Anda di halaman 1dari 15

Kerangka Dasar Penyusunan Dan

Penyajian Laporan Keuangan Syariah


Perkembangan kerangka dasar penyusunan dan
penyajian laporan
Kerangka dasar merupakan rumusan konsep yang
mendasari penyusunan dan penyajian laporan keuangan
bagi pemakai eksternal.

Adanya perbedaan karakteristik antara bisnis yang


berlandaskan pada syariah dengan bisnis konvensional,
menyebabkan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) mengeluarkan
Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan
Keuangan Bank Syariah (KDPPLKBS) pada tahun 2002.
KDPPLKBS selanjutnya disempurnakan pada tahun 2007
menjadi Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan
Keuangan Syariah (KDPPLKS).
Tujuan dan peranan Kerangka Dasar Penyusunan Dan
Penyajian Laporan Keuangan Syariah

Berdasarkan KDPPLKS paragraf 1, disebutkan bahwa KDPPLKS


bertujuan untuk dijadikan sebagai acuan bagi berbagai pihak
antara lain :
1. Penyusun standar akuntansi keuangan syariah dalam
pelaksanaan tugasnya membuat standar.
2. Penyusun laporan keuangan, untuk menanggulangi masalah
akuntansi syariah yang belum diatur dalam standar.
3. Auditor, dalam memberikan pendapat mengenai apakah
laporan keuangan disusun sesuai prinsip akuntansi syariah.
4. Para pemakai laporan keuangan dalam menafsirkan informasi
yang disajikan dalam laporan keuangan yang disusun sesuai
dengan standar akuntansi keuangan syariah.
Pemakai Laporan Keuangan Syariah
Investor
sekarang
&
Investor
potensial Pemberi
Masyarakat
Dana qardh

Pemilik
Pemerintah Dana syirkah
temporer

Pemakai
laporan
Keuangan
syariah Pemilik
Pelanggan
Dana titipan

Pemasok Pembayar
& &
Mitra usaha Penerima
lainnya zakat

Pengawas
karyawan
syariah
Asas/Prinsip Transaksi Syariah

1. Prinsip Persaudaraan (ukhwah)


Transaksi syariah menjunjung tinggi nilai kebersamaan
dalam memperoleh manfaat, sehingga seseorang tidk
boleh mendapatkan keuntungan diatas kerugian orang
lain. Prinsip ini didasarkan atas:
a. Saling mengenal (ta’arruf)
b. Saling memahami (tafahum)
c. Saling menolong (ta’awun)
d. Saling menjamin (takaful)
e. Saling bersinergi dan beraliansi (tahaluf)
2. Prinsip Keadilan (‘adalah)
Menempatkan sesuatu hanya pada yang berhak serta
memperlakukan sesuatu sesuai porsinya. Prinsip ini melarang
terjadinya:
a. Riba
b. Kezaliman (memberikan sesuatu tidak sesuai kuantitas, kualitas,
dan temponya, mengambil sesuatu yang bukan haknya,
memberlakukan sesuatu tidak sesuai porsi atau tempatnya
c. Judi atau bersikap spekulatif dan tidak berhubungan dengan
produktfitas (maysir)
d. Gharar
e. Haram, unsur yang dilarang tegas dalam Al Qu’ran dan Sunnah,
baik dalam barang /jasa maupun aktivitas operasional
3. Prinsip Kemaslahatan (maslahah)
Segala bentuk kebaikan dan manfaat yang berdimensi duniawi dan
ukhrawi, material dan spritual, serta individu dan kolektif. Prinsip
ini harus memenuhi 2 unsur:
a. Halal
b. Thayib (membawa kebaikan dan bermanfaat)

4. Prinsip Keseimbangan (tawazun)


Tidak hanya memperhatikan kepentingan pemilik tetapi
memperhatikan kepentingan semua pihak sehingga dapat
merasakan manfaat adanya suatu kegiatan ekonomi tersebut

5. Prinsip Universalisme (syumuliyah)


Dapat dilakukan oleh, dengan dan untuk semua pihak yang
berkepentingan (stakeholders) tanpa membedakan suku, agama,
ras dan golongan sesuai dengan semangat rahmatan lil alamin
Tujuan Laporan Keuangan
Paragraf 30 KDPPLKS menyatakan bahwa tujuan laporan keuangan adalah menyediakan
informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan
suatu entitas syariah yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan
keputusan ekonomi.

