Anda di halaman 1dari 51

Diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia - www.onlinedoctranslator.

com

Etika profesional

Bab 4

©2010 Prentice Hall Business Publishing, Auditing 13/e, Arens/Elder/Beasley 4-1


Tujuan Pembelajaran 1
Bedakan etis dari tidak etis
perilaku secara pribadi dan
konteks profesional.

©2010 Prentice Hall Business Publishing, Auditing 13/e, Arens/Elder/Beasley 4-2


Apa Itu Etika?

Etika dapat didefinisikan secara luas sebagai


seperangkat prinsip atau nilai moral.

Masing-masing dari kita memiliki seperangkat n

Kami mungkin atau mungkin tidak mempertimba


mereka secara eksplisit.

©2010 Prentice Hall Business Publishing, Auditing 13/e, Arens/Elder/Beasley 4-3


Ilustrasi Diresepkan
Prinsip Etika
 Keterpercayaan  Menghormati

 Tanggung jawab  Keadilan

 Merawat  Kewarganegaraan

©2010 Prentice Hall Business Publishing, Auditing 13/e, Arens/Elder/Beasley 4-4


Kebutuhan akan Etika

Perilaku etis diperlukan untuk masyarakat


untuk berfungsi secara tertib.

Kebutuhan akan etika dalam masyarakat cukup


penting yang banyak dipegang
nilai-nilai etika dimasukkan ke dalam undang-undan

©2010 Prentice Hall Business Publishing, Auditing 13/e, Arens/Elder/Beasley 4-5


Mengapa Orang Bertindak
Tidak Etis
Standar etika seseorang berbeda
dari masyarakat secara keseluruhan.

Orang tersebut memilih untuk bertindak egois.

©2010 Prentice Hall Business Publishing, Auditing 13/e, Arens/Elder/Beasley 4-6


Seseorang Memilih untuk
Bertindak Egois – Contoh
Orang A menemukan sebuah tas berisi
surat-surat penting dan $1.000.

Dia melemparkan tas kerja dan menyimpan uangnya.

Dia membual kepada teman-temannya tentang nasib

Tindakan ini mungkin berbeda dari kebanyakan masy

©2010 Prentice Hall Business Publishing, Auditing 13/e, Arens/Elder/Beasley 4-7


Seseorang Memilih untuk
Bertindak Egois – Contoh
Orang B menghadapi situasi yang sama tapi
merespon secara berbeda.

Dia menyimpan uangnya tetapi meninggalkan kopern

Dia tidak memberitahu siapa pun dan menghabiskan

Dia telah melanggar standar etikanya sendiri


dan memilih untuk bertindak egois.

©2010 Prentice Hall Business Publishing, Auditing 13/e, Arens/Elder/Beasley 4-8


Tujuan Pembelajaran 2
Menyelesaikan dilema etika menggunakan
kerangka kerja etis.

©2010 Prentice Hall Business Publishing, Auditing 13/e, Arens/Elder/Beasley 4-9


Dilema Etis

Dilema etika adalah situasi seseorang


menghadapi di mana keputusan harus dibuat
tentang perilaku yang sesuai.

©2010 Prentice Hall Business Publishing, Auditing 13/e, Arens/Elder/Beasley 4 - 10


Rasionalisasi
Perilaku Tidak Etis
 Semua orang melakukannya

 Jika itu legal, itu etis

 Kemungkinan penemuan dan konsekuensi

©2010 Prentice Hall Business Publishing, Auditing 13/e, Arens/Elder/Beasley 4 - 11


Menyelesaikan Dilema Etis

1. Dapatkan fakta yang relevan

2. Identifikasi masalah etika dari fakta

3. Tentukan siapa yang terpengaruh

©2010 Prentice Hall Business Publishing, Auditing 13/e, Arens/Elder/Beasley 4 - 12


Menyelesaikan Dilema Etis

4. Identifikasi alternatif yang tersedia untuk


orang yang harus menyelesaikan dilema
5. Identifikasi kemungkinan konsekuensi dari ma
alternatif
6. Putuskan tindakan yang tepat

©2010 Prentice Hall Business Publishing, Auditing 13/e, Arens/Elder/Beasley 4 - 13


Fakta yang Relevan

Seorang staf telah diberitahu bahwa


dia akan bekerja berjam-jam tanpa rekaman
mereka sebagai jam kerja.

Kebijakan perusahaan melarang praktik ini.

Orang staf lain telah menyatakan bahwa


ini adalah praktik umum di perusahaan.

©2010 Prentice Hall Business Publishing, Auditing 13/e, Arens/Elder/Beasley 4 - 14


Isu etika

Apakah etis bagi staf untuk bekerja berjam-jam dan


tidak mencatatnya sebagai jam kerja dalam situasi ini?

