Anda di halaman 1dari 19

PENANGANAN

KEHAMILAN DENGAN
KISTA OVARIUM

Oleh:
Claudia Gracia Rawis
15014101155

Supervisor Pembimbing:
dr. Linda M. Mamengko, SpOG(K)
PENDAHULUAN
JARANG
DAPAT
MENGALAMI
SALING
KEHAMILANTERJADI
GANGGUAN
MEMPENGARUHI
DENGAN TERHADAP KEHAMILAN
KISTA
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PENDERITA

Nama Ny. YM
Umur 25 tahun
Alamat Perum Makotu
Status Menikah
Agama Islam
Pendidikan SMA
Pekerjaan Perawat Honorer
Nama Suami Tn. AM
Umur Suami 27 tahun
Pekerjaan Suami Swasta
MRS 15 Februari 2016
LAPORAN KASUS
ANAMNESIS
Pasien dikirim oleh dokter spesialis ObsGin dengan diagnosis :
G1P0A0, 25 tahun, hamil 36-37 minggu, belum inpartu + kista ovarium.
Janin intra uterin tunggal hidup letak lintang.
Keluhan Utama : keluar lendir dari jalan lahir sejak 1 hari yang lalu
Nyeri perut bagian bawah ingin melahirkan (-)
Pelepasan lendir campur darah (-)
Pelepasan air dari jalan lahir (-)
Pergerakan janin (+) sebelum & saat MRS
BAB & BAK biasa
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik

KU : Cukup
Kes : CM Abdomen : cembung,
T : 120/80 mmHg striae gravidarum (+),
N : 84 x/m bekas SC (-)
R : 20 x/m
S : 36,5 C TFU : 29 cm
BB : 90 kg DJJ : 140-145 dpm
TB : 158 cm
Resume Masuk
Status Praesens LABORATORIUM WAKTU
MASUK (15/02/16)
KU: cukup Kes: CM Hb : 14,6 gr %

T: 120/80 mmHg TB: 158 Hematokrit : 43,9 %


Leukosit : 15.520 /mm3
cm Trombosit : 371.000 /mm3
SGOT : 16 U/L
N: 84 x/menit BB: 90 kg SGPT : 8 U/L
R: 20 x/menit GDS : 106 mg/dl

S: 36,5 oC
Status Obstetri Ginekologi
Leopold I : TFU:29 cm, fundus uteri kosong
Leopold II : bagian kanan teraba keras, bulat, melenting.
bagian kiri teraba massa kistik, mobile
Leopold III : kosong
Letak janin : Letak lintang II dorsosuperior
BJJ : 140-145 dpm
Inspeksi : fluksus (-), fluor (+), vulva tak
Inspekulo : fluksus (-), fluor (+), vagina tak
PD : portio tebal lunak arah posterior, pembukaan (-)
Hasil USG :
Janin intra uterin tunggal hidup letak lintang II
dorsosuperior
Kesan : hamil aterm + kista ovarium

Diagnosis :
G1P0A0 25 tahun, hamil 36-37 minggu,
belum inpartu + kista ovarium.
Janin intra uterin tunggal hidup letak lintang
II dorsosuperior.
Sikap :
R/ SC tanggal 18 Februari 2016
Konseling informed consent
Konseling KB
Lab, USG, NST, EKG, Crossmatch
Sedia darah
Observasi tanda vital, HIS, BJJ
FOLLOW UP
Tgl 18 Februari 2016 pukul 06.00
S : (-)
O : Keadaan Umum : Cukup Kesadaran : CM
T: 120/80 mmHg N: 84 x/mntR: 20 x/mntS: 36,8 C
BJJ: 140-145 dpm
A : G1P0A0 25 tahun, hamil 36-37 minggu belum inpartu + kista
ovarium. Janin intra uterin tunggal hidup letak lintang II
dorsosuperior
P :- Mengobservasi keadaan umum dan tanda-tanda vital ibu
- Mengobservasi tanda-tanda persalinan
- Rencana SC elektif hari ini
LAPORAN OPERASI
Jam :
- 10.10 : Pasien didorong ke ruangan operasi IBS
- 11.27 : Operasi dimulai
- Dilakukan SCTP
Jam 11.33 lahir bayi, perempuan, BBL : 2550 gr, PBL : 46 cm,
AS : 5-7
- Dilakukan insisi IUD post plasenta
- Dilakukan ooforektomi Sinistra
- 13.37 : Operasi selesai
Kistadenoma ovarii musinosum

