Anda di halaman 1dari 26

Klasifikasi Tanah

Sistem klasifikasi tanah adalah suatu sistem pengaturan beberapa


jenis tanah yang berbeda-beda tetapi mempunyai sifat yang serupa
ke dalam kelompok-kelompok dan subkelompok-subkelompok
berdasarkan pemakaiannya.
Sistem klasifikasi memberikan suatu bahasa yang mudah untuk
menjelaskan secara singkat sifat-sifat umum tanah yang sangat
bervariasi tanpa penjelasan yang terinci.
Sebagian besar sisitem klasifikasi tanah yang telah dikembangkan
untuk tujuan rekayasa didasarkan pada sifat-sifat indeks yang
sederhana seperti distribuai ukuran butir dan plastisitas.
Walaupun saat ini terdapat berbagai sisitem klasifikasi tanah, tetapi
tidak ada satupun dari sistem tersebut yang benar-benar
memberikan penjelasan yang tegas mengenai segala kemungkinan
pemakaiannya.
Hal ini disebabkan karena sifat-sifat tanah yang sangat bervariasi.
Yang dimaksud dengan tektur tanah adalah keadaan permukaan
tanah yang bersangkutan.
Tekstur tanah dipengaruhi oleh ukuran tiap-tiap butir yang ada
didalam tanah.
Sistem klasifikasi tanah berdasarkan tekstur tanah salah satunya
dikembangkan oleh Departemen Pertanian Amerika (USDA).

Sistem ini didasarkan pada ukuran


batas dari butiran tanah yaitu :
Pasir (sand) : butiran dengan
diameter 2,0 s/d 0,05 mm
Lanau (silt) : butiran dengan
diameter 0,05 s/d 0,002 mm
Lempung (clay) : butiran dengan
diameter < 0,02 mm.
Sebagai contoh suatu sampel tanah A terdiri dari 30% pasir, 40% lanau
dan 30% butiran dengan lempung (0,002 mm).
Klasifikasi tekstur tanah tersebut dapat ditentukan dengan cara seperti
yang ditunjukkan anak panah sbb :

Dari hasil yang ditunjukkan


anak panah jenis tanah A
termasuk dalam daerah
Clay loam (lempung tanah
liat).
Diagram ini hanya
didasarkan pada bagian
tanah yang lolos ayakan
No. 10 (diameter 2 mm).
Apabila terdapat tanah yang
mengandung butiran
berdiameter > 2 mm, maka
perlu diadakan koreksi.
Contoh suatu sampel tanah B terdiri dari 20% kerikil, 10% pasir, 30%
lanau dan 40% lempung .
Komposisi tekstural tanah dimodifikasi menjadi :
10 100
pasir : 12,5%
(100 20)
30 100
lanau : 37,5%
(100 200)
40 100
lempung : 50%
(100 20)
Dari persentase tanah yang
telah dimodifikasi, klasifikasi
tanah B termasuk tanah clay
(lempung).
Tetapi karena persentase
kerikil yang dikandung tanah
cukup besar (20%), maka
tanah tersebut dapat
dikatakan sebagai lempung
berkerikil (gravelly clay)
Sistem klasifikasi tanah berdasarkan tekstur adalah relatif sederhana
karena hanya didasarkan pada distribusi ukuran butir tanah saja.
Dalam kenyataannya, jumlah dan jenis dari mineral lempung yang
dikandung oleh tanah sangat mempengaruhi sifat fisis tanah yang
bersangkutan.
Oleh karena itu dipandang perlu untuk memperhitungkan sifat plastisitas
tanah yang disebabkan adanya kandungan mineral lempung, agar dapat
menafsirkan ciri-ciri suatu tanah.
Karena sistem klasifikasi tanah berdasarkan tekstur tidak
memperhitungkan sifat plastisitas tanah, maka sistem tersebut dianggap
tidak memadai untuk sebagian besar dari keperluan teknik.
Pada saat ini terdapat dua sistem klasifikasi tanah selalu dipakai oleh
para ahli teknik sipil.
Kedua sistem tersebut memperhitungkan distribusi ukursn butir dan
batas-batas Atterberg.
Sistem tersebut adalah :
Sistem Klasifikasi AASHTO (American Association of State Highway
and Transportation Officials ) dan
Sistem Klasifikasi Unified (Unified Soil Classification System, USCS)
Sistem klasifikasi AASHTO pada umumnya dipakai oleh Departemen
Jalan Raya di semua negara bagian di Amerika Serikat.
Sistem klasifikasi ini dikembangkan pada tahun 1929 sebagai Public
Road Administration Classification System.
Sistem ini sudah mengalami beberapa perbaikan terakhir pada th 1945,
yaitu ASTM Standard no D-3282, AASHTO metode M145, sbb :
Material Glanural Tanah Tanah Lanau Lempung
Klasifikasi Umum
( <35% lolos saringan no. 200 ) ( > 35% lolos saringan no. 200 )

