Anda di halaman 1dari 35

UPAYA PENGENDALIAN & PENCEGAHAN PENYAKIT

AKIBAT DAMPAK IKLIM KESEHATAN

dr. Nani Rizkiyati, M.KES


Direktorat Jenderal PP dan PL, Kemenkes RI
OVERVIEW

Penyakit Menular masalah kesehatan di Indonesia


Penyakit Menular akibat perubahan iklim
Patogenesis penyakit menular akibat perubahan iklim
Cara Pencegahan & Pengendalian
Peran Pemerintah dalam pengendalian penyakit
menular akibat perubahan iklim
PENYAKIT MENULAR YANG MENJADI MASALAH
DI INDONESIA

Penyakit Bersumber Binatang :


DBD. Malaria, Rabies, Antrax, Pes, Filariasis, Schistosomiasis

Penyakit Menular Langsung :


ISPA, Pneumonia, Influenza, Kusta, Frambusia, Diare, Hepatitis, TB, HIV

Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I) :


AFP, campak, TN, Difteri
PENYAKIT MENULAR
AKIBAT PERUBAHAN IKLIM

Penyakit Bersumber Binatang :


DBD, Malaria

Penyakit Menular Langsung :


ISPA, Pneumonia, Influenza, Diare
ISPA

Sumber: WHO, 2003


Bahaya Bahaya lebih Lanjut
Perubahan terhadap Sektor Dampak Perubahan Iklim
Iklim Kesehatan
Perubahan Pola Kenaikan aliran permukaan - Banjir dan gangguan keseimbangan air
Curah Hujan dan kelembaban tanah, dapat berpengaruh terhadap kondisi
menyebabkan: sanitasi dan penyebaran penyakit bawaan
-Banjir air seperti diare.
-Gangguan keseimbangan air
- Banjir dan gangguan keseimbangan air
-Tanah Longsor
dapat berpengaruh terhadap gagal
Bersama kenaikan temperatur
panen sehingga dapat menyebabkan
akan menurunkan aliran
malnutrisi.
permukaan, menyebabkan:
-Penurunan Ketersediaan Air - Curah hujan berpengaruh terhadap tipe
dan jumlah habitat perkembangbiakan
-Kekeringan
vektor penyakit.
- Perubahan curah hujan bersama dengan
perubahan temperatur dan kelembaban
dapat meningkatkan atau mengurangi
kepadatan populasi vektor penyakit serta
kontak manusia dengan vektor penyakit
Bahaya Bahaya lebih Lanjut
Perubahan terhadap Sektor Kesehatan Dampak Perubahan Iklim
Iklim
Kenaikan - Dengan tingkat - Gangguan fungsi sanitasi berpengaruh pada
Muka Laut pengambilan air tanah peningkatan penyebaran penyakit
(SLR) tertentu air tanah bergeser bawaan air seperti diare.
ke atas, menyebabkan - Ekosistem rawa dan mangrove dapat
instrusi air laut sehingga berubah
mempengaruhi - Pola penyebaran vektor penyakit di pantai
ketersediaan air dan pesisir dapat berubah
- Pengaliran air di pesisir
dapat terganggu sehingga
dapat memperburuk
sanitasi.
Kenaikan - Curah hujan diatas normal - Bencana banjir, badai, dan longsor dapat
Frekuensi dan menyebabkan kenaikan menyebabkan kematian.
Intensitas Iklim aliran permukaan dan - Bencana banjir, badai, dan longsor dapat
Ekstrim kelembaban tanah, menimbulkan kerusakan rumah tinggal
sehingga menyebabkan sehingga terjadi pengungsian yang dapat
banjir dan longsor. menimbulkan banyak gangguan
- Badai kesehatan.
- Berpengaruh terhadap daya tahan tubuh
manusia
ADAPTASI DAN MITIGASI
DALAM PROGRAM KESEHATAN

Surveilans penyakit
Tindakan Kesehatan Emergensi.
Air Minum yang Aman.
Manejemen Vektor Terpadu.
Capacity Building untuk Kesehatan Lingkungan
Kebijakan Masyarakat Sehat
KEBIJAKAN