Ukuran 24x27cm
Keadaan Umum Post Operasi
Follow up Follow up
19 Februari 2016 20 Februari 2016
S : Nyeri luka operasi
S : (-)
O : KU : Cukup Kes : CM
O : KU : Cukup Kes : CM
T: 120/80mmHg, N: 80 x/m
T: 120/80 mmHg, N: 84 x/mnt, R: 20
R: 20 x/m, S: 36,5 C x/mnt, S: 36,5 C
Mamae : laktasi -/-, infeksi
Mamae : infeksi -/- Laktasi +/+
-/-Abdomen : TFU 2 jari dibawah
Abdomen : TFU 2 jari dibawah pusat,
pusat, kontraksi uterus baik kontraksi uterus baik, luka operasi terawat
A : P1A0, 25 tahun, post SCTP + IUD A : P1A0, 25 tahun, post SCTP + IUD post
post plasental a/i letak lintang H.I + plasental a/i letak lintang H.II +
ooforektomi sinistra a/i kista ooforektomi sinistra a/i kista ovarium
ovarium sinistra sinistra
Lahir bayi perempuan, SCTP + IUD, Lahir bayi perempuan, SCTP+IUD, BBL
BBL 2550 gr, PBL 46 cm, AS 5-7 2550 gr, PBL 46 cm, AS 5-7
P : Aff cateter P : Aff infus
Ceftriaxone 3 x 1 gr i.v Cefadroxil 3x500 mg
Metronidazole 2 x 0,5 gr drips As. Mefenamat 3x500 mg
Oksitosin 3 x 1 amp SF 1x1 tab
As. Mefenamat 3 x 500 mg Vitamin C 1x1 tab
Vitamin C 3 x 1 tab Imobilisasi bertahap
SF 1 x 1 tab ASI on demand
KIE : imobilisasi bertahap
RINGKASAN PULANG

Tanggal masuk : 15 februari 2016


Tanggal keluar : 23 februari 2016

Diagnosis utama : G1P0A0, 25 tahun, hamil 36-37 minggu, belum


inpartu
+ kista ovarium. Janin intra uterin tunggal hidup letak
lintang II dorsosuperior
Diagnosis Sekunder : Kista Ovarium, Letak Lintang
Tindakan : SCTP, ooforektomi sinistra, IUD post plasental
Pengobatan Pulang : Cefadroxil 3x500 mg As. Mefenamat 3x500
mg
Metronidazole 2x0,5 gr Vitamin C 1x1 tab
SF 1x1 tab Non flamin 3x1 tab
Kondisi Pulang : KU : Cukup Kes : CM
T : 120/80 mmHg R : 20 x/mnt
N : 80 x/mnt S : 36,5 0C
PEMBAHASAN
Diagnosis Kehamilan dengan Kista Ovarium ditegakkan berdasarkan
anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.

PENANGANAN Teori
Observasi selama 1-3 bulan jika kista tidak
menimbulkan gejala
Pada Kasus Pengangkatan tergantung pada besar dan
observasi selama
ukuran saat didiagnosis. Pengangkatan kista
masa kehamilan
usia kehamilan 16-18 minggu.
SCTP
Baru diketahui pada trimester II observasi.
insisi IUD post
Jika ukuran kista tidak bertambah besar maka
plasenta
ooforektomi tindakan pengangkatan kista bisa dilakukan
sinistra setelah proses persalinan.
Jika kista tiba-tiba pecah, maka operasi
pengangkatan kista harus segera dilakukan.
Kesimpulan

Penanganan kehamilan dengan kista ovarium yaitu


dilakukan observasi selama masa kehamilan.
Pengangkatan kista ovarium tergantung pada besar
dan ukuran saat didiagnosis, jika kista berukuran
lebih besar dari 5 cm terutama jika ada gejala harus
dipertimbangkan untuk operasi pengangkatan.
Pengangkatan kista dapat dilakukan saat kehamilan
sudah memasuki usia 16-18 minggu.
Kesimpulan

Namun, jika kista ovarium baru diketahui pada masa


kehamilan trimester kedua, sebaiknya ibu hamil
melakukan pengamatan terlebih dahulu. Jika ukuran
kista tidak bertambah besar maka tindakan
pengangkatan kista bisa dilakukan setelah proses
persalinan. Jika kista tiba-tiba pecah, maka operasi
pengangkatan kista harus segera dilakukan.
THANKYO
U

Anda mungkin juga menyukai