A-1 A-2 A-7


Klasifikasi Kelompok A-3 A-4 A-5 A-6
A-7-5
A-1-a A-1-b A-2-4 A-2-5 A-2-6 A-2-7
A-7-6
Analisa saringan , % lolos :
No. 10 (2,00 mm) 50 maks - - - - - - - - - -
No. 40 (0,425 mm) 30 mks 50 maks 51 min - - - - - - - -
No. 200 (0,075 mm) 15 maks 25 maks 10 maks 35 maks 35 maks 35 maks 35 maks 36 min 36 min 36 min 36 min
Karaktearistik fraksi lolos
saringan no. 40 :
Batas Cair (LL) - - 40 maks 41min 40 maks 41 min 40 maks 41 min 40 maks 41 min
Indeks Plastisitas (PI) 6 maks NP 10 maks 10 maks 11 min 11 min 10 maks 10 maks 11 min 11 min

Indeks Kelompok (GI) 0 0 0 4 maks 8 maks 12 maks 16 maks 20 maks

Tipe material yang pokok Pecahan batu, Pasir


pada umumnya
Kerikil dan pasir berlanau atau berlempung Tanah berlanau Tanah berlempung
kerikil dan pasir halus
Penilaian umum sebagai
Catatan : Group A-7-5 untuk PI LL -30
tanah dasar (Subgrade)
Sangat
Group A-7-6 Baik
untuksampai Baik
PI > LL -30 NP = Nonplastis Sedang dampai Buruk
Material Glanural Tanah Tanah Lanau Lempung
Klasifikasi Umum
( <35% lolos saringan no. 200 ) ( > 35% lolos saringan no. 200 )

A-1 A-2 A-7


Klasifikasi Kelompok A-3 A-4 A-5 A-6
A-7-5
A-1-a A-1-b A-2-4 A-2-5 A-2-6 A-2-7
A-7-6
Analisa saringan , % lolos :
No. 10 (2,00 mm) 50 maks - - - - - - - - - -
No. 40 (0,425 mm) 30 mks 50 maks 51 min - - - - - - - -
No. 200 (0,075 mm) 15 maks 25 maks 10 maks 35 maks 35 maks 35 maks 35 maks 36 min 36 min 36 min 36 min
Karaktearistik fraksi lolos
saringan no. 40 :
Batas Cair (LL) - - 40 maks 41min 40 maks 41 min 40 maks 41 min 40 maks 41 min
Indeks Plastisitas (PI) 6 maks NP 10 maks 10 maks 11 min 11 min 10 maks 10 maks 11 min 11 min

Indeks Kelompok (GI) 0 0 0 4 maks 8 maks 12 maks 16 maks 20 maks

Tipe material yang pokok Pecahan batu, Pasir


pada umumnya
Kerikil dan pasir berlanau atau berlempung Tanah berlanau Tanah berlempung
kerikil dan pasir halus
Penilaian umum sebagai
Catatan : Group A-7-5 untuk PI LL -30
tanah dasar (Subgrade)
Sangat
Group A-7-6 Baik
untuksampai Baik
PI > LL -30 NP = Nonplastis Sedang dampai Buruk

