Hukum Adat, 2016
Hukum Adat, 2016
Prasyarat
Pengantar Ilmu Hukum (PIH)
Pengantar Hukum Indonesia (PHI)
PENDAHULUAN
Hukum Adat sebagai cabang ilmu hukum yang
berdiri sendiri dilahirkan oleh alam pikiran Barat
bukan oleh alam pikiran Indonesia sendiri.
Tujuan strategis:
Hukum adat sebagai hukum asli bangsa merupakan
sumber serta bahan potensial untuk pembentukan
hukum positip Indonesia dan pembangunan tata
hukum Indonesia.
Istilah Hukum Adat
Pikiran
Kehendak KEBIASAAN ADAT HUKUM
Prilaku ADAT
( Pribadi ) ( Masyarakat )
Hukum
Rakyat
TERBENTUKNYA ADAT
Cara (usage)
Suatu bentuk perbuatan yang dilakukan orang di dalam mengadakan
perhubungan pamrihnya
Kebiasaan (folkways)
Cara yang dilakukan orang dalam mengadakan perhubungan pamrihnya
itu terjadi secara berulang-ulang
Adat (customs)
Tata kelakuan yang telah melembaga atau telah sampai pada proses
institusionalisasi (mengadat).
tiga prasyarat untuk menjadikan kebiasaan
sebagai hukum yaitu :
Menurut Kusumadi .P
Hukum adat adalah adat yang telah mendapatkan
sifat hukum melalui penetapan yang dikeluarkan
oleh para petugas hukum baik di dalam maupun di
luar sengketa (sama dengan Ter Haar).
Sama-sama mendasarkan titik batasan antara
adat dan hukum adat pada keputusan atau
penetapan petugas hukum.
Kusumadi menyebut adanya penetapan
petugas hukum ini sebagai existential moment
dari hukum adat.
Perbedaan antara Kusumadi dan Ter Haar:
Perbedaan yang ada hanyalah bersifat gradatif
Konsep Kusumadi memperhalus konsep Ter
Haar
Menurut Ter Haar, jika tidak ada keputusan,
maka belum bisa dikatakan sebagai hukum
Menurut Kusumadi, ketiadaan keputusan
/penetapan bukan berarti ketiadaan aturan
hukum. Tetapi baru pada saat ada
penetapanlah aturan tingkah laku adat
menjadi tegas berwujud dalam hukum positif
Menurut Soepomo
Hukum adat adalah hukum non-statutair yang
sebagian besar adalah hukum kebiasaan dan
sebagian kecil hukum Islam.
Hukum adat itu pun melingkupi hukum yang
berdasarkan keputusan-kepitusan hakim yang berisi
asas-asas hukum dalam lingkungan, di mana ia
memutuskan perkara.
Hukum adat berurat berakar pada kebudayaan
tradisional.
Hukum adat adalah suatu hukum yang hidup,
karena ia menjelmakan perasaan hukum yang nyata
dari rakyat. Sesuai dengan fitrahnya sendiri, hukum
adat terus menerus dalam keadaan tumbuh dan
berkembang seperti hidup itu sendiri
Menurut Bushar Muhammad
Sependapat dengan Soepomo
Hukum adat adalah hukum tidak tertulis, yang
tidak hanya meliputi hukum yang hidup dan
dipertahankan sebagai aturan adat dalam
masyarakat (hukum adat dalam arti sempit /
customary law), melainkan juga kebiasaan dalam
lapangan ketatanegaraan (convention) dan
kehakiman atau peradilan
Menurut Dr.Sukanto
Hukum adat adalah kompleks adat-adat yang
kebanyakan tidak dikitabkan/dikodifisir, bersifat
paksaan dan memiliki sangsi, sehingga
mempunyai akibat hukum
Menurut Dr.Hazairin
Hukum adat adalah endapan kesusilaan dalam
masyarakat, yakni hukum yang berasal dari dan
memiliki kesesuaian langsung dengan kesusilaan
masyarakat.
Hukum adat lebih menguatkan pemeliharaan
kaidah-kaidah kesusilaan melalui ancaman
hukum /penguatan hukum.
HAZAIRIN
Bertumpu pada pendirian ada persesuaian
antara hukum dan kesusilaan.
Dalam sistem hukum yang sempurna tidak ada
tempat bagi sesuatu yang tidak selaras dengan
kesusilaan.
Menurut Mr.J.H.P. Bellefroid
Hukum adat adalah aturan-aturan yang hidup
meskipun tidak diundangkan oleh penguasa tetapi
tetap dihormati dan ditaati oleh rakyat karena
meyakini bahwa aturan-aturan tersebut berlaku
sebagai hukum
Dua kategori sumber hukum,
yang dari kekuasaan negara :
perundangan, sebagai keputusan legislatif,
keputusan pejabat, seperti keputusan eksekutif
atau yudikatif (yurisprudensi),
keputusan kekuasaan tertinggi dalam negara
seperti perjanjian internasional, pernyataan
perang, perjanjian perdamaian;dan lainnya.
yang dari kekuasaan rakyat :
adat kebiasaan, seperti berbagai perilaku
anggota masyarakat dalam hubungan pamrih,
keputusan kelembagaan, seperti keputusan
rukun tetangga, keputusan rukun tani,
Menurut Prof.Dr. M. Koesnoe Koesnoe, terdapat ,
perbedaan tentang konsep hukum antara
pemikiran barat dan adat.
Konsep pemikiran barat:
Memandang individu sebagai makhluk yang
merdeka
Setiap individu memiliki kepentingan yang
diusahakan untuk selalu dipenuhi secara
maksimal
Perlu diadakan penertiban atas usaha
pemenuhan kepentingan tersebut
Diperlukan sangsi untuk menjamin
dilaksanakannya penertiban tersebut
Konsep pemikiran Adat:
Individu adalah bagian yang tak terpisahkan
dari masyarakatnya
Individu adalah bagian dari masyarakat yang
mempunyai fungsi masing masing-masing
untuk melangsungkan dan kelangsungan
masyarakat.
Tidak ada ketentuan adat yang memerlukan
syarat yang menjamin berlakunya dengan
menggunakan paksaan (sanksi)
Sangsi berfungsi sebagai upaya pengembalian
keseimbangan yang terganggu akibat adanya
pelanggaran
PERBEDAAN HUKUM ADAT DENGAN TRADISI
Hukum Adat
Hukum Adat