 Siapa yang terpengaruh?


 Bagaimana mereka terpen

Alternatif apa yang dimiliki orang staf?

©2010 Prentice Hall Business Publishing, Auditing 13/e, Arens/Elder/Beasley 4 - 15


Tujuan Pembelajaran 3
Jelaskan pentingnya etika
perilaku untuk akuntansi
profesi.

©2010 Prentice Hall Business Publishing, Auditing 13/e, Arens/Elder/Beasley 4 - 16


Kebutuhan Khusus untuk
Perilaku Etis dalam Profesi
Masyarakat kita telah melampirkan khusus
arti istilah profesional.

Profesional diharapkan untuk melakukan


diri mereka di tingkat yang lebih tinggi
daripada kebanyakan anggota masyarakat lainny

©2010 Prentice Hall Business Publishing, Auditing 13/e, Arens/Elder/Beasley 4 - 17


Perbedaan Antara Kantor BPA
dan Profesional Lainnya
Kantor akuntan publik terlibat dan dibayar oleh
perusahaan yang mengeluarkan laporan keuangan

Penerima manfaat utama dari audit adalah


pengguna pernyataan.

©2010 Prentice Hall Business Publishing, Auditing 13/e, Arens/Elder/Beasley 4 - 18


CPA Didorong untuk Berperilaku
Diri mereka di Tingkat Tinggi
GAAS dan Melanjutkan
pemeriksaan BPA interpretasi pendidikan
persyaratan

Kontrol kualitas Melakukan Kewajiban hukum


kantor akuntan publik
personil
AICPA
ulasan sejawat berlatih dan
pusat kualitas

PCAOB Kode dari


dan SEC Profesional
Mengadakan
©2010 Prentice Hall Business Publishing, Auditing 13/e, Arens/Elder/Beasley 4 - 19
Tujuan Pembelajaran 4
Jelaskan tujuan dan
isi AICPA
Kode Etik Profesional.

©2010 Prentice Hall Business Publishing, Auditing 13/e, Arens/Elder/Beasley 4 - 20


Kode Perilaku Profesional

Standar perilaku etis yang ideal


Prinsip dinyatakan dalam istilah filosofis.
Mereka tidak dapat dipaksakan.
Standar etika minimal
Peraturan dari
perilaku yang dinyatakan sebagai aturan khu
mengadakan
Mereka dapat ditegakkan.
Interpretasi aturan perilaku oleh
Interpretasi
Divisi Etika Profesional AICPA.
dari aturan
Mereka tidak dapat dipaksakan, tetapi a
perilaku
praktisi harus membenarkan keberangkatan.

©2010 Prentice Hall Business Publishing, Auditing 13/e, Arens/Elder/Beasley 4 - 21


Kode Perilaku Profesional

Penjelasan dan jawaban yang dipublikasikan


untuk pertanyaan tentang aturan
perilaku yang diserahkan ke AICPA oleh
Etis
praktisi dan orang lain yang tertarik
keputusan
dalam persyaratan etika.
Mereka tidak dapat dipaksakan, tetapi a
praktisi harus membenarkan keberangkatan.

©2010 Prentice Hall Business Publishing, Auditing 13/e, Arens/Elder/Beasley 4 - 22


Prinsip Etika

1. Tanggung jawab:
Profesional harus peka dan
pertimbangan moral dalam semua aktivitas mereka

2. Kepentingan umum:
Anggota harus menerima kewajiban untuk bertindak
dengan cara yang akan melayani dan menghormati

©2010 Prentice Hall Business Publishing, Auditing 13/e, Arens/Elder/Beasley 4 - 23


Prinsip Etika

3. Integritas:
Anggota harus melakukan semua tanggung jawab
dengan integritas untuk menjaga kepercayaan publ

4. Objektivitas dan independensi:


Anggota harus objektif, independen,
dan bebas dari konflik kepentingan.

©2010 Prentice Hall Business Publishing, Auditing 13/e, Arens/Elder/Beasley 4 - 24


Prinsip Etika

5. Kehati-hatian:
Anggota harus memperhatikan profesi
standar dan berusaha untuk meningkatkan kompete

6. Lingkup dan sifat layanan:


Seorang anggota dalam praktik publik harus menga
NS Kode Perilaku Profesional.

©2010 Prentice Hall Business Publishing, Auditing 13/e, Arens/Elder/Beasley 4 - 25


Standar Perilaku
Perilaku ideal
Prinsip
oleh praktisi

tingkat minimal
Peraturan d
perilaku oleh
mengadaka
praktisi Di bawah standar
mengadakan

©2010 Prentice Hall Business Publishing, Auditing 13/e, Arens/Elder/Beasley 4 - 26


Tujuan Pembelajaran 5
Memahami Sarbanes-Oxley Act
dan SEC dan PCAOB lainnya
persyaratan kemerdekaan
dan faktor tambahan yang
mempengaruhi independensi auditor.

©2010 Prentice Hall Business Publishing, Auditing 13/e, Arens/Elder/Beasley 4 - 27


Kemerdekaan

Nilai audit sangat bergantung


tentang persepsi masyarakat tentang
independensi auditor.

 Kemerdekaan sebenarnya

 Kemandirian dalam penampilan

©2010 Prentice Hall Business Publishing, Auditing 13/e, Arens/Elder/Beasley 4 - 28


Sarbanes-Oxley Act dan Ketentuan SEC
Mengatasi Independensi Auditor

SEC mengadopsi aturan yang memperkuat auditor


kemerdekaan pada Januari 2003 sesuai dengan
persyaratan Sarbanes-Oxley Act.

Sarbanes-Oxley Act dan SEC yang direvisi


aturan lebih membatasi, tetapi tidak sepenuhnya
menghilangkan jenis layanan nonaudit
yang dapat diberikan kepada publik.

©2010 Prentice Hall Business Publishing, Auditing 13/e, Arens/Elder/Beasley 4 - 29


Sarbanes-Oxley Act dan Ketentuan SEC
Mengatasi Independensi Auditor

PCAOB juga telah mengeluarkan tambahan


aturan kemerdekaan terkait dengan
penyediaan jasa perpajakan tertentu.

©2010 Prentice Hall Business Publishing, Auditing 13/e, Arens/Elder/Beasley 4 - 30


Sarbanes-Oxley Act dan Ketentuan SEC
Mengatasi Independensi Auditor

Layanan Terlarang
1. Pembukuan dan jasa akuntansi lainnya
2. Desain dan implementasi sistem informasi keuangan
3. Jasa penilaian atau valuasi
4. Jasa Aktuaria
5. Pengalihdayaan audit internal
6. Manajemen fungsi sumber daya manusia
7. Pialang, dealer, atau penasihat investasi
atau layanan bankir investasi
8. Layanan hukum dan ahli yang tidak terkait dengan audit
9. Layanan lain yang ditentukan oleh PCAOB
dengan peraturan tidak diperbolehkan

©2010 Prentice Hall Business Publishing, Auditing 13/e, Arens/Elder/Beasley 4 - 31


Komite Audit

Komite audit adalah nomor yang dipilih


anggota dewan direksi perusahaan
yang tanggung jawabnya termasuk membantu
auditor tetap independen dari manajemen.

Sebagian besar komite audit terdiri dari tiga:


hingga lima atau terkadang sebanyak tujuh
direksi yang bukan merupakan bagian dari perseroa
pengelolaan.

©2010 Prentice Hall Business Publishing, Auditing 13/e, Arens/Elder/Beasley 4 - 32


Komite Audit

Sarbanes-Oxley Act mensyaratkan bahwa semua


anggota komite audit
menjadi mandiri.

Perusahaan harus mengungkapkan apakah


komite audit paling sedikit mencakup:
satu ahli keuangan.

©2010 Prentice Hall Business Publishing, Auditing 13/e, Arens/Elder/Beasley 4 - 33


Konflik yang Timbul dari
Hubungan Kerja
SEC telah menambahkan "pendinginan" satu tahun
periode sebelum anggota audit
tim pertunangan dapat bekerja untuk
klien dalam posisi manajemen kunci tertentu.

©2010 Prentice Hall Business Publishing, Auditing 13/e, Arens/Elder/Beasley 4 - 34


Rotasi Mitra

Sarbanes-Oxley Act mensyaratkan bahwa


mitra audit yang memimpin dan menyetujui
putar dari perikatan audit
setelah jangka waktu lima tahun.

©2010 Prentice Hall Business Publishing, Auditing 13/e, Arens/Elder/Beasley 4 - 35


Kepentingan Kepemilikan

Aturan SEC tentang hubungan keuangan


mengambil perspektif keterlibatan.

Aturan SEC melarang kepemilikan di


mengaudit klien oleh orang-orang itu
yang dapat mempengaruhi audit.

©2010 Prentice Hall Business Publishing, Auditing 13/e, Arens/Elder/Beasley 4 - 36


Masalah lain

 Belanja untuk prinsip akuntansi

 Keterlibatan dan pembayaran


biaya audit oleh manajemen

©2010 Prentice Hall Business Publishing, Auditing 13/e, Arens/Elder/Beasley 4 - 37


Tujuan Pembelajaran 6
Terapkan aturan Kode AICPA dan
tafsir kemerdekaan
dan menjelaskan pentingnya mereka.

©2010 Prentice Hall Business Publishing, Auditing 13/e, Arens/Elder/Beasley 4 - 38


Aturan Perilaku

 Aturan 101 – Kemerdekaan

Seorang anggota dalam praktik publik harus


mandiri dalam kinerja
layanan profesional seperti yang dipersyaratkan
standar yang diumumkan oleh badan-badan
ditunjuk oleh Dewan.

©2010 Prentice Hall Business Publishing, Auditing 13/e, Arens/Elder/Beasley 4 - 39


Kepentingan Finansial

Interpretasi Aturan 101 melarang


anggota tertutup dari memiliki apapun
investasi langsung pada klien audit.

 Anggota tertutup

 Kepentingan keuangan langsung versus tidak l

 Material atau immaterial

©2010 Prentice Hall Business Publishing, Auditing 13/e, Arens/Elder/Beasley 4 - 40


Keuangan Terkait
Masalah Minat
 Mantan praktisi
 Prosedur pinjaman normal
 Kepentingan finansial dan pekerjaan
dari anggota keluarga dekat dan dekat
 Hubungan investor atau investee bersama
dengan klien
 Direktur, pejabat, manajemen,
atau karyawan perusahaan

©2010 Prentice Hall Business Publishing, Auditing 13/e, Arens/Elder/Beasley 4 - 41


Litigasi Antara Kantor CPA
dan Klien
Gugatan atau niat untuk memulai gugatan antara
kantor akuntan publik dan kliennya, kemampuan
Kantor akuntan publik dan klien untuk tetap objektif
dipertanyakan.

Interpretasi menganggap litigasi seperti


pelanggaran Peraturan 101.

©2010 Prentice Hall Business Publishing, Auditing 13/e, Arens/Elder/Beasley 4 - 42


Pembukuan dan Layanan
Lainnya
AICPA Kode mengizinkan kantor akuntan publik
untuk melakukan pembukuan dan audit
untuk klien nonpublik.

©2010 Prentice Hall Business Publishing, Auditing 13/e, Arens/Elder/Beasley 4 - 43


Pembukuan dan Layanan
Lainnya
1. Klien harus menerima tanggung jawab penuh
untuk laporan keuangan.

2. CPA tidak boleh mengambil peran


dari karyawan atau manajemen.

3. Audit harus sesuai dengan


penggunaan standar auditing.

©2010 Prentice Hall Business Publishing, Auditing 13/e, Arens/Elder/Beasley 4 - 44


Pembukuan dan Layanan
Lainnya
Aturan SEC dan AICPA tidak mengizinkan
perusahaan audit untuk menyediakan pembukuan
layanan kepada klien audit perusahaan publik.

 Konsultasi dan jasa nonaudit lainnya

 Biaya yang belum dibayar

©2010 Prentice Hall Business Publishing, Auditing 13/e, Arens/Elder/Beasley 4 - 45


Tujuan Pembelajaran 7
Pahami persyaratan
aturan lain di bawah Kode AICPA.

©2010 Prentice Hall Business Publishing, Auditing 13/e, Arens/Elder/Beasley 4 - 46


Aturan Perilaku Lainnya

102 – Integritas dan objektivitas


201 – Standar umum
202 – Kepatuhan terhadap standar
203 – Prinsip akuntansi
301 – Informasi rahasia klien

©2010 Prentice Hall Business Publishing, Auditing 13/e, Arens/Elder/Beasley 4 - 47


Aturan Perilaku Lainnya

302 – Biaya kontinjensi


501 – Bertindak mendiskreditkan
502 – Iklan dan bentuk lainnya
dari ajakan
503 – Komisi dan biaya rujukan
505 – Bentuk organisasi dan nama

©2010 Prentice Hall Business Publishing, Auditing 13/e, Arens/Elder/Beasley 4 - 48


Tujuan Pembelajaran 8
Jelaskan penegakan
mekanisme aturan
dari perilaku.

©2010 Prentice Hall Business Publishing, Auditing 13/e, Arens/Elder/Beasley 4 - 49


Pelaksanaan

 Tindakan oleh Divisi Etika Profesional AICPA

Tindakan oleh Dewan Akuntansi negara bagian

©2010 Prentice Hall Business Publishing, Auditing 13/e, Arens/Elder/Beasley 4 - 50


Akhir Bab 4

©2010 Prentice Hall Business Publishing, Auditing 13/e, Arens/Elder/Beasley 4 - 51

Anda mungkin juga menyukai