Anda di halaman 1dari 12

Hubungan tata graha dengan K3

Penerapan konsep Kesehatan kerja pada tata


graha terdiri dari :
Infeksi dan Penyakit : hindari kontak langsung dengan darah atau cairan
tubuh lain yang tertinggal di permukaan bathtub atau pada linen tempat
tidur dan linen kamar mandi.
Pakaian Kerja : Pakaian kerja kita harus memberikan kesan yang baik
kepada para tamu dan tentu nyaman, praktis dan aman digunakan.
Hindari aksesoris dan perhiasan yang dapat menggangu pekerjaan.
Gantilah seragam tiga kali seminggu agar terlihat bersih dan sehat.
Menjaga Kaki : Gunakan sepatu yang nyaman untuk mengurangi kelelahan
kaki. Selain itu, sepatu juga harus kuat sehingga melindungi kaki dari
kejatuhan benda berat. Cuci kaki kita setiap hari dan pastikan kuku kaki
selalu dipotong pendek. Ganti stocking atau kaos kaki setiap hari.
Penampilan : Pria tidak diperkenankan berambut panjang dan berkumis.
Wanita yang berambut panjang harus diikat dan memakai hairnet rapi.
Cucilah rambut kita secara teratur agar rambut selalu nampak segar dan
sehat. Gunakan minyak rambut yang tidak berbau menyengat.
Personal Hygiene : Jagalah kebersihan dan kesegaran pribadi
tubuh kita. Mandi setiap hari, menggunakan pewangi dan anti-
perspiran untuk melindungi tubuh dari bau.
Tangan : Kuku pada jemari kita harus selalu dibersihkan dan
dipotong pendek. Hindari lembut dan nampak apik. Selalu cuci
tangan menggunakan air hangat dan sabun pada saat sebelum
bertugas, setelah istirahat, setelah menggunakan toilet dan
setelah menyentuh benda-benda kotor.
Tidak Menularkan kepada Orang Lain : Apabila kita ingin bersin
ataupun batuk biasakanlah untuk:
a) Tutup hidung atau mulut kita dengan tissue paper.
b) Berpalinglah dari orang yang ada di depan kita atau benda yang
ada di depan kita.
c) Setelah selesai, cucilah tangan kita. Hindari perilaku menjilat
tangan, menggigit jari, memegang hidung, mulut, rambut, atau
meludah
Penerapan konsep Keselamatan kerja pada
tata graha terdiri dari :
Menggunakan Cleaning Material dan Cleaning
Equipment
Menggunakan Trolley
Menggunakan Bahan Pembersih
Menata Bed dengan Aman
Menggunakan Pakaian Pelindung
Prosedur Menangani Kecelakaan
Ruang Lingkup Kesehatan dan Keselamatan
Kerja
Pekerja : Para pekerja atau karyawan di suatu
perusahaan harus dijaga dengan baik kesehatannya.
Hal tersebut sangat penting untuk meningkatkan
kinerjanya sehingga memperoleh tenaga-tenaga
yang produktif dan profesional.
Pekerjaan : Pekerjaan dapat diselesaikan jika
terdapat pekerja, namun para pekerja juga tidak
banyak berarti apabila pekerjaan yang dilaksanakan
tidak diperlakukan sesuai dengan aturan aturan atau
prosedur yang telah ditetapkan.
Tempat Kerja : Tempat kerja merupakan
bagian yang penting dalam suatu industri atau
perusahaan, secara tidak langsung tempat
kerja akan berpengaruh pada kesenangan,
kenyamanan dan keselamatan kerja dari para
pekerja. Keadaan atau suasana yang
menyenangkan (comportable) dan aman (safe)
akan menimbulkan gairah produktifitas kerja.
Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Bahaya
(Hazard) dan Resiko (risk) yang diakibatkan
Bahaya (hazard)
Chemical Hazard (bahaya kimia) seperti bahan-bahan kimia
yang bentuknya gas, cair atau padat yang sifatnya beracun
(toxic), iritan, asphysian. Ada juga yang sifatnya mudah
terbakar, mudah meledak, dan lain-lain. Dalam hal ini debu