Adaptasi Perubahan Iklim Bidang Kesehatan


menjadi arus utama pembangunan kesehatan nasional.
Memperkuat sistem kesehatan nasional yang ada.
Mengutamakan pengendalian faktor risiko yang
berkaitan dgn Perubahan Iklim
Mendorong sektor lain untuk mengimplementasikan
pembangunan berkelanjutan , pembangunan
berwawasan lingkungan dan pembangunan berwawasan
kesehatan
Melibatkan partisipasi masyarakat dan swasta
Strategi Adaptasi Sektor Kesehatan terhadap
Dampak Perubahan Iklim
Sosialisasi dan Advokasi Menyiapkan
peraturan
Pemetaan populasi perundangan
dan daerah rentan
Meningkatkan
keterjangkauan
Dampak pelayanan kesehatan
Meningkatkan Kesehatan
Sistem tanggap
perubahan iklim Meningkatkan
kapasitas SDM

Meningkatkan
kemitraan Meningkatkan surveilans
dan sistem informasi
Meningkatkan Meningkatkan
pemberdayaan pengendalian dan
masyarakat pencegahan
penyakit
PILIHAN BERADAPTASI TERHADAP
PERUBAHAN IKLIM
Reaktif/Responsif Proaktif/Antisipatif
Sumber Perlindungan sumber daya air tanah Penggunaan yang lebih baik dari air yang
Daya Air Perbaikan manajemen dan Pemeliharaan didaur ulang
sistem penyediaan air yang ada Konservasi daerah tangkapan air
Perlindungan daerah tangkapan air Perbaikan sistem manajemen air
Perbaikan penyediaan air Reformasi kebijakan air termasuk Kebijakan
Air tanah, penampungan air hujan dan desalinasi harga dan irigasi
Pengembangan pengendalian banjir dan
pengawasan kekeringan

Pertanian Pengendalian erosi Pengembangan jenis tanaman yang


Konstruksi bendungan untuk irigasi toleran/resistan (terhadap kekeringan,
Perubahan penggunaan dan aplikasi pupuk garam, serangga/hama)
Pengenalan jenis tanaman baru Litbang
Pemeliharaan kesuburan tanah Manajemen tanah dan air
Perubahan waktu penanaman dan panen Diversikasi dan intensifi kasi tanaman
Peralihan ke tanaman yang berbeda pangan dan perkebunan
Program pendidikan dan penyebaran nformasi Kebijakan, insentif pajak/subsidi, pasar
tentang konservasi dan manajemen tanah dan air bebas
Pengembangan sistem peringatan dini
11
PILIHAN BERADAPTASI TERHADAP PERUBAHAN
IKLIM

Reaktif/Responsif Proaktif/Antisipatif
Pesisir/ Perlindungan infrastruktur ekonomi Manajemen zona pesisir yang
Bahari Penyadaran publik untuk meningkatkan Terintegrasi
perlindungan ekosistem pesisir dan laut Perencanaan dan penentuan zona
Pembuatan dinding laut dan penguatan pantai pesisir yang lebih baik
Perlindungan dan konservasi terumbu
Pengembangan peraturan untuk
karang, mangrove, rumput laut, dan
vegetasi pinggir pantai perlindungan pesisir
Penelitian dan pengawasan
pesisir dan ekosistem pesisir
Kesehatan Reformasi manajemen kesehatan Pengembangan sistem
publik peringatan dini
Perbaikan kondisi perumahan dan Pengawasan penyakit yang
tempat tinggal lebih baik
Perbaikan respons gawat darurat Perbaikan kualitas lingkungan
Perubahan desain perkotaan
dan perumahan
12
UPAYA YANG TELAH DILAKSANAKAN

