Anda di halaman 1dari 4

Konsep Dasar Kesehatan Masyarakat Lahan Basah

Definisi
 Ilmu Kesehatan Masyarakat (Public Health) merupakan gabungan berbagai
ilmu, keterampilan, dan keyakinan yang dibentuk dengan tujuan memelihara dan
memperbaiki kesehatan suatu masyarakat melalui gerakan promotif dan preventif
yang bersifat kolektif.
 Lahan basah (wetlands) adalah daerah berair permanen atau musiman yang
terbentuk secara alami maupun buatan dengan air mengalir stagnan bersifat tawar,
payau, atau asin (seperti sungai, rawa, gambut, sawah, dan lain-lain).
 Kesehatan Masyarakat Lahan Basah ialah gabungan ilmu yang diaplikasikan
dalam tindakan promotif dan preventif kesehatan untuk memelihara dan
memperbaiki kesehatan masyarakat yang bermukim di wilayah lahan basah, salah
satunya dengan mengelola sanitasi lingkungan dan mengendalikan penularan
penyakit lahan basah.

Lahan Basah di Kalimantan Selatan


 Termasuk provinsi dengan area lahan basah terluas.
 Luas Total (Green Wetlands Version 3, 2020):
- Sekitar 1.194.471,98 hektar
- 32,39% dari total luas daratan
- Tidak termasuk luas offshore wetlands

Kaitan Kesehatan Masyarakat dengan Lahan Basah


 Kesehatan masyarakat mempelajari banyak cabang ilmu kesehatan termasuk
epidemiologi dan kesehatan lingkungan.
 Sarjana kesehatan masyarakat kerap menyoroti kejadian penyakit atau masalah
kesehatan lingkungan di wilayah tempat tinggalnya.
 Karakteristik suatu wilayah dapat dijadikan fokus dalam menyelidiki masalah
kesehatan yang identik di wilayah tersebut.
 Kalimantan Selatan cukup dikenal dengan lahan basahnya sehingga sarjana
kesehatan masyarakat di Kalimantan Selatan mengambil fokus mengenai
permasalahan kesehatan di wilayah lahan basah.
 Keadaan tanah di lingkungan lahan basah jenuh terhadap air sehingga selalu
tergenang air yang rentan dijadikan breeding places oleh vektor penyakit (misal:
nyamuk menyebabkan berbagai penyakit, seperti DBD, malaria, dan sebagainya).

Permasalahan dan Isu Strategis Kesehatan di Wilayah Lahan Basah


Pemanfaatan Lahan Basah di Indonesia
 Pemanfaatan lahan basah yang tidak diimbangi dengan pengelolaan optimal
mampu menyebabkan kerusakan lahan basah.
 Pemanfaatan Lahan Basah di Indonesia (Wetlands Internasional-Indonesian
Programme):
- Pemanfaatan dan pengelolaan nasional kurang optimal.
- Lahan alami telah hilang sekitar 12 juta hektar.
- Peningkatan alih fungsi dan perambahan hutan.

Faktor Penyebab
- Meningkatnya pencemaran limbah domestik dan non-domestik (mempengaruhi
kualitas air, udara, dan tanah).
- Kurangnya fasilitas yang menunjang kesehatan di masyarakat
- Rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat untuk menerapkan PHBS.
 Faktor-faktor tersebut saling berkaitan dan akan menimbulkan berbagai penyakit
(cepat atau lambat), didukung kondisi lingkungan yang lembab dan berair yang
sempurna sebagai sarang vektor penyakit.

Sumber Penyakit
 Mosquito-borne diseases
 Diare
 COVID-19 (rentan)
 Kesehatan psikis (dapat terdampak)
 Lainnya

Program-Program Kesehatan yang Aplikatif untuk Wilayah Lahan Basah


Program Kesehatan Wilayah Lahan Basah
 Intervensi pembuatan bank sampah dan jamban sehat.
 Penyediaan sarana air bersih.
 Edukasi mengenai sanitasi dasar, seperti pembiasaan penerapan PHBS.
 Lainnya.

Penanggulangan dan Pencegahan Permasalahan di Lingkungan Lahan Basah


Penanggulangan
 Penyuluhan mengenai penerapan PSN serta melakukan PJB, surveilans dan
penyelidikan epidemiologi, fogging focus, melaksanakan pertemuan dan advokasi
oleh sektor kesehatan yang berkoordinasi juga dengan lintas sektor (mosquito-
borne diseases).
 Penyehatan lingkungan dan penyuluhan di setiap umur, melatih kader posyandu,
memeriksa air bersih masyarakat, mengawasi kepemilikan jamban, dan memeriksa
kantin di sekolah (diare).

Pencegahan
 Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran pribadi dan keluarga secara mandiri
untuk menjaga sanitasi, menerapkan PHBS, dan mencegah pencemaran (umum).
 Gerakan 3M+ (mosquito-borne diseases).
 Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum makan dan setelah BAB,
mencuci bersih bahan dan peralatan makanan sebelum dikonsumsi/digunakan,
merebus air sebelum diminum, dan tidak membiasakan anak jajan sembarangan
(diare).
 Pemerintah memfasilitasi sarana prasarana yang menunjang sanitasi masyarakat
(misal: jamban pribadi serta saluran pembuangan dan penampungan limbah
domestik) (pencemaran limbah domestik dan non domestik).
 Lainnya.

Anda mungkin juga menyukai