Pada sistem ini tanah diklasifikasikan ke dalam tujuh kelompok besar,


yaitu A-1 sampai dengan A-7.
Tanah yang diklasifikasikan ke dalam kelompok A-1, A-2, dan A-3
adalah tanah yang butirannya < 35% lolos saringan No. 200.
Tanah yang butirannya > 35% lolos saringan No. 200 diklasifikasikan ke
dalam kelompok A-4, A-5, A-6, dan A-7 yang sebagian besar terdiri dari
lanau dan lempung.
Sistem klasifikasi AASHTO didasarkan pada kriteria :
Ukuran butir :
Kerikil : bagian tanah yang lolos saringan # 75 mm (3) dan yang
tertahan pada saringan No. 10 (2 mm)
Pasir : bagian tanah yang lolos saringan No. 10 (2 mm) dan yang
tertahan saringan No. 200 (0,075 mm).
Lanau dan lempung : bangian tanah yang lolos saringan No. 200.
Plastisitas :
Berlanau : apabila bagian-bagian yang halus dari tanah mempunyai
indeks plastisitas [Plasticity Index (PI)] 10.
Berlempung : apabila bagian-bagian yang halus dari tanah memiliki
indeks plastisitas [Plasticity Index (PI)] 11.
Batuan : apabila ukuran butiran > 75 mm.
Cara mengklasifikasikan tanah, data hasil uji dicocokkan dengan angka-
angka yang terdapat pada tabel AASHTO dibaca dari kolom kiri ke
kolom sebelah kanan hingga ditemukan, angka-angka yang sesuai.
Hubungan batas cair (Liquid Limit, LL) dan indeks plastisitas (Plasticity
Index, PI) untuk tanah yang masuk dalam kelompok A-2, A-4, A-5, A-6,
dan A-7 adalah sbb :