TELAH TERSUSUN ROADMAP PERUBAHAN IKLIM SEKTOR KESEHATAN


TELAH TERSUSUN STRATEGI ADAPTASI SEKTOR KESEHATAN TERHADAP DAMPAK
PERUBAHAN IKLIM (PERMENKES NO 1018/MENKES/PER/V/20110)
TELAH TERBENTUK TIM KOORDINASI ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM BIDANG
KESEHATAN (KEMENKES NO1212/MENKES/SK/VIII/2010)
PEDOMAN PEMETAAN FAKTOR RISIKO LINGKUNGAN AKIBAT PERUBAHAN IKLIM
MODUL PERUBAHAN IKLIM
ADVOKASI DAN SOSIALISASI TENTANG STRATEGI ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM
MELAKUKAN HIA (HEALTH IMPACT ASSESMENT) DI KAB BOJONEGORO, KOTA PADANG,
KAB MUSI BANYUASIN
MENYELENGGARAKAN WORKSHOP DAMPAK PERUBAHAN IKLIM TERHADAP
KESEHATAN TINGKAT REGIONAL SEARO KERJA SAMA DENGAN WHO DAN KEDUTAAN
BESAR PERANCIS (JUNI 2009)
MODEL SURVEILANS DAMPAK KESEHATAN AKIBAT PERUBAHAN IKLIM
MODUL TOT TENTANG ADAPTASI SEKTOR KESEHATAN TERHADAP PERUBAHAN IKLIM
RENCANA KE DEPAN DALAM RANGKA
ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (1)
A. MANAJEMEN DATA, INFORMASI DAN PENGETAHUAN.

Kajian, analisis serta penelitian tentang bahaya, kerentanan, dan risiko


serta dampak perubahan iklim terhadap kesehatan skala nasional dan
pembentukan model adaptasi untuk kab/kota/desa terpilih.
Kajian hubungan antara perubahan iklim dengan perkembangan penyakit
bawaan air, penyakit bawaan vektor, penyakit bawaan udara, bencana dan
kecelakaan, dan penyakit tidak menular skala nasional.
Kajian dampak perubahan iklim terhadap ketahanan pangan dan malnutrisi
skala nasional.
Penyusunan dan pemutakhiran database, sistem informasi dan profil
kesehatan penduduk skala nasional. Data yang perlu dikumpulkan adalah
data lingkungan yang mempengaruhi vunerability (exposure dan sensitivity)
dan kapasitas adaptif kesehatan masyarakat dan berbagai faktor yang
mempengaruhi terjadinya hazard akibat perubahan iklim.
RENCANA KE DEPAN DALAM RANGKA
ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (2)
B. PERENANAAN DAN KEBIJAKAN, PERATURAN
DAN PENGEMBANGAN INSTITUSI

PembuatanPerundang-undangan yang mendukungterciptanya lingkungan yang preventif


terhadap penyakit,
Penyusunan peraturan perundangan yang mendukung usaha adaptasi perubahan iklim
sektor kesehatan,
Penguatan kebijakan pembangunan berwawasan kesehatan masyarakat (Health Public
Policy) dengan tujuan aksi adaptasi dan pencegahan penyakit,
Sosialisasi strategi adaptasi perubahan iklim bagi seluruh legislatif dan jajaran pemerintah
pusat agar terbentuk komitman serta rencana aksi implementasi kegiatan.
Pembentukan kelompok kerja pada aksi adaptasi kesehatan bersama dengan
pengembangan partisipasi masyarakat,
Pengembangan jejaring internal Kemenkes, Lintas Sektor termasuk swasta dan LSM
skala Nasional
RENCANA KE DEPAN DALAM RANGKA
ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM
C. PERENCANAAN DAN IMPLEMENTASI, SERTA MONITORING
DAN EVALUASI PROGRAM
Pengembangan teknologi tepat guna untuk sanitasi, termasuk strategi adaptasi yang
dituangkan dakam bentuk workshop dan seminar, advokasi dan sosialisasi skala nasional,
Penguatan sistem pelayanan kesehatan sebagai respon terhadap perubahan iklim di daerah
berisiko tinggi,
Pembentukan kelompok kerja dampak perubahan iklim di tingkat pusat,
Peningkatan dukungan dana, bahan dan peralatan (sarana prasarana) untuk mendukung
program penganalian penyakit skala nasional,
Penguatan sistem pemantauan, surveilans, dan sistem informasi kesehatan dalam
perubahan iklim skala nasional,
Partisipasi masyarakat melalui pembuatan modul KIE dan promosi kesehatan khususnya
untuk program adaptasi kesehatan dan pengambangan Sanitasi lingkungan,
Penerapapan teknologi perumahan sehat yang adaptif terhadap perubahan iklim.
Pengembangan pendidikan kesehatan masyarakat dan kampanye gaya hidup bersih dan
sehat
PERAN INSTITUSI DALAM SURVEILANS KESEHATAN
TERHADAP DAMPAK PERUBAHAN IKLIM
Variabel yang akan Frekuensi
Sumber data Penanggung jawab Umpan Balik Keterangan
dikumpulkan pengumpulan

