritis, Glomerulonefritis akut
HIPERSENSITIVITAS TYPE 3 (IKATAN AG-AB)

• Terjadi jika terdapat ikatan Ag-Ab yang


bersirkulasi, kemudian mengendap
pada jaringan. Jaringan yang terikat
ikatan kompleks Ag-Ab dianggap zat
asing, kemudian diserang system imun
• Mekanisme
1. Aktivasi komplemen
2. Penarikan PMN dan pembebasan
mediator inflamasi
3. Agregrasi platlet yang menyebabkan
microtrombus dan vasoactive amine
release
KLINIS

• Reaksi arthus🡪rheumatoid artritis


• Sistemik🡪serum sickness, Glomerulonefritis akut
HIPERSENSITIVITAS TYPE 4 (DELAYED HYPERSENSITIVITY
AND CELL MEDIATED CYTOTOXICITY)

• Tipe IV:
• Lambat, bbrp hari (48-73 jam)
• Disebabkan dan diperantarai sel T CD4 maupun CD8.
• Multiple sclerosis, reaksi tes Mantoux.
HIPERSENSITIVITAS TYPE 4 (DELAYED HYPERSENSITIVITY
AND CELL MEDIATED CYTOTOXICITY)

• Mekanisme
1. Antigen difagosit oleh macrofag, namun microba tetap bertahan dalam macrofag
menyebabkan aktivasi Th CD4 🡪membebaskan sitokin(IFN-ƴ, TNF-α, IL-1, IL-2, IL-
8)
2. Karena antigen berada dalam sel (macrofag) maka Th1 CD 8 teraktivasi membebaskan
porin dan granzim🡪lisis sel
3. Sitokin mengundang esinofil🡪membebaskan mediator inflamasi yang merusak
jaringan
KLINIS

• Reaksi tuberculosis
• Reaksi terhadap parasite
• Dermatitis kontak iritan
• Reaksi alergi yang late fase
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai