Anda di halaman 1dari 97

AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH

KERANGKA DASAR PENYUSUNAN


DAN PENYAJIAN LAPORAN
KEUANGAN BANK SYARIAH (KDPPLK
BANK SYARIAH)
PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Akuntansi Perbankan Syariah

Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan


Keuangan Bank Syariah (KDPPLK Bank Syariah)
landasan konseptual
jika tidak diatur, berlaku KDPPLK umum, sepanjang tidak
bertentangan dengan prinsip syariah
PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah
Landasan Praktis/Operasi
Disahkan 1 Mei 2002
Berlaku efektif:
untuk penyusunan dan penyajian lapkeu yang dimulai 1
Januari pada atau setelah 2003.
Penerapan lebih dini dianjurkan
Jumadil Ula 1424 H
PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Prinsip Syariah Islam dalam


Pengelolaan Harta
Menekankan pada keseimbangan antara kepentingan
individu dan masyarakat
Harta harus dimanfaatkan untuk hal-hal produktif
terutama kegiatan investasi yang merupakan landasan
aktivitas ekonomi dalam masyarakat
Dikarenakan tidak semua orang mampu secara langsung
menginvestasikan hartanya untuk menghasilkan
keuntungan maka suatu lembaga perantara, yaitu bank
yang kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah

Jumadil Ula 1424 H


PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah
KDPPLK Bank Syariah

Karakteristik Bank Syariah


kegiatan usaha berdasarkan syariah;
azas utama: kemitraan, keadilan, transparansi, dan universal;
pelarangan riba;
tidak mengenal konsep time-value of money,
konsep uang sebagai alat tukar bukan sebagai komoditas;
kegiatan tak boleh spekulatif;
tak boleh menggunakan dua harga untuk satu barang;
tak boleh dua transaksi dalam satu akad;
konsep bagi hasil (tidak menggunakan bunga sebagai alat
pendapatan dan beban);
tak membedakan secara tegas antara sektor moneter dan riil;
dapat memperoleh imbalan atas jasa perbankan lain yang tak
bertentangan dengan prinsip syariah.

Jumadil Ula 1424 H


PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah
KDPPLK Bank Syariah

Karakteristik Bank Syariah


Syarat transaksi sesuai dengan prinsip syariah:
tidak mengandung unsur kedzaliman;
bukan riba;
tidak membahayakan pihak sendiri dan pihak lain;
tidak ada penipuan (gharar);
tidak mengandung materi yang diharamkan; dan
tidak mengandung unsur judi (maisyir).

Jumadil Ula 1424 H


PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah
KDPPLK Bank Syariah
Karakteristik Bank Syariah
Kegiatan bank syariah, antara lain, sebagai:
manajer investasi;
investor;
penyedia jasa keuangan dan lalu lintas pembayaran; dan
pengemban fungsi sosial.
Pemakai dan Kebutuhan Informasi
sama seperti dinyatakan KDPPLK umum: investor;
karyawan; kreditur; pemasok; pelanggan; pemerintah;
masyarakat ditambah, antara lain:
pemilik dana investasi;
pembayar zakat, infaq dan shadaqah;
dewan pengawas syariah.
Jumadil Ula 1424 H
PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Jumadil Ula 1424 H


PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Jumadil Ula 1424 H


PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah
KDPPLK Bank Syariah

Tujuan Akuntansi Keuangan Bank Syariah

menentukan hak dan kewajiban pihak terkait, sesuai


prinsip syariah: kejujuran, kebajikan, dan kepatuhan
terhadap nilai-nilai bisnis yang Islami;
menyediakan informasi keuangan bagi para pemakai
laporan dalam pengambilan keputusan; dan
meningkatkan kepatuhan terhadap prinsip syariah
dalam semua transaksi dan kegiatan usaha.

Jumadil Ula 1424 H


PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah
KDPPLK Bank Syariah
Tujuan Laporan Keuangan Bank Syariah

- menyediakan informasi keuangan yang


menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta
perubahan posisi keuangan suatu entitas yang
bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam
pengambilan keputusan ekonomi;
- menunjukan apa yang telah dilakukan oleh
manajemen (stewardship), atau
pertanggungjawaban manajemen atas sumber
daya yang telah dipercayakan kepadanya;

Jumadil Ula 1424 H


PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Tujuan Laporan Keuangan Bank Syariah

Khusus bank syariah, perlu ditambah poin tujuan sbb:


- informasi kepatuhan bank terhadap prinsip syariah;
- informasi pendapatan dan beban tidak sesuai prinsip
syariah dan cara memperoleh serta menggunakannya;
- informasi untuk mengevaluasi pemenuhan bank
terhadap:
tanggung jawab amanah mengamankan dana;
menginvestasikan pada tingkat keuntungan rasional; serta
informasi tingkat keuntungan investasi yang diperoleh pemilik dan
pemilik dana investasi terikat; dan
- informasi pemenuhan fungsi sosial bank, termasuk
pengelolaan dan penyaluran zakat.

Jumadil Ula 1424 H


PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Asumsi Dasar Konsep


Akuntansi Bank Syariah
Dasar Akrual
Pengaruh transaksi dan peristiwa lain diakui pada
saat kejadian dan diungkapkan dalam catatan
akuntansi serta dilaporkan dalam laporan keuangan
pada periode yang bersangkutan
Kelangsungan Usaha (going concern)
kelangsungan usaha entitas dipandang akan
berlansung terus di masa datang, karena itu entitas
dipandang tidak bermaksud atau berkeinginan
melikuidasi atau mengurangi secara material skala
usahanya
Jumadil Ula 1424 H
PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan

Kebermanfaatan dalam keputusan

Relevan Terandalkan

Bernilai prediktif Bernilai balikan Teruji Tepat menyimbolkan

Tepat waktu Netral

Keterbandingan

Ketelitian Bentuk Tempat

Jumadil Ula 1424 H


PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Karakterisktik Kualitatif
Laporan Keuangan
Dapat dipahami
Pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan yang
memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis,
akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari
informasi dengan ketekunan yang wajar
Relevan
Bernilai prediktif
Bernilai balikan
Tepat Waktu

Jumadil Ula 1424 H


PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Karakterisktik Kualitatif
Laporan Keuangan
Keandalan
Teruji (reliable)
Netral
Tepat Menyimbolkan (faithfulness
representation)
Dapat Diperbandingkan

Jumadil Ula 1424 H


PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Karakterisktik Kualitatif
Laporan Keuangan
Materialitas
Ketelitian (Prudent)
Substansi Menggungguli Bentuk (substance
over form)
Kelengkapan

Jumadil Ula 1424 H


PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Ketentuan Umum Laporan


Keuangan (LK) Bank Syariah

Tanggung jawab atas LK Manajemen bank


syariah
Komponen LK lihat slide sebelumnya
Bahasa LK
Bahasa Indonesia
Bahasa selain Bahasa Indonesia memuat informasi yg
sama dan waktu yg sama, dan diterbitkan dalam waktu yg
sama seperti LK dlm Bahasa Indonesia
Mata Uang Pelaporan
Dalam satuan rupiah
Selain satuan rupiah maka harus dijabarkan dalam satuan
rupiah dengan menggunakan kurs BI
Jumadil Ula 1424 H
PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Ketentuan Umum Laporan


Keuangan (LK) Bank Syariah
Penyajian
Laporan keuangan harus menyajikan secara wajar
posisi keuangan; kinerja keuangan; perubahan
ekuitas; arus kas; perubahan investasi terikat;
sumber dan penggunaan dana zis; sumber dan
penggunaan dana qardhul hasan disertai
pengungkapan yang diharuskan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku

Jumadil Ula 1424 H


PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Ketentuan Umum Laporan


Keuangan (LK) Bank Syariah
Aktiva disajikan berdasarkan karakteristiknya
menurut urutan likuiditas, kewajiban diurutkan
menurut urutan jatuh temponya, dan investasi
tidak terikat disajikan dalam unsur sendiri
Saldo transaksi sehubungan dengan kegiatan
operasi normal bank disajikan dan diungkapkan
secara terpisah antara pihak-pihak yang
mempunyai hubungan istimewa dengan pihak-
pihak yang tidak mempunyai hubungan istimewa

Jumadil Ula 1424 H


PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Ketentuan Umum Laporan


Keuangan (LK) Bank Syariah
Laporan Lab Rugi menggambarkan pendapatan
dan beban menurut karakteristiknya yang
dikelompokkan secara berjenjang (multiple steps)
dari kegiatan utama bank dan lainnya
Catatan atas laporan keuangan harus disajikan
secara sistematis dengan urutan penyajian sesuai
dengan komponen utamanya

Jumadil Ula 1424 H


PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Ketentuan Umum Laporan


Keuangan (LK) Bank Syariah
Informasi yang diungkapkan dalam catatan atas
laporan keuangan, antara lain, mengenai:
Gambaran umum bank syariah
Ikhtisar kebijakan akuntasi yang digunakan dalam
penyusunan LK
Penjelasan atas pos-pos yang terdapat dalam setiap
komponen LK
Pengungkapan hal-hal penting lainnya yang berguna
untuk pengambilan keputusan

Jumadil Ula 1424 H


PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Ketentuan Umum Laporan


Keuangan (LK) Bank Syariah
Perubahan akuntansi wajib memperhatikan
hal-hal berikut:
Perubahan estimasi akuntansi
Perubahan kebijakan akuntansi
Terdapat kesalahan mendasar
Pada setiap elemen LK harus diberi
pernyataan bahwa: catatan atas LK
merupakan bagian tak terpisahkan dari LK

Jumadil Ula 1424 H


Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan (PSAK)
No. 59
Akuntansi Perbankan Syariah
PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

PSAK Akuntansi Perbankan Syariah


Tujuan: mengatur perlakuan akuntansi (pengakuan,
pengukuran, penyajian, dan pengungkapan) transaksi
khusus yang terkait dengan aktivitas bank syariah.

Ruang lingkup:
bank umum syariah;
BPR syariah; dan
kantor cabang syariah bank konvensional

Hal-hal yang tidak diatur, mengacu ke PSAK umum sepanjang


tak bertentangan dengan prinsip syariah.
Jumadil Ula 1424 H
PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Pengakuan dan Pengukuran Mudharabah

Mudharabah adalah akad kerja sama usaha antara


shahibul maal (pemilik dana) dan mudharib
(pengelola dana) dengan nisbah bagi hasil menurut
kesepakatan di muka
Mudharabah terdiri 2 jenis:
Mudharabah muthlaqah bebas mengelola dana
Mudaharabah muqayyadah ada batasan dalam pengelolaan
dana
Bank dapat berperan sebagai pemilik dana (shahibul maal)
dalam penyaluran pembiayaan mudharabah, atau bertidak
sebagai pengelola dana (mudharib) dalam bentuk investasi
terikat (mudharabah muqayyadah) atau investasi tidak
terikat (mudharabah mutlaqah)
Jumadil Ula 1424 H
PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah
Akuntansi Penggunaan Dana Bank Syariah

Skema Mudharabah (Bank sebagai Shahibul Maal)

Perjanjian Bagi Hasil


Nasabah Bank
(Mudharib) Modal (Shahibul Maal)
Keahlian 100%

Proyek/Usaha Nisbah
Y%
Nisbah
X% Pembagian Keuntungan
Pengembalian
Modal Pokok
Modal

Jumadil Ula 1424 H


PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah
PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Akuntansi Mudharabah Muthlaqah


Bank sebagai Shahibul Maal (Pemilik Dana)
Pembiayaan mudharabah saat akad diakui:
pada saat pembayaran kas/penyerahan aktiva non-kas
kepada pengelola dana; dan
per tahap pembayaran/penyerahan jika s1ecara bertahap.
Pengukuran pembiayaan mudharabah saat akad:
jika kas, sejumlah uang yang diberikan bank;
jika aktiva non-kas:
nilai wajar dan selisih antara nilai wajar dan nilai buku
diakui sebagai keuntungan atau kerugian bank; dan
beban akad mudharabah bukan bagian pembiayaan
mudharabah kecuali disepakati bersama.

Jumadil Ula 1424 H


PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah
PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Akuntansi Mudharabah
Bank sebagai Shahibul Maal (Pemilik Dana)
Pembayaran kembali pembiayaan mudharabah oleh
pengelola dana mengurangi pembiayaan mudharabah.

Apabila sebagian pembiayaan mudharabah hilang tanpa


adanya kelalaian atau kesalahan mudharib:
Jika sebelum dimulainya usaha, kerugian mengurangi
pembiayaan mudharabah dan diakui sebagai kerugian
bank.
Jika setelah dimulainya usaha, kerugian tersebut
diperhitungkan pada saat bagi hasil.

Jumadil Ula 1424 H


PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah
PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Akuntansi Mudharabah

Bank sebagai Shahibul Maal (Pemilik Dana)


Pengakuan Keuntungan atau Kerugian Mudharabah
Apabila pembiayaan mudharabah melewati satu periode
pelaporan:
keuntungan diakui pada saat terjadinya hak bagi hasil
sesuai dengan nisbah yang disepakati; dan
kerugian diakui pada periode terjadinya kerugian
tersebut dan mengurangi pembiayaan mudharabah.
Kerugian akibat kelalaian atau kesalahan mudharib diakui
sebagai piutang jatuh tempo kepada mudharib.

Jumadil Ula 1424 H


PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Akuntansi Mudharabah,
Bank sebagai shahibul maal

Ilustrasi Jurnal
Pada saat bank membayar tunai kepada mudharib:
Db. Pembiayaan mudharabah
Kd. Kas
Pada saat bank menyerahkan aktiva non-kas kepada mudharib:
Jika nilai wajar aktiva yang diserahkan < nilai buku aktiva
Db. Pembiayaan mudharabah
Db. Kerugian penyerahan aktiva
Kd. Aktiva non-kas
Jika nilai wajar aktiva yang diserahkan > nilai buku aktiva
Db. Pembiayaan mudharabah
Kd. Aktiva non-kas
Kd. Keuntungan penyerahan aktiva

Jumadil Ula 1424 H


PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Akuntansi Mudharabah,
Bank sebagai shahibul maal

Ilustrasi Jurnal
Pengeluaran biaya dalam rangka akad mudharabah
Db. Uang muka dalam rangka akad mudharabah
Kd. Kas
Pengakuan biaya akad mudharabah
Jika diakui sebagai beban
Db. Biaya akad
Kd. Uang muka dalam rangka akad mudharabah
Jika disepakati sebagai bagian dari pembiayaan
Db. Pembiayaan mudharabah
Kd. Uang muka dalam rangka akad mudharabah
Jumadil Ula 1424 H
PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Akuntansi Mudharabah,
Bank sebagai shahibul maal
Ilustrasi Jurnal
Penerimaan keuntungan mudharabah
Db. Kas
Kd. Pendapatan bagi hasil mudharabah
Pencatatan kerugian mudharabah
Db. Akumulasi penyisihan pembiayaan mudharabah
Kd. Pembiayaan mudharabah
Pencatatan kerugian mudharabah karena kelalaian
mudharib
Db. Piutang kepada mudharib
Kd, Pembiayaan mudharabah
Jumadil Ula 1424 H
PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah
Akuntansi Sumber Dana Bank Syariah

Skema Mudharabah (Bank sebagai Mudharib)


Perjanjian Bagi Hasil
Bank Nasabah
(Mudharib) Modal (Shahibul Maal)
Keahlian 100%

Proyek/Usaha Nisbah
Y%
Nisbah
X% Pembagian Keuntungan
Pengembalian
Modal Pokok
Modal

Jumadil Ula 1424 H


PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah
PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Akuntansi Mudharabah
Bank sebagai Mudharib
Bank sebagai Mudharib (Pengelola Dana)
Dana investasi tidak terikat diakui sebagai investasi
tidak terikat:
pada saat terjadinya sebesar jumlah yang diterima;dan
pada akhir periode akuntansi sebesar nilai tercatat.
Pendapatan atau keuntungan investasi tidak terikat
dialokasikan kepada bank dan shahibul maal sesuai
nisbah yang disepakati.
Kerugian karena kesalahan/kelalaian bank dibebankan
kepada bank.

Jumadil Ula 1424 H


PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Akuntansi Mudharabah
Bank sebagai Mudharib

Investasi Tidak Terikat bukan dari bank


nvestasi tidak terikat bukan merupakan kewajiban
atau ekuitas bank, karena bank tidak berkewajiban
mengembalikan dana tersebut apabila terjadi
kerugian pengelolaan dana yang bukan disebabkan
kelalaian atau kesalahan bank sebagai mudharib
Bagi hasil mudharabah dapat dilakukan dengan 2
cara: bagi laba dan bagi pendapatan
Investasi tidak terikat, antara lain:
Tabungan mudharabah
Deposito mudharabah
Jumadil Ula 1424 H
PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Akuntansi Mudharabah Muqayyadah


Bank sebagai mudharib
Dalam hal ini bank bertindak sebagai agen Investasi
(par 33 & 34)
Apabila bank bertindak sebagai agen yang tidak
menanggung resiko (chanelling agent) maka
pelaporannya tidak dilakukan dalam neraca tetapi dalam
laporan perubahan dana investasi terikat. Sedang dana
yang diterima dan belum disalurkan diakui sebagai
titipan
Apabila bank bertindak sebagai agen yang ikut
menanggung resiko (executing agent) maka
pelaporannya dilakukan dalam neraca sebesar porsi
resiko yang ditanggung oleh bank

Jumadil Ula 1424 H


PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Pengakuan dan Pengukuran Musyarakah


Par 35-51
Musyarakah adalah akad kerja sama di antara para pemilik modal yang
mencapurkan modal mereka untuk tujuan mencari keuntungan
Dalam musyarakah, mitra dan bank sama-sama menyediakan modal
untuk membiayai suatu usaha tertentu, baik yang sudah berjalan
maupun yang baru. Selanjutnya mitra dapat mengembalikan modal
tersebut beserta bagi hasil yang telah disepakati secara bertahap atau
sekaligus kepada bank
Laba Musyarakah dapat dibagi menurut proporsi modal yang disetor
atau nisbah yang disepakati, sedang rugi dibagi secara proporsional
Musyarakah dapat bersifat permanen (proporsi modal tetap sampai
akhir masa akad) atau bersifat menurun (bagian modal bank akan
dialihkan secara bertahap kepada mitra sehingga modal bank menurun,
sehingga pada akhir masa akad, seluruh usaha dari modal mitra)

Jumadil Ula 1424 H


PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Skema Musyarakah
Perjanjian Bagi Hasil
Nasabah Bank
(Mitra) Modal Modal (Mitra)

Nisbah X%
Proyek/Usaha
Nisbah Y%
Porsi modal Nasabah Porsi modal bank

Pembagian Keuntungan
Porsi modal Nasabah
Pembagian Kerugian Porsi modal bank

Pengembalian
Modal Modal Pokok

Jumadil Ula 1424 H


PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Akuntansi Musyarakah
Pembiayaan musyarakah diakui pada saat:
pembayaran tunai; atau
penyerahan aktiva non-kas kepada mitra musyarakah.
Pembiayaan musyarakah pada awal akad diukur sebesar:
kas yang dibayarkan; dan atau
nilai wajar aktiva non-kas dan selisih antara nilai wajar dan nilai
buku aktiva non-kas diakui sebagai keuntungan atau kerugian
bank.
biaya akad musyarakah (misalnya, biaya studi kelayakan) bukan
bagian pembiayaan musyarakah kecuali ada persetujuan dari
seluruh mitra musyarakah.

Jumadil Ula 1424 H


PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Akuntansi Musyarakah
Bagian Bank atas Pembiayaan Musyarakah
Bagian bank atas pembiayaan musyarakah permanen dinilai
sebesar: nilai historis - kerugian (jika ada).

Bagian bank atas pembiayaan musyarakah menurun dinilai


sebesar:
nilai historis - bagian pembiayaan bank yang telah
dikembalikan oleh mitra - kerugian (jika ada).

Selisih antara nilai historis dan nilai wajar bagian


pembiayaan musyarakah yang dikembalikan diakui sebagai
keuntungan atau kerugian bank pada periode berjalan.