70

60
Indeks Plastisitas (PI)

50

40

A-7-6
30
A-2-6
A-6
20
A-2-7
A-7-5
10
A-2-4 A-2-5
A-4 A-5
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Batas Cair (LL)
Untuk mengevaluasi mutu (kualitas) dari suatu tanah sebagai bahan
lapisan tanah dasar (subgrade) untuk jalan raya, suatu angka yang
dinamakan indeks grup (Group Index, GI) juga diperlukan selain
kelompok dan sub kelompok dari tanah yang bersangkutan.
Angka GI ini ditulis dalam kurung setelah nama kelompok dan
subkelompok dari tanah yang diuji. Group Index dihitung dengan
menggunakan persamaan :
GI = (F 35) [0,2 + 0,005 (LL 40)] + 0,01 (F 15) (PI 10)
dimana :
F = persentase butiran yang lolos saringan No. 200
LL = batas cair (Liquid Limit)
PI = indeks plastisitas (Plasticity Index)
Suku pertama persamaan GI yaitu ( F 35 ) [ 0,2 + 0,005 ( LL 40 ) ]
adalah bagian dari indeks grup yang ditentukan dari batas cair (LL).
Suku kedua yaitu 0,01 (F 15) (PI 10), adalah bagian dari indeks grup
yang ditentukan dari indeks plastis (PI).
Aturan untuk menggunakan nilai GI, yaitu :
a. Bila GI negatif atau < 0, maka GI dianggap = 0
b. Nilai GI yang diperoleh dari hasil perhitungan, dibulatkan ke angka
yang terdekat (contoh GI = 3,4 dibulatkan menjadi 3; GI = 3,5
dibulatkan menjadi 4).
c. Tidak ada batas atas untuk indeks grup.
d. Nilai GI untuk kelompok tanah A-1a, A-1b, A-2-4, A-2-5, dan A-3
selalu 0 (nol).
e. Untuk kelompok tanah A-2-6 dan A-2-7, hanya bagian dari indeks
grup PI saja yang digunakan, yaitu GI = 0,01(F 15) (PI 10).
Hasil dari uji analisis distribusi suatu tanah adalah sbb :
- Persentase butiran yang lolos saringan No. 10 = 100%
- Persentase butiran yang lolos saringan No. 200 = 75%
Tanah memiliki batas cair (LL) = 54% dan indeks plastisitas (PI) = 23%.
Klasifikasikan tanah tersebut dengan sistem AASHTO.
Penyelesaian :
Karena tanah yang lolos saringan No. 200 adalah 75% > 35%, maka
tanah ini masuk jenis lanau-lempung (silty-clay), yaitu masuk ke dalam
kelompok A-4, A-5, A-6, atau A-7.
Tanah memiliki LL = 54% > 41%, kemungkinan masuk dalam kelompok
A-5 , A-7-5 atau A-7-6.
Karena tanah memiliki PI = 23% > 11%, maka kemungkinan masuk
salah satu kelompok A-7-5 atau A-7-6.
Selanjutnya nilai PI dikontrol terhadap LL 30 = 54 30 = 24%
Karena PI = 23 % < LL 30, maka tanah masuk dalam kelompok A-7-5
GI = (F 35) [0,2 + 0,005 (LL 40)] + 0,01(F 15) (PI 10)
GI = (75 35) [0,2 + 0,005 (54 40)] + 0,01(75 15) (23 10) = 18,6
dibulatkan menjadi 19. Sehingga klasifikasi tanah A-7-5(19).
Sistem ini pada mulanya diperkenalkan oleh Casagrande pada th 1942
untuk dipergunakan pada pekerjaan pembuatan lapangan terbang yang
dilaksanakan oleh The Army Corps of Engineer selama perang dunia II.
Pada saat ini sistem klasifikasi USCS digunakan secara luas oleh para
ahli teknik.
Sistem USCS mengelompokkan tanah ke dalam dua kelompok besar,
yaitu :
1. Tanah berbutir kasar (Coarse-grained-soil), yaitu :
tanah jika lebih dari 50% tertahan saringan No. 200, terdiri dari :
Kerikil dan tanah berkerikil diberi simbol G (gravel)
Pasir dan tanah berpasir diberi Simbol S (sand).
2. Tanah berbutir halus (Fine-grained-soil), yaitu :
tanah jika lebih dari 50% beratnya lolos saringan No. 200, terdiri dari :
Lanau (silt) anorganik diberi simbol M
Lempung (clay) anorganik diberi simbol C
Lanau organik dan lempung organik diberi simbol O
Untuk tanah gambut (peat), muck, dan tanah-tanah lain dengan kadar
organik tinggi diberi simbol PT.
Simbol-simbol lain yang digunakan untuk klasifikasi USCS adalah :
W = well graded (tanah dengan gradasi baik)
P = poorly graded (tanah dengan gradasi buruk)
L = low plasticity (tanah plastisitas rendah , LL < 50)
H = high plasticity (tanah plastisitas tinggi, LL > 50)
Tanah berbutir kasar ditandai dengan simbul kelompok seperti : GW,
GP, GM, GC, SW, SP, SM, dan SC.
Untuk klasifikasi yang benar, faktor-faktor berikut ini perlu diperhatikan :
1. Persentase butiran yang lolos saringan No. 200 (ini adalah fraksi halus)
2. Persentase fraksi kasar yang lolos saringan No. 40.
3. Koefisien keseragaman (Uniformity coefficient, Cu) dan koefisien gradasi
(Gradation coeficient, Cc) utk tanah dimana (012)% lolos saringan No. 200.
4. Batas cair (LL) dan indeks plastisitas (PI) bagian tanah yang lolos saringan
No. 40 (untuk tanah dimana 5% atau lebih lolos saringan No. 200).
Jika persentase butiran yang lolos saringan No. 200 adalah antara (5
12)%, simbol ganda seperti GW-GM, GP-GM, GW-GC, GP-GC, SW-SM,
SW-SC, SP-SM, dan SP-SC diperlukan.
Rincian klasifikasi tanah Sistem Unified (USCS) adalah sbb :
Simbol
Divisi Utama Nama Jenis
Kelompok
Kerikil gradasi baik dan campuran pasir-kerikil, sedikit atau tidak
Tanah berbutir kasar 50% atau lebih butiran