B. Faktor Risiko
1. Biologi (Air) BBTKL, Mingguan/Bulan BBTKL, Dinkes RTL RTL
a. Plasmodium Dinas an/Tahunan Kab/Kota, implementasi Adaptasi
b. Vektor Kab/Kota, Lokalitbang, dalam bentuk
c. Bakteri Perguruan Tinggi. teknologi tepat
d. Virus guna
2. Fisik (Air) B/BTKL, Mingguan/Bulan BBTKL, Dinkes RTL RTL
a. Habitat ? Dinas an/Tahunan Kab/Kota, implementasi Adaptasi
b. Radiasi ? Kab/Kota Lokalitbang, dalam bentuk
c. Suhu Perguruan Tinggi. teknologi tepat
d. Dll. guna
3. Kimia (Air) B/BTKL, Mingguan/Bulan BBTKL, Dinkes RTL RTL
a. pH Dinas an/Tahunan Kab/Kota, implementasi Adaptasi
b. Salinitas Kab/Kota Lokalitbang, dalam bentuk
c. Dll. Perguruan Tinggi. teknologi tepat
guna
4. Kualitas Udara B/BTKL, Mingguan/Bulan BBTKL, Dinkes RTL RTL
a. PM 10 Dinas an/Tahunan Kab/Kota, implementasi Adaptasi
b. PM 2,5 Kab/Kota Lokalitbang, dalam bentuk
c. CO2 Perguruan Tinggi. teknologi tepat
guna
MASALAH DAN TANTANGAN
1. Kolaborasi Lintas sektor
- Peningkatan dalam jejaring informasi
- Peningkatan dalam integarsi implementasi berdasarkan rencana aksi nasional.
2. Capacity building
- Perlu adanya pelatihan
- Perlu adanya penyususnan Modul dan Kurikulum
3. Komunikasi
- Kampanye Sosial mengenai adaptasi Perubahan Iklim
- Advokasi pada Pemangku kebijakan
4. Partisipasi Masyarakat
- Memperkuat Program
- Membangun kerjasama permerintah, Swasta, NGO
5. Sumber Dana
- Dukungan Poliik dan Dana baik pusat maupun daerah
6. Data dan Fakta
- membangun penelitian, surveillance system,
- meningkatkan system informasi terpadu
- membuat metode untuk penelitian
- penguatan diseminasi informasi
VECTOR BORNE - DENGUE

Trend Incidence Rate year 1968 - 2005


POLA PERUBAHAN CURAH HUJAN KECENDERUNGAN BERBANDING
LURUS DENGAN JUMLAH PENDERITA DBD.