Jumadil Ula 1424 H


PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah
PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Akuntansi Musyarakah
Bagian Bank atas Bagi Hasil Musyarakah
Keuntungan diakui sebesar bagian bank sesuai dengan
nisbah yang disepakati atas hasil usaha musyarakah.
Kerugian diakui secara proporsional sesuai dengan
kontribusi modal.
Kerugian akibat kelalaian/kesalahan mitra (pengelola
usaha) musyarakah:
ditanggung oleh mitra musyarakah;
diperhitungkan sebagai pengurang modal mitra, kecuali
jika mitra mengganti kerugian dengan dana baru.

Jumadil Ula 1424 H


PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Pengakuan dan Pengukuran Murabahah


par 52-68
Murabahah adalah akad jual beli barang dengan menyatakan
harga perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh
penjual dan pembeli
Murabahah dapat dilakukan berdasarkan pesanan atau tanpa
pesanan. Dalam murabahah berdasarkan pesanan, bank
melakukan pembelian barang setelah ada pemesanan dari
nasabah
Murabahah berdasarkan pesanan dapat bersifat mengikat atau
tidak mengikat nasabah untuk membeli barang yang dipesannya.
Dalam murabahah pesanan mengikat, pembeli tidak dapat
membatalkan pesanananya. Dan apabila aktiva murabahah yang
dibeli bank (sebagai penjual) mengalami penurunan, maka
penurunannya itu akan menjadi beban bank dan akan
Jumadil Ulamengurangi
1424 H nilai akad
PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah
Akuntansi Penggunaan Dana Bank Syariah

Skema Murabahah
1. Negosiasi & Persyaratan

2. Akad Jual Beli


BANK
NASABAH
SYARIAH
6. Bayar 5. Terima
Barang
3. Beli PENJUAL 4. Kirim
(SUPPLIER)

Jumadil Ula 1424 H


PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Pengakuan dan Pengukuran Murabahah

Pembayaran murabahah dapat dilakukan secara tunai atau


cicilan. Selain itu, murabahah juga diperkenankan adanya
perbedaan dalam harga barang untuk cara pembayaran yang
berbeda
Bank dapat memberikan potongan kepada nasabah yang:
Mempercepat pembayaran cicilan; atau
Melunasi piutang murabahah sebelum jatuh tempo
Harga yang disepakati dalam murabahah adalah harga jual
sedangkan harga beli harus diberitahukan. Jika bank mendapat
potongan dari pemasok, maka potongan tersebut hak nasabah.
Apabila potongan tsb terjadi setelah akad maka pembagian
potongan tsb dilakukan sesuai perjanjian dalam akad.
Jumadil Ula 1424 H
PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Pengakuan dan Pengukuran Murabahah

Bank dapat meminta nasabah menyediakan


agunan atas piutang murabahah, antara lain, dalam
bentuk barang yang dibeli dari bank
Bank dapat meminta kepada nasabah urbun
sebagai uang muka pembelian pada saat akad
apabila kedua pihak bersepakat
Apabila nasabah tidak dapat memenuhi piutang
murabahah sesuai dengan yang dijanjikan, bank
berhak mengenakan denda (tazir) kecuali ada
bukti nasabah tidak mampu melunasi.

Jumadil Ula 1424 H


PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah
PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Akuntansi Murabahah

Aktiva murabahah diakui sebesar biaya perolehan


pada saat perolehannya.
Pengukuran aktiva murabahah setelah perolehan:
Dalam murabahan dgn pesanan mengikat:
dinilai sebesar biaya perolehan; dan
penurunan nilai diakui beban dan pengurang aktiva;
dalam murabahah tanpa pesanan/pesanan tidak
mengikat jika ada indikasi kuat pembeli batal:
dinilai sebesar biaya perolahan atau nilai bersih yang dapat
direalisasi, mana yang lebih rendah; dan
jika nilai bersih yang dapat direalisasi < biaya perolehan
maka selisihnya diakui sebagai kerugian.

Jumadil Ula 1424 H


PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah
PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Akuntansi Murabahah

Potongan pembelian dari pemasok:


tidak boleh diakui sebagai pendapatan; tetapi
mengurangi biaya perolehan aktiva murabahah.
Piutang murabahah diakui sebesar:
biaya perolehan aktiva murabahah + keuntungan
Pada akhir periode laporan keuangan, sebesar nilai bersih
yang dapat direalisasi: piutang - penyisihan piutang.
Keuntungan murabahah/murabahah pesanan diakui:
pada saat akad jika akad berakhir pada periode laporan
keuangan yang sama; atau
secara proporsional selama periode akad apabila akad
melampaui satu periode laporan keuangan.

Jumadil Ula 1424 H


PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah
PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Akuntansi Murabahah

Potongan pelunasan dini untuk pembeli diakui dengan


metode:
jika potongan diberikan pada saat penyelesaian, bank
mengurangi piutang murabahah dan keuntungan murabahah;
atau
jika potongan diberikan setelah penyelesaian, bank terlebih
dulu menerima pelunasan piutang murabahah, kemudian bank
membayar potongan pelunasan dini kepada nasabah dengan
mengurangi keuntungan murabahah.
Denda dikenakan apabila nasabah lalai.
Pada saat diterima, denda diakui sebagai dana sosial (qardhul
hasan).

Jumadil Ula 1424 H


PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah
PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Akuntansi Murabahah
Pengakuan dan pengukuran urbun (uang muka):
urbun diakui sebagai uang muka pembelian sebesar
jumlah yang diterima bank pada saat diterima;

jika barang jadi dibeli oleh nasabah maka urbun diakui


sebagai pembayaran piutang; dan

jika barang batal dibeli oleh nasabah maka urbun


dikembalikan kepada nasabah setelah diperhitungkan
kerugian bank.

Jumadil Ula 1424 H


PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Pengakuan dan Pengukuran Salam


Par 69-80
Salam adalah akad jual beli muslam fiih (barang pesanan)
dengan penangguhan pengiriman oleh muslam ilaihi
(penjual) dan pelunasannya dilakukan segera oleh pembeli
sebelum barang yang dipesan tsb diterima sesuai dengan
syarat-syarat tertentu
Bank dapat bertindak sebagai pembeli (muslam) atau penjual
dalam suatu transaksi salam. Jika bank bertindak sebagai
penjual kemudian memesan kepada pihak lain untuk
menyediakan barang pesanan dengan cara salam maka hal ini
disebut salam pararel, yaitu dilakukan dengan syarat:
Akad kedua antara bank dan pemasok terpisah dari akad pertama
antara bank dan pembeli akhir
Akad kedua dilakukan setelah akad pertama sah

Jumadil Ula 1424 H


PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Skema Salam Paralel


5.Kirim
PENJUAL BarangPesanan
(SUPPLIER) PEMBELI

3.Negosiasi 2.Bayar
4. Kirim Bayar 1.Negosiasi
Dokumen dan Pesan
BANK
SYARIAH

Jumadil Ula 1424 H


PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Pengakuan dan Pengukuran Salam

Spesifikasi dan harga barang pesanan disepakati oleh


pembeli dan penjual di awal akad. Ketentuan harga barang
pesanan tidak dapat berubah selama jangka waktu akad.
Dalam hal bank bertindak sebagai pembeli, bankb syariah
dapat meminta jaminan kepada nasabah untuk menghindari
risiko yang merugikan bank
Barang pesanan harus diketahui karakteristiknya secara
umum yang meliputi: jenis, spesifikasi teknis, kualitas, dan
kuantitasnya. Barang pesanan harus sesuai dengan
karakteristik yang telah disepakati antara pembeli dan
penjual. Jika barang pesanan yang dikirimkan salah atau
cacat maka penjual harus bertanggung jawab atas
kelalaiannya

Jumadil Ula 1424 H


PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Akuntansi Salam dan Salam Paralel


Piutang salam diakui pada saat modal salam
dibayarkan atau dialihkan kepada penjual.

Transaksi salam paralel diakui sebagai kewajiban


pada saat bank menerima modal salam berupa kas
atau aktiva non-kas.

Modal salam dapat berupa:


kas diukur sebesar jumlah yang dibayarkan,
aktiva non-kas diukur sebesar nilai wajar.

Jumadil Ula 1424 H


PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Akuntansi Salam dan Salam Paralel


Pengakuan dan pengukuran penerimaan barang pesanan:
barang pesanan cocok, dinilai sesuai nilai akad;
jika barang pesanan berbeda kualitas:
jika nilai pasar >= nilai (akad) barang pesanan,
dinilai sesuai akad;
jika jika nilai pasar < nilai (akad) barang pesanan,
dinilai sebesar nilai pasar dan diakui kerugian
jika bank tak menerima sebagian/seluruh barang pesanan:
piutang salam tetap sesuai akad, jika tanggal
pengiriman diperpanjang;

Jumadil Ula 1424 H


PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Akuntansi Salam dan Salam Paralel

Pengakuan dan pengukuran penerimaan barang pesanan:


jika bank tak menerima sebagian/seluruh barang pesanan:
piutang salam berubah menjadi piutang jatuh tempo oleh nasabah
sebesar bagian yang tidak dapat dipenuhi, jika akad salam
dibatalkan.
jika ada jaminan atas barang pesanan:
hasil penjualan jaminan < nilai piutang salam, selisihnya diakui
sebagai piutang jatuh tempo kepada nasabah, atau
hasil penjualan jaminan > nilai piutang salam, selisihnya menjadi
hak nasabah; dan
bank dapat mengenakan denda kepada nasabah.

Jumadil Ula 1424 H


PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Akuntansi Salam dan Salam Paralel


Barang pesanan yang telah diterima:
diakui sebagai persediaan;
pada akhir periode, persediaan diukur sebesar nilai terendah
antara biaya perolehan dan nilai tunai yang dapat direalisasi,
dan
jika nilai tunai yang dapat direalisasi lebih rendah maka
selisihnya diakui sebagai kerugian pada laporan laba rugi.
Apabila bank melakukan transaksi salam paralel:
selisih antara jumlah yang dibayar oleh nasabah dan biaya
perolehan barang pesanan diakui sebagai keuntungan atau
kerugian pada saat pengiriman barang pesanan oleh bank ke
nasabah.

Jumadil Ula 1424 H


PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Akuntansi Salam dan Salam Paralel


Jurnal, Bank sebagai pembeli
Saat bank memberikan modal
Db. Piutang salam
Kd. Kas/Aktiva nonkas
Pada saat bank menerima barang dari penjual
# Sesuai akad
Db. Persediaan (barang pesanan)
Kd. Piutang salam
# berbeda kualitas dan nilai pasar lebih rendah < nilai akad

Db. Persediaan (barang pesanan)


Db. kerugian salam
Jumadil Ula 1424 H
Kd. Piutang salam
PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Pengakuan dan Pengukuran Istishna


Par 81-104
Istishna adalah akad jual-beli antara al-mustashni
(pembeli) dan as-shani (produsen)yang bertindak sebagai
penjual. Berdasarkan akad tersebut, pembeli menugasi
produsen untuk menyediakan al mashnu (barang pesanan)
sesuai dengan spesifikasi yang disyaratkan pembeli dan
menjualnya dengan harga yang disepakati. Cara
pembayaran dapat berupa pembayaran di muka, cicilan,
atau ditangguhkan sampai jangka waktu tertentu.
Spesifikasi dan harga barang pesanan disepakati oleh
pembeli dan produsen/penjual di awal akad. Ketentuan
harga barang pesanan tidak dapat berubah selama jangka
waktu tertentu

Jumadil Ula 1424 H


PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Pengakuan dan Pengukuran Istishna

Bank dapat bertindak sebagai pembeli atau penjual


dalam suatu transaksi istishna. Jika bank bertindak
sebagai penjual kemudian memesan kepada pihak
lain (sub-kontraktor) untuk menyediakan barang
pesanan dengan cara istishna maka hal ini disebut
istishna paralel, yaitu dengan syarat:
Akad kedua antara bank dan sub-kontraktor terpisah
dari akad pertama antara bank dan pembeli akhir
Akad kedua dilakukan setalah akad pertaman sah.

Jumadil Ula 1424 H


PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Skema Istishna Paralel


5.Kirim
PRODUSEN BarangPesanan KONSUMEN
(PEMBUAT) (PEMBELI)

6.Bayar
2.Negosiasi 3. Tagih
4. Tagih Pesan
1.Negosiasi
BANK dan Pesan
SYARIAH

Jumadil Ula 1424 H


PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah
PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Akuntansi Istishna dan Istishna Paralel


Bank sebagai Penjual
Pengakuan dan pengukuran biaya istishna:
biaya istishna terdiri dari:
biaya langsung, (untuk menghasilkan barang pesanan); dan
biaya tidak langsung (terkait akad, misal: biaya pra akad);
beban umum dan administrasi, beban penjualan, serta biaya riset dan
pengembangan tidak termasuk biaya istishna;
biaya pra-akad diakui sebagai biaya ditangguhkan dan
diperhitungkan sebagai biaya istishna jika akad ditandatangani, tetapi
jika tidak dibebankan pada periode berjalan; dan
biaya istishna selama periode laporan keuangan, diakui sebagai
aktiva istishna dalam penyelesaian pada saat terjadinya.

Jumadil Ula 1424 H


PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah
PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Akuntansi Istishna dan Istishna Paralel


Bank sebagai Penjual
Pengakuan dan pengukuran biaya istishna paralel:
biaya istishna paralel terdiri dari:
biaya perolehan barang pesanan sebesar tagihan subkontraktor kepada
bank;
biaya tidak langsung (terkait akad misal: biaya pra-akad); dan
biaya akibat subkontraktor tak memenuhi kewajibannya (jika ada).
biaya istishna paralel diakui sebagai aktiva istishna dalam
penyelesaian pada saat diterimanya tagihan dari subkontraktor.
Tagihan setiap termin bank kepada pembeli akhir:
Jurnal: Piutang istishna
Termin istishna (istishna billing)

Jumadil Ula 1424 H


PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah
PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Akuntansi Istishna dan Istishna Paralel


Bank sebagai Penjual
Pendapatan dan Keuntungan Istishna dan Istishna Paralel:
Pendapatan istishna adalah total harga yang disepakati bank dan
pembeli akhir, termasuk margin keuntungan.
Margin keuntungan = pendapatan istishna - harga pokok istishna.
Metode pengakuan pendapatan istishna:
metode persentase penyelesaian:
bagian nilai akad yang sebanding dengan penyelesian pekerjaan
diakui sebagai pendapatan istishna periode ybs.;
bagian margin keuntungan selama periode pelaporan
menambah nilai aktiva istishna dalam penyelesaian; dan
akhir periode, harga pokok sebesar biaya istishna yang telah
dikeluarkan sampai dengan periode tersebut.

Jumadil Ula 1424 H


PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Akuntansi Istishna dan Istishna Paralel


Bank sebagai Penjual
Pendapatan dan Keuntungan Istishna dan Istishna Paralel:
Metode pengakuan pendapatan istishna:
metode persentase penyelesaian; atau
Jika estimasi % penyelesaian tak dapat ditentukan secara rasional
pada akhir periode, gunakan metode akad selesai:
tidak ada pendapatan hingga pekerjaan selesai;
tidak ada harga pokok hingga pekerjaan selesai;
tidak ada bagian keuntungan hingga pekerjaan selesai; dan
pengakuan pendapatan, harga pokok, dan keuntungan hanya
pada akhir penyelesaian pekerjaan.

Jumadil Ula 1424 H


PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Akuntansi Istishna dan Istishna Paralel


Bank sebagai Pembeli
Bank mengakui:
aktiva istishna dalam penyelesaian sebesar jumlah termin yang
ditagih oleh penjual dan hutang istishna kepada penjual.
Apabila barang pesanan terlambat diserahkan karena
kelalaian atau kesalahan penjual dan mengakibatkan
kerugian bank:
kerugian dikurangkan dari garansi penyelesaian proyek
penjual;
jika kerugian > garansi penyelesaian proyek, selisihnya diakui
sebagai piutang jatuh tempo kepada subkontraktor.

Jumadil Ula 1424 H


PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Akuntansi Istishna dan Istishna Paralel

Bank sebagai Pembeli


Jika bank menolak menerima barang (tak sesuai spesifikasi) dan tak dapat
memperoleh kembali seluruh pembayaran yang telah dilakukan kepada
subkontraktor, jumlah tersebut diakui piutang jatuh tempo kepada
subkontraktor.
Jika bank menerima barang pesanan yang tidak sesuai:
barang diukur dg nilai wajar atau biaya perolehan, mana yang lebih
rendah; dan selisihnya diakui sebagai kerugian.
Dalam istishna paralel, jika pembeli akhir menolak menerima barang (tak
sesuai spesifikasi):
barang diukur dg nilai wajar atau harga pokok, mana yang lebih
rendah; dan selisihnya diakui sebagai kerugian.

Jumadil Ula 1424 H


PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Skema Ijarah Muntahiyyah Bittamlik


Milik Nasabah
Setelah Pelepasan

Penjual/
Supplier
Obyek Sewa Nasabah

3. Sewa
Beli
1. Butuh
2. Beli
Obyek Sewa
Obyek
Sewa
Bank Syariah
Milik Bank Syariah
selama masa sewa

Jumadil Ula 1424 H


PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Akuntansi Ijarah dan Ijarah Muntahiyah Bittamlik

Bank sebagai Pemilik Obyek Sewa


Obyek sewa diakui sebesar biaya perolehan pada saat perolehan dan
disusutkan sesuai dengan:
kebijakan penyusutan pemilik obyek sewa untuk aktiva sejenis jika
transaksi ijarah; dan
masa sewa jika transaksi ijarah muntahiyah bittamlik.
Pendapatan ijarah diakui:
selama masa akad secara proporsional;
kecuali pendapatan ijarah muntahiyah bittamlik melalui penjualan
secara bertahap, pendapatan setiap periode akan menurun secara
progresif selama masa akad karena adanya pelunasan bagian per
bagian obyek sewa pada setiap periode.

Jumadil Ula 1424 H


PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Akuntansi Ijarah dan Ijarah Muntahiyah Bittamlik

Bank sebagai Pemilik Obyek Sewa


Piutang pendapatan ijarah diukur sebesar nilai bersih yang dapat
direalisasi.
Jika biaya akad menjadi beban pemilik obyek sewa:
dialokasikan secara konsisten dengan alokasi pendapatan ijarah.
Pengakuan biaya perbaikan obyek sewa:
penyewa melakukan perbaikan rutin (ada persetujuan pemilik ):
dibebankan kepada pemilik obyek sewa; dan
diakui sebagai beban pada periode terjadinya perbaikan; dan
dalam ijarah muntahiyah bittamlik- penjualan secara bertahap: biaya
ditanggung pemilik dan penyewa sesuai kepemilikannya.

Jumadil Ula 1424 H


PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Akuntansi Ijarah dan Ijarah Muntahiyah Bittamlik

Bank sebagai pemilik obyek sewa (muajjir/lessor)


# Saat perolehan
Db. Aktiva ijarah
Kd. Kas
# Saat penyusutan
Db. Biaya penyusutan
Kd. Akumulasi penyusutan aktiva ijarah
# Saat penerimaan sewa dari lessee
Db. Kas
Kd. Pendapatan sewa

Jumadil Ula 1424 H


PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Akuntansi Ijarah dan Ijarah Muntahiyah Bittamlik

Bank sebagai Pemilik Obyek Sewa


Perpindahan hak milik obyek sewa dalam:
ijarah muntahiyah bittamlik - hibah, diakui pada saat:
seluruh pembayaran sewa telah diselesaikan;
obyek sewa telah diserahkan kepada penyewa.
Obyek sewa dikeluarkan dari aktiva pemilik obyek sewa.
ijarah muntahiyah bittamlik - penjualan obyek sewa dengan harga sebesar
sisa cicilan sewa sebelum berakhir masa sewa, diakui pada saat:
penyewa membeli obyek sewa.
Pemilik obyek sewa mengakui keuntungan/kerugian penjualan sebesar
selisih antara harga jual dan nilai buku obyek sewa.

Jumadil Ula 1424 H


PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Akuntansi Ijarah dan Ijarah Muntahiyah Bittamlik

Bank sebagai Pemilik Obyek Sewa


Perpindahan hak milik obyek sewa dalam:
ijarah muntahiyah bittamlik-pembayaran sekadarnya, diakui saat:
seluruh pembayaran sewa telah diselesaikan;
penyewa membeli obyek sewa;
obyek sewa dikeluarkan dari aktiva pemilik obyek sewa;
jika penyewa berjanji membeli tetapi tidak melakukannya dan nilai
wajar < nilai bukunya, selisihnya diakui sebagai piutang pemilik
obyek sewa kepada penyewa; dan
jika penyewa tidak berjanji membeli obyek sewa dan tidak
melakukannya, maka obyek sewa dinilai:
sebesar nilai wajar atau nilai buku, mana yang lebih rendah.
Jika nilai wajar < nilai buku, selisihnya diakui sebagai kerugian.

Jumadil Ula 1424 H


PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Akuntansi Ijarah dan Ijarah Muntahiyah Bittamlik

Pada saat pengalihan obyek sewa dalam ijarah muntahiya bittamlik


# Melalui hibah pada saat seluruh pendapatan sewa telah diterima
dan obyek tidak memimiliki nilai sisa
Db. Akumulasi Penyusutan
Kd. Aktiva ijarah
Melalui penjualan obyek sewa sebelum berakhirnya masa sewa
dengan harga jual sebesar sisa cicilan sewa
#Jika harga jual > nilai buku
Db. Kas
Db. Akumulasi penyusutan
Kd. Aktiva ijarah
Kd. Keuntungan penjualan ijarah

Jumadil Ula 1424 H


PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Akuntansi Ijarah dan Ijarah Muntahiyah Bittamlik

Melalui penjualan obyek sewa dengan harga sekedarnya


setelah seluruh penerimaan sewa diterima dan obyek sewa
tidak memiliki nilai sisa
Db. Kas
Db. Akumulasi penyusutan
Kd. Aktiva ijarah
Kd. Keuntungan penjualan ijarah

Jumadil Ula 1424 H


PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Akuntansi Ijarah dan Ijarah Muntahiyah Bittamlik

Bank sebagai Pemilik Obyek Sewa


Perpindahan hak milik obyek sewa dalam:
ijarah muntahiyah bittamlik-penjualan bertahap, diakui pada
saat:
seluruh pembayaran sewa telah diselesaikan;
penyewa membeli sebagian obyek sewa;
nilai buku bagian obyek sewa yang dijual dikeluarkan dari
aktiva pemilik;
pemilik obyek sewa mengakui keuntungan/ kerugian sebesar
selisih antara harga jual dan nilai buku bagian obyek sewa
yang dijual.
Jumadil Ula 1424 H
PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Akuntansi Ijarah dan Ijarah Muntahiyah Bittamlik


Bank sebagai Pemilik Obyek Sewa
Dalam ijarah muntahiyah bittamlik jika obyek sewa:
mengalami penurunan nilai permanen sebelum perpindahan
hak milik;
bukan akibat tindakan penyewa atau kelalaiannya;
jumlah cicilan ijarah yang sudah dibayar melebihi nilai sewa
yang wajar,
maka selisihnya antara jumlah pembayaran sewa dan
nilai sewa wajarnya diakui:
kewajiban kepada penyewa; dan
kerugian pada periode terjadinya penurunan nilai.

Jumadil Ula 1424 H


PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Akuntansi Ijarah dan Ijarah Muntahiyah Bittamlik

Bank sebagai Penyewa


Beban sewa diakui selama masa akad pada saat jatuh tempo.
Jika biaya akad menjadi beban penyewa:
biaya dialokasikan secara konsisten dengan alokasi beban
sewa;
Jika biaya pemeliharaan rutin dan operasi obyek sewa
menjadi beban penyewa:
biaya diakui sebagai beban pada saat terjadinya;
dalam ijarah muntahiyah bittamlik - penjualan bertahap,
biaya akan meningkat progresif sesuai peningkatan
kepemilikan obyek sewa.

Jumadil Ula 1424 H


PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Akuntansi Ijarah dan Ijarah Muntahiyah Bittamlik

Bank sebagai Penyewa


Perpindahan hak milik obyek sewa:
dalam ijarah muntahiyah bittamlik-hibah diakui saat:
seluruh pembayaran sewa ijarah telah diselesaikan;
obyek sewa telah diterima penyewa.
Obyek sewa yang diterima diakui sebagai aktiva penyewa
sebesar nilai wajar pada saat terjadinya.
Penerimaan obyek sewa juga menambah:
saldo laba jika sumber pendanaan dari modal bank;
dana investasi tidak terikat jika sumber pendanaan dari
simpanan pihak ketiga; atau
saldo laba dan dana investasi tidak terikat secara
proporsional jika sumber pendanaan berasal keduanya.

Jumadil Ula 1424 H


PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Akuntansi Ijarah dan Ijarah Muntahiyah Bittamlik

Bank sebagai Penyewa


Perpindahan hak milik obyek sewa:
dalam ijarah muntahiyah bittamlik - pembelian obyek sewa
dengan harga sebesar sisa cicilan sewa sebelum berakhirnya
masa sewa diakui saat:
penyewa membeli obyek sewa.
Obyek sewa yang diterima diakui sebagai aktiva penyewa sebesar kas
yang dibayarkan.
dalam ijarah muntahiyah bittamlik- pembayaran sekadarnya
diakui saat:
seluruh pembayaran sewa ijarah telah diselesaikan;
penyewa membeli obyek sewa dari pemilik obyek sewa; dan
obyek sewa yang diterima diakui sebagai aktiva penyewa sebesar kas
yang dibayarkan.
Jumadil Ula 1424 H
PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Akuntansi Ijarah dan Ijarah Muntahiyah Bittamlik

Bank sebagai Penyewa


Perpindahan hak milik obyek sewa:
dalam ijarah muntahiyah bittamlik - pembelian bertahap
diakui saat:
seluruh pembayaran sewa ijarah telah diselesaikan;
penyewa membeli sebagian obyek sewa dari pemilik
obyek sewa; dan
bagian obyek sewa yang diterima diakui sebagai aktiva
penyewa sebesar biaya perolehannya.

Jumadil Ula 1424 H


PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Akuntansi Ijarah dan Ijarah Muntahiyah Bittamlik

Bank sebagai Penyewa


Obyek sewa yang telah dibeli penyewa disusutkan sesuai
dengan kebijakan penyusutan penyewa.
Jika obyek sewa mengalami penurunan nilai permanen
sebelum perpindahan hak milik dan bukan akibat tindakan
penyewa atau kelalaiannya, serta jumlah cicilan sewa yang
sudah dibayar > nilai sewa yang wajar:
selisih antara jumlah pembayaran penyewa dan nilai sewa
wajarnya diakui sebagai piutang jatuh tempo penyewa kepada
pemilik obyek sewa dan mengoreksi beban ijarah muntahiyah
bittamlik.

Jumadil Ula 1424 H


PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Akuntansi Ijarah dan Ijarah Muntahiyah Bittamlik

Pada saat pembayaran sewa


Jika dalam satu periode
Db. Biaya sewa aktiva ijarah
Kd. Kas
Jika lebih dari satu periode
Db. Sewa dibayar di muka
Kd. Kas
Pada saat amortisasi sewa dibayar di muka
Db. Biaya sewa
Kd. Sewa dibayar di muka
Saat perbaikan aktiva ijarah atas beban pemilik obyek sewa
Db. Piutang kepada pemilik obyek
Kd. Kas
Jumadil Ula 1424 H
PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Akuntansi Ijarah dan Ijarah Muntahiyah Bittamlik

Pada saat pengalihan obyek sewa dalam ijarah muntahiya


bittamlik
# Melalui hibah pada saat seluruh pendapatan sewa telah
diterima dan obyek tidak memimiliki nilai sisa
Db. Aktiva
Kd. Keuntungan
Melalui pembelian obyek sewa sebelum berakhirnya masa sewa
dengan harga jual sebesar sisa cicilan sewa
Db. Aktiva
Kd. Kas

Jumadil Ula 1424 H


PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Simpanan Wadiah

Wadiah adalah titipan nasabah yang harus


dijaga dan dikembalikan setiap saat bila
nasabah yang bersangkutan menghendaki.
Bank bertanggungjawab atas pengembalian
titipan

Jumadil Ula 1424 H


PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Skema Wadiah Yad al Amanah

1. Titip barang/uang

Nasabah Bank
(Penitip) (Penyimpan)
2. Bebankan biaya penitipan

Wadiah Yad al Amanah


Penyimpan tidak boleh memanfaatkan barang/uang titipan.
Penyimpan dapat mengenakan biaya penitipan.

Jumadil Ula 1424 H


PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Skema Wadiah Yad adh Dhamanah


1. Titip Barang/uang

Nasabah Bank
(Penitip) (Penyimpan)
4. Beri Bonus
2.
3.Bagi Hasil Pemanfaatan
Wadiah Yad adh Dhamanah Barang/uang
Penyimpan boleh memanfaatkan
barang/uang titipan.
Keuntungan sepenuhnya menjadi milik
penyimpan.
Pengguna
Penyimpan dapat memberikan insentif
(bonus) kepada penitip. Dana

Jumadil Ula 1424 H


PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Akuntansi Wadiah

Dana wadiah diakui:


sebesar jumlah dana yang dititipkan pada saat terjadinya;
Penerimaan yang diperoleh atas pengelolaan dana titipan diakui
sebagai pendapatan bank dan bukan merupakan unsur keuntungan
yang harus dibagikan.
Pengakuan bonus dalam transaksi wadiah:
pemberian bonus kepada nasabah diakui sebagai beban pada saat
terjadinya;
penerimaan bonus dari penempatan dana pada:
bank sentral dan bank syariah lain diakui sebagai pendapatan
pada saat kas diterima; dan
bank non-syariah diakui sebagai pendapatan dana qardhul hasan
pada saat kas diterima.

Jumadil Ula 1424 H


PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Akuntansi Wadiah

Pada penerimaan penitipan


Db. Kas
Kd. Giro/Tabungan Wadiah
Pada saat penarikan
Db. Giro/Tabungan wadiah
Kd. Kas
Pembayaran bonus
Db. Beban bonus wadiah
Kd. Giro/tabungan wadiah
Kd. Pajak penghasilan

Jumadil Ula 1424 H


PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Pinjaman Qardh

Pinjaman qardh adalah penyediaan dana


atau tagihan yang dapat dipersamakan
dengan itu berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan antara peminjam dan pihak
yang meminjamkan yang mewajibkan
peminjam melunasi hutangnya setelah
jangka waktu tertentu

Jumadil Ula 1424 H


PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Skema Qardh

Perjanjian Qardh

Nasabah Bank Syariah


Modal
100%

Pengembalian Modal Pokok


Proyek/Usaha Bonus (sukarela)

100%
Keuntungan

Modal

Jumadil Ula 1424 H


PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Akuntansi Pinjaman Qardh

Pinjaman qardh diakui:


sebesar jumlah dana yang dipinjamkan pada saat
terjadinya;
Penerimaan imbalan dari peminjam diakui sebagai
pendapatan pada saat terjadinya.

Jika bank sebagai peminjam qardh:


pemberian imbalan kepada pemberi pinjaman qardh
diakui sebagai beban.

Jumadil Ula 1424 H


PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Akuntansi Pinjaman Qardh

Pada saat diberikan


Db. Pinjaman Qardh
Kd. Kas
Pada saat penerimaan biaya administrasi
Db. Kas
Kd. Pendapatan administrasi
Pada saat penerimaan imbalan
Db. Kas
Kd. Pendapatan operasi
Pada saat pelunasan
Db. Kas
Kd. Pinjaman Qardh
Jumadil Ula 1424 H
PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Pengakuan dan Pengukuran Sharf

Sharf adalah akad jual beli suatu valuta


dengan valuta lainnya. Transaksi valuta
asing pada bank syariah hanya dapat
dilakukan untuk tujuan lindung nilai
(hedging) dan tidak dibenarkan untuk tujuan
spekulatif.

Jumadil Ula 1424 H


PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Akuntansi Sharf

Pendapatan Sharf
Selisih antara kurs yang diperjanjikan dalam kontrak
dan kurs tunai (mark to market) pada tanggal
penyerahan valuta diakui:
sebagai keuntungan/kerugian pada saat
penyerahan/penerimaan dana.

Selisih penjabaran aktiva dan kewajiban valuta asing


dalam rupiah (revaluasi) diakui sebagai pendapatan
atau beban.

Jumadil Ula 1424 H


PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Kegiatan Bank Syariah Berbasis Imbalan

Kegiatan-kegiatan yang menghasilkan imbalan (ujrah)


Wakalah adalah akad pemberian kuasa dari muwakil
(pemberi kuasa/nasabah) kepada wakil (penerima
kuasa/bank) untuk melaksankan suatu taukil (tugas) atas
nama pemberi kuasa
Kafalah adalah akad pemberian jaminan yang diberikan oleh
kaafil (penjamin/bank) kepada makful (penrima jaminan)
dan penjamin bertanggungjawab atas pemenuhan kembali
suatu kewajiban yang menjadi hak penerima jaminan
Hiwalah adalah pemindahan atau pengalihan hak dan
kewajiban, baik dalam bentuk pengalihan piutang atau
hutang, dan jasa pemindahan/pengalihan dana dari satu
entitas ke entitas lain

Jumadil Ula 1424 H


PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Akuntansi Kegiatan Berbasis Imbalan

Pendapatan dan beban:


yang berkaitan dengan jangka waktu diakui selama
jangka waktu tersebut; dan
yang tidak berkaitan dengan jangka waktu diakui
pada saat terjadinya transaksi dalam periode yang
bersangkutan.

Jumadil Ula 1424 H


PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Sekian untuk Hari ini

Jumadil Ula 1424 H

Anda mungkin juga menyukai