Kerikil bersih (sedikit GW


mengandungbutiran halus
Kerikil 50% atau
tertahan saringan no. 200 (0,075 mm)

bersih atau tak ada


lebih dari fraksi butiran halus) Kerikil gradasi buruk dan campuran pasir-kerikil, sedikit atau tidak
GP
kasar tertahan mengandungbutiran halus
saringan no. 4 Kerikil banyak GM Krikil berlanau, campuran kerikil-pasir-lanau
(4,75 mm) kandungan butiran
halus GC Kerikil berlempung, campuran kerikil-pasir-lempung

SW Pasir gradasi baik, pasir berkerikil, sedikit atau tidak mengandung butiran halus
Pasir bersih (sedikit atau
Pasir lebih dari
tak ada butiran halus)
50% fraksi kasar SP Pasir gradasi buruk, pasir berkerikil, sedikit atau tidak mengandung butiran halus
lolos saringan
no. 4 (4,75 mm) Pasir banyak kandungan SM Pasir berlanau, campuran pasir-lanau
butiran halus SC Pasair lanau, campuran pasir-lempung
Lanau anorganik dan pasir sangat halus, serbuk batuan atau pasir halus berlanau
Tanah berbutir halus 50% atau lebih
lolos saringan no. 200 (0,075 mm)

ML
Lanau dan lempung batas cair 50% atau atau berlempung
kurang Lempung anorganik dengan plastisitas rendah sampai sedang, lempung berkerikil,
CL
lempung berpasir, lempung berlanau, lempung kuarus (clean clays)

OL Lanau organik dan lempung berlanau organik dengan plastisitas rendah

MH Lanau anorganik atau pasir halus diatomae, lanau elastis


Lanau dan lempung batas cair > 50%
CH Lempung anorganik dengan plastisitas tinggi, lempung gemuk

OH Lempung organik dengan plastisitas sedang sampai tinggi

Tanah dengan kadar organik tinggi PT Gambut (peat), dan tanah lain dengan kandungan organik tinggi
Simbol
Kelompok
Kriteria Klasifikasi

5% - 12% lolos saringan no. 200 : Klasifikasi perbatasan


D ( D30 ) 2
GW Cu 60 lebih besar dari 4 Cc

Kurang dari 5% lolos saringan no. 200 : GM, GP, SW, SP.
antara1 dan 3
D10 D60

Lebih dari 12% lolos saringa no. 200 : GM, GC, SM,SC.
D10
GP Tidak memenuhi kedua kriteria untuk GW
Klasifikasi berdasarkan prosentase butiran halus ;

GM Batas-batas Atterberg di bawah garis A atau PI < 4 Bila batas Atterberg berada di daerah arsir dari
Batas-batas Atterberg di atas garis A atau PI > 7 diagram plastisitas, maka dipakai simbol ganda
GC
D60 ( D30 ) 2
Cu Cc
yang mempunyai dua simbol

SW lebih besar dari 6 antara1 dan 3


D10 D10 D60

SP Tidak memenuhi kedua kriteria untuk SW

SM Batas-batas Atterberg di bawah garis A atau PI < 4 Bila batas Atterberg berada di daerah arsir dari
diagram plastisitas, maka dipakai simbol ganda
SC Batas-batas Atterberg di atas garis A atau PI > 7

ML

CL

OL

MH

CH

OH

PT Manual untuk identifikasi secara visual dapat dilihat di ASTM Designation D-2488
Klasifikasi tanah berbutir halus dengan simbol ML, CL, OL, MH, CH dan
OH didapat dengan cara menggambar batas cair (LL) dan indeks
plastisitas (PI) tanah yang bersangkutan pada bagan plastisitas
(Casagrande, 1984) yang diberikan.
Untuk tanah gambut (peat), identifikasi secara visual mungkin diperlukan
dengan menggunakan manual ASTM Designation D-2488.
Klasifikasikan contoh tanah dengan sistem klasifikasi Unified dengan
data-data sbb :
- Persentase butiran yang lolos saringan No. 10 = 100%
- Persentase butiran yang lolos saringan No. 40 = 58%
- Persentase butiran yang lolos saringan No. 200 = 58%
Tanah memiliki batas cair (LL) = 30% dan indeks plastisitas (PI) = 10%.
Penyelesaian :
Karena tanah lolos saringan No. 200 adalah 58% > 50%, maka tanah ini
termasuk tanah berbutir halus.
Dengan menggunakan bagan plastisitas, untuk LL = 30 dan PI = 10,
tanah tersebut diklasifikasikan sebagai CL.
Klasifikasikan dari 2 contoh tanah dengan sistem klasifikasi USCS,
dimana hasil analisa saringan dan nilai plastisitas tanah adalah sbb :
No. Diameter Tanah I Tanah II
Saringan butiran (mm) (% lolos) (% lolos)

4 4,75 100 96
10 2,00 92 89
40 0,425 87 41
100 0,150 78 8
200 0,075 61 5
LL - 21 -
PL - 15 -
PI - 6 Nonplastis

Penyelesaian :
Dari tabel terlihat untuk tanah I > 50% lolos saringan No. 200 (61%).
Jadi tanah I adalah tanah berbutir halus, sehingga batas-batas Atterberg
dibutuhkan untuk klasifikasinya.
Dari nilai LL = 21 dan PI = 6, menurut diagram plastisitas, tanah
termasuk kelompok CL ML.
Penyelesaian :
Tanah II terrmasuk tanah berbutir kasar, karena hanya 5% lolos
saringan No. 200.
Karena 96% lolos saringan No. 4 (> 50% lolos) maka tanah ini termasuk
pasir (bukan kerikil).
Tanah II lolos saringan No. 200 = 5%, termasuk kelompok (5 12)%
lolos saringan No. 200, jadi tanah II mempunyai dua simbol, yaitu SP
SM tergantung pada nilai Cu dan Cc-nya.
100 Dari grafik diperoleh :
90 D60 = 0,8 mm,
80 D30 = 0,3 mm, dan
Persentase lolos (%)

70 Tanah I D10 = 0,17 mm


60 Tanah II
50
40
30
20
10
0
D D60 = 0,8
0.01 10 = 0,17 D30 = 0,3
0.1 1 10
Ukuran butiran (mm)
Penyelesaian :
Dari grafik diperoleh : D60 = 0,8 mm, D30 = 0,3 mm, dan D10 = 0,17 mm
D60 0,8
Koefisien Keseragaman Cu 4,7 6
D10 0,17

( D30 ) 2 (0,3) 2
Koefisien Gradasi Cc 0,66 1
D10 D60 0,17 0,8

Tanah termasuk bergradasi baik jika Cu > 6 dan Cc diantara 1 dan 3.


Karena tanah II tidak termasuk kriteria tersebut, maka tanah II termasuk
dalam kelompok SP SM dengan gradasi buruk.
Karena butiran halus lanau (non plastis), maka tanah II adalah SM.
Kedua sistem klasifikasi AASHTO dan Unified didasarkan pada tekstur
dan plastisitas tanah.
Kedua sistem klasifikasi membagi tanah dalam dua kategori pokok,
yaitu : berbutir kasar (coarse-grained) dan berbutir halus (fine-grained),
yang dipisahkan oleh saringan No. 200.
Menurut sistem AASHTO suatu tanah dianggap sebagai tanah berbutir
halus apabila lebih dari 35% lolos saringan No. 200.
Menurut sistem Unified suatu tanah dianggap sebagai tanah berbutir
halus apabila lebih dari 50% lolos saringan No. 200.
Dalam sistem AASHTO saringan No. 10 digunakan untuk memisahkan
antara kerikil dan pasir ; dalam sisitem Unified yang digunakan adalah
saringan No. 4
Dari segi batas ukuran pemisahan tanah, saringan no. 10 lebih dapat
diterima untuk dipakai sebagai batas atas dari pasir. Hal ini digunakan
juga dalam teknologi beton dan lapisan pondasi jalan raya.
Dalam sistem Unified, tanah berkerikil dan berpasir dipisahkan
dengan jelas, tapi dalam sistem AASHTO tidak.
Kelompok A-2 berisi tanah-tanah yang bervariasi. Tanda-tanda
seperti GW, SM, CH, dan lainnya yang digunakan dalam sistem
Unified menerangkan sifat-sifat tanah lebih jelas dari pada simbol
yang digunakan dalam sistem AASHTO.
Klasifikasi tanah organik seperti OL, OH dan PT telah diberikan
dalam sistem Unified, tapi sistem AASHTO tidak memberikan
tempat untuk tanah organik.
Liu (1967) telah membuat perbandingan antara sistem AASHTO
dan Unified, sbb :
Kelompok Tanah yang sebanding dengan sistem Unified
Kelompok tanah
sistem AASHTO Kemungkinan
Kemungkinan Besar Mungkin
Kecil

A-1-a GW, GP SW, SP GM, SM

A-1-b SW, SP, GM, SM GP -

A-3 SP - SW, GP

A-2-4 GM, SM GC, SC GW, GP, SW, SP

A-2-5 GM, SM - GW, GP, SW, SP

A-2-6 GC, SC GM, SM GW, GP, SW, SP

A-2-7 GM, GC, SM, SC - GW, GP, SW, SP

A-4 ML, OL CL, SM, SC GC, GM, SM

A-5 OH, MH, ML, OL - SM, GM

A-6 CL ML, OL, SC GC, GM, SM

A-7-5 OH, MH ML, OL, CH GM, SM, GC, SC

OH, MH, GC, GM,


A-7-6 CH, CL ML, OL, SC
SM
Kelompok tanah Kelompok Tanah yang sebanding dengan sistem AASHTO
sistem Unified Kemungkinan Besar Mungkin Kemungkinan Kecil
A-2-4, A-2-5,
GW A-1-a -
A-2-6, A-2-7
A-3, A-2-4, A-2-5,
GP A-1-a A-1-b
A-2-6, A-2-7
A-1-b, A-2-4, A-4,A-5, A-6, A-7-5
GM A-2-6
A-2-5, A-2-7 A-7-6, A-1-a
GC A-2-6, A-2-7 A-2-4, A-6 A-4, A-7-6, A-7-5
A-3, A-2-4, A-2-5,
SW A-1-b A-1-a
A-2-6, A-2-7
A-2-4, A-2-5,
SP A-3, A-1-b A-1-a
A-2-6, A-2-7
A-1-b, A-2-4, A-6, A-7-5,
SM A-2-6, A-4, A-5
A-2-5, A-2-7 A-7-6, A-1-a
A-2-4, A-6,
SC A-2-6, A-2-7 A-7-5
A-4, A-7-6
ML A-4, A-5 A-6, A-7-5 -
CL A-6, A-7-6 A-4 -
OL A-4, A-5 A-6, A-7-5, A-7-6 -
MH A-7-5, A-5 - A-7-6
CH A-7-6 A-7-5 -
OH A-7-5, A-5 - A-7-6
PT - - -

Anda mungkin juga menyukai