Pola ICH dan IR DBD di DKI Jakarta, th 2005 2009


21
POLA PERUBAHAN CURANG HUJAN DAN IR DBD DI PROVINSI NTT

Pola ICH dan IR DBD di Prov. NTT, th 2005 2009


22
Pola Perubahan Curang Hujan dan IR DBD di Provinsi Kalimantan Timur

23
PETA ENDEMIS MALARIA

###
## #
##
# ## ### #

# #
#
# #
# #
# #
## # #
### #
# ## ##
# # # # ## #
# ## ## ## ## # ### ###
# # #
###
# # # #
# # #### # # ##
# ## # ## # ## ##
#
## ## ### ##
###
## # # ## # # ##
# ## # ## # ##
# # # ## # # ##
# ## # # # ##
### ## ## # #
# # #
##
# ### # ## #
##### #
# # ## ## #
## ##
## # ## # # ##
# # ## # # ## # # # ### ##
#
## # #
# ## # # #
### ## # # ## # #### ## ## ### ## ## # #
# ## #
# ## ## # # # ## ## # ## ## # ## #
### ## # # ## # # # ## ## # ## ## ## ## ## # ## #
# ## ## #
#
## # # # ## # #
# ## ## # ## # # ## #
# ## # # ## ## ##
# # # ## # ##
## ## ## # # # #
## # ## # ### # ## # # #
### # # ## #
# ## ## ## ## # # # ## # # #
## # # # ## ## # # ##
##### ### # ## # ## # #
## ## # # ### ## ## ## ## ## # ## # #
# # # # # ## ## # # # # # # # ##
## # ## #
# ## # # # ## # ##
# #
# # # # ## ## ### ##
# # # ## # # ##
# # ## # #
# # # #
## # # ## # ## ## ## # #### # # # # # #
#
#
# # # # # ## ##
## # ###
# ## # # # ## ##
# # # ## # ## ### ## # # ## ## # # ## ## ## # # # ## ## # # ## # ## # ## ## ##
#
# ## # ## # # ## # # ## ## # # # # #
# ### ## #
# # # ## # # ## # ## # # # # # # ## ## # # # # # # # # # # #
# #
##
## # ## ## # # ## # # # ## ## ##
# ##
# #### # ## ## ## ## # ### ## ### # # ## ## ### # # # # # ##
# ## ## #
# # ## # # ## # # ## # ## # # ## ### ## # # #
## # ## ## ## # # # ## # # # # # # ## ##
# # # ## # # # ## # # # # # ## # # # ## #
# ## # # ## # ## # ## ## # # # ## ## ## ## ## ### # # # ## ## #
# # # # # ### # # # # # ### # # # # # # # ## ## # ### ## # ## # # ## ### # # # ## # ##
# # # # # # ## # ## #### ## # ## ## ## ## # ## # # #
## ### # #
#
# #
# ## ## #
# # ## ## ## #
#
# # ## ## ## ## #
### # #### #
## # # # # # ## # ## # #
# # # ## ## # # # ## ## # ## ## ## #
## ## ##
# # # # # # ## # ## ## ## ## # # # ## # # # ## ## # # # #### ## ## # ## # ## # ## # ## ## ##
# # ## # ## # # ## # ## # ## # ## #
# # # ### ## ## # ## # # ## ### # ###
# # # # # # #
#
## # # ## # # ## #
## # #
## ## ## # # # # # # # ## # # ### ## ## ### # # ## ## ## ## ## ## #
# # # # # ### # # # # # # # # #
## ## # ####
# # # # ## ###
# # ## # # # ## # # # # #
# # ##
#
# ## ## ## # # # # ##
# # # # # # # # # ## ## # # # # ## # # ## # # ## # ## ## ## ## # # # ## ## # # # # # ## ## # # # # ### ## # # # ## ## #
# # ## ## # # ## # ## ## ## # # # #### ## # # # # # #
#### ## ##
# ## ## ### # ### ## ##
#
##
## ## # # # # ## # # # # ## #
# #
# # ## #
# # # # # # # # ## # # ### ### ##### # # # # # # ## ## ## # # ## # # # # ## ## #
# # # ## ## # # ## ## ## # ## # # ## # ## ## # # # # ## #
# # # # # # # # # # # ## #### # ## # # ## ## ## ## ## ### ## # ## # # ## ##
# # ## # # # # ## ## # ## ## ## # ## ## ## ## # # ## # # ## ## ## ## # # #
# # ## # # # ## # # ## #
# # ## ## ## ### ## ##
## # # ## # # # # ## #
# ## # # # # # # ## #
# ## # # # ## # # # ## ## ## # # # # # ## ### ## ## # ## # ## # ## ## # ## # # ## ## # ## #
# # # # # ## ## ## # # ## # ## #####
# ## # ## ### # # # ## # # # # ##
# # # # ## # ## # # # # # ## ## # # # #
# # ### ## ### ### # # # # # ## ## ## # ## ## ### ## # ## # # # # ## # # ## # # #
# # # ## # # # ## ## # # ## ## # ## ## ## ### ##
# #
#
# #
# # ## # ## ## # ## # # # ## # # # # ### ### #
# ### # # ## ## # ## # # #
# # ## # # # # ## # # ## # ## # ##
# # # ## ## # ## # ### # # # #
# # # ## ## ## # # # #
## ## ## #### # # # ## # # #
# # # ## # ## # #
## # ### ## # # # # # # # #
### ### # #
# # # #
#
## # ## ## ## ## # ##
## # # # # # # ## # # ## # # ## # # # # ## # # # # # ## ## # # ## # #
# # # # # # # ## # # ## # # ## ## #
# # # # # # ## # ##
# # # ## # # #
# #
# # ##
# # #### # ##
## # ### # # ## #
## ## ## # # # # # ## #
### #### # ##
# # # # ## ### ## ## # #
# # ## # ## #
# ## #
# ## # # # ##
# ## ## ## ## ## # #
#### # # ## # # # # # ## # ## # ##
# # ## ## # ## ### ### ### ## # # # ## # # #
# # # ##
# # ## ### # # # # # # # #
#
#
## #
## # ## # # #
## # # ## ## # # # # # ### # ##
#
#
#
#
# # ## #
## ## # # #
# #