Tujuan lainnya adalah :


1. Meningkatkan kepatuhan terhadap prinsip syariah dalam semua transaksi dan
kegiatan usaha.
2. Informasi kepatuhan entitas syariah terhadap prinsip syariah, serta informasi aset,
kewajiban, pendapatan dan beban yang tidak sesuai dengan prinsip syariah bila
ada dan bagaimana perolehan dana penggunaannya.
3. Informasi untuk membantu mengevaluasi pemenuhan tanggung jawab entitas
syariah terhadap amanah dalam mengamankan dana, menginvestasikannya pada
tingkat keuntungan yang layak.
4. Informasi mengenai tingkat keuntungan investasi yang diperoleh penanam modal
dan pemilik dana syirkah temporer dan informasi mengenai pemenuhan kewajiban
(obligation) fungsi sosial entitas syariah, termasuk pengelolaan dan penyaluran
zakat, infak, sedekah dan wakaf.
Karakteristik Kualitatif Informasi Keuangan Syariah

Karakteristik kualitatif pokok

Dapat dipahami
Adalah pemakai diasumsikan memiliki
pengetahuan yang
dapat memadai tentang aktivitas ekonomi dan
bisnis

Relevan
Adalah memiliki kemampuan untuk
mempengaruhi keputusan ekonomi
pemakai dengan membantu mereka
mengevaluasi masa lalu, kini & depan.

Andal
Dikatakan andal apabila bebas dari pengertian
yang menyesatkan
kesalahan materi dan disajikan dengan jujur.

Dapat dibandingkan
Pemakai harus dapat memperbandingkan
laporan keuangan entitas
syariah antar periode untuk
mengidentifikasi posisi dan kinerja
keuangan.
Unsur- unsur Laporan Keuangan

Unsur – unsur laporan keuangan


entitas syariah berdasarkan
karakteristiknya
(KDPPLKS paragraf 68)

Komponen laporan keuangan yang Komponen laporan keuangan yang Komponen laporan keuangan
mencerminkan kegiatan komersial mencerminkan kegiatan sosial. lainnya
meliputi laporan keuangan, komponen ini meliputi laporan yang mencerminkan tanggung
laporan laba rugi, laporan arus kas sumber dan penggunaan dana jawab
dan laporan perubahan ekuitas. zakat. khusus entitas syariah.
Komponen-komponen Laporan Keuangan
1. Laporan Posisi Keuangan;
2. Laporan Laba Rugi;
3. Laporan Arus Kas;
4. Laporan Perubahan Ekuitas;
5. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat;
6. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Kebajikan;
7. Catatan atas Laporan Keuangan.
Laporan Posisi Keuangan (Neraca), KDPPLKS paragraf 69

Unsur- unsur yang berkaitan langsung dengan pengukuran posisi keuangan :


1. Aset adalah sumber daya yang dikuasai oleh entitas syariah sebagai akibat
dari peristiwa masa lalu dan memiliki manfaat ekonomi di masa depan bagi
entitas syariah.
2. Liabilitas adalah utang entitas syariah masa kini yang timbul akibat dari
peristiwa masa lalu, yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus
keluar dari sumber daya entitas syariah yang mengandung manfaat ekonomi.
3. Dana syirkah temporer adalah dana yang diterima sebagai investasi dengan
jangka waktu tertentu dari individu dan pihak lainnya yang mana entitas
syariah mempunyai hak untuk mengelola dan menginvestasikan dana
tersebutdengan pembagian hasil investasi berdasarkan kesepakatan.
4. Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas syariah setelah dikurangi semua
kewajiban dan dana stirkah temporer.
Laporan Laba Rugi
Unsur- unsur yang berkaitan langsung dengan pengukuran laba :
1. Pendapatan adalah kenaikan manfaat ekonomi selama satu periode
akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aset atau
penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak
berasal dari kontribusi penanam modal (KDPPLKS paragraf 97).
2. Beban adalah penurunan manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi
dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aset atau terjadinya
kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut
pembagian pada penanam modal (KDPPLKS paragraf 97).
3. Hak pihak ketiga atas bagi hasil, bagi hasil adalah bagian bagi hasil antara
hasil pemilikan dana atas keuntungan dan kerugian investasi bersama
entitas syariah dalam suatu periode laporan keuangan.
4. Zakat adalah besarnya zakat yang harus dikeluarkan oleh perusahaan
untuk periode akuntansi perhitungan zakat.

Anda mungkin juga menyukai