termasuk bahaya (hazard). Resiko (risk) yang terjadi apabila
terkena bahan-bahan tersebut misalnya sesak nafas, iritasi
mata, dan lain-lain.
Physical Hazard (bahaya fisik) adalah bahaya yang mula-mula
timbul akibat bising, fungsi pendengaran secara fisiologis
dapat terganggu. Pembicaraan atau instruksi dalam pekerjaan
tidak dapat didengar secara jelas sehingga dapat
menimbulkan kecelakaan kerja. Kebisingan juga dapat
mengganggu tekanan darah.
Biological Hazard adalah bahaya yang berasal dari
microorganisme seperti jamur, bakteri, serangga. Resiko (risk)
yang ditimbulkan misalnya infeksi parasit dan alegri.
Ergonomic Hazard adalah gangguan kesehatan pada pekerja
akibat ketidaksesusaian pekerjaan dengan pekerja. Misalnya
penyakit varises yang terjadi pada pekerja yang banyak berdiri
juga sakit punggung akibat mengangkat benda berat tidak
sesuai dengan prosedur.
Mechanical Hazard adalah bahaya yang biasanya berasal dari
benda-benda atau proses yang bergerak. Misalnya tangan
terpotong, tertusuk, tersayat dan tergores.
Electrical Hazard adalah bahaya yang berasal dari arus listrik.
Resiko yang ditimbulkan misalnya tersetrum.
Phychological Hazard adalah bahaya yang terjadi atau
bersifat psikis atau kejiwaan seperti pekerjaan yang tidak
sesuai dengan minat dan kemampuan, tanggung jawab
yang terlalu berat, suasana kerja yang monoton. Resiko
yang ditimbulkan, yaitu semangat kerja yang menurun,
stress dan lain-lain.
Hazard Somatic adalah bahaya penyakit bawaan yag
dipunyai pekerja semenjak sebelum dia kerja. Misalnya
penyakit asma. Kemungkinan penyakit akibat hubungan
kerja juga akan lebih besar terjadi .
Cara Pengendalian Bahaya (Hazard)
Eliminasi : merupakan upaya yang dilakukan untuk menghilangkan
bahayanya, jadi resikonya menjadi nol. Dikarenakan bahaya bisa
datang dari material, proses dan bisa juga dari teknologi yang sedang
digunakan. Misalnya dengan tidak melakukan hal atau pekerjaan
tersebut sama sekali.
Subtisusi : Subtitusi merupakan upaya yang kedua yang dilakukan
apabila upaya pertama tidak dapat dilakukan, yaitu merupakan upaya
yang pengendalian dengan mengganti beberapa potensial hazard
(material ataupun proses) dengan yang mempunyai hazard yang lebih
rendah. Misalnya apabila kita membersihkan toilet bowl dengan bolt
side bisa diganti dengan menggunakan veem yang hazardnya lebih
rendah. Mengingat bolt side merupakan chemical yang keras
Miniminasi : merupakan upaya pengendalian yang
digunakan apabila material, cara kerja ataupun proses
tidak dapat diganti bisa dilakukan dengan upaya
miniminasi atau dikurangi jumlah penggunaan yang
digunakan.
Engineering Control : merupakan pengendalian dengan
menghindarkan sumber bahaya di tempat kerja.
Administrative Control : merupakan pengendalian dengan
menggunakan peraturan-peraturan seperti, penerapan
prosedur dan instruksi kerja dan memasang rambu-rambu
peringatan (safety sign).
Personal Protective : merupakan pengendalian
dengan menekankan pada tenaga kerjanya seperti
penggunaan alat pelindung diri. Alat pelindung
diri merupakan alat atau sarana yang digunakan
oleh pekerja yang melekat pada tubuh pekerja
dengan tujuan untuk melindungi sebagian atau
seluruh tubuh pekerja pada saat melaksanakan
pekerjaan dari kemungkinan terpajang oleh
bahaya yang melebihi batas yang diperbolehkan.

Anda mungkin juga menyukai