##
# # # # ##
#
## #
# #
# # # ## #
# ####### # # # # ## # # #
#
# # # # # # # # # # ## # ## # ## # # # ## # #
# ## ### # ### # # ## ## # #
# ## # # # # ## # # # # # ## # ## # # ## #
# # # ## # # ## # # #
## # # # # # #
# # # ## # ## #
# #
# # ### # # # # # ## ## #
# # # ### # # ## #
##### # # # #
# # # # ## # ## # #
#
#
## # # # # # # #
## # ###
# # # ## ## # # ## # ## #
## # # # # ## ## ## # ## ## # # # ## ## # # ##
# # # ### # # ## # ## # # ## ## # # # # ## # # # #
## # # # ## ## # ## ## ## # # ## # # # # # ## ## ### ## ## ## # ## ## ###
# ### ## # ## ## ## # ## # # # # ## ## # ## # ## ## # # # ## ### #### # # # # # # ## ## # ## ## ## ## ## # #
### # # # # ## # # # # # # # # # ### # ## # # # # # ## # # # # #######
# ## # # #
# ###
##
# # #
## # # # # ## # # # #
## ## # ### ##
#
## ## # # # # ## ## # # # ## # ## ## # ## # # ## # # # # # # #
# # # # # #
## ## # # # # # ##
### # #
# #
# # # # #
# # #
#### # # ## # ### #
## # # ## ## ## ## # # # # #
# # # ## # # ## # # # # # # # # # ##
# ## ## # ## ### ## ### # # ## ## ## # #
#
# # # # ### ###
######### # # # # #
# # # # # # ## # ### #
#
#
# #
# # # ## # ## ##
# # ### #
# # # ## #
# # # # # #
## ###### # # ## ## ## ## # # #
# # #### #
## # # ##
# ## ## # #
## # ## ## # #
# #
# # ## # # #
###
## #

>75 o/oo 25-75 o/oo 0-25 o/oo Non Endemis 1 dot = 100 kasus 1 dot = 500 kasus

Ministry of Health,
Republic of Indonesia
Insidens Penyakit Diare

YEARS EPISODES FOR CHILD EPISODE Per 1000


2000 1-2 301
2003 1-2 374
2006 1-2 423

Sumber Data : Survei Morbiditas Diare Thn 2000, 2003 & 2006
JUMLAH KASUS DIARE DI
INDONESIA TAHUN 1981 - 2008
6000000 Sumber: Lap Subdit Diare

5000000

4000000

3000000

2000000

1000000

0
'81 '83 '85 '87 '89 '91 '93 '95 '97 '99 '01 '03 '05 '07

: Kejadian El- Nino


PETA PENYEBARAN DIARE
RESIKO BAHAYA PENURUNAN KETERSEDIAAN
AIR
Tahun 2010
RESIKO BAHAYA PENURUNAN KETERSEDIAAN
AIR
Tahun 2020
RESIKO BAHAYA PENURUNAN KETERSEDIAAN
AIR
Tahun 2030
Beberapa Upaya yang Sudah Dilakukan melalui
Program PL

sesudah
SEBELUM Rumah Sehat
SEKOLAH SEHAT
INDUSTRI SEHAT
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai